Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Eldon (2000:135), “akuntansi adalah seni mencatat,

mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi dan kejadian yang

terjadi, paling tidak sebagian, bersifat keuangan dan dengan cara bermakna

dan dalam satuan uang, serta menginterpretasikan hasil-hasilnya”.

Menurut ABP Steatment No.4 dalam Smith Skousen (1995 : 3), “akuntansi

adalah suatu aktivitas jasa,yang fungsinya adalah menyediakan informasi

kuantitatif,terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis

dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan

alternatif”. Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison (Horngren

Harrison, 2007 : 4),”Bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang

mengukur aktivitas bisnis,kemudian memproses data menjadi laporan,dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

Pengertian akuntansi juga diungkapkan oleh Soemarso (2004:3),

“akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi penting

sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya

perusahaan secara efisien”. Dari definisi-definisi diatas dapat dikatakan

bahwa inti dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi ekonomi

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Skousen (2004 : 6), beberapa ciri penting definisi akuntansi yang

harus diperhatikan adalah sebagai berikut:


10

1. Akuntansi memberikan suatu pelayanan vital dalam lingkungan bisnis

dewasa ini. Studi akuntansi seharusnya tidak dipandang sebagai suatu

latihan teoritis melainkan akuntansi diartikan merupakan suatu alat

praktis.

2. Akuntansi pada dasarnya berhubungan dengan informasi keuangan

kuantitatif yang digunakan dalam hubungannya dengan evaluasi

kualitatif dalam membuat keputusan.

3. Informasi akuntansi digunakan dalam membuat keputusan mengenai

bagaimana mengalokasikan sumber angka. Semakin bagus sistem

akuntansi yang mengukur dan melaporkan biaya dengan sumber-

sumber ini, semakin baik keputusan yang dibuat untuk

mengalokasikannya.

4. Meskipun akuntan menempatkan penekanan banyak pada pelaporan

yang telah terjadi, informasi masa lampau ini dimaksudkan agar

bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi mengenai masa

datang.

2.1.1 Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan dimaknai sebagai laporan yang memuat

informasi mengenai laporan keuangan perusahaan atau instasi

pemerintah dalam satu periode akuntansi tertentu yang

menggambarkan kinerja dari perusahaan atau instansi pemerintaha

tersebut.laporan keungan mempunyai peran penting bagi

perusahaan, terutama dalam pengambilan keputusan yang tepat

ataupun penerapan-penerapan kebijakan perusahaan demi


11

perkembangan dan kemajuan perusahaan itu sendri. Laporan

keuangan merupakan sarana utama bagi para manajer untuk

mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan kepada berbagai

pihak., terutama pihak-pihak di luar perusahaan. Karena laporan

keuangan memuat informasi akuntansi pada periode tertentu, yang

berisi tentang informasi pokok mengenai kekuatan dan kinerja

perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi,

dimana dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan di

catat, diklasifikasikan, dan di ikhtisarkan untuk kemudian disusun

menjadi laporan keuangan. Dalam laporan keuangan tersebut akan

terlihat data kuantitatif dari harga, utang, modal, pendapatan, dan

biaya dari perusahaan yang bersangkutan. laporan keuangan suatu

perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk pertanggung jawaban

pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan. Laporan

keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat

komunikasi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan internal dan

eksternal perusahaan.

2.1.2 Peneliti Terdahulu

1. Menurut Tunggal (2000)

"Laporan keuangan adalah pertanggungjawaban pimpinan

suatu perusahaan kepada pemegang saham atau kepada


12

masyarakat umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan

olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya satu tahu".

2. Menurut Djarwanto (2001)

"Laporan keuangan merupakan hasil tindakan perbuatan

ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun guna

memberikan informasi kepada berbagai pihak yang terdiri dari

neraca, laporan laba rugi, laporan modal sendri, dan laporan

sumber penggunaan data".

3. Menurut Munawir S (2002)

"Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi

yang dapat memberikan informasi tentang suatu kendala

perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data

keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan data

perusahaan tersebut".

