USAHA
PROPOSAL
Diajukan
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “ PENGARUH
PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA “.
Adapun tujuan penulisan proposal ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana akuntansi (S.Ak). pada program studi Akuntansi fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Siliwangi.
Dalam penulisan proposal ini penulis masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, kemampuan, waktu, dan biaya yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran maupun kritik untuk kesempurnaan
proposal ini, namun demikian karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi penulis
khususnya serta bagi pembaca umunya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Piutang
Keunggulan dari sebuah perusahaan dapat dilihat dari nilai cara perusahaan tersebut
bersaing dengan melakukan pencapaian melalui efisiensi atau evektivitas sebuah perusahaan
dimana salahsatunya dengan menggunakan cara penjualan secara kredit. Sehingga akan muncul
sebuah piutang bagi perusahaan. Dengan cara begitu sebuah perusahaan memberikan fasilitas
kredit perdagangan kepada pembeli. Pembelian secara kredit tresebut bertujuan untuk
memperbesar penjualan dan meningkatkan laba. Menurut Mardiasmo (2016) mengatakan bahwa
Piutang adalah “Tagihan yang timbul dari penjualan barang dagang dan jasa secara kredit”
Sistem penjualan secara kredit atau secara berangsur yang dilakukan oleh perusahaan
merupakan salah satu usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan.
Penjualan kredit atau penjualan angsuran tidak akan mendapatkan penerimaan kas, akan tetapi
akan menimbulkan akun baru yakni piutang.
Soemarso (2002:338) mengatakan bahwa piutang mengandung arti : “piutang adalah hak
klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain, menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau
penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang.” Piutang timbul
karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
Menurut Hery, (2015:29) mendefinisikan istilah piutang adalah “mengacu pada sejumlah tagihan
yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai
akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit”.
Adapun pengertian piutang menurut Zaki Bardiawan (2014:124) bahwa piutang dagang
menunjukan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan”. Menurut Irfan Hilmi (2008 : 7) piutang usaha dibandingkan dengan perkiraan
lain yang sama dalam golongan aktiva lancar ternyata memiliki beberapa karakteristik tersendiri
diantaranya :
1. Piutang merupakan aktiva yang tidak berada pada perusahaan akan tetapi hanya berupa
tagihan perusahaan kepada para pelanggannya sehingga untuk mencairkan dalam
bentuk uang kas dibutuhkan tenggang waktu.
2. Piutang usaha pada umumnya tidak didukung oleh suatu perjanjian formal
sebagaimana yang diatur oleh perantara hukum yang berlaku untuk pelunasannya.
3. Perusahaan baik memperoleh tambahan pendapatan atas modal yang tertanam, bukan
sebaliknya perusahaan harus menyisihkan penerimaan atas piutang untuk membayar
biaya tagihan dan diskon apabila perusahaan terpaksa menjual piutang tersebut
sebelum jatuh tempo serta harus menanggung resiko.
Pengertian piutang secara umum adalah hak klaim yang seseorang atau perusahaan untuk
menuntut pembayaran atau sejumlah tagihan yang akan diperoleh perusahaan dalam bentuk kas
dari pihak lain atas penjualan barang dan jasa.
dagang.
Selanjutnya, Zaki Baridwan (2004 : 124) membagi piutang kedalam dua golongan yaitu :
1. Piutang Usaha
Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka
kegiatan usaha normal perusahaan.
2. Piutang Lain-lain
Piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Yang
termasuk piutang lain-lain diantaranya :
- Uang muka pada anak perusahaan
- Uang muka yang menjamin kontrak
- Uang muka untuk pembelian saham
- Piutang deviden
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
piutang digolongkan menjadi dua yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha
timbul dari kegiatan usaha pokok perusahaan, sedangkan piutang lain-lain timbul dari
kegiatan diluar pokok perusahaan.
2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Piutang
Manajemen piutang merupakan hak yang mendasar dan begitu penting bagi perusahaan
dalam menjual produknya dalam bentuk kredit.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang di investasikan
dalam piutang, menurut Bambang Riyanto (2001 : 85-87) sebagai berikut :
a. Volume Penjualan Kredit
b. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
a. Kebijakan Dalam Pengumpulan Piutang
b. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Piutang merupakan suatu elemen dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar
artinya piutang akan terus tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan dan
begitu seterusnya. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah
tergantung pada syarat pembayaran, makin lama modal yang terikat pada piutang maka berarti
tingkat perputaran piutang selama satu periode tertentu adalah rendah.
