Ilustrasi Akuntansi
Akuntansi keuangan
Pemeriksaan akuntansi atau auditing
Akuntansi manajemen
Akuntansi perpajakan
Bidang akuntansi budgeter
Akuntansi untuk organisasi nirlaba
Akuntansi biaya
Sistem akuntansi
Akuntansi sosial
Baca juga: Pengertian Audit
2. Littleton
Menurut Littleton, pengertian akuntansi adalah aktivitas yang bertujuan untuk
melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi).
Definisi ini adalah inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan
sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.
3. Warren dkk
Menurut Warren dkk, pengertian akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan.
4. Rudianto
Menurut Rudianto, akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
suatu badan usaha.
6. Suparwoto L
Menurut Suparwoto L, pengertian akuntansi adalah suatu sistem untuk mengukur
dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil pengelolaan tersebut
dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak internal dan eksternal perusahaan.
Pihak eksternal ini terdiri dari investor, kreditur pemerintah, serikat buruh, dan
lainnya.
7. Arnold
Menurut Arnold, akuntansi adalah suatu sistem untuk memberikan informasi
(terutama keuangan) kepada siapa saja yang harus membuat keputusan dan
mengendalikan penerapan keputusan tersebut.
8. Pengertian Akuntansi Menurut AAA
Menurut American Acounting Association (AAA), pengertian akuntansi adalah sistem
pengidentifikasian dan pengukuran untuk memberikan laporan info ekonomi dan
penilaiannya. Tujuan akuntansi seperti yang dijelaskan dari Littleton adalah untuk
melakukan perhitungan secara periodic pada usaha atau cost terhadap hasil yang
dicapai.
Tujuan Akuntansi
Akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan
Tujuan akuntansi secara umum adalah untuk mengumpulkan dan melaporkan
informasi terkait keuangan, kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dalam sebuah
bisnis. Informasi ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam membuat
keputusan ekonomi.
Fungsi Akuntansi
Akuntansi merekam catatan transaksi secara sistematis dan kronologis
Dari pengertian akuntansi sudah menyinggung tentang sistem pelaporan keuangan
termasuk untung rugi perusahaan. Sehingga, akuntansi sudah pasti sangat
dibutuhkan dalam bisnis karena beberapa fungsinya sebagai berikut:
1. Recording Report
Recording report atau merekam catatan transaksi secara sistematis dan kronologis
merupakan fungsi utama dari akuntansi. Rekam catatan transaksi ini kemudian
dikirim ke Account Ledger sampai akhirnya menyiapkan akun akhir untuk
mengetahui profit dan loss dari bisnis pada akhir periode akuntansi.
Semua disipasi tidak sah dari aset akan mengakibatkan sebuah bisnis mengalami
kebangkrutan. Itulah sebabnya sistem akuntansi dirancang untuk melindungi
properti dan aset bisnis dari pemakaian yang tak sah.
3. Mengkomunikasikan Hasil
Fungsi akuntansi selanjutnya adalah untuk mengkomunikasikan hasil dan transaksi
yang dicatat ke semua pihak yang tertarik pada bisnis tertentu. Misalnya investor,
kreditor, karyawan, kantor pemerintahan, peneliti, dan instansi lainnya.
4. Meeting Legal
Fungsi akuntansi juga berhubungan dengan perancangan dan pengembangan
sistem. Misalnya sistem untuk memastikan catatan dan pelaporan hasil selalu
memenuhi persyaratan hukum. Sistem ini nantinya diperlukan untuk mengaktifkan
kepemilikan atau wewenang untuk mengajukan berbagai pernyataan, seperti
Pengembalian Penjualan-Pajak, Pengembalian Pendapatan Pajak, dan lain
sebagainya.
5. Mengklasifikasikan
Selanjutnya fungsi akuntansi yang tak kalah pentingnya adalah sebagai klasifikasi
terkait dengan analisis sistematis dari semua data yang tercatat. Dengan adanya
klasfikasi tersebut akan memudahkan dalam pengelompokkan jenis transaksi atau
entri.