4. Menurut Zaki (2004)

"Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

satu tahun buku yang bersangkutan”.

Secara umum pengertian laporan keuangan adalah mendasarkan

pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1 2007)

yang menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari

proses pelaporan keuangan, dalam Standar Akuntansi Keuangan

disebutkan bahwa Laporan Keuangan yang lengkap terdiri dari


13

neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan

keuangan dan informasi tambahan misalnya informasi keuangan

segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh

perubahan harga.

2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan dalam analisis laporan keuangan Harahap

(2010):

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktivitas dan kewajiban serta modal suatu

perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban)

suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam

rangka memper oleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para

pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahan dalam

menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai

perubahan aktiva-aktiva dan investasi.

e. Untuk mengumpulkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk

kebutuhan pemakaian laporan, seperti informasi mengenai

kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.


14

2.1.4 Jenis-jenis Laporan Keuangan

a. Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan pada saat tertentu.

Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri suatu

perusahaan pada hari terakhir periode akuntansi. Menurut

(Sutrisno, 2009 : a) neraca merupakan laporan yang

menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat

tertentu. Neraca bertujuan untuk menunjukkan posisi keuangan

pada suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada

waktu dimana buku-buku ditutp dan ditentukan sisanya pada

akhir tahun fiskal atau tahun kalender sehingga neraca sering

disebut dengan balance sheet.

Definisi lain tentang neraca dikemukakan oleh (Abdul Halim

dan Sarwoko, 2008 : 38) neraca yang menunjukkan aktiva,

utang, dan modal sendiri suatu perusahaan pada hari terakhir

periode akuntansi.

b. Laporan laba rugi.

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan

jumlah pendapatan atau penghasilan dan biaya dari suatu

perusahaan pada periode tertentu sebagaimana halnya neraca.

Laba rugi juga disusun tiap akhir tahun. Menurut (Sutrisno,

2008:10) laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan

hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

c. Laporan arus kas.


15

Laporan ini menunjukkan perputaran uang (kas dan bank)

selama periode tertentu, misalnya bulanan dan tahunan.

Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional

dan kas untuk kegiatan pendanaan.

Diungkapkan dalam Accounting Principles Board (APB) Opinion

No.4 yang menyatakan tentang fungsi dari laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang bersifat finansiil. Mengenai

aktivitas ekonomi dan dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan ekonomi (APB Opinion 4 dalam Tearney, 2001).

Disebutkan pula dalam Statement of Financial Accounting

Concepts (SFAC No. 1, 1978) bahwa tujuan pelaporan keuangan

salah satunya adalah menyediakan informasi kepada investor dan

kreditor mengenai prospek kondisi keuangan perusahaan, terutama

yang menyangkut jumlah, waktu dan kepastian arus kas yang

diperoleh perusahaan. Bagi investor hal ini berkaitan dengan retun

yang diharapkan dari dana yang diinvestasikan. Informasi

akuntansi yang dimaksud terutama mengenai laporan laba rugi dan

cash flow suatu perusahaan.

Beberapa kebutuhan pemakai laporan keuangan meliputi (Standar

Akuntansi Keuangan, 2009):


16

1. Investor.

Penanam modal berisiko dan penasihat merekan

berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil

pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

2. Karyawan.

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan frobilitas

perusahaan.

3. Pemberian Pinjaman

Pemberian pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman

serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi

keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan

apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh

tempo.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka

terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau

tergantung pada perusahaan.


17

6. Pemerintah

Pemerintah dengan berbagai lembaga yang berada dibawah

kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan

arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka

juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas

perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar

untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic

lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan

berbagai cara misalnya: perusahaan dapat memberikan

kontribusi berarti pada perekonomian masyarakat.

2.1.5 Karakteristik Kualifikasi Laporan Keuangan

karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dan

laporan keuangan berguna bagi pemakai. Menurut Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI,2002,hal.7-12) terdapat empat karakteristik

kualitatif yaitu:

a. Mudah dipahami.

