Disusun Oleh
YULI NOORWANTI (201010550366)
WAHYU BUDI UTOMO (201010550688)
Universitas Pamulang
Tangerang Selatan
2022
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang didapatkan adalah
“Bagaimana kinerja keuangan pada PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY &
TRADING COMPANY Tbk. Tahun 2015-2019 di tinjau dari rasio keuangan yaitu
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rsio aktivitas ?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan perusahaan pada PT
ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk. Tahun 2015-
2019 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rsaio
aktivitas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan
pengetahuan untuk mengaplikasikan teori yang di dapat selama ini.
2. Bagi Perusahaan
Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga
memberikan gambaran dan pertimbangan bagi PT ULTRAJAYA MILK
INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk. mengambil keputusan di masa
yang akan datang dan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam penilaian Kinerja Keuangan instansi dan
membantu dalam pengambilan keputusan untuk masalah keuangan yang
dihadapi.
3. Bagi Akademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat ditambahkan di perpustakaan
dan menjadi bahan referensi untuk penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah
organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil
dari proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan
informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu (Kasmir, 2016:7).
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba
rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan
jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
Sedangkan laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan
perubahan
ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang
menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan (Munawir,2016:5). Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan-
laporan yang berisi informasi keuangan perusahaan yang melaporkan posisi
keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, dalam bentuk neraca, laporan laba
rugi, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Untuk memenuhi informasi tersebut jenis rasio keuangan yang lazim digunakan
terdiri dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio laverage dan rasio lain.
Pemakai informasi keuangan selanjutnya bebas memilih jenisrasio yang ingin
digunakan sesuai dengan kepentingannya terhadap sebuah perusahaan.
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban
jangka pendek pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan mampu melakukan
pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi jika tidak
mampu maka perusahaan dikatakan dalam keadaan likuid.
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka
pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bias
dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau
kedua, mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo
perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus
menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan asset lainnya seperti menagih
piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual sediaan atau asset lainnya.
Dalam praktiknya, tidak jarang pula perusahaan mengalami hal sebaliknya, yaitu
kelebihan dana. Artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dapat dicairkan
melipah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang
tidak dilakukan secara optimal.
Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan,
terutama dalam menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan
berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan.
Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidak mampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalahakibat kelalaian manajemen
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian, sebab lainnya adalah
sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangannya
yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan
sedang dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari
harta
lainnya. Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang berhubungan
dengan hal itu, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi
perusahaan sebenarnya. Kemudian, perusahaan dapat berusaha untuk mencarikan
jalan keluarnya. Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan
untuk membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio
likuiditas.
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu
memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo,
baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun
didalam perusahaan (likuiditas perusahaan) dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila
perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan likuid.
Secara umum tujuan utama rasio keuangan adalah untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Dalam praktiknya, untuk mengukur
rasio keuangan secara lengkap, dapat menggunakkan jenis-jenis rasio likuiditas
yang ada. Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
menyelenggarakan proses produksi perusahaan. Pengukuran rasio likuiditas
dengan menggunakan rumus terdiri dari:
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Rasio ini disebut rasio lancar. Rasio yang membandingkan antara akiva lancar
dengan hutang lancar. Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana tagihan-tagihan
jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi (Kasmir, 2014:134). Jika angka rasio
lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 (100%) kali, maka perusahaan tersebut
punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya. Karena perbandingan
aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Namun jika ratio lancar
yang dimiliki perusahaan nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuannya dalam
melunasi utang masih dipertanyakan.
A. Jenis Penelitian
3.Lokasi Perusahaan.
PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk
terletak di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang - 40552, Kab. Bandung Barat P.O.
Box 1230 – Bandung 40012 Telepon (022) 86700700 Hunting Faksimil Fax (022)
86700777.