6. Membuat Ringkasan
Aktivitas meringkas ini melibatkan penyajian data rahasia dengan penyampaian
yang bisa dimengerti dan berguna bagi internal maupun eksternal pengguna akhir
dari laporan akuntansi tersebut.
Neraca Saldo
Laporan laba rugi
Neraca
7. Analisis dan Menafsirkan
Fungsi akuntansi yang terakhir adalah melakukan analisis dan menafsirkan data
keuangan. Data keuangan yang sudah melalui proses analisis kemudian
diinterpretasikan dengan cara yang mudah dimengerti sehingga dapat membantu
dalam membuat penilaian mengenai kondisi keuangan dan profitabilitas
operasional bisnis.
Selain itu, hasil analisis tersebut juga digunakan untuk persiapan rencana di masa
mendatang dan framing dari kebijakan untuk pelaksanaan rencana tersebut.
1. Akuntansi Keuangan
Bidang akuntansi yang menyangkut pencatatan transaksi keuangan perusahaan
secara berkala sebagai sumber informasi yang berguna untuk manajemen, pemilik
perusahaan dan kreditor. Umumnya hampir semua bisnis menerapkan akuntansi
keuangan sebagai bentuk pelaporan dana perusahaan.
3. Akuntansi Perpajakan
Bidang akuntansi yang menyangkut pelaporan pajak dari keuangan perusahaan.
Akuntansi perpajakan penting sebagai pertimbangan terkait konsekuensi dari
transaksi perusahaan.
4. Akuntansi Budgeter
Seperti namanya, akuntansi ini digunakan untuk membuat anggaran perusahaan
tentang rencana penggunaan uang dalam periode tertentu.
5. Akuntansi Biaya
Akuntansi ini digunakan untuk mengendalikan budget atau anggaran perusahaan.
Gunanya untuk menekan kegunaan dana perusahaan meskipun sudah
dianggarkan.
Berbagai data yang berhubungan dengan keuangan akan di catat dalam sistem
akuntansi sehingga akan memudahkan Anda serta karyawan Anda dalam
mengawasi kondisi perusahaan.
Maka dari itu, alangkah baiknya apabila Anda menyusun pembukuan serta rutin
dalam mengupdate data pada pembukuan tersebut. Tentunya hal ini akan jauh
lebih efektif serta efisien apabila Anda memanfaatkan software akuntansi khusus
seperti mengunakan Software Zahir Accounting yang akan mencatat semua
laporan keuangan perusahaan Anda.
Maka dengan memanfaatkan software khusus untuk melakukan pencatatan
keuangan pada perusahaan tentu akan membuat pegawai atau tim akuntansi pada
perusahaan Anda menjadi lebih merasa terbantu dan pekerjaan pencatatan juga
lebih cepat di banding dengan pencatatan secara manual.
Tentu hal ini sangatlah masuk akal sebab stakeholder tidak bisa melakukan
investasi tanpa adanya informasi keuangan yang up to date dan juga akurat.
Maka dari itu, dalam hal ini seorang akuntan yang memegang peran dalam
menyiapkan segala informasi yang di butuhkkakn oleh stakeholder. Selain itu juga
seorang akuntan harus dapat memastikan bahwa stakeholder bisa memahami
data keuangan yang telah di buat oleh perusahaan.
Bukan hanya itu saja, seorang akuntan tentu dapat menjadi seorang penghubung
antara perusahaan dengan pemerintah dalam hal pembayaran pajak dan para
auditor.
Sebagai contoh, Bapak Andi adalah pengusaha restoran, tidak boleh menyatukan
pengeluaran pribadinya dengan pengeluaran untuk usahanya. Pak Andi menyewa
tempat tinggal untuk keluarga pribadi, maka pengeluarannya tidak boleh
dicampur dengan pengeluaran untuk usahanya. Ini dikategorikan pengeluaran
pribadi. Demikian halnya juga dengan apabila Pak Andi mempunyai usaha yang
berbeda lagi, misalnya punya bengkel motor.
