ABSTRAK
Penelitian ini digunakan untuk menganalisis rasio profitabilitas pada PT Unilever Indonesia
pada tahun 2020-2022 dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan
perusahaan jika ditinjau dari perkembangan rasio profitabilitasnya. Data yang dijadikan dasar
dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan PT Unilever
Indonesia untuk tahun 2020-2022 yang didapatkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
(BEI). Penelitian ini melakukan analisis data secara kuantitatif dengan menghitung 3 (tiga)
indikator dalam perhitungan rasio profitabilitas, yaitu berdasarkan perhitungan Net Profit
Margin (NPM), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE). Penelitian ini menemukan
bahwa manajemen perlu memperhatikan aktivitas penjualan dan efisiensi operasional untuk
meningkatkan ROA, serta mempertahankan dan meningkatkan ROE secara konsisten.
Dengan demikian, sementara terdapat penurunan dalam beberapa indikator kinerja, PT
Unilever Indonesia tetap menunjukkan kesehatan keuangan yang relatif baik selama periode
tersebut.
Kata Kunci:
profitabilitas, analisis, ekuitas, aset
* Corresponding Author at Department of Accounting, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri
Makassar, Jl. Raya Pendidikan No. 1 Gunung Sari, Makassar 90221 South Sulawesi, Indonesia. E-mail address:
husnunnailahh@gmail.com (Husnun Nailah), anandaputrisamilan@gmail.com (Ananda Putri Sarmila),
dwikhaeranidanti@gmail.com (Dwi Khaerani Danti Sukardi)
1. Pendahuluan
Munculnya era globalisasi, yang telah mengubah ekonomi dunia, terutama di Indonesia,
menunjukkan dampak dari perubahan zaman modern ini. Dianggap bahwa kemajuan teknologi
dan informasi memiliki kemampuan untuk mengubah ekonomi dunia dan tatanan keuangan
bisnis. Dalam pasar global yang dinamis, kinerja perusahaan seolah-olah menjadi taruhan
untuk kelangsungan hidup mereka. Hal ini juga berdampak pada cara bisnis mengelola
keuangan mereka. Sebagian besar orang percaya bahwa bisnis yang memiliki sumber daya
keuangan yang baik akan lebih mampu mengatasi persaingan modern dan memperluas bisnis
mereka (Winarno, 2019).
Perusahaan biasanya didirikan dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang paling besar
dan mengurangi risiko kerugian yang dapat menghancurkan perusahaan. Keadaan keuangan
perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang dibuat secara berkala. Laporan ini
membantu mengevaluasi situasi keuangan dan kinerja perusahaan serta memberikan dasar
untuk pengambilan keputusan.
Pengendalian keuangan perusahaan dianggap sangat penting dan penting karena berdampak
pada kehidupan perusahaan dan setiap karyawannya. Agar perusahaan dapat menjalankan
operasinya dengan lebih efisien dan efektif, manajer keuangan harus mampu mengelola
keuangan dengan baik. Analisis laporan keuangan juga diperlukan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk menangani masalah keuangan sehingga dapat membuat
keputusan yang tepat. Seorang manajer keuangan harus dapat mengelola operasi keuangan
dengan baik agar perusahaan dapat menjalankan operasi lainnya dengan lebih efisien dan
efektif. Mereka juga harus menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui seberapa baik
perusahaan dapat menangani masalah keuangan dengan cepat dan tepat. Menurut
(Margaretha et al., 2021) analisis laporan keuangan suatu perusahaan dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa baik kinerja keuangan perusahaan tersebut. Tolak ukur, juga dikenal
sebagai rasio atau indeks, digunakan dalam menganalisis laporan keuangan untuk
menghubungkan dua data keuangan yang berbeda satu sama lain.
