Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Oleh:

AL AMIN Nim 2130404009

Dosen pengampu:
NITA FITRIA, S.E.I.,MA

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
TA.2023
RESUME 1
A. Menjelaskan tentang definisi, tujuan, sifat, arti penting laporan keuangan
1. Definisi Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan
menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat untuk menghasilkan
keputusan yang tepat. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat
bagi berbagai pihak (stakeholders)seperti investor, kreditur, analis, konsultan
keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Ada beberapa
definisi analisis laporan keuangan menurut para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Harjito dan Martono (2011:51), Analisis laporan keuangan
merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang
melibatkan neraca dan laba rugi.
2. Menurut Harahap (2011:190), Analisis laporan keuangan berarti
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil
dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non-kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Berdasarkan
pendapat oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan adalah menguraikan pos-poslaporan keuangan yang
melibatkan neraca dan laba rugi untukmendapatkan informasi kondisi keuangan
suatu perusahaan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat.

2. Tujuan Laporan Keuangan


“Menurut Kasmir (2008:11) Tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan yaitu”:
1. Untuk Memberikan suatu informasi perihal jenis dan jumlah aktiva
(harta) yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.
2. Untuk Memberikan informasi perihal jenis dan jumlah kewajiban
dan modal yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.
3. Untuk Memberikan informasi perihal jenis dan jumlah pendapatan
yang diperoleh pada suatu periode tertentu perusahaan.
4. Untuk Memberikan informasi perihal jumlah biaya dan jenis biaya
yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Untuk Memberikan informasi perihal perubahan-perubahan yang
terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Untuk Memberikan informasi perihal kinerja manajemen perusahaan
dalam periode akuntansi.
7. Untuk Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan
8. Untuk Informasi keuangan lainnya.

3. Sifat Laporan Keuangan


“Kasmir (2008:12) menyatakan bahwa untuk pencatatan yang dilakukan
dalam penyusunan suatu laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-
kaidah yang berlaku secara umum. Demikian pula halnya dalam hal penyusunan
laporan keuangan harus didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri”.
Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:
1. Berdasar sifat historis yang artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan
disusun dari data masa yang lalu atau masa yang sudah lewat dari masa yang
sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua
atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya)
2. Berdasar sifat menyeluruh yang artinya laporan keuangan yang dibuat harus
selengkap mungkin dan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian tidak akan
memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

4. Arti Penting Laporan Keuangan


Laporan keuangan itu sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha
dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui
sudah sampai dimana perusahaan untuk mencapai tujuannya. Laporan keuangan
pada perusahaan dasarnya adalah merupakan hasil dari suatu proses akuntansi
yang didapatkan untuk digunakan sebagai suatu alat komunikasi diantara data
keuangan atau aktivitas dari perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga
laporan keuangan memegang peranan yang sangat luas dan mempunyai suatu
posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan suatukeputusan. (Fahmi
(2012:23)

