Anda di halaman 1dari 55

TUGAS PRESENTASI DOSEN PENGAJAR

Manajemen Keuangan Firda Nosita, SE, MSc.

“LAPORAN KEUANGAN, ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


DAN BIAYA MODAL”

Oleh:
Lisnaini / Akuntansi / 17.11.32.202.14015
Lisa Rosita / Akuntansi / 17.11.32.202.13714
Noor Isna Azizah / Akuntansi / 17.11.32.202.13707
Nur Baity / Akuntansi / 17.11.32.202.13940
Renitha Putri / Manajemen / 17.11.32.202.13720
Sinta Devit Puspitasari / Akuntansi / 17.11.32.202.14009

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PANCASETIA BANJARMASIN


JURUSAN AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
UPT KAMPUS BANJARBARU
2018
LAPORAN KEUANGAN

A. Pengertian Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Untuk mendalami lebih jauh, berikut ini kami sajikan beberapa pengertian baik menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) maupun berdasarkan pendapat organisasi
dan para ahli sehingga laporan keuangan dapat dipahami dengan baik.

1. Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan keuangan yaitu :


Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja
keuangan dalam sebuah entitas.
2. Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015, Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
3. Pendapat lain menurut Baridwan (2004:17) dalam Intermediate Accounting,
mendefinisikan laporan keuangan adalah ringkasan suatu proses pencatatan, merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku
yang bersangkutan.
4. Menganalisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mesngetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Hendry, 2013:621).
5. Menurut Kieso, dkk (2007:2), Laporan Keuangan merupakan sarana yang bisa
digunakan oleh entitas untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi
keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal
entitas maupun eksternal entitas.
6. Laporan keuangan adalah informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan
kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial (Farid dan
Siswanto, 2011:2)
7. Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:2) dikemukakan bahwa Laporan
Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau efektivitas perusahaan
tersebut.
8. Sedangkan berdasarkan pendapat Warren dan Fees (2009:24), Laporan Keuangan
adalah setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan bagi pemakai.
Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut dengan laporan
keuangan.
9. James C, Van Horne & John M, Wachowicz, JR (2012:154), menyatakan bahwa
Laporan Keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan“.
10. Irham Fahmi (2012:22) menyatakan bahwa Laporan Keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan dimana selanjutnya itu akan
menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan”.
11. Menurut Kasmir (2014:6), laporan keuangan didefinisikan sebagai laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.
12. Harahap (2009:105) mengemukakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan
laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi
keuangan.

Berdasarkan sejumlah defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah:

1. Merupakan hasil dari proses akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat
keputusan-keputusan ekonomi.
2. Menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan apakah dalam
kondisi yang baik atau tidak.
3. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
periode yang bersangkutan.
B. Tujuan Laporan Keuangan
Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah berfungsi sebagai
“alat pengujian” dari pekerjaan fungsi bagian pembukuan, akan tetapi untuk selanjutnya
seiring dengan perkembangan zaman, fungsi laporan keuangan sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan
menggunakan hasil analisis tersebut, maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat
mengambil suatu keputusan.
Melalui laporan keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang,
struktur modal perusahaan, pendistribusian pada aktivanya, efektivitas dari penggunaan
aktiva, pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus
dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari setiap lembar saham perusahaan yang
bersangkutan. Ini berkaitan dengan analisis laporan keuangan dan memahami macam-
macam rasio keuangan dan rumusnya.
Menurut Standar Akuntasi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia 2002:4) tujuan
laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, seta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian di masa lalu.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship)
atau pertanggunggjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah


menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan sebagaimana dikemukakan Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan
keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-
unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam
menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan disamping pihak manajemen perusahaan.
Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan
menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi
mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk
meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil,
maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih
bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup
penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan
dapat diukur secara objektif.
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa :

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan
sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan
perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya.
2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah
perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan
keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas
investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk
menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

C. Jenis Laporan Keuangan


Dalam sebuah perusahaan ada banyak sekali aspek yang bisa mempengaruhi kondisi bisnis
anda. Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk memantau kondisi perusahaan anda.
Salah satunya dengan melihat laporan keuangan akuntansi perusahaan. Standarnya, dalam
akuntansi ada beberapa jenis laporan keuangan yang harus diketahui yaitu:
1. Laporan Laba Rugi
a. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan untuk mengukur keberhasilan
operasional perusahaan selama jangka waktu tertentu. Biasanya pengusaha
menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas dan nilai investasi.
Laporan ini menyajikan informasi untuk membantu pengusaha dalam memprediksi
jumlah arus kas di masa mendatang. Sesuai dengan namanya, laporan laba rugi
berfungsi untuk membantu Anda mengetahui apakah bisnis berada dalam posisi
laba atau rugi. Laporan laba rugi biasa juga disebut sebagai income statement
atau profit and loss statement.
b. Tujuan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi yang dibuat oleh bagian akuntansi tentu memiliki tujuan,
karena laporan ini akan diberikan kepada pihak terkait yang membutuhkan laporan
perusahaan. Berikut ini adalah beberapa tujuannya laporan laba rugi perusahaan.
1) Menginformasikan jumlah total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
2) Memberikan informasi dari perolehan laba atau rugi semua periode.
3) Menjadi referensi evaluasi bagi manajemen perusahaan untuk menetapkan
langkah-langkah apa saja yang harus diambil di periode yang akan datang.
4) Memberikan informasi apakah langkah yang ditempuh menjadi efisien atau
tidak dari besaran beban atau biaya perusahaan.