Nah, pengeluaran bengkel motor ini juga harus dipisahkan dengan restorannya
serta pribadinya. Jadi bisa disimpulkan bahwa entitas ekonomi maksudnya adalah
pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi
dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya
Jika tidak ada asumsi ini , maka berarti tidak akan ada penyusutan atas asset
tetap , karena asset tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga
perolehannya , melainkan dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi .
Demikian juga tidak akan ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas asset
dan kewajiban.
Jadi, dalam praktek akuntansi yang berlaku umum , penyusutan atas asset tetap
dan penggolongan asset serta kewajiban kedalam lancar dan tidak lancar timbul
karena adanya asumsi kesinambungan usaha. Asumsi ini berlaku dalam banyak
situasi bisnis.
Data Transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan
akuntansi untuk mengukur setiap transaksi bisnis/peristiwa ekonomi ke dalam
nilai mata uang.
Beberapa transaksi yang terjadi salam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu. Tapi karena tidak semua transaksi itu
bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.
Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan
di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.
Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan
itu berdiri. Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada
saat terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya
historis.
Dasar ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang
dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan
mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian. Namun jika terjadi perubahan daya
beli yang besar (terutama dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan
yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran yang tidak
sesuai dengan keadaan dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.
Hasil bulanan biasanya tidak seakurat hasil kuartalan dan hasil kuartalan biasanya
tidak seakurat hasil tahunan. Investor menginginkan agar informasi semacam itu
diproses dan disebarkan secara cepat namun, semakin pendek periode
penerbitan informasi semakin tinggi profitabilitas ketidakakuratannya. Masalah
penentuan periode waktu menjadi lebih serius karena siklus hidup produk
menjadi semakin pendek dan produk menjadi sangat usang. (DY)
SHARE
Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor-faktor lain yang ada di
masing-masing negara. Di Indonesia, prinsip akuntansi diatur oleh IAI atau
Ikatan Akuntansi Indonesia, yaitu badan yang mengatur peraturan dan
kebijakan akuntansi yang berlaku di Indonesia. Adapun prinsip-prinsip
akuntansi yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
Prinsip Entitas Ekonomi
Prinsip Entitas Ekonomi atau prinsip kesatuan entitas diartikan sebagai
konsep kesatuan usaha. Dengan kata lain akuntansi menganggap bahwa
perusahaan merupakan sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan
terpisah dengan entitas ekonomi lain bahkan dengan pribadi pemilik.
Dengan begitu akuntansi memisahkan dan membedakan seluruh
pencatatan transaksi baik kekayaan maupun kewajiban perusahaan
dengan pribadi pemilik perusahaan.
Prinsip Mempertemukan
Maksud dari prinsip mempertemukan (matching) dalam akuntansi adalah
biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang diterima dengan tujuan
menentukan besar/kecilnya laba bersih setiap periode. Contohnya pada
transaksi pendapatan diterima di muka. Prinsip ini sangat tergantung pada
penentuan pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda maka
pembebanan pada biaya juga tidak bisa dilakukan.
Prinsip Konsistensi
Prinsip Konsistensi diartikan sebagai prinsip akuntansi yang digunakan
dalam pelaporan keuangan tetap dan digunakan secara konsisten (tidak
berubah-ubah metode dan prosedur). Tujuannya agar laporan keuangan
yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan pada
periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi
penggunanya.
Prinsip Materialitas
Prinsip akuntansi mempunyai tujuan untuk menyeragamkan seluruh
aturan. Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu
mentaati teori yang ada, maka tak jarang terjadi pengungkapan informasi
yang sifatnya material atau immaterial. Semuanya diterapkan sesuai
dengan ranah akuntansi yang orientasinya kepada pengguna laporan
keuangan.
