A. ABSTRAK
Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan perusahaan. Untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan
dalam kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya adalah analisis rasio.
Tujuan dari penyusunan artikel ilmiah ini adalah sebagai bahan perbandingan atas penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pentingnya dilakukan analisis terhadap
laporan keuangan pada koperasi simpan pinjam dan metode pelaksanaannya sehingga
diharapkan tidak terjadi duplikasi dari penelitian yang akan dilakukan di masa depan. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan pengukuran rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Data dan informasi penelitian diperoleh dari Laporan
Keuangan Koperasi yaitu Laporan laba rugi dan neraca keuangan. Hasil dari penelusuran
pustaka diperoleh bahwa penting dilakukan analisis secara berkala terhadap laporan keuangan
suatu koperasi untuk menilai kondisi kesehatan dan potensi pengembangan koperasi itu
sendiri.
C. KAJIAN LITETATUR
Manajemen Keuangan atau sering disebut pembelajaran dapat diartikan sebagai semua
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut
secara esfisien (Sutrisno, 2012). Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai
prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial
sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi
kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Swita A Kaunang adalah untuk menganalisis kinerja
keuangan PT. Cipta Daya Nusantara Manado dari tahun 2010- 2012. Hasil analisis secara
umum berdasarkan rasio keuangan yaitu posisi likuiditas dalam keadaan baik dalam hal
perhitungan current ratio, akan tetapi pada cash ratio perusahaan masih kurang dimana uang
kas yang dimilki perusahaan belum mampu melunasi utang perusahaan. Rasio solvabilitas
dapat dilihat bahwa hanya debt to asset ratio yang cukup meningkat. Hal ini disebabkan
perusahaan belum mampu dalam mengelola keuangan yang ada. Selanjutnya untuk rasio
Profitabilitas, perusahaan mengalami penurunan, dimana keuntungan yang dimiliki oleh
perusahaan sangatlah rendah. Hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kebangkrutan
(Swita A.Kaunang 2003).
Jadi berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa Kinerja Keuangan dari
perusahaan PT. Cipta daya Nusantara blum berjalan dengan baik, karena berdasarkan hasil
perhitungan yang dilakukan dengan rasio keuangan banyak mengalami penurunan hal ini
disebabkan pengelolaan keuangan perusahaan belum baik (Swita A. Kaunang 2003)
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan rasio keuangan yaitu posisi likuiditas sudah dalam
keadaan baik dalam hal perhitungan current ratio, akan tetapi pada cash ratio perusahaan
masih kurang dimana uang kas yang dimilki perusahaan belum mampu melunasi utang
perusahaan. Dan untuk rasio solvabilitas dapat dilihat bahwa hanya debt to asset ratio yang
cukup meningkat, dan untuk perhitungan debt to equity ratio mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan perusahaan masih belum efektif dalam mengelola keuangan yang ada.
Selanjutnya untuk rasio rentabilitas, perusahaan mengalami penurunan, dimana keuntungan
yang dimiliki oleh perusahaan sangatlah rendah. Hal ini dapat membuat perusahaan
mengalami kebangkrutan.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas perusahaan tersebut
Adapun tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter (Fahmi, 2012:4-5).
Analisis keuangan sangat bergantung kepada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan (1) neraca,
(2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan Aliran Kas. Disamping ketiga laporan pokok tersebut,
dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal
sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Hanafi dan Halim, 2014: 49).
Pada umumnya setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta
dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang
dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil
usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang
disajikan.
Fahmi (2012) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Prastowo yang dikutip oleh
Prayitno (2010) menyebutkan unsur dari kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut :
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada
laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi, penghasilan bersih seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya. Unsur yang langsung
berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban
(expense).
Perkembangan ekonomi negara mana pun sangat tergantung pada tingkat kontribusi
yang dibuat oleh perusahaan entitas dan organisasi lain yang merupakan pusat perekonomian.
Pembangunan ekonomi juga terpengaruh oleh kinerja perusahaan yang efisien dalam hal
manajemen, produksi dan aspek keuangan.
Wanyama, Develtere, dan Pollet (2009) mencatat bahwa koperasi memainkan peran
penting dalam meningkatkan kehidupan kondisi masyarakat berpenghasilan rendah dan
menengah. Jadi perusahaan koperasi di Botswana adalah diharapkan untuk memainkan peran
mereka dalam pembangunan ekonomi negara karena mereka sepenuhnya dimiliki dan
dijalankan oleh penduduk setempat.
Tugas utama setiap koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi para anggotanya.
Untuk melayani anggota dengan baik, masyarakat koperasi harus memastikan bahwa bisnis
dijalankan secara efisien dan ini harus tercermin dalam kinerja keuangannya.
