Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
UJIAN AKHIR SEMESTER 1 T.A. 2021/2022
MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK
HARI/TANGGAL : SELASA, 26 OKTOBER 2021
SIFAT UJIAN : TAKE HOME TEST
BATAS WAKTU
PENGUMPULAN : SENIN, 1 NOVEMBER 2021, PUKUL 24.00 WIB

JUDUL : Peranan Analisis Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam


NAMA PENYUSUN : Tegar Ilma Noor,S.E.
NIM :
PERANAN ANALISIS KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

A. ABSTRAK
Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan perusahaan. Untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan
dalam kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya adalah analisis rasio.
Tujuan dari penyusunan artikel ilmiah ini adalah sebagai bahan perbandingan atas penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pentingnya dilakukan analisis terhadap
laporan keuangan pada koperasi simpan pinjam dan metode pelaksanaannya sehingga
diharapkan tidak terjadi duplikasi dari penelitian yang akan dilakukan di masa depan. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan pengukuran rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Data dan informasi penelitian diperoleh dari Laporan
Keuangan Koperasi yaitu Laporan laba rugi dan neraca keuangan. Hasil dari penelusuran
pustaka diperoleh bahwa penting dilakukan analisis secara berkala terhadap laporan keuangan
suatu koperasi untuk menilai kondisi kesehatan dan potensi pengembangan koperasi itu
sendiri.

B. PENDAHULUAN / LATAR BELAKANG


Koperasi memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan ekonomi
di Indonesia melalui kegiatan yang berlandaskan prinsip koperasi dan berdasarkan asas
kekeluargaan. Bagi anggota koperasi, sarana ini dapat menunjang kesejahteraannya selama
masih berlandaskan prinsip koperasi dan hal ini sesuai dengan tujuan koperasi.
Berbagai jenis koperasi didirikan dengan berbagai tujuan dan kebutuhan anggota. Salah
satunya adalah koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam (KSP). KSP memerlukan modal
untuk memberikan pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi itu sendiri. Modal yang
terkumpul dari seluruh anggota dapat dipinjamkan kepada anggotanya yang perlu dibantu.
Dengan beberapa fungsi yang dimiliki KSP, tentu kesejahteraan dan peningkatan ekonomi
setiap anggotanya dapat terbantu diantaranya :
1. Membantu keperluan kredit para anggotanya dengan syarat yang ringan.
2. Mendidik anggota agar giat menyimpan secara teratur agar terbentuk modal sendiri.
3. Mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan sebagian pendapatan.
4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
Salah satu proses yang mendasar bagi KSP adalah pemberian izin peminjaman karena
dalam proses pemberian izin ini terdapat arus kas masuk dan kas keluar yang berpengaruh
pada aset koperasi dan menentukan apakah koperasi surplus atau defisit. Pada kenyataanya,
masih terdapat koperasi yang memberikan pinjaman dana tanpa didasari beberapa parameter
yang mendukung terhadap pemberian pinjaman sehingga berakibat pada macetnya arus kas
masuk. Kebijakan mengenai jumlah dana pinjaman harus memperhatikan pemanfaatan
pinjaman, kemampuan calon peminjam untuk membayar, mempertimbangkan cadangan kas
dan distribusi resiko melalui lembaga penjamin.
Koperasi memiliki peran yang dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang berbeda
dari perusahaan perseorangan Perseroan Terbatas (PT). Dalam UU Koperasi nomor 25 tahun
1992 disebutkan bahwa fungsi Koperasi antara lain: sebagai alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat, sebagai alat pendemokrasian ekonomi Nasional, sebagai
salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia, sebagai alat Pembina insan masyarakat
untuk memperoleh kedudukan ekonomi Indonesia serta bersatu dalam mengatur tatalaksana
perekonomian rakyat (Aprilia dan Amanah, 2014:2). Untuk menilai kinerja perusahaan dari
aspek finansial dapat dilakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan perusahaan atau
lembaga keuangan dengan berbagai alat analisis. Analisis dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai apakah suatu perusahaan mempunyai tingkat kinerja atau tingkat
kesehatan perusahaan yang baik, yaitu menjanjikan dan dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya (Aprilia dan Amanah, 2014:2).
Berhasil tidaknya suatu koperasi tergantung pada bagaimana para anggota dapat
bekerja seefektif dan seefisien mungkin pada segi peningkatan keuangan koperasi dan
menyusun data tersebut dalam laporan keuangan. Laporan Keuangan sendiri terdiri dari
neraca dan laporan perhitungan hasil usaha, melalui laporan tersebut dapat dilihat berbagai
kondisi keuangan yang ada pada koperasi tersebut (Hardiningsih, dkk, 2013:2). Eksistensi
Koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya sangat mendukung perekonomian
nasional maupun global. Survival Koperasi dalam kenyataannya harus didukung pula oleh
sistem pengelolaan dengan manajemen yang handal, rasional efektif dan efisien sehingga
kehadirannya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya
(Afandi, 2014:225-226).
Pada umumnya koperasi juga memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui kinerja keuangan koperasi agar pihak koperasi dapat melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan baik sesuai tujuan koperasi pada umumnya. Koperasi merupakan salah
satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah.
Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional
secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk menciptakan usaha dan pelayanan dalam
menciptakan azas kekeluargaan. Usaha koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi
ekonomi, karena didalam demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. Penilaian
kesehatan koperasi digunakan untuk mengetahui seberapa sehat koperasi dalam
melaksanakan usahanya. Agar penilaian tersebut dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan
untuk bisa melanjutkan usahanya agar lebih maju dan berkembang serta tujuan dari koperasi
tersebut bisa tercapai dengan baik.
Sebagai pedoman umum dalam mengetahui kinerja keuangan, maka diperlukan laporan
keuangan yang diterbitkan oleh koperasi, sehingga dapat diketahui keberhasilan maupun
permasalahan yang dicapai koperasi dalam pengelolaan keuangannya. Pada hakikatnya
laporan keuangan merupakan suatu daftar finansial yang berkaitan langsung dengan posisi
keuangan dan operasi keuangan, yang keduanya memberikan informasi berkenaan dengan
kondisi keuangan koperasi. Dalam pengukuran posisi keuangan, unsur yang berkaitan
langsung adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sebaliknya unsur yang berkaitan dengan
pengukuran operasi keuangan adalah pendapatan dan biaya, yang tercermin dalam laba/rugi
bersih koperasi.
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis
pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran dan hubungan yang
berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan Dengan demikian tujuan analisis
laporan keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi. Ada beberapa tujuan
yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan misalnya sebagai alat forecasting
mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Ada beberapa teknik yang
biasanya digunakan dalam melakukan suatu analisis, dimana salah satunya adalah analisis
rasio. Menurut Van Horne (1997 : 234) : “Rasio keuangan merupakan indek yang
menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi antara satu angka
dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan
yang bersangkutan.