USAHAKEUANGANKONSISTENSILABALAPORANMATCHINGMATERIALITASMENGELOLA
PENDAPATANPENGELUARANPENGERTIANPENGUNGKAPAN
PENUHPENJUALANPERHITUNGANPERIODE AKUNTANSIPRINSIPPRINSIP
Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun
standar akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi inilah
yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun pelaporan
keuangan entitas. Berikut akan disajikan beberapa konsep dasar akuntansi dalam berbagai
versi.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar
Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan bahwa
asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going
concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The
Conceptual Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar
akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton
yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan
usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha(going concern), penghargaan sepakatan, kos
melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan
asumsi.
Dengan lebih lengkap, Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang dikutip
Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di antaranya konsep
pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos,
aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan
materialitas. Maka, untuk kepentingan penelitian, hanya akan dijelaskan konsep dasar
yang merupakan postulat akuntansi dan berhubungan dengan asumsi dasar akrual sebagai
basis pencatatan akuntansi. Yaitu, konsep entitas, konsep pengukuran uang, konsep
kelangsungan usaha, konsep dua aspek akuntansi, konsep kos, konsep periode akuntansi,
konsep penandingan (matching concept), dan konsep upaya dan hasil (effort and
accomplishment). Berikut penjelasan masing-masing konsepnya:
5. Konsep Kos
Pada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki kepentingan untuk
menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai laba yang
diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara yang lain akan mengakibatkan munculnya
subjektifitas sehingga berdampak pada informasi keuangan yang bias. Namun, dalam
standar akuntansi keuangan pun jika hal tersebut menjadi tidak relevan, maka
diperkenankan menilai dengan nilai wajar sebagai basis pengukurannya.
Menurut konsep ini semua transaksi dicatat dalam buku akun senilai dengan
harga pembelian. Misalnya, jika bangunan dibeli dengan harga US$ 75,000 yang mana
secara aktual seharga US$ 100,000, maka dalam buku akun dicatat dengan nilai harga
pembelian, yakni US$ 75,000.
Sebagai tambahan, Suwardjono (1986) dalam pokok pikiran Paton & Littleton,
menyatakan mengenai konsep ini dengan berimplikasi kepada biaya menjadi bagian
penting dari total upaya yang dikorbankan dalam memproduksi dan menjual barang atau
jasa. Pada tiap jenis biaya tersebut dapat digabung-gabungkan berdasarkan divisi operasi
(departemen), bagian dari produk, atau interval waktu seolah-olah biaya-biaya tersebut
mempunyai daya saling mengikat sebagaimana data ikat yang dimiliki benda fisik.
Hasil dari proses kegiatan akuntansi adalah informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder). Berikut adalah pihak-pihak yang
berkepentingan dengan informasi akuntansi.
Pemilik perusahaan memiliki resiko dan hasil atas investasi modal ke dalam perusahaan,.
Mereka membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu dalam memutuskan membeli,
menahan, dan menjual investasi mereka. Sebagai pemilik perusahaan (persero), mereka akan
menilai perusahaan yang akan memberikan bagian laba (deviden) yang lebih menguntungkan
atas investasi modalnya dan sebagai bahan masukan dalam menilai kinerja pihak manajemen
dalam pengelolaan usaha. Selain itu Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan
untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
2. Manajer
Seorang manajer perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk penyusunan
perencanaan perusahaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapai perusahaan, serta melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan.
3. Para pegawai/karyawan perusahaan
Para pegawai perusahaan sangat berkepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan
perusahaan. Hal ini dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi
ataupun bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan
kesejahteraan perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan pengabdian pegawai pada
perusahaan.
4. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan
menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan
yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
5. Kreditur
Kreditur berkepentingan dengan data akuntansi, karena kreditur berkepentingan untuk
pemberian kredit kepada calon nasabahnya. Nasabah yang dipilih kreditur adalah nasabah yang
mampu mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya pada waktu yang tepat. Oleh karena
kreditur sangat berkepentingan dengan laporan keuangan calon nasabah dan nasabahnya.
6. Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi akuntansi. Dari informasi
keuangan suatu organisasi, pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang harus
dibayar oleh organisasi yang bersangkutan.
7. Organisasi Nirlaba
Meski organisasi nirlaba bertujuan tidak untuk mencari laba, organisasi ini masih sangat
memerlukan informasi keuangan untuk tujuan penyusunan anggaran, membayar karyawan dan
membayar beban-beban yang lain
8. Pemakai lainnya
Informasi akuntansi juga diperlukan oleh organisasi lainnya seperti organisasi buruh,
yang memerlukan informasi akuntansi untuk mengajukan kenaikan gaji, tunjangan-tunjangan,
serta mengetahui kemajuan perusahaan dimana mereka bekerja.
Profesi dalam akuntansi terdiri dari berbagai macam pekerjaan yang memakai keahlian di bidang
akuntansi. Bidang bidang akuntansi yang dimaksud antara lain akuntansi publik, akuntansi internal,
akuntansi pemerintah, dan akuntansi pendidikan. Orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan
menjadikannya profesi disebut akuntan. Berikut ini penjelasan tentang macam macam profesi dalam
akuntansi beserta manfaat akuntansi.
ads
1. Akuntansi Publik
Profesi yang berhubungan dengan akuntansi publik dikenal dengan istilah akuntan publik. Bidang
pekerjaan yang utama bagi akuntan publik adalah pemeriksaan laporan keuangan yang telah dibuat
(auditing). Pemeriksaan laporan keuangan ini dilakukan secara independen untuk menilai kewajaran
laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan
bagi para investor, kreditur, dan pihak eksternal lainnya.
Hasil pemeriksaan akuntan publik ini dituliskan dalam sebuah laporan yang disebut laporan hasil
pemeriksaan akuntan. Ada lagi hal yang dikerjakan oleh akuntan publik, yaitu akuntansi perpajakan yang
banyak dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku dan menekan tarif
pajak seminimum mungkin. Akuntan publik juga menangani akuntansi manajemen dengan memberikan
pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang
memakai jasanya.
Pemeriksaan internal juga dilakukan oleh akuntan internal perusahaan yang bertugas mengevaluasi
sistem akuntansi dan manajemen. Tugas pokok akuntan internal antara lain membantu pihak manajemen
sesuai manfaat akuntansi manajemenuntuk memperbaiki tingkat efesiensi operasi dan menjamin
seluruh stakeholders telah melaksanakan prosedur dan rencana yang telah ditetapkan oleh pihak
manajemen yang sesuai tujuan laporan keuangan.
3. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah bekerja di berbagai lembaga pemerintahan seperti BUMN / BUMD, inspektorat
jenderal, kementrian, dan lembaga pemerintah lainnya. Para akuntan ini harus mengikuti aturan kerja
yang diterapkan di masing-masing departemen atau lembaga.
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik ini adalah pengajar dalam bidang akuntansi yang mengajarkan siklus akuntansi,
melakukan penelitian, pengembangan akuntasi, mengajar dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi. Biasanya akuntan pendidik ini memiliki pendidikan khusus yang berhubungan dengan
pendidikan dengan gelar sarjana pendidikan yang berfokus pada akuntansi.
Tenaga pengajar akuntansi bekerja di institusi pendidikan dengan jam kerja yang fleksibel sehingga
biasanya akuntan pendidik ini tidak semata-mata mengajar, tetapi merangkap pekerjaan lain seperti
membuka praktik untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkan
keahliannya.
Setelah mengetahui tentang macam macam akuntansi dan profesi dalam akuntansi mungkin bisa
menjadikan pencerahan bagi para pembaca yang masih ragu untuk menentukan program studi yang
akan dipilih untuk kuliah di perguruan tinggi.
