Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi

1. Definisi akuntansi

Menurut Jusup (2003: 4) Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau

pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer,

investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi

sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga

pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan

menginterpretasikan aktivitas keuangan.Secara luas, akuntansi juga dikenal

sebagai "bahasa bisnis".

Pengertian Akuntansi menurut beberapa ahli yaitu American Institute of

Certified Public Accountants dalam Suhayati dan Anggadini (2009:1)

menyatakan bahwa:

1. Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison

Menurut Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison, pengertian

akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,

memproses data menjadi sebuah laporan, dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada para pengambil keputusan.

2. Littleton

Menurut Littleton, pengertian akuntansi adalah aktivitas yang

bertujuan untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha)

8
dan hasil (prestasi). Definisi ini adalah inti dari teori akuntansi dan

merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari

akuntansi.

3. Warren dkk

Menurut Warren dkk, pengertian akuntansi adalah sistem informasi

yang menghasilkan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

4. Rudianto

Menurut Rudianto, akuntansi adalah sistem informasi yang

menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.

5. West Churman

Menurut C. West Churman, pengertian akuntansi adalah pengalaman

tertulis yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan pengalaman

yang tersusun berharga bagi pembuatan pilihan.

6. Suparwoto L

Menurut Suparwoto L, pengertian akuntansi adalah suatu sistem untuk

mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil

pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak internal

dan eksternal perusahaan.

9
7. Arnold

Menurut Arnold, akuntansi adalah suatu sistem untuk memberikan

informasi (terutama keuangan) kepada siapa saja yang harus membuat

keputusan dan mengendalikan penerapan keputusan tersebut.

8. Pengertian Akuntansi Menurut AAA

Menurut American Acounting Association (AAA), pengertian

akuntansi adalah sistem pengidentifikasian dan pengukuran untuk

memberikan laporan info ekonomi dan penilaiannya. Tujuan akuntansi

seperti yang dijelaskan dari Littleton adalah untuk melakukan perhitungan

secara periodic pada usaha atau cost terhadap hasil yang dicapai.

9. Pengertian Akuntansi Menurut AICPA

Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA),

definisi akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan

pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter,

transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan

termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Jadi dapat disimpulkan pengertian akuntansi adalah sistem dalam bisnis yang

membahas tentang keuangan dan bagaimana uang itu masuk dan digunakan.Jadi,

akuntansi sangat penting dalam bisnis sebagai analisis laba dan rugi. Dan produk

dari akuntansi ini adalah laporan keuangan.

10
B. Laporan Keuangan

1. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan

suatuperusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan perusahaan

dalamkeadaan baik atau sebaliknya. Informasi dalam laporan keuangan ini

dapatmembantu pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan

dalampengambilan keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut

IkatanAkuntanIndonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:1):

Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan

dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2016:7), pengertian laporan keuangan adalah Laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu.

Menurut Fahmi (2012:21), pengertian laporan keuangan adalah: Suatu

informasi yang menggambarkan kondisi laporan keuangan suatu perusahaan

dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perusahaan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan

pada umumnya meliputi Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan

11
Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan

Keuangan tersebut merupakan suatu bentuk laporan yang menggambarkan

kondisi keuangan perusahaan, perkembangan perusahaan dan hasil usaha

suatu perusahaan pada jangka waktu tertentu.

2. Tujuan Pembuatan atau Penyusunan Laporan Keuangan.

Tujuan utama pembuatan dan penyusunan laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan suatu keputusan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah:

Memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsurunsur

laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang

berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan

disamping pihak manajemen perusahaan.

Menurut Kasmir (2016:11), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan

keuangan adalah:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

12
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahaan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva,pasiva dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah:

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset

perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan,

sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak

keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan

meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan

datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih

menguntungkan.