C. KAJIAN LITETATUR
Manajemen Keuangan atau sering disebut pembelajaran dapat diartikan sebagai semua
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut
secara esfisien (Sutrisno, 2012). Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai
prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial
sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi
kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Swita A Kaunang adalah untuk menganalisis kinerja
keuangan PT. Cipta Daya Nusantara Manado dari tahun 2010- 2012. Hasil analisis secara
umum berdasarkan rasio keuangan yaitu posisi likuiditas dalam keadaan baik dalam hal
perhitungan current ratio, akan tetapi pada cash ratio perusahaan masih kurang dimana uang
kas yang dimilki perusahaan belum mampu melunasi utang perusahaan. Rasio solvabilitas
dapat dilihat bahwa hanya debt to asset ratio yang cukup meningkat. Hal ini disebabkan
perusahaan belum mampu dalam mengelola keuangan yang ada. Selanjutnya untuk rasio
Profitabilitas, perusahaan mengalami penurunan, dimana keuntungan yang dimiliki oleh
perusahaan sangatlah rendah. Hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kebangkrutan
(Swita A.Kaunang 2003).
Jadi berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa Kinerja Keuangan dari
perusahaan PT. Cipta daya Nusantara blum berjalan dengan baik, karena berdasarkan hasil
perhitungan yang dilakukan dengan rasio keuangan banyak mengalami penurunan hal ini
disebabkan pengelolaan keuangan perusahaan belum baik (Swita A. Kaunang 2003)
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan rasio keuangan yaitu posisi likuiditas sudah dalam
keadaan baik dalam hal perhitungan current ratio, akan tetapi pada cash ratio perusahaan
masih kurang dimana uang kas yang dimilki perusahaan belum mampu melunasi utang
perusahaan. Dan untuk rasio solvabilitas dapat dilihat bahwa hanya debt to asset ratio yang
cukup meningkat, dan untuk perhitungan debt to equity ratio mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan perusahaan masih belum efektif dalam mengelola keuangan yang ada.
Selanjutnya untuk rasio rentabilitas, perusahaan mengalami penurunan, dimana keuntungan
yang dimiliki oleh perusahaan sangatlah rendah. Hal ini dapat membuat perusahaan
mengalami kebangkrutan.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas perusahaan tersebut
Adapun tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter (Fahmi, 2012:4-5).
Analisis keuangan sangat bergantung kepada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan (1) neraca,
(2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan Aliran Kas. Disamping ketiga laporan pokok tersebut,
dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal
sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Hanafi dan Halim, 2014: 49).
Pada umumnya setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta
dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang
dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil
usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang
disajikan.
Fahmi (2012) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Prastowo yang dikutip oleh
Prayitno (2010) menyebutkan unsur dari kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut :
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada
laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi, penghasilan bersih seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya. Unsur yang langsung
berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban
(expense).
Perkembangan ekonomi negara mana pun sangat tergantung pada tingkat kontribusi
yang dibuat oleh perusahaan entitas dan organisasi lain yang merupakan pusat perekonomian.
Pembangunan ekonomi juga terpengaruh oleh kinerja perusahaan yang efisien dalam hal
manajemen, produksi dan aspek keuangan.
Wanyama, Develtere, dan Pollet (2009) mencatat bahwa koperasi memainkan peran