Pengertian Badan Usaha sendiri ialah suatu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis
dimana memiliki tujuan untuk mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha sangat sering
disamakan atau identik dengan perusahaan, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat
besar. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat
dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. Jadi, Badan Usaha memiliki ruang
lingkup yang lebih besar karena sebuah badan usaha bisa memiliki satu atau beberapa
perusahaan. Jenis- jenis Badan Usaha dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang
dilakukan, kepemilikan modal, dan wilayah Negara.
Jenis badan usaha berdasarkan kegiatan yang dilakukan, terdiri dari:
Badan Usaha Ekstraktif: Badan usaha ini mengambil apa yang telah tersedia di alam.
Contoh badan usaha ekstraktif: PT Pertamina dan PT Bukit Asam.
Badan Usaha Agraris: Badan usaha ini berusaha membudidayakan tumbuh-tumbuhan
atau segala kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Contoh badan usaha agraris: PT
Perkebunan Negara, Badan Usaha Pembibitan, dan Badan Usaha Tambak.
Badan Usaha Industri: Badan usaha ini berusaha meningkatkan nilai ekonomi barang
dengan jalan mengubah bentuknya. Contoh badan usaha industri: PT Kimia Farma.
Badan Usaha Perdagangan: Badan usaha ini bergerak dalam aktivitas yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang tanpa mengubah bentuknya untuk
memperoleh keuntungan. Contoh badan usaha perdagangan: PT Matahari.
Badan Usaha Jasa: Badan usaha ini memenuhi kebutuhan konsumen dengan jalan
menyediakan jasa kepada masyarakat. Contoh badan usaha jasa: PT Bank Rakyat
Indonesia.
Jenis Badan Usaha berdasarkan kepemilikan modal, terdiri dari:
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS): Badan Usaha Milik Swasta adalah badan usaha
yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta (nasional dan asing) dan mempunyai tujuan
utama mencari laba.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha
yang pemilik modalnya adalah Negara atau pemerintah. Contoh BUMN: PT Kereta Api,
PT Timah Bangka, dan PT Peruri.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Badan Usaha Milik Daerah adalah badan usaha
yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh BUMD: Bank Pembangunan Daerah
(BPR).
Badan Usaha Campuran: Badan usaha campuran adalah badan usaha yang modalnya
sebagian dimiliki swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah. Contoh Badan
usaha campuran: PT Pembangunan Jaya yang modalnya dimiliki oleh Pemda DKI
Jakarta dan pihak swasta.
Jenis-jenis badan usaha berdasarkan wilayah negara, terdiri dari:
Fungsi Komersial: Salah satu tujuan badan usaha adalah untuk memperoleh keuntungan.
Untuk memproleh keuntungan secara optimal, setiap badan usaha harus menghasilkan
produk yang bermutu dan harga bersaing.
Fungsi Sosial: Fungsi sosial badan usaha berhubungan dengan manfaat badan usaha
secara langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam
penggunaan tenaga kerja, hendaknya badan usaha lebih memprioritaskan tenaga kerja
yang berasal dari lingkungan disekitar badan usaha.
Fungsi Pembangungan Ekonomi: Badan usaha merupakan mitra pemerintah dalam
pembangunan ekonomi nasional dan dapat membantu pemerintah dalam peningkatan
ekspor dan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam pemerataan pendapatan
masyarakat.
