Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KONSEP DASAR AKUTANSI

A. Pengertian Akuntansi
Defenisi akuntansi menurut para ahli antara lain :
a. Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah
proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi pihak
pemakai informasi.
b. Menurut Niswonger, Fees, dan Warren yang diterjemahkan oleh Merianus
Sinaga, akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengomunikasikan
informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat
oleh pemakai informasi yang bersangkutan.
c. Menurut Kamus Akuntansi (Sujana:2005)) akuntansi adalah suatu disiplin
yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya
pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien.
Defenisi akuntansi lainnya di berikan oleh Al Haryono Jusup (2003:4), akuntansi
dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu :
1. Dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
2. Dari sudut proses kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data
keuangan suatu organisasi.
Akuntasi dan Lingkungan Bisnis Dari pengertian akuntansi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan akuntansi meliputi :
a. Pencatatan (recording)
Pencatatan adalah kegiatan untuk mengadakan pencatatan atas transaksi
keuangan perusahaan yang terjadi ke dalam doukmen (bukti transaksi, seperti:
nota, kuitansi, cek, dan lain-lain) ke dalam buku harian (jurnal) yang tersedia pada
perusahaan dengan cermat dan kronologis. Contoh : transaksi pembelian secara
tunai dicatat ke dalam bukti transaksi (nota).
b. Penggolongan (classifying)
Penggolongan merupakan kegiatan mengelompokkan transaksi keuangan
perusahaan ke dalam akun buku besar. Contoh : transaksi pejualan secara tunai
dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas dan digolongkan ke akun buku besar kas.
c. Peringkasan (summarizing)
Peringkasan merupakan kegiatan untuk meringkas transaksi keuangan yang sudah
digolongkan ke akun buku besar (pada bagian b) ke dalam neraca saldo, jurnal
penyesuaian, jurnal penutup, menutup akun buku besar, neraca saldo setelah
penutupan, dan jurnal pembalik.
d. Pelaporan (reporting)
Pelaporan yang dimaksud adalah menyusun laporan keuangan yang terdiri dari
laporan laba rugi, laporan laba ditahan (PT), neraca, laporan perubahan
modal/ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
FacebookTwitterYoutubeInstagramB. Konsep Dasar Akuntansi
Pada dasarnya, setiap pelaku usaha baik usaha besar maupun kecil tidak bisa terlepas dari
yang namanya konsep dasar akuntansi. Sebuah perusahaan yang telah menjalankan
konsep dasar akuntansi ini secara benar dan efektif akan lebih mudah melakukan
pengembangan usahanya. Konsep dasar akuntansi sendiri didefinisikan sebagai rumus
atau konsep yang berlaku secara general untuk mendapatkan kesatuan analisis, pandangan
serta pendapat dari pihak pemberi informasi keuangan hingga pihak-pihak
lainnya. Konsep ini perlu dipahami secara jeli dan matang. Pemahaman yang matang
akan membantu perusahaan terhindar dari kesalahan pembuatan catatan keuangan. Jika
resiko ini terjadi maka dapat menyebabkan banyak kerugian atau berujung kebangkrutan
pada perusahaan. Secara keseluruhan, konsep dasar akuntansi ini menjadi pedoman dalam
menyusun berbagai jenis persoalan keuangan terutama bagi praktik akuntansi. Dalam
memahami konsep akuntansi dan topik-topik yang berkaitan seperti siklus akuntansi,
akuntansi perusahaan dagang, kas dan pengendaliannya, dan masih banyak lagi, buku
Intisari Konsep Dasar Akuntansi dapat Grameds pelajari.
2. Rumusan Konsep Dasar Akuntansi
Pendapat dari Paton dan Littleton yang dikutip dari Suwardjono pada tahun 2005
menyatakan bahwa konsep dasar akuntansi terdiri atas konsep kesatuan usaha atau entity
theory, kelangsungan usaha atau going concern, penghargaan sepakatan, upaya dan hasil
atau effort and accomplishment, harga melekat atau cost attach, asumsi dan yang terakhir
terdiri atas bukti terverifikasi. Kemudian, Anthony, Hawkins, serta Merchant juga
menambahkan secara detail tentang konsep dasar akuntansi ini. Dikutip oleh Suwardjono
pada tahun 2005, mereka menjelaskan jika konsep dasar akuntansi memiliki beberapa
poin seperti konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan
usaha, aspek ganda, konservatisme, konsep cost, periode akuntansi, realisasi,
penandingan, materialitas serta konsistensi.Temukan pula penjelasan mengenai dasar-
dasar akuntansi yang harus kamu ketahui sebelum masuk lebih jauh melalui buku Dasar-
Dasar Akuntansi karya Lili M.Untuk lebih memahami rumusan konsep dasar akuntansi
yang telah disebutkan tersebut. Berikut adalah beberapa rumusan dasar akuntansi secara
lebih jelasnya.
2.1 Kesatuan Akuntansi
Kesatuan akuntansi merupakan data serta informasi yang diberikan dalam laporan
keuangan. Data dan informasi tersebut harus jelas dalam menyebutkan unit atau
perusahaan yang dilaporkan. Data dan informasi keuangan yang jelas dari sebuah
perusahaan akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pelaporan keuangan.
2.2 Kesinambungan Perusahaan
Kesinambungan perusahaan dalam konsep dasar akuntansi sangat diperlukan. Dengan
adanya kesinambungan perusahaan maka informasi keuangan perusahaan pun dapat
terpantau. Jika sebuah badan usaha hanya berjalan beberapa minggu atau hanya dalam
hitungan bulan, tentu informasi akuntansi yang diperoleh hanyalah sia-sia belaka. Oleh
sebab itu, sebuah perusahaan harus tetap eksis atau tetap berjalan terus-menerus. Dengan
demikian, berbagai informasi atau data keuangan perusahaan bisa tetap dipantau secara
terus-menerus.