Ini berarti bahwa kualitas penting yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk

mempelajari dengan ketekunan yang wajar.


18

b. Relevan

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki

manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh

pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain, relevan

merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk

mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan

keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut

mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang

hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

c. Kendala

Keandala merupakan kualitas informasi yang disampaikan

laporan keuangan menyebabkan pemakai informasi akuntansi

sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan.

Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan

suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar

keadaan/peristiwayang digambarkan sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya.

d. Dapat diperbandingkan

Suatu laporan keuangan dapat diperbandingkan bila informasi

tersebut dapat saling diperbandingkan baik antar periode

maupun antar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai


19

peranan penting bagi banyak pihak, sehingga ketepatan waktu

dalam penyampaian laporan keuangan sangat

dibutuhkan. (Baridwan)

2.2 Laba

Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada keuntungan

atau laba, menurut Soemarso (2004:245) Laba adalah selisih lebih

pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh

pendapatan tersebut selama periode tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu

perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai

selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang

dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.

Umumnya peusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu

memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk

mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam

setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh

kegiatan yang berlangsung secara terus menerus.

2.2.1 Peneliti Terdahulu

1. Menurut Committee on Terminology (2002)

“Laba merupakan Jumlah yang berasal dari pengurangan harga

pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau

penghasilan operasi”.
20

2. Menurut APB Statement (2002)

“Laba adalah kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya

selama satu periode akuntansi”.

3. Menurut FASB (2002 ; 228)

“Gains (laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang

sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari

transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity

selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau

investasi dari pemilik”.

4. Menurut Baridwan (1997) dalam bukunya Intermediate

Accounting menyebutkan bahwa :

“Gains (laba) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang

berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang

terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau

kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu

periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau

investasi oleh pemilik. Contoh: laba dari penjualan aktiva tetap”.

5. Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2001)

mengemukakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan

perhitungan laba, yaitu :

a. Laba kotor

Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan

penjualan dengan harga pokok penjualan.

b. Laba dari operasi


21

Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total

beban biaya.

c. Laba Bersih

Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi

dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan

lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain.

Setiap perusahaan ataupun jenis usaha lainnya mempunyai tujuan

yang sama, yaitu memperoleh laba yang besar untuk dapat

memperoleh keuntungan.

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporakan

kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas dibuthkan

untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang dikelola

oleh sebuah perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut

juga sering digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang akan disamakan

dengan kas dimasa yang akan datang. Informasi tentang

kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan laba rugi

merupakan suatu laporan sistematis mengenai penghasilan biaya laba

rugi yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode. Informasi

yang disajikan dalam laporan laba rugi meliputi :


22

1. Bagian pertama

Menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan (penjualan barang dagangan / memberikan service)

diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual,

sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua

Menunjukan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya

penjualan dan biaya umum atau administrasi (operating

expense).

3. Bagian ketiga

Menunjukan harga hasil yang diperoleh diluar operasi pokok

perusahaan yang diikuti dengan biaya diluar usaha pokok

perusahaan.

4. Bagian keempat

Menunjukan laba rugi yang insidentil (extra ordinary gain or

loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak

pendapatan.

2.3 Pengertian Usaha Kecil Menengah

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 yang mengatur tentang

seluk-beluk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

mengungkapkan UMKM merupakan usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan


23

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung dari usaha

menengah atau usaha besar. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah

mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia.

Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998, banyak

investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-

negara lain, sehingga perekonomian Indonesia dikala itu semakin terpuruk.

Usaha kecil dan sektor riil mampu bertahan dan menopang roda

perekonomian bangsa Indonesia. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun

2008 dijelaskan bahwa sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai

UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang

atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan

pendapatan tertentu. Rinciannya sebagai berikut:

1. Usaha produktif yang kekayaannya sampai 50 juta rupiah dengan

pendapatan sampai 300 juta rupiah per tahun digolongkan sebagai

Usaha Mikro.