B. Proses menghasilkan dan keterbatasan laporan keuangan


Seluruh informasi yang diperoleh dan bersumber dari laporan keuangan pada
kenyataannya selalu saja terdapat kelemahan, dan kelemahan tersebut dianggap sebagai bentuk
keterbatasan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu bagi
pihak pengguna laporan keuangan harus memahami dan menyadari dengan benar setiap
keterbatasan tersebut sebagai sebuah realita yang tidak bisa dipungkiri, walaupun dalam
kenyataanya setiap akuntan selalu berusaha memberikan informasi yang maksimal, termasuk
menempatkan catatan kaki (footnotes) sebagai pendukung informasi. Karena akuntansi
berfungsi sebagai penyedia data untuk menyusun laporan keuangan, data tersebut harus bersifat
obyektif dan informatif agar fungsi-fungsi tersebut dapat dipenuhi maka diperlukan konsep-
konsep akuntansi dalam pencatatan guna penyusunan laporan keuangan tersebut, yaitu:
1. Konsep kesatuan usaha (business entity) Konsep yang menyatakan bahwa pencatatan
kegiatan perusahaan harus dipisahkan dari kegiatan pemiliknya.
2. Konsep kelangsungan hidup (going concern) Perusahaan didirikan tidak untuk
sementara waktu tetapi diharapkan akan berjalan terus sepanjang waktu.
3. Konsep harga pokok (cost) Sehubungan konsep kelangsungan hidup, maka data
akuntansi akan dicatat menurut harga perolehannya (at cost) pada waktu terjadinya.
4. Konsep satuan pengukuran (unit of measurement)
Kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkas, dan menyajikan transaksi-transaksi
perusahaan dan hasil- hasilnya, dalam akuntansi digunakan satuan pengukuran uang.
5. Konsep stabilitas nilai uang (stable monetary unit)
Fluktuasi nilai uang dianggap tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah-jumlah yang
ditunjukkan dalam laporan kondisi keuangan perusahaan.
6. Konsep periode waktu (time period) Karena aktivitas perusahaan berjalan sepanjang
waktu maka proses penyajian kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan perlu
dipecah dalam periode-periode tertentu.
7. Konsep obyektivitas (objective evidence) Untuk keperluan pencatatan akuntansi
dibutuhkan dukungan bukti-bukti transaksi yang bersifat obyektif dan dapat diuji
kebenarannya.
8. Konsep keterbukaan (disclosure) Semua fakta-fakta perlu diungkap secara terbuka
supaya laporan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sedapat mungkin bersifat
informative dan memberi arti (tidak menyesatkan).
9. Konsep konsistensi (consistency) Di dalam akuntansi terdapat beberapa metode yang
dapat dipergunakan, misalnya dalam menilai persediaan, menaksir kerugian piutang tak
tertagih, penyusutan aktiva tetap. Sekali suatu metode telah terpilih maka secara
konsisten harus dipertahankan dari periode ke periode selanjutnya. Dengan demikian
laporan keuangan dapat diperbandingkan diantara interval waktu tertentu. Hal ini tidak
berarti bahwa akuntan mengabaikan sama sekali kemungkinan adanya perubahan
metode akuntansi yang digunakan. Apabila terjadi perubahan metode akuntansi
tersebut ke metode lain, catatan kaki harus dibuat, dimana ditunjukkan pengaruhnya
akibat adanya perubahan metode tersebut.
10. Konsep konservatisme (conservatism) Umumnya diartikan sebagai pencatatan
aktiva milik perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari pada harga perolehannya
(cost) atau mencatat hutang lebih tinggi (over-stated). Selain prinsip ini mengakui
kemungkinan rugi yang akan terjadi tidak mengantisipasikan laba yang belum direalisir
(tidak diakui sebagai beban periode itu).
11. Konsep realisasi (realization) Penghasilan (revenue) direalisir apabila penjualan
telah dilakukan atau apabila suatu jasa telah dilakukan.
12. Konsep perbandingan hasil-biaya (matching principle revenue and cost) Pendapatan
bersih diperoleh dengan membandingkan antara penghasilan (revenue) dan
pengeluaran (cost) dalam periode waktu tertentu. Dalam akuntansi perbandingan ini
tidak selalu dapat dilakukan dengan tepat karena penggunaan accrual basis" dalam
perhitungan laba rugi. Pendapatan bersih tidak selalu identikdengan uang tunai (cash
basis). Dengan adanya konsep ini pengeluaran dapat dibedakan menjadi pengeluaran
modal (capital expenditure) dan pengeluaran pengahsilan (revenue expenditure),
demikian juga penerimaan (capital receipt and revenue receipt).

Laporan keuangan yang merupakan informasi bagi yang membutuhkan juga terdapat
kelemahan dan keterbatasan, menurut prinsip-prinsip akuntansi Indonesia (PAI) adalah sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat, karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi dalam proses pengabilan keputusan.
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan
prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu
tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila
beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya
dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yangdapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya
diabaikan.