2.3 Periode Akuntansi


Keberadaan periode akuntansi sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan dalam
melakukan pemantauan posisi keuangannya. Periode akuntansi ini juga berkaitan erat
dengan pelaporan informasi keuangan di dalam perusahaan di mana sebuah perusahaan
yang berkesinambungan bisa dibagi ke dalam periode dengan bentuk laporan keuangan.
Satu periode tertentu pada perusahaan bisa menjadi tolak ukur kondisi keuangan di dalam
perusahaan. Dengan demikian, pihak manajemen perusahaan bisa menggunakan laporan
keuangan sebagai fondasi yang kuat dalam mengambil keputusan perusahaan
selanjutnya.

2.4 Pengukuran Dalam Nilai Uang


Informasi akuntansi dalam sebuah usaha juga mesti mempunyai keseragaman bahasa
yang disebut dengan nilai uang. Keseragaman bahasa dengan uang adalah hal yang
penting dalam menyajikan informasi atau data perusahaan.
Jika satuan unit pengukurannya berbeda tentu akan sulit membandingkan setiap informasi
yang ada. Secara keseluruhan, nilai moneter serta posisi keuangan ataupun hasil usaha
sebuah perusahaan menjadi dasar kesatuan dalam bahasa akuntansi.

2.5 Harga Perolehan Dasar Akuntansi


Setiap harta kekayaan yang didapatkan harus dicatat dalam laporan keuangan. Setiap nilai
yang dibayarkan dalam memperoleh harta kekayaan tersebut adalah nilai yang akan
dicatat pada laporan keuangan. Selanjutnya, nilai tersebut akan disajikan pada laporan
keuangan perusahaan.
Berbagai informasi terkait akuntansi dasar yang juga dibutuhkan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari juga dibahas dalam buku Akuntansi Dasar: Buku Pintar Untuk
Pemula.

2.6 Penetapan Pendapatan dan Biaya


Untuk masalah penetapan pendapatan dan biaya, maka pihak perusahaan harus
menunjukkan periode pelaporan secara jelas. Pelaporan pendapatan dan biaya juga
berkaitan erat dengan aktiva serta hutang perusahaan atau pihak-pihak terkait. Penetapan
pendapatan dan biaya pada dasarnya selain memerlukan catatan yang transparan juga
membutuhkan pencatatan yang konsisten setiap tahunnya.

2.7 Konsistensi Konsep Dasar Akuntansi


Prinsip konsistensi dalam konsep dasar akuntansi juga penting pada sebuah perusahaan.
Sebuah perusahaan yang secara konsisten menerapkan prinsip ini pada satu periode ke
periode berikutnya akan memudahkan mereka dalam memperoleh data dan informasi
keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang akurat bisa
menjadi dasar pengambilan keputusan penting dalam perusahaan.

2.8 Objektivitas dan Materialitas


Objektivitas dapat didefinisikan sebagai data serta informasi keuangan yang disajikan
tanpa mempertimbangkan satu atau pihak-pihak tertentu. Adapun pengertian materialitas
dapat diartikan sebagai data maupun informasi keuangan yang muncul dari transaksi
dengan jumlah kecil. Materialitas ini bisa dikatakan tidak berpengaruh terhadap laporan
keuangan perusahaan sehingga bisa abaikan.