2. Usaha produktif yang nilai kekayaan usahanya antara 50 juta hingga

500 juta rupiah dengan total penghasilan sekitar 300 juta hingga 2,5

milyar rupiah per tahun dikategorikan sebagai Usaha Kecil.

3. Sedangkan Usaha Menengah merupakan usaha produktif yang

memiliki kekayaan (modal) 500 juta hingga 10 milyar rupiah dengan

jumlah pendapatan pertahun berkisar 2,5 – 50 milyar rupiah.

Menurut (M.Tohar,2008:2) definisi usaha kecil menengah dari berbagai

segi tersebut adalah sebagai berikut :


24

1. Berdasarkan Total Asset

Berdasarkan total asset, pengusaha kecil adalah pengusaha yang

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 ( dua

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

membuka usaha.

2. Berdasarkan Total Penjualan Bersih Per Tahun

Berdasarkan hal ini pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki

hasil total penjualan bersih per tahun paling banyak Rp 1.000.000.000

( satu miliar rupiah).

3. Berdasarkan Status Kepemilikan

Berdasarkan status kepemilikan yang dimaksud adalah pengusaha kecil

merupakan usaha berbentuk perseorangan, bisa berbadan hukum atau tidak

berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi.

Menurut hubeis (2009), UKM didefenisikan dengan berbagai cara yang

berbeda tergantung pada negara dan aspek - aspek lainnya. Oleh karena

itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap defenisi - defenisi tersebut

agar diperoleh pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut

ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi.

Di Indonesia, terdapat berbagai defenisi yang berbeda mengenai UKM

berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi.

1. Badan Pusat Statistik (BPS): UKM adalah perusahaan atau industri

dengan pekerja antara 5 - 19 orang.


25

2. Bank Indonesia (BI): UKM adalah perusahaan atau industri dengan

karakteristik berupa:

a. Modalnya kurang dari Rp.200.000.000

b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhan dana

RP.5.000.000

c. Memiliki aset maksimum Rp.600.000.000 diluar tanah dan

bangunan

d. Omzet tahunan ≤ Rp.1.000.000.000

3. Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan usaha

kecil menengah (UU No. 9 tahun 1995): UKM adalah kegiatan

ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan

kekayaan bersih Rp.50.000.000 - Rp.200.000.000 (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet tahunan ≤ Rp

1.000.000.000, Dalam UU UMKM/2008 Dengan kekayaan bersih

Rp.50.000.000 - Rp.500.000.000 dan penjuaan bersih tahunan

Rp.300.000.000 - Rp.2.000.000.000.

4. Keppres No. 16/1994:UKM adalah perusahaan yang memiliki

kekayaan bersih maksimal Rp.400.000.000

5. Departemen perindustrian dan perdagangan:

a. Perusahaan memiliki aset maksimal Rp.600.000.000 diluar tanah

dan bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung).

b. Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp.25.000.000

(Departemen Perdagangan sebelum digabung).


26

6. Departemen Keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki

omzet maksimal Rp. 600.000.000 pertahun atau aset maksimum Rp.

600.000.000 di luar tanah dan bangunan.

7. Departemen Kesehatan: UKM adalah perusahaan yang memiliki

penandaan standar mutu berupa sertifikat penyuluhan (SP), merek

dalam negeri (MD) dan merek luar negeri (ML).

Secara umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri: manajemen berdiri sendri,

modal disediakan sendiri, daerah pemasaran lokal, aset perusahaan kecil,

dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Aset pelaksanaan

UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokrasi, kemandirian,

keseimbagan kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan

ekonomi nasional. UMKM mendapat perhitungan dan keistimewaan yang

diamanatkan oleh undang-undang, antara lain: bantuan kredit usaha

dengan suku bunga yang rendah, kemudahan persyaratan izin usaha,

bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, dan beberapa

kemudahan lainnya.

2.4 Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan

menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu

dalam memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.


27

2.4.1 Peneliti Terdahulu

1. Menurut Kusnadi (2000)

Dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan yang menjelaskan

bahwa: “Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang

dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual ”.