3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk

menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama

periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan

13
keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan investasi

C. Manajemen Laba

1. Definisi Manajemen Laba

Mengutip pendapat Schipper yang dimuat dalam buku karangan

Subramanyam (2010), menyatakan bahwa definisi manajemen laba sebagai

berikut:

“Earning Management can be defined as the “purposeful intervention by

management in the eraning determination process, usually to satisfy selfish

object”

Maksud dari definisi tersebut, yaitu manajemen laba dapat didefinisikan

sebagai intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba,

biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. Sering kali proses ini mencakup

mempercantik laporan keuangan, terutama angka yang paling bawah, yaitu

laba. Manajemen laba dapat berupa kosmetik, jika manajer memanipulasi

akrual yang tidak memiliki konseksuensi arus kas. Manajer laba juga dapat

terlihat nyata, jika manajer memilih tindakan dengan konsekuensi arus kas

dengan tujuan mengubah laba.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen laba adalah

suatu penyusunan laporan keuangan yang sengaja dilakukan oleh manajemen

yang ditunjukan kepada pihak eksternal dengan cara meratakan, menaikkan

dan menurunkan laporan laba dengan tujuan menciptakan kinerja perusahaan

14
agar terkesan lebih baik dari yang sebenarnya dan untuk memperoleh

beberapa keuntungan pribadi.

2. Motivasi Terjadinya Manajemen Laba

1. Bonus Purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan

bertindak secara opportunistic, para manajer yang bekerja pada

perusahaan yang menerapkan rencana bonus akan berusahan mengatur

laba yang dilaporkannya dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah

bonus yang akan diterimanya

2. Political Motivations

Earnings management digunakan untuk mengurangi laba yang

dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi

laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan

pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

3. Taxation Motivations

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang

paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan

penghematan pajak pendapatan. Hal ini dilakukan dengan perencanaan

laba yang memungkinkan mengurangi jumlah pajak terutang dan mengatur

waktu pajak terutang.

4. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan

pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja

15
perusahaan buruk, maka mereka cenderung untuk menaikan jumlah laba

yang dilaporkan. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan.

5. Initital Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan

menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan

manajemen laba dalam prospectus mereka dengan harapan dapat

menaikkan harga saham perusahaan.

6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada

investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap

menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

3. Pola Manajemen Laba

Pola manajemen laba menurut Scott (2006:12) dapat dilakukan dengan

cara:

1. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO

baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini

diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang.

2. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang

tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun

drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya

16
3. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income

maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk

tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang

melakukan pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada

umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

D. Perataan Laba (Income Smoothing)

1. Definisi Perataan Laba

Menurut Belkoui (2007:73) dalam Gantino (2015) perataan laba adalah

pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan

pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode

yang kurang menguntungkan.

Menurut Koch (1981) dalam Sumarno dan Heriyanto (2012)

mendefinisikan perataan laba sebagai suatu alat yang digunakan manajemen

untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target

yang diinginkan.

Menurut Beidleman (1973) dalam Christiana (2012) mendefinisikan

perataan laba sebagai suatu pengurangan dengan sengaja atas fluktuasi laba

yang dilaporkan agar berada pada tingkat yang dianggap nornal bagi

perusahaan.

17
Dari ketiga definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa perataan laba merupakan tindakan yang

sengaja dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba dengan

tujuan untuk mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar dalam periode

tersebut.

2. Tujuan Perataan Laba

Beidleman (1973) dalam Rahmawati (2012) mengemukakan tujuan

perataan laba yaitu untuk mengurangi fluktuasi pada pelaporan laba dan

mengurangi resiko sehingga harga sekuritas yang tinggi menarik perhatian

pasar.

Sedangkan menurut Foster (1986) dalam Rahmawati (2012) menyatakan

bahwa tujuan perataan laba antara lain adalah sebagai berikut :

a. Memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa perusahaan

tersebut memiliki risiko yang rendah.

b. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi

terhadap laba di masa yang akan datang.

c. Meningkatkan keputusan relasi bisnis.

d. Meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan

manajemen.

e. Meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.

3. Motivasi dalam Melakukan Perataan Laba

Menurut Beidleman dalam Iskandar dan Suardana (2016) ada dua alasan

yang digunakan manajemen untuk melakukan income smoothing, yaitu:

18
a. Pendapat pertama berdasar pada asumsi bahwa suatu aliran laba yang

stabil dapat mendukung tingkat dividen dengan tingkat yang lebih

tinggi dari pada suatu aliran laba yang variabel sehingga memberikan

pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham perusahaan seiring

dengan turunnya tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan.

b. Pendapat kedua berkenaan pada perataan kemampuan untuk melawan

hakikat laporan laba yang bersifat siklus dan kemungkinan juga akan

menurunkan kolerasi antara ekspektasi pengembalian perusahaan

dengan pengembalian fortofolio pasar.