2.9 Konservatisme dan Realisasi


Konsep konservatisme dan realisasi patut ditekankan dalam dasar dan konsep akuntansi.
Konsep konservatisme ini sendiri berfokus pada penyajian informasi keuangan di mana
pihak yang melakukan pencatatan dan pendapatan biaya harus lebih berhati-hati.
Dengan menekankan prinsip konservatisme ini maka informasi keuangan yang akan
disajikan pun menjadi akurat. Kemudian, adapun pengertian dari realisasi adalah data dan
informasi keuangan yang disajikan harus transparan. Di dalam laporan keuangan harus
menampilkan dasar pengakuan pendapatan yang telah ada dalam ikhtisar laba dan rugi.

2.10 Pernyataan Terbuka


Pernyataan terbuka berkaitan dengan berbagai informasi ataupun data yang diketahui
serta informasi yang potensial atau bisa saja terjadi. Semua informasi tersebut ada
baiknya disajikan di dalam laporan keuangan. Bentuk pernyataan tersebut bisa berupa
catatan kaki ataupun dalam bentuk sebuah catatan di dalam laporan keuangan.

3. Dasar Akrual (Accrual Basic)


Dasar akrual juga dikenal dengan istilah basis akrual dan asas akrual. Dasar akrual ini
merupakan basis akuntansi dimana transaksi ekonomi ataupun transaksi keuangan diakui,
dicatat serta disajikan di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut didasarkan
pada pengaruh transaksi ketika terjadinya transaksi tersebut tanpa perlu memperhatikan
waktu kas diterima ataupun saat dibayarkan.

4. Dasar Kas (Cash Basic)


Berbeda dengan dasar akrual, dasar kas atau cash basic merupakan sebuah model
pencatatan pada konsep dasar akuntansi di mana proses pencatatan transaksi dilakukan
jika adanya penerimaan atau pengeluaran kas.
Sehingga, jika terjadi transaksi berupa hutang dan piutang, akan tetapi tidak terdapat kas
yang masuk maupun keluar, maka transaksi jenis ini tidak bisa dimasukkan ke dalam
catatan keuangan dengan model dasar kas.
Sebagai contoh, jika perusahaan Anda mendapatkan pemasukan dari sebuah perusahaan
tetapi uang tersebut akan diberikan di lain waktu maka peristiwa transaksi ini tidak akan
dicatat. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kas yang masuk sehingga tidak dianggap
sebagai pendapatan perusahaan.

5. Konsep Kesatuan Usaha


Konsep kesatuan usaha dapat diartikan sebagai penyajian data atau informasi keuangan
perusahaan yang memberikan informasi masalah keuangan perusahaan itu sendiri. Pada
dasarnya konsep keuangan perusahaan ialah terpisah dari siapapun juga termasuk dari
pemilik perusahaan.
Keuangan perusahaan juga harus terpisah dari keuangan para pegawainya dan begitu
halnya dengan keuangan para direksi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dianggap
sebagai badan ataupun organisasi yang berdiri sendiri tanpa campur tangan pihak
manapun.
Selain itu, prinsip kesatuan usaha ini juga dianggap penting dalam dunia akuntansi karena
semua jenis transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut pandang
badan usaha. Dengan demikian, akuntansi menampilkan hasil kinerja, kondisi keuangan
serta informasi keuangan lainnya tentang perusahaan sebagai entitas yang berdiri sendiri
serta terpisah dari para pemiliknya.
Secara sederhana bisa dikatakan bahwa walaupun aset-aset perusahaan kebanyakan
berasal dari pemilik perusahaan, akan tetapi aset tersebut tetap harus berada dibawah
naungan perusahaan dan bukan pemilik perusahaan.
Berbagai informasi akuntansi dasar yang merupakan bentuk perpaduan antara konseptual
dan prosuderal bisa kamu temukan pada buku Dasar-Dasar Akuntansi, Dengan Contoh
Sederhana Untuk Gambaran Yang Lebih Kongkrit.

6. Kesinambungan (Going Concern)


Sebuah perusahaan yang produktif tentulah akan melakukan berbagai kegiatan agar
usahanya dapat berjalan terus-menerus sampai kapanpun. Dalam masa-masa berjalannya
perusahaan tersebut dibutuhkan yang namanya laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan yang dibuat setiap periode atau pada jangka waktu tertentu
akan sangat berguna untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan kemajuan perusahaan
dari waktu ke waktu. Dengan adanya laporan keuangan tersebut maka akan diperoleh data
dan informasi yang akurat mengenai pasang surutnya pendapatan dan beban pada sebuah
perusahaan.