C. Perbedaan laporan keuangan konvensional dan syariah


Keuangan Islam adalah sebuah sistem yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah, serta
dari penafsiran para ulama terhadap sumber-sumber wahyu tersebut. Dalam berbagai
bentuknya, struktur keuangan Islam telah menjadi sebuah peradaban yang tidak berubah
selama empat belas abad. Selama tiga dasawarsa terakhir, struktur keuangan Islam telah tampil
sebagai salah satu implementasi modern dari sistem hukum Islam yang paling penting dan
berhasil, dan sebagai uji coba bagi pembaruan dan perkembangan hukum Islam pada masa
mendatang. (Furkony, Deni Konkon Syaripudin, 2020)
Sedangkan Lembaga Keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang
aset utamanya berbentuk aset keuangan maupun tagihan-tagihan yang dapat berupa saham,
obligasi, dan pinjaman, daripada berbentuk aktiva riil seperti bangunan, perlengkapan dan
bahan baku. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-
kegiatan di bidangkeuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut
kembali ke masyarakat. Dari pengertian di atas diketahui bahwa lembaga keuangan adalah
tempat transformasi atau perpindahan dana dari pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus
of funds) kepada pihak yangmengalami kekurangan dana (deficit of funds). (Furkony, Deni
KonkonSyaripudin, 2020).
Laporan keuangan syariah adalah laporan keuangan yang bentuk penyajiannya sesuai
dengan entitasatau kaidah-kaidah syariah. Sedangkan Laporan keuangan konvensional adalah
laporan keuangan yang memberikan informasikuantitatif tentang posisi keuangan dan
perubahannya serta hasil yang dicapai pada periode tertentu. Laporan keuangan konvensial dan
syariah sejatinya merupakan jenis laporan yang memuat sebagian besar hal-hal yang sama dan
intinya melaporkan kinerja perusahaan sembari memperlihatkan posisi perusahaan saat ini
terkaitdengan kekayaan dan kewajiban.
Namun ada beberapa perbedaan yang menjadikan keduanya merupakan laporan
keuangan yang berbeda.
1) Persamaan Laporan Keuangan Syari’ah dan Konvensiona Pada umunya tujuan
sebuah laporan keuangan adalah sebagai berikut Beberapa persamaan antara Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 5 (perbankan syariah)dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 31 (perbankan konvensional) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi kas yang dapat di percaya mengenai posisikeuanganperusahaan
atau lembaga keuangan pada periode tertentu.
b. Memberikan laporan keuangan yang dapt dipercaya mengenai hasilusaha perusahaan
atau lembaga keuangan dalam periode tertentu.
c. Memberikan informasi yang dapat membantu pihak –pihak yang berkepentingan untuk
menilai atau mengintreprestasikan kondisi dan potensi suatu perusahaan ataulembaga
keuanagan.
d. Memberikan informasi penting lainya yang relevan dengan kebutuhan pihak-
pihakberkepentinagan dengan laporan kebutuhan yang bersangkutan.
Dari ke empat tujuan umum sebuah lembaga keuangan diatas dapat disimpulkan
bahwasanya persamaan antara laporan keuangan dkonvensional dan laporan syariah adalah
sama-sama untuk menginformasikan keadaan keuangan suatu lembaga atau instasi. (Setiawan,
2022).
REFERENSI
Hidayat, Wastam Wahyu. (2018). Dasar-Dasar Laporan Keuangan. Jakarta: Uwais Inspirasi
Indonesia
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kharisma Putera Utama
RESUME 2

A. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur


Laporan keuangan adalah dokumen penting yang digunakan untuk melacak kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Berikut adalah bentuk-bentuk laporan keuangan untuk perusahaan
dagang, jasa, dan manufaktur:
a) Perusahaan Dagang
a. Laporan laba rugi
b. Laporan neraca
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan modal
e. Laporan hutang
f. Laporan persediaan
b) Perusahaan Jasa
a. Laporan laba rugi
b. Laporan neraca
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan modal
c) Perusahaan Manufaktur
a. Laporan pencatatan Harga Pokok Produksi
b. Laporan laba
c. Laporan
d. Laporan perubahan modal atau Perlu diingat bahwa meskipun ada beberapa
perbedaan dalam keuangan antara perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur,
namun bentuk laporan keuangan yang digunakan

B. Perbedaan Laporan Keuangan Syari’ah dan Konvensional


A. Dari Segi Pelaporan

Bank Konvensional Bank Syariah


1. Neraca 1. Neraca
2. Laporan laba rugi 2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas 3. Laporan Arus kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas laporan keuangan 5. Laporan Perubahan Dana Investasi
terkait
6. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan
Bagi hasil
7. Laporan sumber dana dan penggunaan
dana zakat
8. Laporan dan penggunaan dana
kebaikan

B. Dari segi usaha yang di biayai


Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat secar
hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang melakukan transaksi
syariah. Adapun ahlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam
interaksi sesama mahluk agar hubungan tersebut menjadi saling menguntungkan dan
harmonis. Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dibiayai tidak terlepas dari
saringan syariah. Karena itu, bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang
terkandung di dalammnya hal-hal yang diharamkan. Dalam perbankan syariah suatu
pembiayaan tidak akan disetujui sebelum dipastikan beberapa hal pokok, diantaranya
sebagai berikut:
1) Usaha yang dibiayai merupakan
proyek halal.
2) Usaha yang bermanfaat bagi
masyarakat
3) Usaha yang menguntungkan bagi
bank dan mitra usahanya