c. Elemen-Elemen Dalam Laporan Laba Rugi


1) Pendapatan (revenues), merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya
dari sebuah perusahaan atau penyelesaian liabilitas selama periode tertentu
karena pengiriman atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
2) Beban (expenses), merupakan arus keluar atau penggunaan aktiva atau
timbulnya liabilitas selama periode tertentu karena pengiriman atau produksi
barang dan menyelesaikan jasa.
3) Keuntungan (profit), merupakan peningkatan ekuitas karena adanya transaksi
perusahaan yang periferal atau secara kebetulan dihasilkan dari pendapatan
atau investasi dari pemilik perusahaan.
4) Kerugian (loss), merupakan penurunan ekuitas karena adanya transaksi
perusahaan yang periferal atau secara kebetulan dihasilkan dari beban atau
pendistribusian ke pemilik perusahaan.

d. Pembagian Laba Pada Laporan Laba Rugi


1) Laba Kotor
Laba kotor merupakan suatu pengukuran pendapatan langsung
perusahaan atas penjualan produknya selama satu periode akuntansi. Laba
kotor sama dengan pendapatan dari penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan. Laba kotor mengindikasikan secara langsung seberapa jauh
perusahaan mampu menutupi biaya produknya.
2) Laba Operasi
Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya
dan beban operasi. Laba operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan bisnis
utamanya.
3) Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang
ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Laba ini tidak berpengaruh
pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya bagi pemakai laporan
keuangan dalam hal pengambilan keputusan.
4) Laba Bersih
Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih
adalah kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan dipotong
beban operasi dan pajak penghasilan. Faktor-faktor yang memengaruhi laba
bersih perusahaan adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi,
dan tarif pajak penghasilan. 
5) Laba dari Operasi Berjalan
Merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah
bunga dan pajak. Laba ini juga disebut laba sebelum pos luar biasa dan operasi
dalam penghentian.
e. Bentuk Laporan Laba Rugi
Ada dua bentuk laporan laba rugi yang umumnya dipergunakan dalam
aktivitas pelaporan keuangan perusahaan, yaitu single step dan multiple step.
1) Single Step
Dalam bentuk single step, semua pendapatan dan keuntungan yang
termasuk unsur operasi ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi, diikuti
dengan seluruh beban dan kerugian yang termasuk  kategori operasi. Selisih
antara total pendapatan dan keuntungan dan total beban dan kerugian
menghasilkan laba operasi.
2) Multiple Step
Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi,
juga membandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan.
Pengungkapan laba operasional akan memperlihatkan perbedaan antara
aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi:

