Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN

DOSEN PENGAMPU :
DR. MUKHZARUDFA, S.E., M.SI.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
C1C021090 FERNANDO PUTRA NOVIRIADI
C1C021116 BURAYDAH
C1C021123 NUNUNG MUANASSYAH ASNA
C1C021127 YAKUB ADRIANSYAH

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dengan judul “Prosedur awal dan penerapan resiko dalam audit siklus pendapatan”
dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah ini.
Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Kritik yang terbuka dan saran yang membangun sangat penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah.

Jambi, 02 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Laporan Keuangan .......................................................................................... 3
2.1 Kegunaan Laporan Keuangan ........................................................................................... 4
2.2 Kinerja Keuangan ............................................................................................................... 7
2.3 Analisis Rasio Keuangan ................................................................................................... 9
2.4 Tahap-Tahap Mengevaluasi Kinerja Keuangan ............................................................. 14
BAB III ......................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi kinerja perusahaan menjadi sangat penting dalam bisnis Indonesia yang terus
berkembang. Perubahan ekonomi, teknologi, dan kebijakan yang dinamis membuat
perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan cepat. Dalam lingkungan bisnis yang
penuh persaingan, perusahaan perlu memiliki cara yang efektif untuk mengukur
pencapaian mereka, mengidentifikasi kelemahan, serta mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki kinerja mereka.

Pentingnya evaluasi kinerja juga terkait dengan pemenuhan harapan dari berbagai
pihak, seperti pemegang saham yang mengharapkan pertumbuhan laba yang konsisten,
karyawan yang mencari pengakuan atas kontribusi mereka, pelanggan yang menginginkan
produk atau layanan berkualitas tinggi, dan pihak berkepentingan lainnya yang ingin
melihat perusahaan beroperasi dengan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Selain itu, dalam ekonomi yang berubah-ubah, evaluasi kinerja membantu perusahaan
untuk mengevaluasi efisiensi operasional mereka. Dengan mengidentifikasi potensi
inefisiensi, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengurangi biaya operasional, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan hasil
finansial mereka. Dengan kata lain, evaluasi kinerja adalah alat yang penting dalam upaya
perusahaan untuk tetap berdaya saing dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang
dinamis.

Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang konsep evaluasi
kinerja perusahaan, alat yang digunakan, dan bagaimana perusahaan dapat
mengimplementasikannya dengan efektif untuk mencapai kesuksesan jangka panjang
dalam bisnis.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu laporan keuangan?


2. Apa kegunaan dari laporan keuangan?
3. Apa itu kinerja keuangan?
4. Apa itu analisis rasio keuangan?
5. Bagaimana tahap tahap dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu laporan keuangan.


2. Mengetahui kegunaan dari laporan keungan.
3. Mengetahui kinerja keuangan.
4. Mengetahui analisis rasio keuangan.
5. Mengetahui bagaimana tahap-tahap dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan menurut Munawir (2007:2) adalah “laporan hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Menurut IAI (2009:27) “laporan keuangan merupakan bagian dari proses


pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan posisi keuangan ( yang disajikan dalam berbagai cara
seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan-catatan dan
berbagai integral dari laporan keuangan”.

Menurut Kasmir (2012) “dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan


tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan
aturan atau standar yang berlaku. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan
mudah dibaca dan dimengerti”.

Fahmi (2012:21) “menyatakan laporan keuangan merupakan suatu informasi


yang menggambarkan kondisi laporan keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan
tersebut”.

Psak No 1 (revisi 2009) “menyatakan laporan keuangan adalah suatu penyajian


terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Jadi laporan keuangan
merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan
perusahaan”.

Jadi, Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan suatu
entitas bisnis atau organisasi selama periode tertentu. Laporan keuangan umumnya
disusun oleh perusahaan atau organisasi untuk memberikan gambaran tentang kinerja
keuangan mereka kepada para pemangku kepentingan, seperti pemilik, investor,
karyawan, kreditor, dan pihak terkait lainnya.