Menurut Hepworth (1953) dalam Iskandar dan Suardana (2016) motivasi

manajer untuk melakukan perataan laba pada dasarnya ingin mendapat

berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis seperti :

a. Mengurangi total pajak terutang.

b. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena

penghasilan yang stabil mendukung kebijakan yang stabil pula.

c. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena

pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan

munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah.

4. Sasaran Perataan Laba

Foster (1986) dalam Setiawan (2011) mengklasifikasikan unsur-unsur

laporan keuangan yang dapat dijadikan sebagai sasaran dalam praktik perataan

laba yaitu :

A. Unsur penjualan, meliputi :

19
a. Pembuatan faktur, contohnya dengan membuat faktur dan

mengakuinya sebagai penjualan periode sekarang meskipun

sebenarnya merupakan penjualan pada masa mendatang.

b. Pembuatan pesanan atau penjualan fiktif.

c. Downgrading (penurunan produk), contohnya dengan

mengklasifikasikan produk yang belum rusak ke dalam produk

rusak dan dilaporkan dengan harga yang lebih rendah dari yang

sebenarnya.

B. Unsur biaya, meliputi :

a. Memecah-mecah faktur, contohnya suatu faktur pembelian

dijadikan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda dan

dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi.

b. Mencatat prepayment (biaya dibayar dimuka sebagai biaya),

contohnya mengakui suatu biaya di bayar dimuka untuk tahun

depan sebagai biaya dalam tahun yang bersangkutan.

5. Teknik Perataan Laba

Teknik dan perataan laba menurut Setiawati dan Na’im (2000) dapat

dilakukan dengan tiga teknik yaitu:

1. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi

melalui kebijakan manajemen itu sendiri (accrual), misalnya:

pengeluaran biaya riset dan pengembangan. Selain itu banyak juga

perusahaan yang menerapkan kebijakan diskon dan kredit sehingga hal

ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang dan penjualan

20
pada akhir bulan terakhir tiap kuarter, sehingga laba kelihatan stabil

pada periode tertentu.

2. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu. Manajer

memiliki kewenangan untuk mengalokasikan pendapatan dan atau

beban untuk periode tertentu. Misalnya, jika penjulan meningkat maka

manajemen dapat membebankan biaya riset dan penelitian serta

amortisasi goodwill pada periode itu untuk mensabilkan laba.

3. Perataan melalui klasifikasi. Manajemen memiliki kewenangan dan

kebijakan sendiri untuk mengklasifikasikan pos-pos rugi laba dalam

katagori yang berbeda. Misalnya, jika pendapatan operasi sulit untuk

didefenisikan maka manajer dapat mengklasifikasikan pos itu pada

pendapatan operasi atau pendapatan non operasi. Dalam hal ini dapat

digunakan sewaktu-waktu untuk meratakan laba melihat kondisi

pendapatan periode itu.

Untuk mengetahui suatu perusahaan termasuk dalam kelompok yang

melakukan perataan laba atau tidak maka digunakan indeks Eckel (1981).

perhitungan indeks Eckel adalah sebagai berikut:

Indeks Perataan laba = (CVΔI/CVΔS)

Dimana ΔI adalah Perubahan laba dalam suatu periode, ΔS adalah

Perubahan pendapatan dalam suatu periode, CV Koefisien variasi dari

variabel, yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan, CVΔI

adalah Koefisien variasi untuk perubahan laba, dan CVΔS adalah Koefisien

21
variasi untuk perubahan Pendapatan CVΔI dan CVΔS dapat dihitung sebagai

berikut:

CVΔI dan CVΔS = √ Variance / Expected value atau bisa juga digunakan rumus

indeks eckel

Dimana ΔX adalah Perubahan laba (I) atau perubahan pendapatan (S) antara

tahun ke n-1 ke tahun ke n.

