Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“LAPORAN KEUANGAN”

DISUSUN OLEH :

1. YUSRI WIJAYA/19050102077
2. LISNA WATI/19050102075
3. FITRIA WULANDARI/19050102002

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT kerena atas berkah dan rahmat-
Nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah dengan judul “LAPORAN KEUANGAN” .

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengambil materi dari Jurnal-jurnal yang
berkaitan dengan laporan keuangan.

Penulisan dan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Demikain makalah ini penulis buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
dalam meningkatkan pemahaman tentang menggunakan akal kita untuk berpikir. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaannya, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari bimbingan, motivasi, dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak/ibu:

1) Muhammad Imran SE, M.Ak selaku dosen mata kuliah analisis laporan keuangan
institute agama islam negeri (IAIN) yang telah memberikan motivasi dan
bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kendari, 16 maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi.………………………………… 3

B. Laporan Keuangan dan Jenisnya……………………………………………….. 5

C. Prinsip dan Konsep Akuntansi……...………………………………………….. 10

D. Keterbatasan Laporan Keuangan….…………………………………………… 13

E. Laporan Keuangan Yang Dapat Dipercaya……………………………………. 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna
dari suatu unit usaha (perusahaan) sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal perusahaan. Dalam perusahaan
yang berskala kecil, lebih-lebih perusahaan perorangan dimana pemilik berperan ganda
yaitu sebagai pemilik (owner’s atau investor) juga sebagai pengelola (manager)
perusahaan.

Dalam situasi seperti ini tidak ada masalah bagaimana pemilik (owner’s) harus menyusun
laporan keuangan untuk kepentingan sendiri karena pemilik sekaligus manager
perusahaan mengetahui secara langsung situasi dan kondisi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan. Dalam hal ini pemilik dan pengelola adalah orang yang sama sehingga
laporan keuangan yang disusun tidak terlalu mempersyaratkan beberapa persyaratan
tertentu yang tidak dirasa perlu.

Namun makin besar perusahaan menjadikan kedudukan pihak-pihak yang berkepentingan


terpisah dari kegiatan operasional dan fisik sehingga kepentingan masing-masing pihak
juga semakin berbeda. Laporan keuangan akhirnya merupakan satu-satunya bentuk
komunikasi antara pihak-pihak lain sebagai penerima laporan. Agar komunikasi tersebut
efektif, diperlukan seperangkat prinsip (standar) akuntansi yang jelas dan tegas sebagai
acuan dalam pelaporan dan pengungkapan informasi keuangan perusahaan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

Adapun prinsip (standar) dimaksud harus bersifat sistematik, lengkap, netral dan
berterima umum serta dikembangkan berdasarkan pemikiran yang logis, jelas dan
obyektif sesuain dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pelaporan akuntansi keuangan
perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH

a) Bagaimana Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi?

b) Apakah itu Laporan Keuangan dan Jenisnya?

c) Bagaimanakah Prinsip dan Konsep Akuntansi?

d) Bagaimanakah Keterbatasan Laporan Keuangan?

e) Bagaimanakah Laporan Keuangan Yang Dapat Dipercaya?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan keuangan sebagai alat komunikasi

laporan keuangan menurut Mubarakah (2012:24) adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Weston dan Copeland (2000:24) mengemukakan laporan keuangan
melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama
dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa
depan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat melaporkan prestasi historis suatu perusahaan sebagai
alat komunikasi antara data keuangan dengan aktivitas perusahaan yang digunakan
membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

Laporan tahunan merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada pemegang


saham dan audit sesuai dengan prinsip–prinsip akuntansi yang diterima umum. Laporan
keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak management
yang bersangkutan

Effendi (1992:5) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh


komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sejalan
dengan kelancaran komunikasi maka dapat menimbulkan efek yang positif terhadap
kegiatan suatu perusahaan. Teknologi komunikasi dapat mengatasi berbagai masalah
dasar seperti ketepatan, biaya, kecepatan, kualitas, kuantitas informasi perusahaan.

Kinerja perusahaan selanjutnya dikomunikasikan dalam bentuk laporan keuangan.