3
2.2 Kegunaan Laporan Keuangan
“Fahmi (2012:23) Menyatakan bahwa laporan keuangan itu sangat diperlukan
untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan
untuk mengetahui sudah sampai dimana perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Laporan keuangan pada perusahaan dasarnya adalah merupakan hasil dari suatu proses
akuntansi yang di dapatkan untuk digunakan sebagai suatu alat komunikasi diantara data
keuangan atau aktivitas dari perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang
peranan yang sangat luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam
pengambilan suatu keputusan”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:3) tujuan laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan suatu keputusan serta
menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Selain itu, laporan
keuangan juga bertujuan untuk :

a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya tentang aktiva dankewajiban


serta modal suatu perusahaan.
b. Memberikan informasi keuangan kepada para pemakai laporan keuangan dalam
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
c. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva neto suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan
investasi.
e. Memberikan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan
untuk kebutuhan pemakai laporan.

Menurut “Standar Akuntansi Keuangan” (2012 : 5) yang dikeluarkan oleh Ikatan


Akuntansi Indonesia, terdapat empat karakteristik laporan keuangan, yaitu :

1) Relevan, informasi relevan dengan kebutuhan pemakai dalam pengambilan


keputusan.

4
2) Dapat dipahami, kualitas informasi penting yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahan untuk segera dipahami oleh pemakainya.
3) Keandalan, agar bermanfaat informasi memiliki kualitas keandalan dan bebas dari
kesalahan; dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari yang
seharusnya disajikan.
4) Daya banding, informasi yang lebih berguna apabila dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dengan laporan keuangan dari perusahaan lain
pada periode yang sama.

Menurut Kasmir (2019: 28-30) secara umum ada lima macam jenis laporan
keuangan yang biasa di susun yaitu:
1. Neraca
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu. Dalam laporan ini memuat posisi jumlah dan jenis
aktivitas serta kewajiban dan ekuitas perusahaan.
Laporan neraca biasanya disusun dalam dua bentuk, yaitu T (T form) dan L (L form).
Fungsi laporan neraca adalah sebagai penyedia data keuangan yang akan digunakan
untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan. Tidak hanya itu, laporan neraca
juga digunakan untuk mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki oleh
perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan
laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang
diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu.
Laporan laba rugi juga digunakan untuk merefleksikan tingkat profitabilitas perusahan
serta mengukur kinerja ekonomi suatu usaha. Laporan laba rugi biasanya disajikan
dalam dua model, yaitu:
 Single step model: tidak ada pengelompokan atas pendapatan dan biaya,
melainkan hanya dipisahkan antara pendapatan laba dengan biaya kerugian.
 Multistep model: laporan yang dibuat dengan pengelompokan terhadap
pendapatan dan biaya, kemudian disusun dalam urutan tertentu.

5
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang
dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan
sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal
disebut juga dengan laporan perubahan ekuitas pemegang saham untuk jenis
perusahaan perseorangan. Laporan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi hal-
hal yang menjadi penyebab atas adanya perubahan ekuitas pemilik perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan
dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap kas. Jenis laporan keuangan yang selanjutnya adalah laporan arus kas.
Laporan ini menunjukkan arus kas masuk yang terdiri dari pendapatan atau pinjaman
pihak lain serta arus keluar yang berupa biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan pada periode tertentu.
Laporan arus kas dapat juga diartikan sebagai suatu ringkasan mengenai penerimaan
dan pembayaran kas pada suatu perusahaan dalam periode tertentu. Laporan jenis ini
dibagi menjadi tiga kelompok urutan laporan keuangan, yaitu:
 Operating: berisi seluruh kegiatan dan transaksi yang tidak termasuk dalam
pembiayaan perusahaan maupun kegiatan investasi. Arus ini biasanya berasal dari
kegiatan operasional seperti kegiatan produksi, distribusi dan juga penyediaan
jasa.
 Investing : laporan ini berisi berbagai hal berkaitan dengan aktivitas investasi,
mulai dari pembelian dan penagihan hutang, pembayaran pinjaman, kekayaan
perusahan dan masih banyak lagi.
 Financing: laporan ini berisi aktivitas pendanaan dan pembiayaan, seperti
perolehan sumber daya dari pihak lain, peminjaman, dan pembayaran kembali
hutang.
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan CaLK merupakan singkatan dari Catatan atas Laporan Keuangan. Format
laporan keuangan jenis ini adalah memberikan informasi mengenai penjelasan yang
dianggap perlu sehingga menjadi lebih jelas. Tujuan laporan CaLK adalah untuk
memudahkan pengguna dalam memahami isi dari laporan keuangan tersebut.

6
2.3 Kinerja Keuangan
Menurut Jumingan (dalam Abdullah dkk) “kinerja keuangan itu adalah suatu
bentuk gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan pada suatu periode akuntansi
tertentu baik yang menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan juga profitabilitas”.