Memperoleh keuntungan maksimal, bersama dengan hal-hal lainnya, adalah tujuan akhir yang
ingin dicapai suatu perusahaan. Dengan mencapai tujuan ini, perusahaan memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik, pekerjaan mereka, meningkatkan
kualitas produk, dan menginvestasikan lebih banyak uang. Oleh karena itu, dalam praktik,
manajemen perusahaan harus memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan. Itu berarti bahwa
besarnya keuntungan harus dicapai sesuai dengan perkiraan dan tidak berarti asal
hasil keuangan. Dengan pencapaian tingkat kesehatan perusahaan ini maka dapat dikatakan
bahwa kindisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik.
Disebutkan oleh (Permana et al., 2021) apabila bisnis memiliki kinerja keuangan yang baik,
nilai usaha akan meningkat. Sebaliknya, informasi kinerja keuangan bisnis dapat digunakan
untuk hal-hal berikut:
a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu,
yang menunjukkan tingkat keberhasilan pelaksaaan kegiatannya.
b. Pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
c. Bisa digunakan untuk menentukan rencana masa depan perusahaan.
d. Memberikan arahan untuk kegiatan pengambilan keputusan dan organisasi secara
keseluruhan, serta untuk divisi atau bagian organisasi.
e. Sebagai dasar untuk menentukan strategi penanaman modal untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
2.3 Analisis Keuangan
Analisis keuangan melihat bagaimana pencapaian suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu dari segi harta, kewajiban, dan modal. Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk
menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki, menemukan keunggulan perusahaan,
menggunakannya untuk menilai tata kerja, dan mendorong perusahaan untuk berkembang.
Dalam laporan keuangan, rasio keuangan adalah alat analisis yang digunakan untuk
menjelaskan bagaimana satu elemen dengan elemen lainnya berhubungan satu sama lain
(Lase et al., 2022).
2.4 Analisis Laporan Keuangan
Menurut (Hery, 2016) Analisis laporan keuangan menggunakan data dari laporan keuangan
untuk membantu pengambil keputusan mengetahui kekuatan dan kelemahan bisnis. Analisis
laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan
investasi dan kredit karena dapat membantu manajemen menemukan titik lemah dalam
kinerja perusahaan dan membantu mereka mencapai tujuan perusahaan. Karena merupakan
cara yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, analisis rasio
keuangan adalah metode analisis yang paling sering digunakan Analisis rasio dapat
memberikan penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan (Subardi, 2019). Menurut
(Wijaya, 2019) salah satu metode manajemen keuangan untuk mengevaluasi efisiensi kinerja
keuangan perusahaan adalah analisis rasio profitabilitas. Analisis ini dilakukan untuk
menentukan seberapa besar atau kecil produktivitas perusahaan.
berhasil meningkatkan kembalian untuk pemegang saham. (Faisal et al., 2017). Adapun
rumus ROE menurut (Kasmir, 2016) antara lain :
Terdapat standar rata-rata industri menurut (Kasmir, 2019) seperti pada tabel yang tertera di
bawah ini :
Table 1. Standar Rasio Industri Profitabilitas
Table 2. Perhitungan Net Profit Margin (NPM) pada PT Unilever Indonesia Tahun 2020-2022.
Dari hasil perhitungan NPM pada tabel diatas pada tahun 2020 dengan nilai NPM sebesar
16,67% dari penjualan sebesar Rp42.972.474.000.000 dan perusahaan mampu menghasilkan
laba bersih sebesar Rp7.163.536.000.000. Artinya Rp1 penjualan turut andil menciptakan
Rp0,16 laba bersih.
Hasil dari perhitungan NPM pada tahun 2021 dengan nilai sebesar 14,56%. Lalu berdasarkan
penjualan sebesar Rp39.545.959.000.000, perusahaan mampu menghasilkan laba bersih
sebesar Rp5.758.148.000.000. Artinya, setiap Rp 1 penjualan turut andil dalam menciptakan
Rp0,14. Dikonklusikan bahwa tingkat pengembalian atas penjualan turun 2,11% dari tahun
2020, menunjukkan bahwa manajemen tidak dapat mendapatkan NPM yang cukup untuk
menghasilkan laba.