Perusahaan yang melakukan perataan laba ataupun yang tidak melakukan

perataan laba bisa dideteksi melalui indeks eckel dengan melihat apabila nilai

indeks eckel lebih besar dari 1 maka perusahaan tidak melakukan perataan laba,

tetapi apabila indeks eckel lebih kecil dari 1 maka perusahaan tersebut melakukan

perataan laba.

E. Harga Saham

1. Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati

investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat

didefinisikan sebagai tanda penyetaan modal seorang atau sepihak (badan

usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan

modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan

perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat umum

pemegang saham (RUPS).

22
Menurut Sapto (2006:31) saham adalah “Surat berharga yang merupakan

instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau institusi dalam

suatu perusahaan. Sedangkan menurut istilah umumnya, saham merupakan

bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan saham perusahaan”.

Menurut Husnan Suad (2008:29) pengertian saham adalah sebagai berikut

“Saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak

yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau

kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai

kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

Sedangkan menurut Fahmi (2012:81) “Saham merupakan salah satu

instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena

mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah

kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan

diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap

pemegangnya”.

Kemudian menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:5)“Saham (stock)

merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang

menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan surat berharga tersebut”.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan saham

merupakan surat bukti tanda kepemilikan suartu perusahaan yang didalamnya

23
tercantum nilai nominal, nama perusahaan, dan di ikuti dengan hak dan kewajiban

yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

2. Jenis-jenis Saham

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di

masyarakat. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), ada beberapa jenis

saham yaitu:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka

saham terbagi atas:

a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang

menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian

dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena

bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi

juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki oleh

investor.

2. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:

a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak

tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu

investor ke investor lain.

24
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis

dengan jelas siapa pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus

melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapt

dikategorikan menjadi:

a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu

perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di

industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten

dalam membayar dividen.

b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu

emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi

dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-

saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang

tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi

tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu

saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun

memiliki ciri growth stock.

d. saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan

yang tidak bisa secra konsisten memperoleh penghasilan yang

tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

25
e. saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak

terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis

secara umum.

3. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode

pengamatanuntuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan

pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor.

Salah satu konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan

yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah memaksimalisasi nilai

perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, tujuan tersebut dapat

dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai pasar harga sahamyang

bersangkutan. Dengan demikian pengambilan keputusan selalu didasarkan

pada pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.

Sartono (2008:70) menyatakan bahwa “Harga saham terbentuk melalui

mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham

mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik.

Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung

turun”.

Menurut Jogiyanto (2008:167) pengertian dari harga saham adalah “Harga

suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan

oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang

bersangutan di pasar modal”.

26
Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah “Harga

saham menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan

pemegang saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham

perusahaan. Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus

kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor “ratarata” jika

investor membeli saham”.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran

dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.

4. Jenis-Jenis Harga Saham

Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmojo (2005:54) adalah

sebagai berikut:

1. Harga Nominal

Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh

emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya

harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal

biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa

efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin

emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa

harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untk

menentukan harga perdana.

27
3. Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi

kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang

satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut

dicatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari

penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan

harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya,

karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi

harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari

diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

4. Harga pembukaan

Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau

pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya

hari nursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai

dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian,

harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga

pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan. Namun tidak selalu

terjadi.

5. Harga Penutupan

Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli

pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada

saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada

kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga

28
penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap

menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

6. Harga Tertinggi

Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang

terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham

lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7. Harga Terendah

Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang

terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi

atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan

kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertiggi.

8. Harga Rata-Rata

Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

5. Factor yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham

di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi oleh

faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut

Brigham dan Houston (2010:33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa

faktor utama yaitu:

1. Faktor internal

a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk

baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

29
b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan

dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of

director ann nouncements) seperti perubahan dan pergantian

direktur, manajemen dan struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger

investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian

dan diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.

e. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik

pengembangan riset dan penutupan usah lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negosiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba

sebelum akhir tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning

per share (EPS), dividen per shere (DPS), Price Earning Ratio, Net

profit margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.

2. Faktor eksternal

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga

tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai

regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau

terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap

manajernya.