2. Neraca
a. Pengertian Neraca
Neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang memuat dan melaporkan
mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Informasi yang terkandung dalam neraca adalah informasi mengenai
sifat dan jumlah kekayaan (aktiva), kewajiban (hutang), dan ekuitas pemilik dari
perusahaan tertentu. Yang dimaksud dengan aktiva adalah manfaat ekonomi yang
mungkin diperoleh di masa depan, atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai
hasil dari transaksi atau kejadian masa lampau. Dalam aktiva, terdapat banyak sekali
akun seperti kas, piutang, persediaan, investasi, tanah, bangunan, kendaraan, mesin,
goodwill, paten, dan kekayaan perusahaan lainnya.
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di
masa depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer
aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari
transaksi atau kejadian masa lampau. Sedangkan yang dimaksud dengan ekuitas
adalah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan
kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan kepemilikan.
b. Unsur-unsur dalam neraca sebagai berikut :
a. Aktiva (assets)
Aktiva adalah sumber daya  yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aktiva diakui (dicantumkan) dalam neraca
apabila manfaat ekonominya di masa depan besar kemungkinan dapat diperoleh
perusahaan dan aktiva yang bersangkutan mempunyai nilai yang dapat diukur
dengan andal. Aktiva dalam neraca secara garis besar diklasifikasikan menjadi
aktiva lancar dan aktiva tetap.
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar (current assets) adalah semua aktiva perusahaan yang
meliputi uang tunai dan  aktiva lain yang mudah dicairkan menjadi uang
tunai, atau aktiva yang berkurang bahkan habis jika digunakan oleh
perusahaan dalam satu periode akuntansi. Termasuk golongan aktiva lancar
antara lain, yaitu:
a) Kas,
b) Surat-surat berharga yang segera dapat di jual (marketable securities),
c) Deposito jangka pendek, Wesel tagih jangka pendek (notes receivable),
d) Piutang usaha atau piutang dagang (account receivable),
e) Piutang lain-lain jangka pendek,
f) Persediaan (inventory),
g) Beban dibayar di muka (prepaid expense),
h) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable).
2) Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible) yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu dan digunakan dalam kegiatan
operasi perusahaan. Artinya, dalam keadaan aktivitas usaha normal tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali. Aktiva tetap, memiliki masa manfaat
ekonomi lebih dari satu tahun. Aktiva tetap meliputi aktiva tetap yang tidak
disusutkan (non depreciable) dan aktiva tetap yang disusutkan (depreciable).
Termasuk aktiva tetap berwujud yaitu sebagai berikut
a) Tanah (land) sebagai tempat menjalankan usaha, atau di atasnya
didirikan bangunan perusahaan, termasuk aktiva tetap yang tidak
disusutkan.
b) Gedung atau bangunan (building) seperti gedung pabrik, gedung toko dan
gedung kantor.
c) Mesin-mesin (machinery) misalnya mesin-mesin untuk menjalankan
proses produksi.
d) Kendaraan untuk pengangkutan (delivery equipment), kendaraan yang
digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan misalnya sepeda motor,
truk, dan kendaraan lainnya.
e) Peralatan kantor (office equipment), semua peralatan yang ada di kantor
dan digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan.
Aktiva tidak berwujud (intangible assets) lebih merupakan hak
istimewa yang dimiliki dan memberikan manfaat ekonomi kepada
perusahaan. Aktiva tidak berwujud timbul misalnya karena posisi perusahaan
yang menguntungkan, penemuan hal-hal yang baru dan ak pengelolaan suatu
fasilitas yang diterima perusahaan. Termasuk aktiva tidak berwujud antara
lain hak patent, hak cipta, franchise, merek dagang, dan goodwill.
b. Kewajban (liabilities)
Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan harus  diselesaikan di masa datang dengan menyerahkan aktiva atau
jasa (sumber daya perusahaan). Kewajiban diakui dalam neraca apabila
pengeluaran sumber daya yang akan dilakukan di masa datang adalah untuk
menyelesaikan hutang masa kini, dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal. Kewajiban dalam neraca biasanya diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar meliputi hutang-hutang yang harus dilunasi dalam
jangka waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Atau kewajiban
yang penyelesaiannya menggunakan sumber-sumber yang merupakan aktiva
lancar. Termasuk golongan kewajiban lancar antara lain sebagai berikut :
a) Hutang usaha atau hutang dagang (account payable), yaitu hutang yang
timbul sebagai akibat pembelian barang atau penerimaan jasa dalam
rangka kegiatan usaha pokok perusahaan.
b) Hutang wesel atau wesel bayar (notes payable) jangka pendek yaitu hutang
yang dijamin dengan surat wesel atau promes.
c) Hutang beban seperti hutang bunga, hutang gaji, dan hutang sewa
d) Hutang pajak (pajak yang masih harus disetor)
e) Uang muka penjualan, uang yang diterima dari pembeli untuk penjualan
yang belum direalisasi.
f) Hutang yang timbul karena pembelian aktiva tetap, pinjaman dari bank dan
hutang lainnya yang harus dilunasi dalam waktu tidak lebih dari satu tahun
sejak tanggal neraca.
g) Bagian dari hutang jangka panjang (angsuran) yang jatuh tempo dalam
jangka waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
2) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka paniang adalah hutang yang jatuh tempo
pembayarannya setelah lewat waktu lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
Dengan demikian penyelesaiannya tidak menggunakan sumber sumber yang
merupakan aktiva lancar. Termasuk kewajiban jangka panjang antara lain
sebagai berikut
a) Pinjaman obligasi yaitu hutang yang timbul melalui penjualan obligasi
b) Hutang hipotik yaitu hutang yang dijamin dengan barang (harta) tidak
bergerak
3) Kewajiban Lain-lain
Kewajiban lain-lain merupakan pos tempat menampung hutang yang
tidak memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai hutang lancar dan hutang
jangka panjang. Termasuk kewajiban lain-lain yaitu sebagai berikut :
a) Hutang kepada direksi
b) Hutang kepada perusahaan yang berafiliasi
c) Uang jaminan jangka panjang yang diterima dari pelanggan
d) Pendapatan yang ditangguhkan, misalnya pendapatan sewa jangka panjang
diterima di muka.
c. Ekuitas (Equity)
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ekuitas didefinisikan sebagai
hak residual (sisa) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Dengan demikian jumlah (besarnya) ekuitas sama dengan selisih antara aktiva dan
kewajiban perusahaan. Ekuitas (Equity), merupakan sisa kepemilikan atas aktiva
dari suatu entitas setelah dikurangi kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah
perusahaan, modal mencerminkan bagian kepemilikan.
Metode untuk melaporkan ekuitas pemilik bervariasi sesuai bentuk usaha
perusahaan. Untuk bentuk prusahaan perorangan, ekuitas pemilik disajikan pada
sebuah perkiraan modal tunggal. Saldo perkiraan ini adalah hasil akumulasi dari
investasi pemilik, penarikan oleh pemilik, dan laba atau rugi masa lalu.
Untuk persekutuan, perkiraan modal ini dibentuk untuk masing-
masing sekutu (partner). Saldo perkiraan ini mengikhtisarkan jumlah investasi,
penarikan dan bagian laba atau rugi masa lalu untuk masing-masing sekutu.
Sedang untuk sebuah perseroan, selisih antara aktiva dan kewajiban disebut
ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) atau ekuitas pemilik.
Dalam menyajikan ekuitas pemilik pada neraca, terdapat perbedaan antara
ekuitas yang berasal dari modal disetor (paid in capital) atau modal kontribusi dan
ekuitas yang berasal dari laba disebut laba ditahan (retained earning). Pada
umumnya, perhitungan analis laporan keuangan menggunakan total ekuitas
pemegang saham dan tidak membedakan antara modal kontribusi dan laba
ditahan. Namun untuk tujuan tertentu, pembedaan tersebut adalah penting.
Kelompok Ekuitas Pemegang Saham :

1) Modal Saham (Common Stock), Nilai pari atau ditetapkan atas saham yang
diterbitkan.
2) Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital), Kelebihan
jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.
3) Laba Ditahan (Retained Earning), Laba korporasi yang tidak didistribusikan.

Contoh Neraca (laporan Posisi Keuangan)