Laporan keuangan menurut Mubarakah (2012:25) adalah catatan informasi keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi (Mubarakah, 2012:30):

1) Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal
tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.

2) Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu.

3) Laporan perubahan ekuitaspemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas


pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu.

4) Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas
atau laporan arus dana. Laporan Arus Kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas
dan pembayarat kas selama periode waktu tertentu.

5) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan (Mubarakah, 2012:35) adalah menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga bertujuan menunjukkan apa saja yang telah terjadi yang
dilakukan manejemen sehubungan dengan sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
agar para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan dalam hal investasi,
penjualan saham atau penggantian manejemen untuk tahap selanjutnya.

Laporan keuangan merupakan bagian dari manajemen keuangan. Laporan keuangan


merupakan bahasa tertulis dari kegiatan perusahaan. Dimana Laporan keuangan menjadi
sumber informasi untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan perusahaan.

Menurut Kusuma (2006:7) laporan keuangan digunakan perusahaan untuk


menggambarkan kondisi perusahaan sehingga informasi yang terkandung di dalam
laporan keuangan bisa dipahami oleh pengguna.
Laporan keuangan merupakan bentuk komunikasi tertulis. Hal ini diungkapkan oleh
Bisan et. al (2009:55) adalah sebagai berikut:

“Written communication is best suited when the communicator and the receiver are
beyond oral communication medium. Written communication covers all kinds of subject
matter likenotices, memorandums, reports, financial statements, business letters etc.”

(Komunikasi tertulis paling cocok ketika komunikator dan penerima berada di luar
mulut media komunikasi. Komunikasi tertulis meliputi semua jenis materi pelajaran
seperti pemberitahuan, memorandum, laporan, laporan keuangan, suratsurat bisnis dll.)

Informasi pada laporan keuangan bisa digunakan oleh pengguna sebagai pengganti
ketika pengguna dan pembuat tidak dapat bertemu secara wicara. Informasi dalam
laporan keuangan dapat pula menggambarkan kondisi kinerja perusahaan dalam periode
tertentu sehingga laporan keuangan merupakan bentuk komunikasi tertulis

B. Laporan keuangan dan jenisnya

Laporan keuangan yang dibuat oleh bagian accounting secara periodik, biasanya telah
mengikuti standar yang ditetapkan oleh standar akuntansi keuangan (SAK) dan berlaku
secara umum. Artinya, setiap perusahaan wajib mengikuti kaidah/aturan. Namun
demikian, bagi perusahaan publik, laporan keuangan ini harus diaudit oleh akuntan publik
untuk menjamin konsistensi sistem yang digunakan sehingga perkembangan kinerja
perusahaan relatif lebih mencerminkan kondisi sebenarnya (Alma, 2005).

Tetapi terkadang penyusunan laporan keuangan disesuaikan juga dengan kondisi


perubahan kebutuhan perusahaan (Kasmir, 2012). Dalam artian bahwa jika tidak ada
perubahan dalam laporan tersebut, tidak perlu dibuat sebagai contoh laporan perubahan
modal atau laporan catatan atas laporan keuangan. Dapat pula laporan keuangan dibuat
hanya sekedar tambahan, untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat. Dalam
praktiknya, terdapat banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang
umum digunakan, yaitu antara lain:

1) Laporan laba rugi


Sesuai dengan namanya, jenis laporan keuangan ini berfungsi untuk membantu untuk
mengetahui apakah bisnis berada dalam posisi laba atau rugi. Apabila pendapatan
perusahaan lebih besar dari pada beban atau biayanya, maka bisnis memperoleh laba.
Sebaliknya, jika pendapatan cenderung lebih kecil dari beban atau biayanya, maka
kemungkinan besar bisnis mengalami kerugian. Pada umumnya, ada dua cara yang
digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu single step (cara langsung) dan
multiple step (cara bertahap). Metode single step relatif lebih mudah dibandingkan
multiple step, hanya perlu menjumlahkan seluruh pendapatan dari atas sampai bawah
menjadi satu kelompok, kemudian menguranginya dengan total beban atau biaya dalam
periode yang berlaku. Sedangkan multiple step, pendapatan dipisah menjadi dua kategori,
yaitu pendapatan operasional (yang berasal dari kegiatan pokok) perusahaan dan
pendapatan non operasional (berasal dari luar kegiatan pokok) perusahaan. Pembagian
kategori tersebut juga berlaku pada beban atau biaya.

Dalam praktiknya komponen penghasilan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri
dari dua jenis, yaitu antara lain:

 Penghasilan (pendapatan) yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama)


perusahaan; dan

 Penghasilan (pendapatan) yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha


sampingan) perusahaan.

Sedangkan, untuk komponen pengeluaran (biaya-biaya) juga terdiri dari dua jenis, yaitu
antara lain:

 Pengeluaran (biaya) yang dibebankan dari usaha pokok (usaha utama)


perusahaan.

 Pengeluaran (biaya) yang dibebankan dari luar usaha pokok (usaha


saampingan) perusahaan.

Selanjutnya, untuk lebih jelasnya berikut ini merupakan kompenen-komponen yang


terdapat dalam suatu laporan laba rugi, yaitu antara lain:
 Penjualan (pendapatan)

 Harga pokok penjualan (HPP)

 Laba kotor

 Biaya operasi; terdiri dari biaya umum, penjualan, sewa, administrasi, serta
operasi lainnya

 Laba kotor operasional

 Penyusutan (depresiasi)

 Pendapatan bersih operasi

 Pendapatan lainnya

 Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (earning before interest and tax)

 Biaya bunga; terdiri dari bunga wesel, bank, hipotek, obligasi, dan bunga
lainnya

 Laba sebelum pajak atau EBT (earning before tax)

 Pajak

 Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (earning after interest and tax)

 Laba per lembar saham (earning per share)

Dapat diketahui bentuk dari laporan laba rugi, yaitu antara lain:

 Single step (bentuk tunggal) gabungan dari jumlah seluruh penghasilan, baik
pokok (operasioanal) maupun diluar pokok (non operasianal) dijadikan satu,
kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga disatukan. Sehingga,
faktor pengurangannya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah
seluruh biaya. Artinya, dalam bentuk laporan laba rugi disusun tanpa
membedakan pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha (Fahmi, 2013).
 Multiple step (bentuk majemuk) pemisahan antara komponen usaha pokok
(operasioanl) dengan diluar pokok (non operasioanl). Terlebih dahulu
dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian
ditambahkan dengan hasil pengurangan pengahsilan diluar pokok dengan
biaya diluar pokok.

2) laporan perubahan modal

Dalam menjalankan operasional perusahaan, tentunya modal awal yang ditanam akan
mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena modal harus digunakan dalam
menjalankan roda perusahaan, juga karena adanya penambahan dari laba yang didapat,
penggunaan modal untuk kepentingan pemilik perusahaan, atau hal lainnya. Laporan
perubahan modal (ccapital statement) dalam istilah akuntansi merupakan jenis laporan
keuangan yang memberikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan dalam
periode tertentu. Laporan perubahan modal ini berfungsi untuk menunjukan seberapa
besar perubahan modal yang terjadi dan apa yang menyebabkan perubahan tersebut
terjadi (Fahmi, 2013).

Ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode
tertentu). Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:

 adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik

 adanya laba usaha

 adanya kerugian

 pengambilan untuk keperluan pribadi

3) Neraca

Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan akun aktiva, kewajiban, dan
modal dalam satu periode. Neraca biasanya terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk
skontro/horizontal (account form) dalam bentuk vertical/stafel (report form). Nilai modal
pada neraca merupakan nilai yang tercatat pada laporan keungan perubahan modal.
Keseimbangan pada neraca dapat tercapai, karena pada laporan perubahan modal sudah
terdiri dari pendapatan dan biaya yang tercatat pada laporan laba rugi. Komponen dalam
neraca, yaitu antara lain:

 Aktiva, harta yang dimiliki perusahaan dengan nilai manfaat di masa depan
(future economic benefit). Contohnya seperti truk, mobil kargo, dan mobil
pengangkat barang, untuk perusahaan ekspedisi. Aktiva terdiri dari aktiva lancar
(curret assets) dan aktiva tetap berwujud (tangiable fixed assets).

 Kewajiban, terdiri dari utang lancar (curret liabilities) dan utang jangka panjang
(long term liabilities).

 Modal, harta kekayaan perusahaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Modal
akan bertambah jika pemilik perusahaan menambahkan investasinya kedalam
perusahaan dan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, modal akan
berkurang jika pemilik perusahaan mengambil dana investasinya (prive) dan
mengalami kerugian. Modal pada perusahaan perseorangan hanya berupa modal
pribadi, sedangkan dalam perusahaan yang tealh go public, modalnya terdiri dari
modal saham, laba ditahan, dan cadangan.

Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke bawah
untuk neraca yang berbentuk skontro (account form). Sedangkan, untuk neraca yang
berbentuk laporan (report form),, penyusunannya dimulai dari atas secara berurutan ke
bawah (dari yang likuid/lancar).

Posisi kewajiban dan modal disajikan pada sisi kiri. Kewajiban untuk neraca berbentuk
skontro (account form) dimulai dari kewajiban jangka pendek (lancar). Untuk komponen
modal, terdiri dari modal setor, laba ditahan, cadangan laba, hibah atau lainnya. Dala
praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca yang sering digunakan secara umum, yaitu
antara lain:

 Bentuk skontro (account form) atau horizontal, neraca yang bentuknya seperti
huruf “T”. bentuk ini dibagi menjadi dua posisi, yaitu sebelah kiri berisi aktiva
dan sebelah kanan berisi kewajiban dan modal.
 Bentuk laporan (report form) atau vertical, dalam bentuk ini neraca disusun mulai
dari atas ke bawah, yaitu dari komponen aktiva, kewajiban, dan modal.

4) Laporan arus kas

Jenis laporan keuangan ini sangat penting untuk mengetahui perputaran arus dana yang
berada di perusahaan (kas masuk atau keluar). Hal ini supaya perusahaan dapat
mengontrol dana atau kas perusahaan yang dimiliki selama ini. Laporan arus kas atau
cash flow berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk dapat dilihat
dari beberapa sumber, yaitu hasil dari kegiatan operasional dank as yang diperoleh dari
pendanaan atau pinjaman. Sedangkan, arus kas keluar dapat dilihat dari beberapa banyak
beban biaya yang dikeluarkan perusahaan, baik untuk kegiatan operasional atau investasi
pada bisnis lain (Fahmi, 2013).

Bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menunjukan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.

5) Laporan catatan atas laporan keuangan

Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan
keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Dalam artian bahwa terkadang terdapat
komponen atau nilaai dalam laporan keuangan yang perlu dilakukan agar pihak-pihak
yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

C. Prinsip dan konsep akuntansi

 Prinsip akuntansi sebagai pedoman penyusunan dan penafsiran laporan keuangan

Para investor (pemegang saham) suatu perusahaan menuntut pihak manajemen untuk
mempertanggung jawabkan pengelolaan investasinya melalui penerbitan laporan
keuangan perusahaan secara periodik.

Dalam keadaan semacam ini persoalannya adalah bagaimana laporan keuangan sebagai
pertanggung jawaban dan media komunikasi harus disusun sehingga informasi dan pesan
yang mesti disampaikan benar-benar memenuhi kriteria kegunaan bagi pihak investor.
Disinilah arti penting prinsip akuntansi untuk dijadikan dasar atau pedoman penentuan
perlakuan akuntansi (basis of judgement) dalam menyusun maupun menginterprestasikan
laporan keuangan. Prinsip akuntansi sebagai pedoman peringkasan dan pengungkapan
informasi keuangan. Keterpisahan pihak investor dari manajemen menjadikan pihak
investor merupakan pihak luar perusahaan yang hanya menerima laoran keuagan yang
rutin maupun periodik yang telah diaudit oleh akuntan publik. Pihak manajemen tidak
mungkin menyajikan laporan keuangan secara detail atau terinci. Artinya dalam
menyusun laporan keuangan akan terjadi proses peringkasan informasi.

Proses peringkasan ini akan banyak menyangkut teknis yang dapat menimbulkan
penyimpangan dan kesalahan karena berbagai ingormasi menjadi tidak sampai atau
dihilangkan atau tidak lengkap . oleh karena itu, diperlukan prinsip-prinsip akuntansi
untuk menjadi pedoman dalam meringkas dan mengungkapkan (to disclose) informasi
keuangan yang memenuhi kebutuhan invesor atau pihak luar.

Prinsip akuntansi memberikan pedoman-pedoman tertentu tentang bagaimana data


keuangan dilaporkan, disajikan atau diungkapkan. Dengan demikian, masing-masing
pihak apakah pembuat laporan keuangan atau pengguna laporan keuangan sama-sama
memperoleh kesamaan arti dan sudut pandang dari masing-masing pihak.

 Karakteristik Prinsip Akuntansi

Dalam pengembangan seperangkat prinsip akuntansi, sebaiknya karakteristik-


karakteristik berikut ini melekat pada seperangkat prinsip akuntansi, yaitu ;

1) Prinsip akuntansi menunjukkan pedoman-pedoman umum tentang fungsi


akuntansi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu
perusahaan.
Seperangkat prinsip akuntansi hanyalah memuat pedoman umum tentang apa yang
sebenarnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan suatu perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu prinsip akuntansi hendaknya
menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan pokok dan pendekatan umum yang
digunakan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan.
2) Prinsip akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang
sedang berjalan karena sering dilandasi oleh prinsip dan konsep-konsep yang
dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara teorietis tidak konsisten.
Kalau prinsip akuntansi dikembangkan berdasarkan tujuan umum pelaporan
keuanganyang ingin dicapai, harus mempertimbangkan faktor-faktor yang
melingkupinya sehingga menjadi pilihan yang lebih baik di antara praktik-praktik
yang mungkin dapat digunakan.

3) Prinsip akuntansi hendaknya tidak bertentangan atau mendorong pelanggaran


terhadap ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi
penyusunan prinsip akuntansi tidak harus menganut konsep pengertian,
pendekatan, kebijaksanaan dan praktik hukum tersebut.
Karakteristik seperti ini diperlukan karena tujuan pelaporan keuangan dari segi yuridis
mungkin sekali berbeda dengan tujuan pelaporan akuntansi. Sebagai contoh adalah
pengertian pendapatan dalam peraturan perpajakan dan pengertian pendapatan dalam
akuntansi. Kedua pengertian itu dapat saja berbeda karena perbedaan konsep yang
dianut dan dalam hal ini konsep akuntansi tidak harus
menganut konsep perpajakan.

4) Prinsip akuntansi harus merupakan alat yang praktis di bidang usaha dan
keuangan dan dapat diandalkan dan relevan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen, investor, pemerintah dan masyarakat umum.
Prinsip akuntansi harus dapat diterima secara umum, artinya berbagai kepentingan dari
beberapa pihak harus dapat diakomodasi, sehingga prinsip akuntansi yang disusun
dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk menyampaikakn informasi keuangan
perusahaan. Melalui laporan keuangan tersebut setiap pihak dapat menerima dan dapat
memahami tujuan umum dan tujuan khusus yang dikandung dalam laporan keuangan
tersebut.

5) Prinsip akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang
jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan
akuntansi.
Prinsip akuntansi hendaknya dikembangkan atas dasar kerangka acuan konseptual
(kerangka teorietis) tertentu yang didalamnya memuat tujuan pelaporan keuangan dan
kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut harus dipenuhi.
Dengan kata lain prinsip tersebut harus bersifat :

a) Runtut, sistematik dan saling berkaitan secara utuh

b) Sesuai dengan keadaan nyata dan obyektif

c) Bersifat umum dan tidak memihak (netral)

 Fungsi dan Kedudukan Akuntan Publik

Telah disebutkan sebelumnya bahwa laporan keuangan sebagai media komunikasi akan
efektif apabila pesan yang terkandung didalamnya diartikan sama dengan pesan yang
ditangkap oleh pemakai. Disamping itu, laporan keuangan juga harus memuat pesan
benar-benar dibutuhkan oleh pemakai dan tidak menyesatkan.

Persoalannya adalah siapakah yang menjamin bahwa laporan keuangan benar-benar telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi. Sementara pemakai hanya menerima laporan
keuangan sebagai barang jadi. Disisni arti penting fungsi dan kedudukan akuntan public
karena merupakan pihak ketiga yang bebas menentukan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi tersebut.

Jadi prinsip akuntasi mempunyai peranan penting bagi akuntan public karena menjadi
pedoman dalam menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan dengan
sewajarnya.

D. Keterbatasan Laporan keuangan

Seluruh informasi yang diperoleh dan bersumber dari laporan keuangan pada
kenyataannya selalu saja terdapat kelemahan, dan kelemahan tersebut dianggap
sebagai bentuk keterbatasan informasi yang tersaji dari laporan keuangan
tersebut.Oleh karena itu, bagi pengguna laporan keuangan harus memahami dan
menyadari dengan benar setiap keterbatasan tersebut sebagai sebuah realita yang
tidak bisa dipungkiri, walaupun dalam kenyataannya setiap akuntan selalu berusaha
memberikan informasi yang maksimal, termasuk menempatkan catatan kaki (footness)
sebagai pendukung informasi

Adapun bentuk kelemahan atau keterbatasan dari laporan keuangan ini sebaiknya dapat
dilihat pendapat dari PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) yang di kutip oleh Fahmi,
adalah sebagai berikut:

1) Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian


yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidakdapat dianggap sebagai
satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi


kebutuhan pihak tertentu.

3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan


taksirandan berbagai pertimbangan.

4) Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan


prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak
dilaksanakan jika hal itu menimbulkan pengaruh yang material terhadap
kelayakan laporan keuangan.

5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian:


bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

6) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu


peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya formalitas (Subtances over form).

7) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis


dan pemakaian laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.
8) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran-pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksessan antar perusahaan.

9) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.

Menurut Kasmir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan keterbatasan dari laporan
keuangan antara lain:

1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana


data-data yang diambil dari data masa lalu.

2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk
pihak tertentu saja.

3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-


pertimbangan tertentu.

4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidak pastian.


Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung
kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari
yang paling rendah.

5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam
memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara
langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukan kejadian yang
mendekati sebenarnya meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus
terjadi.

E. Laporan keuangan yang dapat dipercaya

Suatu laporan keuangan akuntansi dapat dipercaya bergantung kepada tiga hal, yaitu
sebagai berikut:
a) Dapat diuji, artinya kebenaran informasi harus dapat diuji oleh penguji
independen (bebas) dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

b) Netral, artinya informasi tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-
pihak tertentu, tetapi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai.

c) Menyampaikan yang seharusnya, artinya informasi akuntansi harus berasal dari


kondisi ekonomi atau kejadian yang sebenarnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat melaporkan prestasi
historis suatu perusahaan sebagai alat komunikasi antara data keuangan dengan aktivitas
perusahaan yang digunakan membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

Laporan keuangan yang dibuat oleh bagian accounting secara periodik, biasanya telah
mengikuti standar yang ditetapkan oleh standar akuntansi keuangan (SAK) dan berlaku
secara umum. Berikut jenis-jenis laporan pada umunya:

 Laporan Laba Rugi

 Laporan Perubahan Modal

 Neraca

 Laporan Arus Kas

 Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Prinsip akuntansi memberikan pedoman-pedoman tertentu tentang bagaimana data


keuangan dilaporkan, disajikan atau diungkapkan. Dengan demikian, masing-masing
pihak apakah pembuat laporan keuangan atau pengguna laporan keuangan sama-sama
memperoleh kesamaan arti dan sudut pandang dari masing-masing pihak.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara
langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukan kejadian yang
mendekati sebenarnya meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Rustianingtyas, P. (2015). Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi. Jurnal Paradigma


Madani, 2(2), 93-104.

Septiana, A. (2019). Analisis laporan keuangan konsep dasar dan deskripsi laporan
keuangan (Vol. 96). Duta Media Publishing.

Maulina, E. (2019). ARTI PENTING DAN KARAKTERISTIK PRINSIP AKUNTANSI.


JURNAL MITRA MANAJEMEN, 10(1)

Maruta, H. (2018). Analisis Laporan Keuangan Model Du Pont Sebagai Analisis Yang
Integratif. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 2(2), 203-227.

Anda mungkin juga menyukai