30
c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan

insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan

atau penundaan trading.

Menurut Agus Sartono (2008:9), harga saham terbentuk dipasar modal dan

ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per

share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat

bunga bebas risiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan

tingkat kepastian operasi perusahaan.

Selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi

perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berdampak pada laba

yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh investor, sehingga

akan mempengaruhi peningkatan harga saham.

F. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang di jadikan jurnal referensi oleh penulis

adalah sebagai berikut :

31
Tabel II.1:
Penelitian Terdahulu
N Nama Judul Variabel Hasil
o Peneliti
1. Siti Faidatuz Pengaruh Manajemen Laba Terhadap X1 Manajemen Laba Manajemen Laba dan
Zumzumi Hubungan Antara Relevansi Informasi X2 Relevansi Relevansi Informasi Akuntansi
2012 Akuntansi Dan Harga Saham Pada Informasi Akuntansi berpengaruh signifikan
Perusahaan Manufaktur Yang Masuk Y Harga Saham terhadap Harga Saham
Dalam Daftar Efek Syariah

2. Suryadi, Pengaruh Praktik Perataan Laba X Perataan Laba Terdapat pengaruh signifikan
Steffi 2017 Terhadap Nilai Perusahaan : Suatu Y Harga Saham antara Perataan Laba terhadap
Studi Pada Perusahaan Manufaktur Harga Saham
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-
2015

3. Budi Pengaruh Manajbmen Laba Pada X Manajemen Laba Manajemen Laba memiliki
Upayarto Laporan Keuangan Yang Diterbitkan Y Harga Saham pengaruh positif terhadap harga
2012 Terhadap Harga Saham Syariah saham

4. Alwiyah Pengaruh Income Smoothing Terhadap X Income Smoothing Praktek Income Smoothing
2016 Earning Response Pada Perusahaan Y Earning Response tidak berpengaruh terhadap
Manufaktur yang Listing di BEI Earning Response.

32
Tabel II.2
Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
NO Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1 Siti Pengaruh Manajemen Laba Ada 1 variabel yang sama Ada 1 variabel berbeda yaitu

Faidatuz Terhadap Hubungan Antara yaitu Manajemen Laba Relevansi Informasi

Zumzumi Relevansi Informasi Akuntansi Dan Akuntansi

2012 Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Masuk Dalam

Daftar Efek Syariah


2 Suryadi, Pengaruh praktik perataan laba Terdapat variabel yang sama Ada 1 variabel berbeda yaitu
Steffi 2017
terhadap nilai perusahaan : suatu perataan laba nilai perusahaan

studi pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2011-

2015
3 Budi Pengaruh Manajbmen Laba Pada Terdapat kesamaan variabel Perbedaannya terletak pada

Upayarto Laporan Keuangan Yang yaitu manajemen laba harga saham syariah, dan

Diterbitkan Terhadap Harga Saham periodenya

Syariah
4. Alwiyah Pengaruh Income Smoothing Teradapat kesamaan variabel Perbedaan dari penelitian ini
2016
Terhadap Earning Response Pada yaitu Income Smoothing adalah variabel dependen .

Perusahaan Manufaktur yang

Listing di BEI

G. Model Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka model penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar II.1
Model Penelitian

Perataan Laba Harga Saham


(X) (Y)
H. Hipotesi

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

33
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh praktek perataan laba terhadap harga saham.

2. H1 : Terdapat pengaruh praktek perataan laba terhadap harga saham

I. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk lebih jelasnya defenisi masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel II.2
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala
Menurut Belkoui (2007:73) dalam Indeks Eckel
Gantino (2015) perataan laba
adalah pengurangan fluktuasi laba
Praktek Perataan Laba
dari tahun ke tahun dengan
(X) Likert
memindahkan pendapatan dari
tahun-tahun yang tinggi
pendapatannya ke periode-periode
yang kurang menguntungkan.
Manajemen laba dapat didefinisikan Closing Price
sebagai intervensi manajemen dengan
sengaja dalam proses penentuan laba,
Harga Saham biasanya untuk memenuhi tujuan
(Y) Likert
pribadi. (Schipper 2010:1)

34

Anda mungkin juga menyukai