3. Laporan Perubahan Ekuitas
a. Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah laporan keungan yang menyajikan informasi
mengenai perubahan modal pada perusahaan akibat kegiatan pokok operasi
perusahaan pada suatu periode akuntansi tertentu. Laporan perubahan modal ini
dapat juga diartikan sebagai suatu ikhtisar tentang perubahan jumlah modal yang
terjadi selama periode tertentu.
Jadi secara umum, laporan perubahan modal akan menyediakan informasi
terkait jumlah modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu.
Dalam laporan ini, anda bisa melihat perubahan yang terjadi pada modal sekaligus
dengan penyebab perubahan yang terjadi. Beberapa data khusus yang diperlukan
untuk menyusun laporan perubahan modal adalah modal awal periode, pengambilan
dana pribadi oleh pemilik dalam periode yang bersangkutan dan juga total laba atau
rugi bersih perusahaan dalam periode yang terkait.
Laporan perubahan modal perusahaan ini berkaitan erat dengan laporan
laba/rugi karena laba bersih diperoleh perusahaan akan menambah akun modal. Atau
sebaliknya, apabila perusahaan mengalami rugi bersih otomatis akan mengurangi
akun modal. Jadi, laporan perubahan modal bisa disusun setelah adanya laporan laba
rugi.
b. Tujuan Laporan Perubahan Modal
Adapun tujuan penyusunan laporan perubahan modal yaitu:
1) Untuk dapat mengikhtisarkan aktiva pembayaran dan investasi dan dana yang
dihasilkan sepanjang satu periode akuntansi.
2) Menyajikan pengungkapan perubahan modal kerja
c. Penyebab Perubahan Modal
Berikut ini hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan modal, diantaranya
yaitu:
1) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik
2) Adanya laba dan kerugian usaha
3) Pengambilan untuk keperluan pribadi
d. Hal-Hal Yang Terdapat Dalam Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal berisi beberapa hal seperti:
1) Modal awal, yaitu modal pada awal tahun.
2) Tambahan investasi pemilik, yaitu setoran modal yang berasal dari pemilik
sepanjang satu periode akuntansi.
3) Perolehan laba atau rugi, yaitu hasil laba bersih ataupun rugi bersih perusahaan
sepanjang satu periode akuntansi.
4) Pengambilan pribadi, yaitu pengambilan uang untuk kepentingan pribadi oleh
pemilik perusahaan sepanjang satu periode akuntansi.
5) Modal akhir, yaitu modal yang didapat pada akhir tahun.
6) Laba bersih yang terkandung pada laporan perubahan modal harus sama dengan
jumlah laba bersih yang didapat pada laporan laba/rugi.
Sumber penyajian laporan perubahan modal adalah kertas kerja (work sheet):
1) Modal awal dapat dilihat pada neraca saldo.
2) Jika ada tambahan investasi, dapat diambil dari lajur penyesuaian sebelah kredit.
3) Laba bersih bisa dilihat pada neraca lajur kolom laba atau rugi sebelah debit.
4) Data pengambilan pribadi, dapat diambil dari neraca lajur kolom neraca sebelah
debit.
5) Rugi perusahaan bisa diambil dari lajur laba/rugi sebelah kredit atau hasil dari
penghitungan laba/rugi.
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas


a. Pegertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flows adalah laporan keuangan perusahaan yang
digunakan untuk menunjukkan aliran masuk dan keluar kas perusahaan pada suatu
periode akuntansi. Informasi yang didapat dari laporan arus kas bisa Anda gunakan
sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, sekaligus berguna untuk
menilai ketepatan perkiraan arus kas yang telah dibuat sebelumnya.  Laporan arus
kas jugalah yang menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar
selama periode pelaporan.
Jenis laporan keuangan ini sangat penting untuk mengetahui perputaran arus
dana yang berada di perusahaan, kemana dana atau kas pergi dan dari mana kas
masuk. Hal ini supaya perusahaan dapat mengontrol dana atau kas perusahaan yang
dimiliki selama ini. Laporan arus kas atau Cash Flow berfungsi untuk memberikan
informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar.
Laporan mengenai arus kas masuk dapat dilihat dari beberapa sumber, yaitu
hasil dari kegiatan operasional dan kas yang diperoleh dari pendanaan atau pinjaman.
Sedangkan arus kas keluar dapat dilihat dari berapa banyak beban biaya yang
dikeluarkan perusahaan, baik untuk kegiatan operasional atau investasi pada bisnis
lain.
Dalam laporan keuangan arus kas baik pada perusahaan barang maupun jasa,
ada 3 bagian yaitu:
1) Kas aktivitas operasi
Contoh dari kas aktivitas operasi yaitu pembayaran dan pendapatan
piutang, pembayaran gaji, pengeluaran operasional, dan lain sebagainya.
Laporan kas dari aktivitas operasi terdiri dari kegiatan atau operasi utama pada
sebuah perusahaan yang secara langsung berimbas pada kas.
2) Kas aktivitas investasi
Merupakan laporan kas keuangan yang berkaitan dengan perolehan
penjualan dan pembelian aktiva tetap atau aktiva permanen.
3) Kas aktivitas pendanaan
Laporan keuangan arus kas yang berhubungan dengan investasi pemilik,
peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.
b. Tujuan Laporan Arus Kas
Dari pengertian laporan keuangan arus kas (cash flow statement), laporan
keuangan arus kas memiliki pengertian sebagai laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu
periode. Laporan ini secara umum berguna (bagi manajer) untuk menilai operasi
masa lalu guna merencanakan aktivitas investasi serta pembiayaan di masa depan.
Perusahaan besar dengan laba bersih yang sangat besar tidak menjamin perusahaan
tersebut memiliki kas yang cukup untuk membayar gaji pegawai dan membeli
perlengkapan perusahaan selanjutnya. Oleh sebab itu, laporan keuangan arus kas
disusun dengan tujuan secara khusus untuk:
1) Berdasarkan laporan keuangan arus kas sekarang, memperkirakan arus kas pada
masa depan.
2) Tanpa melihat laporan keuangan arus kas sekarang, menentukan kemampuan
atau ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban perusahaan.
3) Landasan dalam pengambil keputusan guna memperbaiki kinerja perusahaan.
4) Laporan tentang hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
c. Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan keuangan arus kas memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan barang
maupun jasa. Selain bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga bermanfaat bagi
banyak pihak yang membutuhkan informasi dari laporan tersebut seperti para
investor, kreditor, dan pihak-pihak lain.
1) Informasi dalam laporan keuangan arus kas dapat memberikan informasi
mengenai kemampuan ensitas suatu perusahaan dalam menghasilkan arus kas di
masa depan
2) Dari informasi laporan keuangan arus kas, dapat dilihat seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dan memenuhi kewajibannya
(seperti membayar gaji karyawan).
3) Dengan adanya data mengenai dana masuk dan keluar atau kas masuk dan
keluar maka laba bersih dapat diketahui sehingga keberhasilan suatu perusahaan
dapat diukur dengan jelas.
Contoh laporan arus kas :
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah informasi rinci tentang detail yang terdapat
dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berfungsi sebagai penjelas pada
laporan keuangan yang tidak bisa diungkapkan secara rinci pada setiap macam laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan penting mengingat pembacanya tidak hanya
manajemen, tetapi setiap orang yang berkepentingan yang secara umum tidak terlalu
paham banyak tentang akuntansi.
Tujuannya adalah untuk menghindari salah persepsi dalam membaca laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan biasanya terdiri dari lima pengungkapan yaitu
penjelasan perusahaan secara umum, kebijakan akuntansi, kebijakan PSAK, pengguna
laporan keuangan, dan lainnya.
Secara umum, struktur CaLK mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian penting lainnya;
e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada laporan keuangan
lainnya, seperti pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran
Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca.
f. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam laporan keuangan lainnya;
g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan
dalam lembar muka  laporan keuangan.
CaLK harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan
Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci dan analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan
oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban
kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
Secara umum, susunan CaLK sebagaimana dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
disajikan sebagai berikut:
a. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b. Kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
1) Ikhtisar pencapaian target keuangan berikut hambatan dan kendalanya;
2) Kebijakan akuntansi yang penting:
3) Entitas pelaporan;
4) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
5) Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
6) Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan-
ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas
pelaporan;
7) Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
c. Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan:
1) Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan;
2) Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan.
d. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan
CaLK pada dasarnya dimaksudkan agar laporan keuangan pemerintah dapat
dipahami secara keseluruhan oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk
pembaca tertentu ataupun pemerintah saja. Oleh karena itu, untuk menghindari
kesalahpahaman bagi pengguna maupun pembaca laporan keuangan pemerintah, dalam
keadaan tertentu masih dimungkinkan setiap entitas pelaporan (pemerintah) menambah
atau mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam CaLK, selama perubahan
tersebut tidak mengurangi atapun menghilangkan substansi informasi yang harus
disajikan.