4.Struktur Organisasi PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY &
TRADING COMPANY Tbk
A. Hasil Penelitian
Menyajikan hasil (output) olah data berupa pengujian statistik bagi penelitian
kuantitatif yang disertai penjelasan maknanya. Sedangkan untuk penelitian
kualitatifdapat mengemukakan deskripsi hasil penelitian baik berupa tabel
(quetioner form) maupun ringkasan wawancara. (Hasil dari perhitungan current
ratio quick ratio dan cash ratio selama 5 periode)
B. Pembahasan Penelitian
Pada bagian ini dilakukan pembahasan (interpretasi) dari hasil penelitian yang
dibangun dalam model argumentasi ilmiah (berlandaskan pada teori dan penelitian
terdahulu), dan bukan pengulangan dari hasil penelitian.
Rasio Likuiditas ( Liquidity Ratio )
- Current Ratio
Rasio Solvabilitas
- Debt Ratio
Tahun Total Utang Total Aset Rasio Hutang
2015 561,628,179,393 3,539,995,910,248 15.87%
2016 593,525,591,694 2,874,821,874,013 20.65%
2017 978,185 5,186,940 18.86%
2018 780,915 5,555,871 14.06%
2019 780,915 6,608,422 11.82%
- Debt to Equity Ratio
Tahun Total Utang Total Ekuitas Total Debt to Equity Ratio
2015 561,628,179,393 2,797,505,693,922 20.08%
2016 593,525,591,694 3,489,233,494,783 17.01%
2017 978,185 4,208,755 23.24%
2018 780,915 4,774,956 16.35%
2019 780,915 5,655,139 13.81%
Rasio Profitabilitas
- Gross Profit Margin
Tahun Laba bruto Penjualan bersih Gross profit margin
2015 1,382,489,122,282 4,393,932,684,171 31.46%
2016 1,633,104,908,233 4,685,987,917,355 34.85%
2017 1,822,878 4,879,559 37.36%
2018 1,956,276 5,472,882 35.74%
2019 2,349,718 6,241,419 37.65%
- Net Profit Margin
Tahun Laba bersih setelah pajak Penjualan bersih Net profit margin
2015 523,100,215,029 4,393,932,684,171 11.91%
2016 709,825,635,742 4,685,987,917,355 15.15%
2017 711,681 4,879,559 14.58%
2018 701,607 5,472,882 12.82%
2019 1,035,865 6,241,419 16.60%
- Return of Investement
Tahun Laba bersih setelah pajak Total Aset Return on investment (ROI)
2015 523,100,215,029 3,539,995,910,248 14.78%
2016 709,825,635,742 4,239,199,641,365 16.74%
2017 711,681 5,186,940 13.72%
2018 701,607 5,555,871 12.63%
2019 1,035,865 6,608,422 15.67%
- Return on Equity
Tahun Laba bersih setelah pajak Total Ekuitas Return on equity (ROE)
2015 523,100,215,029 2,797,505,693,922 18.70%
2016 709,825,635,742 3,489,233,494,783 20.34%
2017 711,681 4,208,755 16.91%
2018 701,607 4,774,956 14.69%
2019 1,035,865 5,655,139 18.32%
Rasio Aktivitas
- Perputaran Aset Usaha
Tahun Penjualan bersih Total Aset Perputaran Aset usaha
2015 4,393,932,684,171 3,539,995,910,248 124.12%
2016 4,685,987,917,355 4,239,199,641,365 110.54%
2017 4,879,559 5,186,940 94.07%
2018 5,472,882 5,555,871 98.51%
2019 6,241,419 6,608,422 94.45%
- Perputaran Aktiva Tetap
Tahun Penjualan bersih Aset Tetap Perputaran Aktiva Tetap
2015 4,393,932,684,171 1,160,712,905,883 378.55%
2016 4,685,987,917,355 1,042,072,476,333 449.68%
2017 4,879,559 1,336,398 365.13%
2018 5,472,882 1,453,136 376.63%
2019 6,241,419 1,556,666 400.95%
BAB V
KESIMPULAN
Rasio secara umum digunakan untuk mengukur peringkat atau posisi keuangan
suatu perusahaan dan analisis untuk pemberian kredit nisbah. Sebagai Indikator
evaluasi perusahaan tentang produk, sebagai alat penilaian investor ketika ingin
berinvestasi, menilai tingkat efektivitas pada suatu perusahaan, dan analisis
keunggulan dan daya saing perusahaan.