Menurut Mardiasmo (2002) kinerja bagian dari sistem pengendalian yang


dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan. “Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dibuat
untuk melihatsuatu perusahaan telah melaksanakan segala sesuatunya sesuai dengan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Saraswati dkk: 2013)”.

Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan


perusahaan adalah:

1) Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan


untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat
ditagih.
2) Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,
baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan
profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
4) Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena ruang lingkup


bisnis yang dijalankan. Jika perusahaan tersebut bergerak pada bidang pertambangan maka
ruang lingkupnya berbeda dengan perusahaan di bidang pertanian. Begitu juga dengan
perusahaan transportasi yang jelas memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan ruang
lingkup bisnis lainnya.

7
2.4, Analisis Rasio Keuangan
Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis
keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan
perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik
usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan
kemajuan perusahaan. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio
keuangan. Menurut Kasmir (2010) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-


rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan
memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Ang dalam Lako (2006) menggolongkan
rasio keuangan berdasarkan ruang lingkup dan tujuan menjadi lima kategori:

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menyatakan kemampuan perusahaan dalam jangka
pendek untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Yang termasuk dalam rasio
likuiditas adalah current ratio, quick ratio dan networking capital.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio
lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang
lancar.
Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva
lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.
Berikut rumus perhitungannya:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

8
b. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang
lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang
lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau
1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah
dikatakan sehat.
Rumus rasio keuangan cepat adalah berikut:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%

c. Rasio Kas (Cash Ratio)


Jenis analisis rasio keuangan yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar
yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah
uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran.
Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan
cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara
yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rasio keuangan ini menunjukkan
porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin
besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%.
Adapun rumus rasio keuangan kas (cash ratio) adalah berikut:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang lancar

2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sampai seberapa efisien perusahaan
menggunakan aset-asetnya secara efektif. Dalam financial ratio analysis ini, aktivitas
yang rendah pada tingkat penjualan tertentu mengakibatkan semakin besarnya dana
lebih yang tertanam pada aktiva. Dana lebih ini yang dimana dampak dari aktivitas
rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan pada aktivitas yang lebih produktif. Yang
termasuk dalam rasio ini adalah total asset turnover, fixed asset turnover, account
receivable turnover, inventory turnover, average collection period dan days sales in
turnover.

9
a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang digunakan untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat
perputaran piutang perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan
penjualan dengan rata-rata piutang. Semakin tinggi rasionya, maka semakin baik
kualitas dan efisiensi perputaran piutang perusahaan.
Berikut rumus rasio keuangan untuk perputaran piutang:
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) = Penjualan / Piutang Rata-Rata x 100%

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)


Inventory turnover adalah digunakan untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi
perputaran persediaan perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu.
Semakin tinggi rasionya, maka pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh
perusahaan semakin efisien.
Berikut rumus rasio keuangan untuk perputaran persediaan (inventory turnover):
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) = Penjualan / Persediaan x 100%

c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)


Rasio ini berguna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.
Sama seperti sebelumnya, semakin besar berarti semakin efektif perusahaan dalam
mengelola aktiva tetapnya.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) adalah
sebagai berikut:
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) = Penjualan / Aktiva Tetap x 100%

d. Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)


Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan aktiva tetap. Dimana semakin besar
rasionya, maka semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya
terhadap konversi penjualan.
Berikut rumus rasio keuangan ini:
Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover) = Penjualan / Total Aktiva x 100%

10
e. Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover)
Rasio ini mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun. Rumus rasio keuangan untuk
perputaran rerata tagihan (average collection turnover) adalah sebagai berikut:
Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover) = Piutang x 365 /
Penjualan x 100%

f. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)


Mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yaitu perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan dalam satu periode. Rumus rasio
keuangan untuk perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah sebagai
berikut
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) = Penjualan / (Aktiva Lancar
– Hutang Lancar) x 100%

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio rentabilitas/profitabilitas adalah rasio keuangan yang menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Yang termasuk dalam
rasio ini adalah gross profit margin, net profit margin, operating return on assets,
return on assets, return on equity dan operating ratio.