penting dalam meningkatkan kehidupan kondisi masyarakat berpenghasilan rendah dan
menengah. Jadi perusahaan koperasi di Botswana adalah diharapkan untuk memainkan peran
mereka dalam pembangunan ekonomi negara karena mereka sepenuhnya dimiliki dan
dijalankan oleh penduduk setempat.
Tugas utama setiap koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi para anggotanya.
Untuk melayani anggota dengan baik, masyarakat koperasi harus memastikan bahwa bisnis
dijalankan secara efisien dan ini harus tercermin dalam kinerja keuangannya.
Selama bertahun-tahun laporan keuangan dianggap sebagai "bukti" pekerjaan
pemegang buku keuangan. Pernyataan tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk
membentuk opini tentang kegiatan investasi. Altman (1968) merasa bahwa menilai kondisi
perusahaan saat ini adalah tugas yang sangat penting dari manajemen perusahaan. Dalam
melakukannya, manajemen dapat menentukan kekuatan keuangan dan kelemahannya dan
dengan pengetahuan itu, manajemen dapat mengadopsi kebijakan baru untuk mengatasi
masalah tersebut. Dia mengembangkan model skor Z-nya menggunakan rasio keuangan dan
analisis diskriminan ganda untuk memprediksi kegagalan bisnis.
Krishnan dan Moyer (1994) juga mendukung Altman Z-score, sebagai ukuran potensi
kebangkrutan. Sejumlah besar model telah dikembangkan di masa lalu untuk mengukur
efisiensi dan kesehatan keuangan perusahaan perusahaan. Goyal (2013), menyoroti model
berdasarkan rasio keuangan untuk menunjukkan kesehatan perusahaan perusahaan individu.
Menurut Kalogeras, Baourakis, Zopounidis dan Dijk (2005), rasio keuangan dapat mengubah
massa data menjadi informasi yang berarti. Para penulis menyimpulkan bahwa analisis rasio
adalah alat yang solid yang banyak digunakan untuk evaluasi kinerja keuangan perusahaan
perusahaan.
Dongre dan Narayana Swamy (1999) mengembangkan model untuk mengevaluasi
kinerja keuangan koperasi yang mempertimbangkan variabel yang menunjukkan likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas jangka panjang usaha. Model ini mengukur kinerja dengan
mengelompokkan koperasi menjadi nilai baik, memuaskan dan buruk, dan informasi yang
sangat berguna bagi manajemen untuk melakukan tindakan perbaikan guna meningkatkan
kinerja.
Pengertian rasio keuangan menurut Harahap (2009), rasio keuangan merupakan angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Berdasarkan pengertian diatas dapat
diambil kesimpulan secara umum mengenai laporan keuangan adalah suatu angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
yang mempunyai hubungan yang relevan dan berarti. Analisis rasio keuangan juga dapat
dibedakan berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, yaitu analisis individul dan analisis
silang Martono dan Harjito (2008).
Bentuk-bentuk rasio keuangan berdasarkan akunnya, maka rasio-rasio dapat
digolongkan sebagai berikut menurut Sujarweni(2017):
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Rasio
ini ditunjukkan dari besar kecilnya aktiva lancar. Seberapa cepat (likuid) perusahaan
memenuhi kinerja keuangannya, umumnya kewajiban jangka pendek, (kewajiban
kurang dari 1 periode atau tahun).
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannyabaik jangka pendek maupun jangka panjang. Seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumberdaya yang dimiliki, sumberdaya yang dimaksud seperti piutang
dan modal maupun aktiva.
3. Rasio Aktivitas
Rasio yang digunakan unruk mengukur tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau
kekayaan perusahaan, seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau
dibiayai oleh pihak luar. Pihak luar ini bisa berupa investor maupun bank.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
dibanding penjualan atau aktiva, mengukur seberapa besar perusahaan memperoleh
laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.