Dengan perhitungan NPM sebesar 13,01% pada tahun 2022, perusahaan mampu
menghasilkan laba bersih sebesar 5,364,761.000.000 dari penjualan sebesar
41,218,881.000.000, artinya setiap Rp 1 dari total aset turut andil dalam menghasilkan Rp0,13.
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian atas penjualan turun sebesar 1,55% dari
tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen tidak cukup menghasilkan keuntungan.
Table 3. Perkembangan Net Profit Margin (NPM) pada PT Unilever Indonesia Tahun 2020-
2022.
NPM
Tahun
Real (%) Naik/Turun
2020 16,67% -
2021 14,56% 2,11% (turun)
2022 13,01% 1,55% (turun)
Rata-rata 14,74%
Sumber: Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia Tahun 2020-2022
Berdasarkan tabel perkembangan NPM diatas selama 3 tahun yaitu dari tahun 2020-2022 PT
Unilever Indonesia tahun 2020-2022 mengalami pada tiap tahunnya. Perusahaan mampu
menghasilkan laba bersih rata-rata sebesar 14,74% dari penjualan, dengan nilai tertinggi
sebesar 16,67% pada tahun 2020 dan nilai terendah sebesar 13,01% pada tahun 2022. Namun,
jika dibandingkan dengan standar rata-rata industri sebesar 20%, NPM pada tahun 2020
sampai 2022 lebih rendah dari standar rata-rata industri yang ditetapkan. Maka, dapat
dikonklusikan bahwa rasio yang dicapai PT Unilever Indonesia dikategorikan dalam kelompok
kurang baik.
4.2 Return On Asset (ROA)
Sebuah rasio yang disebut Return on Assets (ROA) menunjukkan seberapa jauh aset
perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba bersih. Laba bersih aset (ROA) diperoleh
dengan membagi laba bersih dengan total aset, dan ini adalah rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan. Semakin tinggi ROA, semakin efektif perusahaan
menghasilkan laba bersih atas asetnya. Adapun perhitungan ROA pada PT Unilever Indonesia
Tahun 2020-2022.
Table 4. Perhitungan Return on Assets (ROA) pada PT Unilever Indonesia Tahun 2020-2022.
Dari hasil perhitungan ROA pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai ROA pada tahun 2020
mencapai sebesar 34,88%. Dari total asset sebesar Rp20.534632.000.000, perusahaan
mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp7.163.536.000.000 yang artinya Rp1 total asset
turut andil menciptakan Rp0,34 laba bersih.
Hasil dari perhitungan ROA sebesar 30,19% pada tahun 2021 menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp5,758,148.000.000 dari total aset sebesar
Rp19,068.532.000.000. Dengan kata lain, setiap Rp1 dari total aset perusahaan turut andil
dalam menghasilkan Rp0,30. Tingkat pengembalian aset turun sebesar 4,69% sejak 2020. Hal
ini menunjukkan bahwa manajemen tidak cukup mampu menghasilkan keuntungan.
Hasil dari perhitungan ROA sebesar 29,28% pada tahun 2022 menunjukkan bahwa perusahaan
dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp5,364,761.000.000 dari total aset sebesar
Rp18,318.114.000.000, yang berarti bahwa setiap Rp1 dari total aset turut andil dalam
menghasilkan Rp0,29. Tingkat pengembalian aset turun 0,91% dari 2021. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen tidak dapat menghasilkan keuntungan.
Table 5. Perkembangan Return on Assets (ROA) PT Unilever Indonesia Tahun 2020-2022
ROA
Tahun
Real (%) Naik/Turun
2020 34,88% -
2021 30,19% 4,69% (turun)
2022 29,28% 0,91% (turun)
Rata-rata 31,45%
Sumber: Laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tahun 2020-2022
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ROE di tahun 2020 mencapai
sebesar 145,08%. Dari total ekuitas sebesar Rp4.937.368.000.000., dikonklusikan bahwa
• Penurunan NPM menunjukkan perlunya perhatian pada strategi pengelolaan biaya dan
peningkatan efisiensi operasional.
Return On Assets (ROA):
• ROA mengalami penurunan dari 34,88% pada tahun 2020 menjadi 29,28% pada tahun
2022.