Selama bertahun-tahun laporan keuangan dianggap sebagai "bukti" pekerjaan
pemegang buku keuangan. Pernyataan tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk
membentuk opini tentang kegiatan investasi. Altman (1968) merasa bahwa menilai kondisi
perusahaan saat ini adalah tugas yang sangat penting dari manajemen perusahaan. Dalam
melakukannya, manajemen dapat menentukan kekuatan keuangan dan kelemahannya dan
dengan pengetahuan itu, manajemen dapat mengadopsi kebijakan baru untuk mengatasi
masalah tersebut. Dia mengembangkan model skor Z-nya menggunakan rasio keuangan dan
analisis diskriminan ganda untuk memprediksi kegagalan bisnis.
Krishnan dan Moyer (1994) juga mendukung Altman Z-score, sebagai ukuran potensi
kebangkrutan. Sejumlah besar model telah dikembangkan di masa lalu untuk mengukur
efisiensi dan kesehatan keuangan perusahaan perusahaan. Goyal (2013), menyoroti model
berdasarkan rasio keuangan untuk menunjukkan kesehatan perusahaan perusahaan individu.
Menurut Kalogeras, Baourakis, Zopounidis dan Dijk (2005), rasio keuangan dapat mengubah
massa data menjadi informasi yang berarti. Para penulis menyimpulkan bahwa analisis rasio
adalah alat yang solid yang banyak digunakan untuk evaluasi kinerja keuangan perusahaan
perusahaan.
Dongre dan Narayana Swamy (1999) mengembangkan model untuk mengevaluasi
kinerja keuangan koperasi yang mempertimbangkan variabel yang menunjukkan likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas jangka panjang usaha. Model ini mengukur kinerja dengan
mengelompokkan koperasi menjadi nilai baik, memuaskan dan buruk, dan informasi yang
sangat berguna bagi manajemen untuk melakukan tindakan perbaikan guna meningkatkan
kinerja.
Pengertian rasio keuangan menurut Harahap (2009), rasio keuangan merupakan angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Berdasarkan pengertian diatas dapat
diambil kesimpulan secara umum mengenai laporan keuangan adalah suatu angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
yang mempunyai hubungan yang relevan dan berarti. Analisis rasio keuangan juga dapat
dibedakan berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, yaitu analisis individul dan analisis
silang Martono dan Harjito (2008).
Bentuk-bentuk rasio keuangan berdasarkan akunnya, maka rasio-rasio dapat
digolongkan sebagai berikut menurut Sujarweni(2017):
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Rasio
ini ditunjukkan dari besar kecilnya aktiva lancar. Seberapa cepat (likuid) perusahaan
memenuhi kinerja keuangannya, umumnya kewajiban jangka pendek, (kewajiban
kurang dari 1 periode atau tahun).
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannyabaik jangka pendek maupun jangka panjang. Seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumberdaya yang dimiliki, sumberdaya yang dimaksud seperti piutang
dan modal maupun aktiva.
3. Rasio Aktivitas
Rasio yang digunakan unruk mengukur tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau
kekayaan perusahaan, seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau
dibiayai oleh pihak luar. Pihak luar ini bisa berupa investor maupun bank.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
dibanding penjualan atau aktiva, mengukur seberapa besar perusahaan memperoleh
laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.
D. PEMBAHASAN
Modal merupakan hal yang penting dalam setiap usaha koperasi. Koperasi tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya kalau tidak ada modal. Modal KSP terdiri atas modal sendiri
dan modal luar. Modal sendiri dapat dikatakan modal internal karena modal berasal dari
bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota dimasukkan sebagai modal
cadangan. Sifat dari modal ini adalah tertanam dalam waktu yang tidak terbatas. Modal
Sendiri KSP terdiri atas Simpanan-simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, dana cadangan,
dan sisa hasil usaha. Sedangkan modal luar terdiri dari pinjaman bank dan investor yang
tertarik menanamkan modalnya.
Kekayaan koperasi yang sebagian besar berasal dari modal sendiri jauh lebih baik bagi
kesinanbungan koperasi. Hal ini tidak hanya akan memberi nilai likuiditas yang tinggi bagi
koperasi juga dapat memberikan kepercayaan jaminan kepada kreditur untuk menanamkan
modalnya di koperasi.
SHU merupakan sisa hasil usaha dari sebuah koperasi yang akan dibagikan kepada
anggota KSP berdasarkan atas jasa dari masing-masing anggotanya. Secara umum para
anggota KSP melihat perkembangan sebuah KSP melalui besarnya SHU yang diperoleh
setiap tahunnya, sebagian besar para anggota menganggap bahwa semakin besar SHU yang
diperoleh, maka pengurus koperasi telah menjalankan kegiatannya dengan baik.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas perusahaan tersebut
Adapun tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter (Fahmi, 2012:4-5).
Analisis keuangan sangat bergantung kepada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan (1) neraca,
(2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan Aliran Kas. Disamping ketiga laporan pokok tersebut,
dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal
sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Hanafi dan Halim, 2014: 49).