C. Dari segi pendapatan (laba)


Dari segi pendapatan atau laba bank konvensional memperoleh laba dari hasil
bunga,bunga itu di dapatkan dari hasil pembiayaan antara pihak bank kepada nasabah
.begitu pula dengan bank syariah hanya saja laba yang di hasilkan bank syariah adalah
hasil dari pembiayaan bank kepada nasabah yanga telah di sepakati di depan sebelum
kegiatan itu di laksanakan atau sering di sebut juga dengan prinsip bagi hasil. Bank
konvensional tidak memperdulikan apakah usaha yang dijalankan oleh pihak nasabah
itu berhasil atau tidak, pihak konvesional tetap mengambil keuntungan. Sedangkan
bank syariah tetap memperhatikan situai nasabah tersebut.
RESUME 3

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan berarti suatu proses penguraian data (informasi) yang
terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen tersendiri, menelaah setiap
komponen, dan mempelajari hubungan antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik
analisis tertentu agar diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran yang komprehensif
tentang informasi tersebut. (Bondarenko, L.V. (2009)
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetaui kinerja
perusahaan dalam suatu periode. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh pihak
manajemen untuk memberikan gambaran atau progress report secara periodik. Karena itu,
laporan keuangan mempunyai sifat historis dan menyeluruh. Laporan keuangan sebagai
progress report terdiri atas data yang merupakan kombinasi antara fakta yang telah dicatat
(recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan- kebiasaan dalam akuntansi, dan personal
judgement.
Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat
diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan
dalam nilai uang. Laporan keuangan suatu korporasi umumnya meliputi neraca, laporan laba
rugi, dan laporan sumber dan penggunaan dana. Analisis keuangan yang menghasilkan
informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan korporasi , baik yang tela lampau atau saat
sekarang serta ekspetasinya di masa depan. Tujuan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi
setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan
datang serta menentukan setiap setiapn kekuatan yang dapat menjadi suatu keunggulan
korporasi.. (Harahap, Sofyan Syafri. (2004)
Manajemen suatu organisasi, baik yang berorientasi laba (profit oriented) maupun yang
tidak, akan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa mendatang. Baik
buruknya keputusan yang diambil akan bergantung dan ditentukan oleh informasi yang
digunakan dan kemampuan manajemen dalam menganalisis dan menginterprestasikannya.
Salah satu sumber informasi penting yang digunakan manajemen dalam pengambilan
keputusan tersebut, terutama keputusan keuangan, adalah laporan keuangan. (Hery. (2015))
B. Tujuan, prosedur dan metode analisis laporan keuangan
1. Tujuan
Menurut standar akuntansi keuangan, tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian masa lalu.
c) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. (Hidayat, Wastam Wahyu. (2018))
2. Menurut Ismail. (2011), terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang
biasa dipakai yaitu sebagai berikut:
1. Analisis vertikal (statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya
satu periode laporan keuangan saja. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode
saja dan tidak diketahui perkembangan perusahaan dari periode ke periode.
2. Analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan
terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

Disamping Bogdanova, J.Z. (2017 ) metode yang digunakan untuk menganalisis


laporan keuangan, menurut terdapat jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan, yaitu analisis dengan
membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
2. Analisis trend, yaitu analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam
persentase tertentu.
3. Analisis persentase per komponen, yaitu analisis yang dilakukan untuk
membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di
laporan neraca maupun laporan laba rugi.
4. Analisis sumber dan penggunaan dana, yaitu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas, yaitu analisis yang digunakan untuk
mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode.
6. Analisis rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos
yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan
laporan laba rugi.
7. Analisis kredit, yaitu analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu
kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank.
8. Analisis laba kotor, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba
kotor dari periode ke satu periode.
9. Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas atau break even point,
yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk
dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian.

REFERENSI
Bondarenko, L.V. (2009). Organizational-economic bases of ensuring competitiveness of
recreational-tourist services. Terra Economicus, 7(2-3), 137-140.
Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Akuntansi Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hery. (2015). Praktis Menyusun Laporan Keuangan; Cepat & Mahir Menyajikan. Jakarta:
Salmeba Empat

Anda mungkin juga menyukai