contoh Catatan Atas Laporan Keuangan :


LAPORAN TAHUNAN
A. Pengertian Laporan Tahunan
Laporan Tahunan merupakan laporan perkembangan dan pencapaian yang berhasil
diraih organisasi dalam setahun. Data dan informasi yang akurat menjadi kunci penulisan
laporan tahunan. Isi dari laporan tahunana tersebut mencakup laporan keuangan dan
prestasi akan kinerja organisasi selama satu tahun.

B. Fungsi Laporan Tahunan


Terdapat beberapa fungsi mendasar dari sebuah laporan tahunan yang dibuat oleh
masing-masing perusahaan, yaitu:
a. Sumber informasi perusahaan tentang apa yang telah dicapai perusahaan selama
setahun,
b. Sebagai alat pemasaran yang kreatif bagi perusahaan melalui integritas desain dan
tulisan,
c. Menambah daya tarik perusahaan di mata konsumen,
d. Sebagai dokumen lengkap yang menceritakan secara mendetail kinerja perusahaan,
beserta dengan neraca laba rugi perusahaan dalam setahun,
e. Serta memberikan gambaran mengenai tugas, peran, dan pekerjaan masing-masing
bidang.

C. Pedoman Penulisan Isi


Penulisan laporan tahunan bukanlah sebuah proses yang mudah, melainkan
memerlukan waktu yang cukup lama. Laporan tahunan ini biasa ditulis oleh
seorang praktisi humas yang mengetahui secara rinci kinerja organisasi. Terdapat
beberapa acuan penulisan laporan tahunan yaitu:
a. Disusun secara objektif. Pesan yang disusun digunakan untuk membangun
kesadaran publik akan perkembangan suatu perusahaan.
b. Disusun dan ditulis dalam bentuk majalah berita dengan disertai foto yang mengkilap
dan desain yang menarik.
c. Evaluasi atas laporan tahunan sebelumnya menjadi dasar untuk penulisan laporan
tahunan selanjutnya.
d. Dilengkapi dengan fakta dan data-data statistik untuk menggambarkan keadaan
perusahaan secara lebih detail.

D. Tahapan Menyusun Laporan Tahunan


Untuk menyusun sebuah laporan tahunan yang baik, terdapat berbagai tahapan yang
perlu diketahui oleh seorang praktisi humas, yaitu:
a. Tujuan penulisan laporan adalah untuk menginformasikan prestasi perusahaan yang
nantinya diharapkan dalam mengubah sikap publik.
b. Mengidentifikasi publik sasaran berarti menentukan secara pasti kepada siapa lapran
tahunan yang dibuat tersebut diperuntukkan. Publik sasaran terdiri dari calon
investor, analis keuangan, karyawan, pemerintah, dan pihak media massa.
c. Menentukan tema laporan, yakni menentukan hal-hal penting apa saja,
termasuk pesan kunci utama yang ingin disampaikan kepada publik sasaran.
d. Mengombinasikan angka-angka, grafik, foto, tulisan. Laporan tahunan dibuat
semenarik mungkin dengan desain yang lengkap. Laporan tahunan yang terlalu tebal
jika hanya diisi dengan angka dan tulisan akan membuat pembaca bingung dan
jenuh.
e. Mengklasifikasi laporan dalam beberapa bagian. Laporan tahunan biasa dipecah
menjadi beberapa bagian inti, yakni ringkasan keuangan, surat kepada pemegang
saham, operasi perusahaanm perkembangan perusahaan, pernyataan keuangan, dan
informasi seputar karyawan dan direksi perusahaan.
f. Memasukkan komentar pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan merupakan
seorang yang memiliki peranan penting dalam memberikan kesan perusahaan
terhadap publik sasaran. Hal ini untuk memberi kesan komitmen dari
pihak manajemen supaya perusahaan tetap menjadi yang terdepan dalam hal
memenuhi visi dan misi perusahaan.