Menurut Syamsudin (2002 : 254) pengertian perputaran piutang sebagai berikut : “
Perputaran piutang merupakan rasio perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama periode
tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah piutang akhir dibagi dua).” Selanjutnya
menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 90) perputaran piutang adalah “Tingkat perputaran piutang
dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata
piutang.”
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu terdiri dari dua
variabel yaitu total penjualan kredit dan rata-rata piutang.
2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perputarn Piutang
Perputaran piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut S. Munawir (2004 : 75),
faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran piutang adalah sebagai berikut :
1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang
2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar
3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
Sedangkan Noswenger (dalam www.pksm.mercubuana.co.id) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi perputaran piutang adalah sebagai berikut : “ 1) Net Credit Sales (Penjualan
Piutang Bersih), 2) Average Receivable (Piutang Usaha Rata-rata), 3) Syarat Pembayaran
Kredit.”
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
1) Net Credit Sales (Penjualan Piutang Bersih)
Tinggi rendahnya receivable turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar
kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi trunovernya, berarti
makin cepat perputarannya, yang berartimakin pendek waktu terikatnya modal dalam
piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya
trunovernya, dibutuhkan modal kecil yang diinvestasikan dalam piutang.
2) Average Receivable (Piutang Usaha Rata-rata)
Piutang usaha rata-rata ditentukan dengan data-data bulanan atau dengan menambahkan
data saldo piutang awal tahun dan data saldo piutang akhir tahun, serta kemudian dibagi
dengan dua. Piutang rata-rata kadang diungkapkan dalam jumlah hari penjualan dalan
rata-rata piutang.
3) Syarat Pembayaran Kredit
Makin lunak atau makin lama syarat pembayaan, makin lama modal terikat pada piutang,
ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah.
Penting untuk membandingkan hari rata-rata pengumpulan piutang dengan syarat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan
piutang selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan berarti bahwa cara
pengumpulan piutangnya kurang efisien. Ini berarti bahwa banyak para langganan yang
tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetepkan oleh pemerintah.
Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang bisa lebih cepat atau
lambar karena hal-hal yang mempengaruhinya, seperti standar kredit yang mudah sehingga
penjualan kredit menjadi naik, syarat pembayaran dan adanya piutang yang naik karena banyak
yang terlambat mengembalikannya. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan kegiatan
pengumpulan piutang dan memberikan potongan kepada debitur yang mengembalikan
pinjamannya lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
2.1.2.3 Perhitungan Perputaran Piutang
Piutang merupakan sebagian dari modal kerja yang tidak akan pernah berhenti berputar,
berarti piutang akan terus tertagih apabila terjadi penjualan secara terus menerus. Perputaran
piutang tergantung pada panjang pendeknya periode waktu yang sudah ditentukan dalam syarat
pembayaran. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Syamsudin (2002 : 254) pengertian
perputaran piutang sebagai berikut : “ Perputaran piutang merupakan rasio perbandingan antara
jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah
piutang akhir dibagi dua).”
Menurut Syamsudin (2002 : 249) bahwa :
Tingkat perputaran piutang atau receivable trun over dapat diketahui dengan cara membagi
penjualan bersih dengan jumlah rata-rata.
Perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin cepat dana yang
diinvestasikan pada piutang dapat ditagih menjadi kas sehingga dapat meminimalakan biaya atau
resiko tidak dilunasinya piutang atau kerugian piutang. Perputaran piutang yang tinggi ini selain
dapat meminimalkan biaya juga dapat JEMI Vol 18/No 1/Juni/2018 49 menghasilkan laba dalam
jumlah yang besar karena diperolehnya penjualan kredit yang tinggi. Jika tingkat perputaran
piutang tinggi maka kas akan bertambah saldonya sehingga dapat diputarkan kembali untuk
penjualan kredit lainnya sehingga laba perusahaan pun akan bertambah. (Astria Dwi Pujiati, dkk,
2014:14).