Pada umumnya setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta
dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang
dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil
usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang
disajikan. Data dianalisis berdasarkan rasio-rasio keuangan, yaitu: rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan KSP dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek tepat pada waktunya. Hasil analisis rasio likuiditas ditunjukan oleh besar
kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas. Rasio yang
tinggi berarti ada kelebihan dana kas atau aktiva lancar lainnya yang akan
mempengaruhi profitabilitas dan rasio yang rendah berarti semakin kecilnya jaminan
atas kewajiban jangka pendeknya,
Adapun rasio likuiditas adalah menggunakan current ratio (rasio lancar). Current
Ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari Rasio Lancar atau Current Ratio
dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2012:134-135):
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukan kapasitas KSP untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjang. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur
seberapa jauh KSP dibiayai pihak luar (kreditur). Rasio ini juga menunjukan proporsi
atas penggunaan investasi untuk membayar hutangnya. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan
yang semakin tinggi.
Untuk mengevaluasi kinerja keuangan yang berpedoman pada Peraturan Menteri
dan UKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi
berprestasi/koperasi award. Adapun rasio solvabilitas yang digunakan adalah:
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata
lain, seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva. Rumus untuk mencari debt ratio dapat digunakan (Kasmir, 2012:156):
Debt to asset ratio = Total Debt
Total Asset
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus untuk mencari
debt to equity dapat digunakan (Kasmir, 2012:158)
Debt to Equity Ratio = Earning After Interest and Tax
Equiry
3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan KSP dalam memperoleh laba
dalam hubungannya pendapatan, asset, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio ini
digunakan untuk mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-
keputusan yang dibuat oleh tim manajemen KSP. Efektifitas manajemen meliputi
kegiatan fungsional manajemen seperti keuangan,pemasaran, sumberdaya manusia dan
operasional. Analisa rasio rentabilitas dapat memberikan gambaran kemampuan
manajemen KSP dalam memperoleh keuntungan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian literatur dan pembahasan, kondisi laporan
keuangan pada suatu perusahaan khususnya koperasi simpan pinjam sangat
berpengaruh terhadap keadaan perusahaan atau koperasi itu sendiri. Analisis
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai apakah suatu perusahaan
mempunyai tingkat kinerja atau tingkat kesehatan perusahaan yang baik, yaitu
menjanjikan dan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Model analisis yang digunakan pada berbagai literatur yang ditemukan
untuk mengevaluasi kinerja keuangan koperasi, menggunakan dan
mempertimbangkan variabel yang menunjukkan likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas jangka panjang usaha. Model ini mengukur kinerja dengan
mengelompokkan koperasi menjadi nilai baik, memuaskan dan buruk, dan
informasi yang sangat berguna bagi manajemen untuk melakukan tindakan
perbaikan guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
1. Perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan sutau perusahaan
atau koperasi secara berkala agar pihak manajemen dapat memantau
keadaan perusahaan apakah suatu perusahaan mempunyai tingkat kinerja
atau tingkat kesehatan perusahaan yang baik, yaitu menjanjikan dan
dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
2. Bagi pihak KSP hendaknya mempertahankan rasio yang sudah baik,
kalau bisa lebih memperhatikan kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan
piutang dan persediaan demi lebih meningkatkan kinerjanya serta
meningkatkan pelayanan kepada anggota, sehingga anggota lebih
berpartisipasi dalam kegiatan koperasi.
F. DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Pandi. Analisis Kinerja Keuangan untuk Mengukur Kesehatan Keuangan Koperasi
KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, 2014. Jurnal Among
Makarti, Vol 7 (13).
Altman, E. I. (1968). Financial ratios, discriminant analysis and the prediction of corporate
Bankruptcy. The Journal of Finance, 23(4), 589-609. http://dx.doi.org/10.1111/j.1540-
6261.1968.tb00843.x
Aprilia dan Amanah, Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada
Koperasi Dhaya Harta Jombang, 2014. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol 3 (4).
Barlian. (2003). Laporan keuangan Aebagai Alat untuk Menilai Kinerjs Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis 14.3: 206-213
C.Van Home, James. 1997. Prinsip-prinsip Manajeman Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Salemba Empat.
Dongre, Y., & Narayana, S. M. V. (1999). Performance evaluation model for primary
agricultural credit societies. Vikalpa, 24(1), 45-53.
Fahmi. 2012. "Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi 1.3.
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Harahap.2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perusahaan Pada PT. Cipta Daya
Nusantara Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi 1.4.
Hardiningsih, Lilik, Dkk. Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan pada
Primer Koperasi Angkatan Darat (PRIMKOPAD) Kartika Benteng Sejahtera di
Balikpapan, 2013. Publikasi Ilmiah, Vol. 1(1)
Kalogeras, N., Baourakis, G., Zopounidis, C., & Dijk, G. V. (2005). Evaluating the Financial
Performance of Agri-food Firms: A Multi-criteria decision-aid approach. Journal of
Food Engineering, 70(2005), 365-371.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2004.01.039
Kaunang, Swita Angelina. (2013). "Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Cipta
Daya Nusantara Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi 1.4
Krishnan, V. S., & Moyer, R. C. (1994). Bankruptcy Costs and the Financial Leasing
Decision. Financial Management, 23, 31-42. http://dx.doi.org/10.2307/3665737
Sujarweni, V. Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama. Cetakan
Kedua. Yogyakarta: EKONISIA.