E. Kelebihan dan Kelemmahan


.Kelebihan laporan tahunan yang dibuat secara lengkap dan didesain secara menarik
akan menjadi sebuah dokumen yang sangat efektif untuk menginformasikan sekaligus
mempromosikan perusahaan tersebut kepada publik sasaran, sedangkan kelemahan dari
laporan tahunan yang berbentuk seperti buku dan tebal seringkali membuat publik
sasaran enggan untuk membaca keseluruhan laporan tahunan tersebut.
Contoh Laporan Tahunan
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis) adalahsuatu kegiatan penilaian,
penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan kepada beberapa metode dan
teknik penganalisaannya sehingga mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat
melakukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut pada perusahaan tersebut.
Analisis laporan keuangan mencakup:
a. Perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama
b. Evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu.
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan tujuan:
1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan masa lalu, masa sekarang, dan
prediksi yang akan datang
2. Menilai kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan
Manfaat analisis laporan keuangan:
 Dari sudut pandang investor, untuk memprediksi kondisi dan prospek perusahaan di masa
depan
 Dari sudut pandang manajemen, untuk membantu perencanaan tindakan manajerial yang
akan menentukan kondisi perusahaan di masa depan
 Dari sudut pandang kreditur, untuk membantu menentukan kelayakan pemberian
pinjaman
Sebelum menganalisa terhadap suatu laporan keuangan, hal – hal yang perlu diperhatikan oleh
penganalisa adalah:
 Benar - benar memahami laporan keuangan tersebut.
 Dapat menggambarkan aktivitas - aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangan tersebut.
 Mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
 Mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup dalam di dalam mengambil
suatu kesimpulan.
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan, salah satunya
analisis rasio (ratio analysis). Analisis ini umum digunakan dalam teknikperhitungan rasio
keuangan karena:
 Rasio keuangan dirancang untuk mengungkapkan kekuatan/kelemahan relatif suatu
perusahaan dibanding perusahan lain dalam industri yang sama
 Rasio keuangan dapat menunjukkan posisi keuangan yang membaik/memburuk selama
periode tertentu
Terdapat 5 kategori rasio keuangan:
1. Rasio Likuiditas
 Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya.
 Aset likuid adalah aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa
harus mengurangi harga aset terlalu banyak.

Macam-macam rasio likuiditas:


 Rasio lancar (current ratio)
Berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancer
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasionya maka
semakin liquid perusahaan.

current assets( aktivalancar )


cu rrent ratio=
current liabilities (kewajiban lancar)
 Rasio cepat (quick test/acid test ratio)
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusaha kewajiban jangka
pendek tanpa mengandalkan persediaan.

current assets ( aktiva lancar )− persediaan(inventory )


acid ratio=
current liabilities

2. Rasio Aktivasi/Pengelolaan Aktiva (Manajemen Aset)


Rasio pengelolaan aktiva ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio
ini juga untuk melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang
disajikan tidak terlalu tinggi, terlalu rendah.Rasio ini menjawab pertanyaan: Apakah jumlah
setiap jenis aset dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi atau terlalu rendah jika dilihat dari
penjualan sekarang dan proyeksi ke depan?
Macam rasio pengelolaan aktiva (manajemen aset):
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan perputaran persediaan perusahaan. Semakin cepat
tingkat perputaran persediaan, maka semakin besar tingkat keberhasilan perusahaan.

costs of goo ds( penjualan)


inventory turnover ratio=
inventory
2. Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih (Rasio Periode Penagihan Rata-Rata) [Day Sales
Outstanding/DSO]/Average Collection Periode

Rasio ini digunakan untuk menaksir berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan
perusahaan untuk merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan.

account receivables (piutang)


DSO=
averages sales per day ( ratarata penjualan per hari)

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)


Rasio ini berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva tetapnya (pabrik, mesin, peralatan, dll.).

sales
¿ assets turnover ratio= assets (aktiva tetap bersih)¿
total ¿

4. Rasio Peruputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio)


Rasio perputaran total aktiva ini berfungsi untuk mengukur perputaran semua aktiva
perusahaan.
sales( penjualan)
total asset s turnover ratio=
total assets(total aktiva)
3. Rasio Solvabilitas (Manajemen Utang)
Rasio utang manajemen mengungkapkan:
(1) sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang dan
(2) kemungkinan tidak dapat dipenuhinya kewajiban utang perusahaan.
Pembiayaan perusahaan bisa bersumber dari dua pihak; pembiayaan internal atau pembiayaan
dari pihak luar (kreditur) melalui utang. Pembiayaan dengan utang atau sering disebut
leverage memiliki dampak yang serius bagi perusahaan jika perusahaan ingin mendapatkan
tambahan modal melalui utang. Calon kreditur pasti akan sangat-sangat memperhatikan rasio-
rasio ini.
Sejauh mana sebuah perusahaan menggunakan pembiayaan utang atau financial leverage
memiliki tiga implikasi penting:
1. Dengan mengumpulkan dana melalui hutang, pemegang saham dapat
mempertahankan kontrol dari suatu perusahaan tanpa meningkatkan investasi mereka.
2. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang diberikan pemilik sebagai batas pengaman.
Jadi semakin tinggi proporsi total modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka
semakin kecil risiko yang dihadapi kreditur.
3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian lebih besar atas investasi yang dibiayai
dengan pinjaman dibanding pembayaran bunga maka pengembalian atas modal
pemilik menjadi lebih besar (leveraged).
Macam-macam rasio manajemen utang:
1. Rasio Total Utang terhadap Total Aktiva/Rasio Utang (Debt Ratio)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur persentasi dana pembiayaan perusahaan yang
disediakan oleh kreditur.
total liabilities (total utang)
debt ratio=
total assets (total aktiva)

2. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned/TIE)


Rasio TIE ini mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan
tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan.

Kegagalan memenuhi kewajiban ini akan mengakibatkan adanya tindakan hukum dari
pemberi pinjaman. Lebih jauh, kegagalan memenuhi kewajiban tersebut juga
mungkin menyebabkan kebangkrutan.

EBIT (Earning Before Interest∧Taxes atau laba sebelum bunga dan pajak )
TIE=
interest (beban bunga)

3. Rasio Cakupan Beban Tetap (Rasio Cakupan EBITDA) (Fixed Charge Coverage Ratio)
Fungsi rasio ini serupa dengan rasio kelipatan pembayaran bunga, tetapi rasio ini
melihat lebih jauh karena mengakui bahwa ada aktiva perusahaan yang disewa (lease)
dan harus melakukan pembyaran dana pelunasan (sinking fund).

EBITDA + pembayaran sewa guna


EBITDA Cov . Ratio=
bunga+ pembayaran pokok + pembayaran sewa guna
4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas atau laba adalah hasil dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Hasil dari
penerapan strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Rasio profitabilitas ini
menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan manajemen utang
terhadap hasil operasi.
Rasio ini mencakup:
1. Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba)
untuk mengukur kemamuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan
penjualan yang dicapai perusahaan, dibedakan menjadi:
a. Marjin Laba Atas Penjualan (Profit Margin On Sales/Net Profit Margin)
Rasio ini akan menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam setiap nilai mata uang penjualannya.
earning for common stockholders(laba bersih)
net profit margin=
sales( penjualan)

b. Operating Profit Margin


Rasio ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan
pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan.

EBIT
operating profit margin=
sales

c. Gross Profit Margin


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor
dengan penjualan yang dicapai perusahaan.

gross pro fit


gross profit margin=
sales

2. Pengembalian Atas Total Aktiva (Return on Assets/ROA)


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas
penggunaan seluruh aktivanya dalam kegiatan operasinya.

earning for common sto ckholders(laba bersih)


ROA=
total assets(total aktiva)

3. Pengembalian Atas Ekuitas Saham Biasa (Return on common Equity/ROE)


Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang
saham.
earning for common stockholders ( laba bersih )
ROE=
common stock equity ( ekuitas sahambiasa )

4. Rasio Kemampuan Dasar Untuk Menghasilkan Laba (BEP/Basic Earning Power)


Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi.
Rasio ini juga berguna untuk membandingkan perusahaan dengan situasi pajak yang
berbeda dan tingkat utang yang berbeda.
EBIT
rasio BEP=
total assets

5. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)


Rasio nilai pasar memberikan manajemen petunjuk mengenai apa yang akan dipikirkan
investor mengenai kinerja perusahaan pada suatu periode serta prospek perusahaan tersebut
pada periode yang akan datang. Jika rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen
hutang, dan rasio profitabilitas perusahaan baik, maka rasio nilai pasarnyapun akan menjadi
tinggi. Lebih jauh, harga saham perusahaanpun akan setinggi nilai yang diharapkan.
Rasio ini menunjukkan apa yang dipikirkan investor atas kinerja masa lalu dan prospek masa
depan perusahaan.
Rasio ini terdiri dari:
1. Rasio harga/laba (Price Earning Ratio)
Rasio ini menunjukkan jumlah mata uang yang akan dibayarkan kepada investor untuk
setiap mata uang yang dia tanamkan pada perusahaan.

market price per share(harga per lembar saham)


PER=
earning per share (laba per lembar saham)

2. Dividened Yield
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan berupa dividen yang
mampu dihasilkan dari investasi pada saham.

dividened per share


dividened yield=
market price per share

3. Dividened payment ratio (DPR)


Rasio ini mengukur berapa besar bagian laba bersih setelah pajak yang dibayarkan
sebagian kepada pemegang saham.
dividened
DPR=
earning after taxes

4. Rasio Nilai Pasar/Buku (Market to Book Ratio)


Rasio nilai pasar buku ini memberikan indikasi bagi manajemen perusahaan mengenai
bagaimana pandangan investor terhadap perusahaan.
Perusahaan yang tingkat ekuitasnya tinggi pada umumnya akan menjual sahamnya
lebih tinggi beberapa kali dari nilai bukunya.

market price per share (harga per lembar saham)


M B ratio=
book value per share(nilai buku per lembar saham)
Untuk memperoleh informasi yang lebih banyak, analis keuangan dapat melakukan analisi
keuangan dengan cara:
 Cross Section Analysis yaitu membandingkan data laporan keuangan pada tahun yang
sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau analisis industri.
 Time Series Analysis yaitu pendekatan yang menggunakan perbandingan rasio keuangan
dari waktu ke waktu; membandingkan/mengevaluiasi kecenderungan trend (tendensi
posisi dan kemajuan keuangan perusahaan) rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu
ke waktu apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun, membaik atau memburuk
dari waktu ke waktu.
 Common Size adalah teknik lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi trend
dalam laporan keuangan.Dalam analisis ini, semua akun laporan laba rugi dibagi dengan
penjualan dan semua akun neraca dibagi dengan total aset.Keuntungan dari analisis
common size adalah dapat membandingkan neraca dan laporan laba rugi dari waktu ke
waktu antara beberapa perusahaan.

Du Pont analysis memperlihatkan bagaimana bagaimanamarjin laba atas penjualan, rasio


perputaran aktiva, sertapenggunaan utang berinteraksi dalam menentukan
tingkatpengembalian atas ekuitas (ROE).