Dengan demikian, pihak perusahaan pun bisa melakukan keputusan baru atau tetap pada
strategi yang lama dalam mengembangkan usahanya melalui data dari laporan keuangan
tersebut.
Pada dasarnya, sebagian besar prinsip akuntansi didasarkan pada asumsi kelangsungan
hidup. Sebuah perusahaan bisnis akan tetap memiliki umur yang panjang, inilah yang
mendasari konsep asumsi kelangsungan hidup dalam ilmu akuntansi ini.
Pengalaman mengindikasikan bahwa beberapa perusahaan meskipun mengalami banyak
kegagalan akan tetapi mereka tetap bertahan dan mengalami kelangsungan hidup yang
panjang.

7. Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)


Penetapan beban dan pendapatan atau dikenal dengan istilah matching concept hanya bisa
diakui pada periode tertentu sehingga beban ataupun pendapatan perusahaan yang terjadi
benar-benar telah direalisasikan.
Adapun proses perhitungan laba dan rugi perusahaan harus dilaporkan dengan gambaran
yang sesuai dengan keadaan yang terjadi serta pada jangka waktu tertentu di dalam
periode tertentu. Bagi kelompok badan usaha skala kecil bisa menggunakan konsep cash
basis karena hanya memiliki beberapa piutang dan utang usaha. Namun, untuk
perusahaan besar, mereka wajib menggunakan konsep accrual basis.

8. Harga Perolehan (Cost)


Setiap transaksi pada badan usaha atau perusahaan saat melakukan pembelian barang
maka harus dicatat di dalam laporan keuangan. Contohnya, jika sebuah perusahaan
melakukan pembelian alat sebesar 10 juta rupiah kemudian alat tersebut dikenai biaya
pemasangan sebesar 2 juta rupiah maka harga perolehan menjadi 12 juta rupiah.
Beban atau biaya pemasangan harus dijumlahkan dengan harga alat tersebut sehingga
keseluruhan totalnya menjadi 12 juta rupiah. Nilai inilah yang kemudian dimasukkan
pada catatan akuntansi perusahaan. Dengan demikian, harga perolehan merupakan jumlah
uang yang dikeluarkan saat memperoleh barang atau jasa.
Beberapa ahli juga memiliki pandangannya tersendiri mengenai harga perolehan ini.
Menurut Haryono Jusup, acquisition cost atau harga perolehan merupakan jumlah
keseluruhan pengeluaran yang dikorbankan oleh seseorang.
Adapun menurut Wit dan Erhans, acquisition cost merupakan harga beli yang ditambah
dengan seluruh biaya yang digunakan. Secara keseluruhan, aktiva tetap serta acquisition
cost menjadi suatu komponen yang sangat penting dalam setiap perusahaan.
Oleh sebab itu, kedua elemen ini tidak boleh dipisahkan antara satu dan lainnya. Hal ini
dikarenakan, baik aktiva dan acquisition cost adalah satu kesatuan yang mendukung
keberhasilan suatu badan usaha. Jika keduanya tidak berjalan beriringan maka resiko
kerugian bisa terjadi di dalam perusahaan.
Untuk menjawab pertanyaan terkait konsep akuntansi dasar,buku 225 Soal Jawab
Akuntansi Dasar hadir untuk membantu kamu untuk menjawab semua pertanyaan yang
ada.
9. Periode Akuntansi
Periode akuntansi berperan besar dalam prinsip laporan keuangan perusahaan. Oleh sebab
itu setiap data atau informasi keuangan mesti dilaporkan secara berkala. Periode
pelaporan bisa dihitung perbulan, pertiga bulan, per enam bulan, atau setiap satu tahun
sekali. Pelaporan informasi keuangan jenis inilah yang disebut sebagai periode akuntansi.
Dengan adanya sistem periode akuntansi ini maka perusahaan juga akan lebih mudah
dalam menentukan strategi atau kebijakan perusahaan selanjutnya.
Di Indonesia sendiri, periode akuntansi yang paling sering digunakan ialah bulanan,
triwulan dan tahunan. Sebuah perusahaan besar hingga badan usaha sekecil apapun itu,
jika ingin berkembang menjadi sebuah perusahaan yang lebih besar maka tentu
membutuhkan yang namanya laporan berkala. Laporan periodik inilah yang akan
menunjang perkembangan perusahaan dari masa ke masa.
10. Pengukuran Nilai Uang
Setiap jenis transaksi yang ada pada suatu perusahaan mesti diukur dengan menggunakan
satuan uang tertentu. Begitu halnya untuk urusan harta, utang serta modal yang ada pada
sebuah badan usaha. Dengan adanya pengukuran dengan menggunakan nilai uang ini
maka seluruh kekayaan atau pun pendapatan perusahaan bisa dihitung nilainya.

Anda mungkin juga menyukai