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan.
Berikut rumus rasio keuangan ini:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (Harga Pokok
Penjualan) / Penjualan Netto x 100%

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Berbeda dengan gross profit margin, rasio menghitung persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan

11
pajak. Sederhanyanya, rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba bersih.
Rumus perhitungannya adalah:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto x 100%

c. Operating Income Ratio


Perhitungan ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Berikut rumus rasio keuangan untuk operating income ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (HPP) – Earnings
Before Interest & Taxes (EBIT) / Penjualan Netto x 100%

d. Earning Power of Total Investment


Mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki dan
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Perhitungan ini sebagai acuan investor
atau pemegang saham dalam mengukur tingkat keuntungan investasi yang
ditanamkan dalam perusahaan.
Rumus rasio keuangan ini adalah sebagai berikut:
Earning Power of Total Investment = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Jumlah
Aktiva x 100%

e. Return on Investment (ROI)


Menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang
digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk
mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau earnings after tax (EAT)
Berikut rumus rasio keuangan ini:
Return on Investment = EAT / Jumlah Aktiva x 100%

f. Return on Equity
Kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas.
Berikut rumus rasio keuangan untuk equity:
Equity = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Equity x 100%

12
g. Return on Net Worth
Financial analysis ratio ini mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan
untuk menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Berikut rumus rasio keuangan untuk return on net worth:
Return on Net Worth = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Modal Sendiri x 100%

4. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan intuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Yang termasuk dalam rasio ini adalah total
debt ratio, debt to equity ratio.
a. Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa
besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya
semakin aman (solvable). Porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.

b. Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal
sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan.
Bagi perusahaan, besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban
tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin
aman.

5. Rasio Nilai Pasar


Rasio nilai pasar adalah rasio yang menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkap dalam basis per saham, seperti dividend yield, dividend per share, earning
per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book value per share dan price
to book value.

13
2.5 Tahap Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Irham Fahmi (2012:3), ada lima tahapan dalam menganalisis kinerja
keuangan perusahaan secara umum yaitu :

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan. Review disini dilakukan dengan
tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan
kaidahkaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian
hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2) Melakukan perhitungan. Penerapan metode perhitungan di sini adalah disesuaikan
dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari
perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang
diinginkan.
3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Dari hasil
hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan
hasil hitungan dari berbagai perusahaan lain. Metode yang paling umum dipergunakan
untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu :
a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antarwaktu atau periode,
dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan
rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya
dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan. Dari hasil
penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat dibuat satu
kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi
sangat baik, baik, sedang/normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.
4) Melakukan penafsiran (interpretasi) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah ketiga
tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja
permasalahan dan kendala-kendala yang dialami perusahaan tersebut.

5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai


permasalahan yang ditemukan. Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai
permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan input atau
masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan suatu
entitas bisnis atau organisasi selama periode tertentu. Laporan keuangan umumnya
disusun oleh perusahaan atau organisasi untuk memberikan gambaran tentang
kinerja keuangan mereka kepada para pemangku kepentingan, seperti pemilik,
investor, karyawan, kreditor, dan pihak terkait lainnya.
2. Laporan keuangan itu sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan
perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah
sampai dimana perusahaan untuk mencapai tujuannya. Laporan keuangan pada
perusahaan dasarnya adalah merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang di
dapatkan untuk digunakan sebagai suatu alat komunikasi diantara data keuangan
atau aktivitas dari perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut.
3. Kinerja keuangan adalah suatu bentuk gambaran tentang keadaan keuangan
perusahaan pada suatu periode akuntansi tertentu baik yang menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan
indikator kecukupan modal, likuiditas dan juga profitabilitas.
4. Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis
keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan
perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi
pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan
keuangan dan kemajuan perusahaan.
5. Ada beberapa tahapan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan, yaitu: Melakukan
review terhadap data laporan keuangan, melakukan perhitungan, melalukan
perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh, mencari dan
memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT. Rajawali Pers. Jakarta.

Mardiasmo .2002. Akuntansi Sector Public. Andi. Yogyakarta

Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen konsep, manfaat, dan rekayasa, Edisi kedua,

Cetakan pertama, bagian penerbitan sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN. Yogyakarta

Munawir. 2007. Analisis laporan Keuangan Edisi ketiga Belas, liberty, Yogyakarta

Saraswati dkk. 2013. Analisis laporan Keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan
pada koperasi (studi pada koperasi universitas brawijaya malang periode 2009-2012).
Jurnal administrasi bisnis Vol.6 N0.2.

16

Anda mungkin juga menyukai