Manajemen perusahaan bisa memakai sistem Du Pont untuk menganalisis cara-cara


untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Persamaan Du Pont
ROA=net profit margin× total assets turnover
earning for common stockholders (laba bersih) sales( penjualan)
ROA= ×
sales( penjualan) total assets(total aktiva)

ROE=ROA × equity multipler (total assets¿equity )


earning for common stockholders(lababersih) total assets
ROE= ×
total assets (total aktiva) total equity

Keterangan:
 Profit margin memperlihatkan pengawasan terhadap biaya
 Total assets turnover memperlihatkan efektivitas penggunaan biaya
 Equity multipler memperlihatkan efektivitas penggunanaan utang
Du Pont Chart merupakan salah satu cara untuk melakukan analisis rasio keuangan dengan
komprehensif, karena dalam bagan dapat dijelaskan keterkaitan antara rasio-rasio keuangan
sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya suatu perubahan rasio keuangan.
Analisis laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya adalah:
 Banyak perusahaan besar mengoperasikan beberapa divisi dalam industri berlainan dan
ini sulit menentukan rata -rata industri.
 Sebagian besar perusahaan menginginkan hasil di atas rata-rata sehingga hanya mencapai
kinerja rata-rata tidak selalu berarti sesuatu yang baik.
 Inflasi dapat mendistorsi neraca perusahaan. Nilai tercatat seringkali berbeda dengan nilai
sebenarnya.
 Faktor musiman dapat mendistorsi analisis rasio.
 Perusahaan dapat menggunakan “window dressing” untuk membuat laporan
keuangannya terlihat lebih baik.
 Adanya perbedaan kebijakan penggunaan metode akuntansi oleh masing-masing
perusahaan.
 Praktek akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan.
 Terkadang sulit menjustifikasi apakah suatu rasio tertentu itu “baik” atau “buruk”.
 Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang terlihat bagus dan beberapa
rasio lain terlihat buruk sehingga sulit menilai perusahaan secara keseluruhan kuat atau
lemah.
Biaya Modal
A. Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya
biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimalkan.

2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang


biaya modal.

3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya
modal.

Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu
tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung
maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata
biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa
biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau
disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun
apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung
adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh
modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang
mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of
capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat
bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko.

2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.

3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika


manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah.
Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi
sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.

4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar


akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal


Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan
return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan
dengan kebijakan manajemen investasi.

2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi
yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.

3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan


variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan
hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi
dari struktur keuangan berjalan.

4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya
modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan
bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

D. Biaya Hutang
Biaya hutang didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi agar
tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai
sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama
dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh 1 : Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp 5 juta dan hutang
perniagaan rata-rata Rp 50 juta.
Maka : Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ; Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh 2 : Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp 100 juta dengan bunga 2% per
bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur
kreditnya dg premi asuransi Rp 5 juta.
Maka : Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
= Rp. 100 juta – (Rp 16 juta + Rp 5 juta)
= Rp 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp21 juta
Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp 21 juta / Rp 79 juta x 100% = 26%. Biaya kredit per bulan
= 26% / 8 = 3,25%
Misal tingkat pajak 25 % = Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per
bulan.
2. Biaya Modal Jangka Panjang

Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran kas yg terjadi
karena penggunaan dana tersebut.
Contoh : Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya 10 tahun.
Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
1. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
2. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
3. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
4. Misal tingkat pajak 25% ,
Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.
E. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham
preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung
dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg
diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya.
Contoh : Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan nilai nominal
Rp.10.000,- per lembar dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut sebesar
Rp.9.000,- per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
F. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal
sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal
ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual
saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
1) Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)

Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada
saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba
tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti
pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow
back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
2. Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
D1
Po = ———–
Ks – g
Maka,
D1
Ks = ———– + g
Po
D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.
3. Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
· Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan,
karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi akan
mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
D1
Ksb = —————– + g
Po (1 –FC)
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost
G. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC) :
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan
biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing
sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara
keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of
capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau
sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.

Weighted Average Cost of Capital


Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya modal
dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.

Sumber modal Jlh Rp. Biaya penggunaan modal Hutang Jk, Panjang 60 jt 6% (sebelum tax)
Saham Preferen 10 jt 7% Modal sendiri 130 jt 10% Jlh 200 jt
Tingkat pajak perseroan = 25%.
Berapa Biaya Modal Rata-rata ?
Jawab :
Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5%

H. Marginal Cost of Capital


Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru.
Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
penggunaan modal.
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru
menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan
modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————-
Bagian modal sendiri dalam struktur modal
Sumber
https://www.jurnal.id/en/blog/2017/4-jenis-laporan-keuangan-yang-penting-untuk-bisnis-
anda.amp?locale=en
http://referensionlineku.blogspot.com/2018/05/5-jenis-laporan-keuangan-beserta-contoh.html?
m=1
https://ukirama.com/blogs/5-jenis-laporan-keuangan-dalam-akuntansi-yang-harus-anda-ketahui
https://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/catatan-atas-laporan-keuangan/
https://www.google.com/amp/s/www.jurnal.id/en/blog/2017/jenis-jenis-laporan-keuangan-
dalam-akuntansi.amp%3flocale=en
https://www.google.com/amp/s/dosenakuntansi.com/laporan-arus-kas/amp
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
https://www.google.com/amp/s/dindaituchdindhoet.wordpress.com/2010/11/15/laporan-
neraca/amp/
https://www.google.com/amp/s/www.jurnal.id/en/blog/2017/pengertian-dan-contoh-laporan-
laba-rugi.amp%3flocale=en
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2017/01/pengertian-dan-tujuan-laporan-keuangan.html?m=1
https://www.pelajaran.id/2018/22/pengertian-tujuan-unsur-dan-contoh-laporan-perubahan-
modal.html
https://forum-ukm.blogspot.com/2015/05/pengertian-kegunaan-contoh-neraca.html?m=1
http://deriaprianto74.blogspot.com/2012/12/the-balance-sheet-neraca.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_tahunan

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197806272003121-
TONI_HERYANA/Manajemen_Keuangan/Analisis_Laporan_Keuangan.ppsx
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/Analisa%20Laporan
%20Keuangan.pdf
http://directory.umm.ac.id/sistem-pakar/analisis-laporan-keuangan.pdf JKHIUH
Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik, I Made Sudana, Penerbit Erlangga, Jakarta,
2011
http://aniselviani.blogspot.co.id/2013/06/makalah-manajemen-keuangan.html
http://mursyidharahman09.blogspot.co.id/2016/03/makalah-cost-of-capital-capital-and.html

Anda mungkin juga menyukai