2. Menurut Aliminyah dan Padji (2003)

Dalam buku Kamus Istilah Akuntansi, pengertian Volume

Penjualan adalah : “Jumlah penjualan yang berhasil dicapai

atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan pada periode

tertentu”.

3. Menurut Soemarso (1995)

Dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar Jilid I menyatakan

bahwa: “Penjualan bersih (net sales) adalah penjualan

dikurangi dengan pengembalian, pengurangan harga, biaya

transpor yang dibayar untuk langganan dan potongan

penjualan yang diambil”.

4. Menurut Win’s Anorga (1993)

Dalam buku Kamus Istilah Ekonomi yaitu: “Selling: aktivitas

menjual adalah tindakan yang membangkitkan bagi yang

membeli barang/jasa dan melaksanakan jual beli yang meliputi

penyerahan hak milik dan pembayaran harga dalam jangka

waktu perjanjian”.
28

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah

suatu proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi konsumen

agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang

ditawarkan berdasarkan harga yang telah sepakati oleh kedua belah

pihak yang terkait di dalam kegiatan tersebut.

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan

Dalam praktek, kegiatan penjualan ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu :

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Transaksi jual beli atas barang atau jasa itu pada prinsipnya

melibatkan dua pihak yaitu penjual pada pihak pertama dan

pembeli pada pihak yang kedua. Di sini penjual harus dapat

meyakinkan pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran

penjualan yang diharapkan.

Untuk maksud tersebut penjual harus dapat beberapa masalah

penting yang berkaitan yaitu :

a. Jenis dan karateristik barang yang akan ditawarkan.

b. Syarat penjualan.

c. Harga produk.

d. Pelayanan purna jual, seperti pembayaran, garansi, dan

sebagainya.

Masalah-masalah di atas biasa menjadi pusat perhatian

pembeli sebelum melakukan pembelian. Dengan tenaga

penjual yang baik dapat dihindari timbulnya rasa kecewa pada


29

para pembeli dalam pembeliannya. Adapun sifat-sifat yang

harus dimiliki seorang penjual antara lain sopan, pandai

bergaul, pandai berbicara, mempunyai kepribadian yang

menarik.

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai pihak pembeli atau pihak yang menjadi sasaran

dalam penjualan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan.

Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan

adalah :

a. Jenis pasarnya, apabila pasar konsumen, pasar industri,

pasar penjual, pasar pemerintah, ataukah pasar

internasional.

b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya.

c. Daya beli konsumen.

d. Frekuensi pembeliannya.

e. Keinginan atau kebutuhan.

3 Modal

Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila

barang yang dijual belum dikenal oleh calon pembeli atau

apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual dalam keadaan

seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu/membawa

barangnya ketempat pembeli.

Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya

sarana serta usaha seperti usaha promosi dan lain sebagainya.


30

Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki

sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.

4 Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah penjualan ini

ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang oleh ahli

bidang penjualan, lain halnya dengan perusahaan kecil dimana

masalah penjualan juga ditangani oleh orang yang melakukan

fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga

kerjanya lebih sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana,

masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga tidak

sekomplek perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini

ditangani oleh pimpinan dan tidak diberikan pada yang lain.

5 Faktor Lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye,

pemberian hadiah, seiring mempengaruhi penjualan. Ada

pengusaha yang berpegang pada satu prinsip bahwa “paling

penting membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut

dilaksanakan maka diharapkan pembeli akan membeli lagi

barang yang sama. Maka oleh karena itu perusahaan tersebut

akan melakukan upaya para pembeli tertarik pada produknya.

Penjualan secara garis besar bisa dipengaruhi oleh dua faktor

lingkungan, yaitu:

1. Faktor lingkungan terkendali

a. Produk
31

b. Harga

c. Distribusi

d. Promosi

2. Faktor lingkungan tidak terkendali

a. Lingkungan sosial dan budaya

b. Lingkungan ekonomisituasi bisnis yang ada

c. Lingkungan politik dan hukum

d. Sumber dan tujuan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai