“Tujuan Dan Sifat Laporan Keuangan Dan Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan
Keuangan”
Dosen Pengampuh :
Oleh
Nim : 2011130114
Tahun 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat meyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Tujuan Dan Sifat Laporan
Keuangan Dan Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan”
Adapun tujuan dari Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Analisa laporan keuangan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Tujuan Dan Sifat Laporan Keuangan Dan Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan
bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak (Erwin Febriansyah, S.) Selaku Dosen Mata
Kuliah Analisa laporan keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Lupita
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dari laporan keuangan ?
2. apa tujuan dari laporan keuangan?
3. bagaimana sifat dari laporan keuangan?
4. bagaimana keterbatasan dari laporan keuangan?
5. siapa saja pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami Bagaimana pengertian dari laporan keuangan.
2. Untuk memahami apa tujuan dari laporan keuangan.
3. Untuk memahami bagaimana sifat dari laporan keuangan.
4. Untuk memahami bagaimana keterbatasan dari laporan keuangan.
5. Untuk memahami siapa saja pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan.
BAB 11
PEMBAHASAN
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Kondisi keuangan
suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan keuangan lainnya.
Memuat Baridwan (2004:17) mendefinisikan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari taransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Aliminsyah dan Padji (2012:225) dalam bukunya yang berjudul “Kamus Istilah
Akuntansi” menyatakan, Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
keputusan baik didalam maupun diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi atau laba, dan laporan perubahan
posisi keuangan.
Menurut Kasmir (2014:7) dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah “Laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:1) laporan keuangan adalah “Suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat di
simpulkan laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu yang
dituangkan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta catatan atas laporan
keuangan yang berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan arus data perusahaan tersebut. 1
Laporan keuangan UT sebagai PTNBH ditujukan untuk menyediakan informasi yang relevan
bagi pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pemberi pinjaman, dan
pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi UT. Informasi yang dimaksud meliputi informasi
mengenai:
b. pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan aset neto:
c. jenis dan jumlah arus masuk dan keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar
keduanya;
d. cara mendapatkan, membelanjakan kas, memperoleh pinjaman, dan faktor lain yang
berpengaruh terhadap likuiditasnya dan
e. usaha jasa.2
1. Untuk Memberikan suatu informasi perihal jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
oleh perusahaan pada saat ini.
2. Untuk Memberikan informasi perihal jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.
3. Untuk Memberikan informasi perihal jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu perusahaan.
4. Untuk Memberikan informasi perihal jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Untuk Memberikan informasi perihal perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
1
Said Iwan Kusuma, Septian Bagus Pambudi, and Aziz Wahyu Suprayitno, “Standar Biaya Dan Kinerja: Pengaruh
Sbkk Terhadap Efisiensi Anggaran K/L,” Jurnal Anggaran dan Keuangan Negara Indonesia (AKURASI) 1, no. 1
(2019): 20.
2
Rektor UT, “Peraturan Rektor Universitas Terbuka” 7490941, no. 11 (2018).
6. Untuk Memberikan informasi perihal kinerja manajemen perusahaan dalam periode
akuntansi.
7. Untuk Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan
8. Untuk Informasi keuangan lainnya.
“Kasmir (2008:12) menyatakan bahwa untuk pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan suatu
laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah- kaidah yang berlaku secara umum. Demikian pula
halnya dalam hal penyusunan laporan keuangan harus didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu
sendiri”. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:
1. Berdasar sifat historis yang artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa
yang lalu atau masa yang sudah lewat dari masa yang sekarang. Misalnya laporan keuangan
disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode
sebelumnya)
2. Berdasar sifat menyeluruh yang artinya laporan keuangan yang dibuat harus selengkap mungkin
dan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang
hanya sebagian-sebagian tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu
perusahaan.3
Berikut merupakan keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan menurut Munawir
(2010:9)
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan
laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tidak menujukkan nilai likwidasi atau realisasi di mana dalam interim
reportini terdapat atau terkandung pendapat - pendapat pribadi (personal judgment) yang
telah dilakukan oleh Akuntan atau Management yang bersangkutan. 4
3
Helmi Herawati, “Pentingnya Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan,” Akuntansi
Unihaz - JAZ 2, no. 1 (2019): 16–25.
4
Subani, “Analisis Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan,” Jurnal WIGA 5, no. 1 (2015): 58–67.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan
tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standars nilai yang mungkin berbeda
atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau
anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan
nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva
tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam
laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan
harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupia
dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang
tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya
harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi,
suatu analisa dengan memperbadningkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuain
terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan keliru (misleading).
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir); misalnya reputasi dan prestasi perusahaan,
adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak - kontrak
pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas menagernya
dan sebagainya.
Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai prusahaan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan perusahaan yaitu
kreditur, pemegang saham, dan manajemen. Mengingat pentingnya iformasi perusahaan dalam
pengambilan keputusan maka ketepatan waktu pelaporan memegang peranan tinggi dan berharga
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
5
Srimindarti and Cecilia, “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan,” Fokus Ekonomi 7, no. 1 (2008): 14–21.
BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kusuma, Said Iwan, Septian Bagus Pambudi, and Aziz Wahyu Suprayitno. “Standar Biaya
Dan Kinerja: Pengaruh Sbkk Terhadap Efisiensi Anggaran K/L.” Jurnal Anggaran dan
Keuangan Negara Indonesia (AKURASI) 1, no. 1 (2019): 20.
Srimindarti, and Cecilia. “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.” Fokus Ekonomi 7, no. 1
(2008): 14–21.
Subani. “Analisis Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan.” Jurnal WIGA 5, no. 1
(2015): 58–67.