• Meskipun terjadi penurunan, nilai ROA selama ketiga tahun masih di atas standar industri
(30%), menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan.
• Penurunan ROA dapat diatributkan kepada aktivitas penjualan yang belum optimal dan
beban operasional yang terlalu besar.
Return On Equity (ROE):
• ROE mengalami fluktuasi, dari 145,08% pada tahun 2020, turun ke 133,25% pada tahun
2021, dan kembali naik menjadi 134,21% pada tahun 2022.
• Meskipun terjadi fluktuasi, nilai ROE selama ketiga tahun tetap di atas standar industri
(40%), menunjukkan kinerja keuangan yang cukup baik.
• Penurunan ROE pada tahun 2021 dapat diartikan sebagai ketidakmampuan manajemen
dalam mempertahankan tingkat pengembalian yang tinggi, namun kembali meningkat
pada tahun 2022.
Untuk Net Profit Margin (NPM), karena tingkat rata-rata rasionya di bawah rata-rata industri,
perusahaan dinilai memiliki kinerja keuangan yang kurang baik. Hal ini merupakan hasil dari
pengendalian biaya operasional yang tidak efektif dan maksimal. Di samping itu, PT Unilever
Indonesia merupakan perusahaan yang tergolong sehat dan cukup baik jika ditinjau
berdasarkan ROA dan ROE. Meskipun terdapat fluktuasi, perusahaan mampu menghasilkan
laba besar dari semua aset dan ekuitasnya. Manajemen perlu memperhatikan aktivitas
penjualan dan efisiensi operasional untuk meningkatkan ROA, serta mempertahankan dan
meningkatkan ROE secara konsisten. Dengan demikian, sementara terdapat penurunan dalam
beberapa indikator kinerja, PT Unilever Indonesia tetap menunjukkan kesehatan keuangan
yang relatif baik selama periode tersebut.
Referensi
Arsita, Y. (2021). Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pt Sentul City,
Tbk. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1), 152–167.
https://doi.org/https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i1
Dewi, M. (2017). Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Smartfren
Telecom, Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 1(1), 1–14.
Faisal, A., Samben, R., & Pattisahusiwa, S. (2017). Analisis Kinerja Keuangan. 2020 The 4th
International Conference on Business and Information Management, 14(1), 8–15.
https://doi.org/10.1145/3418653.3418670
Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan (Sebelas). Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Lase, L. P. D., Telaumbanua, A., & Harefa, A. R. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Dengan
Pendekatan Rasio Profitabilitas. Jurnal Akuntansi, Manajemen, Dan Ekonomi (JAMANE),
1(2), 254–260.
Margaretha, V. G., Manoppo, W. S., & Pelleng, F. A. O. (2021). Analisis Laporan Keuangan Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan PT. ACE Hardware Indonesia Tbk. Productivity, 2(2), 169–
175.
Noordiatmoko, D. (2020). Analisis Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pada Pt Mayora Indah Tbk, Periode 2014-2018. Jurnal Parameter, 5(4), 38–51.
Permana, K. W. A., Saleh, R., Sari, L., & Sutandi, S. (2021). Analisis Return on Assets (Roa),
Return on Equity (Roe), Net Profit Margin (Npm) Dan Gross Profit Margin Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada Pt Raje Baginda Jurai Di Palemban. Jurnal Ekobis Kajian Ekonmi
Dan Bisns, v(Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal EKOBIS Kajian Ekonomi dan Bisnis Vol 5 No 1
(Desember 2021)), 1–76.
Sanjaya, S., & Rizky, M. F. (2018). Analisis Profabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada
PT. Taspen (Persero)Medan. KITABAH, 2(2).
Wijaya, R. (2019). Analisis Perkembangan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)
untuk Mengukur Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen, 9(1), 40.
https://doi.org/10.32502/jimn.v9i1.2115
Winarno, S. H. (2019). Analisis NPM, ROA, dan ROE dalam Mengukur Kinerja Keuangan. Jurnal
Lampiran