D. PEMBAHASAN
Modal merupakan hal yang penting dalam setiap usaha koperasi. Koperasi tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya kalau tidak ada modal. Modal KSP terdiri atas modal sendiri
dan modal luar. Modal sendiri dapat dikatakan modal internal karena modal berasal dari
bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota dimasukkan sebagai modal
cadangan. Sifat dari modal ini adalah tertanam dalam waktu yang tidak terbatas. Modal
Sendiri KSP terdiri atas Simpanan-simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, dana cadangan,
dan sisa hasil usaha. Sedangkan modal luar terdiri dari pinjaman bank dan investor yang
tertarik menanamkan modalnya.
Kekayaan koperasi yang sebagian besar berasal dari modal sendiri jauh lebih baik bagi
kesinanbungan koperasi. Hal ini tidak hanya akan memberi nilai likuiditas yang tinggi bagi
koperasi juga dapat memberikan kepercayaan jaminan kepada kreditur untuk menanamkan
modalnya di koperasi.
SHU merupakan sisa hasil usaha dari sebuah koperasi yang akan dibagikan kepada
anggota KSP berdasarkan atas jasa dari masing-masing anggotanya. Secara umum para
anggota KSP melihat perkembangan sebuah KSP melalui besarnya SHU yang diperoleh
setiap tahunnya, sebagian besar para anggota menganggap bahwa semakin besar SHU yang
diperoleh, maka pengurus koperasi telah menjalankan kegiatannya dengan baik.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas perusahaan tersebut
Adapun tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter (Fahmi, 2012:4-5).
Analisis keuangan sangat bergantung kepada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan (1) neraca,
(2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan Aliran Kas. Disamping ketiga laporan pokok tersebut,
dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal
sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Hanafi dan Halim, 2014: 49).
Pada umumnya setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta
dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang
dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil
usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang
disajikan. Data dianalisis berdasarkan rasio-rasio keuangan, yaitu: rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan KSP dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek tepat pada waktunya. Hasil analisis rasio likuiditas ditunjukan oleh besar
kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas. Rasio yang
tinggi berarti ada kelebihan dana kas atau aktiva lancar lainnya yang akan
mempengaruhi profitabilitas dan rasio yang rendah berarti semakin kecilnya jaminan
atas kewajiban jangka pendeknya,
Adapun rasio likuiditas adalah menggunakan current ratio (rasio lancar). Current
Ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari Rasio Lancar atau Current Ratio
dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2012:134-135):

Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Asset)


Hutang Lancar (Current Liabilities)

2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukan kapasitas KSP untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjang. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur
seberapa jauh KSP dibiayai pihak luar (kreditur). Rasio ini juga menunjukan proporsi
atas penggunaan investasi untuk membayar hutangnya. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan
yang semakin tinggi.
Untuk mengevaluasi kinerja keuangan yang berpedoman pada Peraturan Menteri
dan UKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi
berprestasi/koperasi award. Adapun rasio solvabilitas yang digunakan adalah:
 Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata
lain, seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva. Rumus untuk mencari debt ratio dapat digunakan (Kasmir, 2012:156):
Debt to asset ratio = Total Debt
Total Asset
 Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus untuk mencari
debt to equity dapat digunakan (Kasmir, 2012:158)
Debt to Equity Ratio = Earning After Interest and Tax
Equiry

3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan KSP dalam memperoleh laba
dalam hubungannya pendapatan, asset, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio ini
digunakan untuk mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-
keputusan yang dibuat oleh tim manajemen KSP. Efektifitas manajemen meliputi
kegiatan fungsional manajemen seperti keuangan,pemasaran, sumberdaya manusia dan
operasional. Analisa rasio rentabilitas dapat memberikan gambaran kemampuan
manajemen KSP dalam memperoleh keuntungan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian literatur dan pembahasan, kondisi laporan
keuangan pada suatu perusahaan khususnya koperasi simpan pinjam sangat
berpengaruh terhadap keadaan perusahaan atau koperasi itu sendiri. Analisis
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai apakah suatu perusahaan
mempunyai tingkat kinerja atau tingkat kesehatan perusahaan yang baik, yaitu
menjanjikan dan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Model analisis yang digunakan pada berbagai literatur yang ditemukan
untuk mengevaluasi kinerja keuangan koperasi, menggunakan dan
mempertimbangkan variabel yang menunjukkan likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas jangka panjang usaha. Model ini mengukur kinerja dengan
mengelompokkan koperasi menjadi nilai baik, memuaskan dan buruk, dan
informasi yang sangat berguna bagi manajemen untuk melakukan tindakan
perbaikan guna meningkatkan kinerja perusahaan.

 Saran
Berdasarkan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
1. Perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan sutau perusahaan
atau koperasi secara berkala agar pihak manajemen dapat memantau
keadaan perusahaan apakah suatu perusahaan mempunyai tingkat kinerja
atau tingkat kesehatan perusahaan yang baik, yaitu menjanjikan dan
dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
2. Bagi pihak KSP hendaknya mempertahankan rasio yang sudah baik,
kalau bisa lebih memperhatikan kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan
piutang dan persediaan demi lebih meningkatkan kinerjanya serta
meningkatkan pelayanan kepada anggota, sehingga anggota lebih
berpartisipasi dalam kegiatan koperasi.

F. DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Pandi. Analisis Kinerja Keuangan untuk Mengukur Kesehatan Keuangan Koperasi
KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, 2014. Jurnal Among
Makarti, Vol 7 (13).

Altman, E. I. (1968). Financial ratios, discriminant analysis and the prediction of corporate
Bankruptcy. The Journal of Finance, 23(4), 589-609. http://dx.doi.org/10.1111/j.1540-
6261.1968.tb00843.x

Aprilia dan Amanah, Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada
Koperasi Dhaya Harta Jombang, 2014. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol 3 (4).

Barlian. (2003). Laporan keuangan Aebagai Alat untuk Menilai Kinerjs Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis 14.3: 206-213

C.Van Home, James. 1997. Prinsip-prinsip Manajeman Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Salemba Empat.

Dongre, Y., & Narayana, S. M. V. (1999). Performance evaluation model for primary
agricultural credit societies. Vikalpa, 24(1), 45-53.

Fahmi. 2012. "Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi 1.3.

Goyal, K. A. (2013). An empirical case study on prediction of corporate failure in the


selected industrial unit in India. International Journal of Business Research and
Management, 4(4), 132-137.

Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.

Harahap.2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perusahaan Pada PT. Cipta Daya
Nusantara Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi 1.4.

Hardiningsih, Lilik, Dkk. Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan pada
Primer Koperasi Angkatan Darat (PRIMKOPAD) Kartika Benteng Sejahtera di
Balikpapan, 2013. Publikasi Ilmiah, Vol. 1(1)
Kalogeras, N., Baourakis, G., Zopounidis, C., & Dijk, G. V. (2005). Evaluating the Financial
Performance of Agri-food Firms: A Multi-criteria decision-aid approach. Journal of
Food Engineering, 70(2005), 365-371.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2004.01.039

Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kaunang, Swita Angelina. (2013). "Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Cipta
Daya Nusantara Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi 1.4

Krishnan, V. S., & Moyer, R. C. (1994). Bankruptcy Costs and the Financial Leasing
Decision. Financial Management, 23, 31-42. http://dx.doi.org/10.2307/3665737

UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 tentang Pengkoperasian.

Sujarweni, V. Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama. Cetakan
Kedua. Yogyakarta: EKONISIA.

Anda mungkin juga menyukai