Di bagian bawah ini adalah jenis-jenis dari badan usaha yang ada di Indonesia, diantaranya
sebagai berikut ini:
1. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN yaitu badan usaha yang semua modalnya ataupun sebagaian modalnya dimiliki oleh
pemerintah dan status pegawai yang bekerja di BUMN adalah pegawai negeri. BUMN saat ini
ada 3 (tiga) macam, diantaranya yaitu:
Perjan
Perjan yaitu bentuk BUMN yang semua modalnya dimiliki oleh pemerintah. Badan usaha ini
berorientasi pada pelayanan masyarakat. Karena selalu mengalami kerugian sekarang ini sudah
tidak ada lagi perusahaan BUMN yang memakai model Perjan, sebab besarnya biaya yang
digunakan untuk memelihara perjan tersebut. Contoh Perjan misalnya seperti: PJKA yang
sekarang sudah berganti menjadi PT. KAI (PT Kereta Api Indonesia).
Perum
Perum yaitu Perjan yang sudah diubah. Sama seperti Perjan, Perum dikelolah oleh pemerintah
dengan status pegawainya yaitu pegawai negeri. Akan tetapi perusahaan ini masih mengalami
kerugian meskipun status Perja telah diubah menjadi Perum. Sehingga pemerintah harus menjual
sebagian sahamnya kepada publik dan statusnya berubah menjadi Persero.
Persero
Persero yaitu badan usaha yang dikelola oleh pemerintah atau negara. Sangat berbeda dengan
Perjan maupun Perum, tujuan dari Persero adalah untuk mencari keuntungan dan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga Persero tidak akan mengalami kerugian.
Biaya untuk mendirikan persero sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara dan
pemimpin Persero disebut dengan Direksi, serta pegawai yang bekerja berstatus sebagai pegawai
swasta. Perusahaan ini tidak mendapatkan fasilitas dari negara Dan badan usaha Persero ditulis
dengan PT (Nama dari perusahaan).
Beberapa contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini, misalnya seperti: PT Jasa
Raharja, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia
dan lain-lain.
2. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
BUMS yaitu badan usaha yang dimodali maupun didirikan oleh seseorang ataupun kelompok
swasta. Macam-macam BUMS yang diantaranya sebagai berikut ini.
Firma (Fa)
Firma yaitu suatu Badan Usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih, yang dimana setiap
anggotanya mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perusahaan. Untuk mendirikan firma
dilakukan dengan cara membuat akta perjanjian dihadapan Notaris. Yang dimana perjanjian itu
memuat nama dari pendiri Firma, cara membagi-bagi keuntungan yang diperoleh, serta waktu
dimulai maupun diakhirinya perjanjian tersebut.
CV (Commanditaire vennotschap) atau Persekutuan Komanditer
CV merupakan badan usaha yang didirikan olah 2 (dua) sekutu orang ataupun lebih, yang
dimana sebagian merupakan sekutu aktif dan sebagian lainnya lagi merupakan sekutu pasif.
Sekutu aktif yaitu mereka yang menyertakan modal sekaligus menjalankan usahanya sedangkan
sekutu pasif yaitu mereka yang menyertakan modal dalam usaha tersebut. Sekutu aktif
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap semua kekayaan dan terhadap utang perusahaan,
sedangkan sekutu pasif hanya mempunyai tanggung jawab terhadap modal yang diberikan.
PT (Perseroan Terbatas)
PT merupakan badan usaha yang modalnya terbagi atas saham-saham, tanggung jawabnya
terhadap perusahaan bagi para pemiliknya hanya sebatas sebesar saham yang dimiliki. Saat ini
ada 2 (dua) macam PT yaitu PT Tertutup dan PT terbuka. Yang dimaksud dengan PT tertutup
adalah PT yang dimana pemegang sahamnya terbatas hanya dikalangan tertentu saja seperti
misalnya hanya di kalangan keluarga, sedangkan yang dimaksud dengan PT terbuka adalah PT
yang saham-sahamnya dijual kepada publik atau umum.
Beberapa contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) saat ini, misalnya seperti: PT Pupuk
Kaltim, PT Union Metal, PT Djarum, PT Holcim, PT Karakatau Steel dan lain-lain.
3. Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah bentuk badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi raktyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
Prinsip koperasi :
1. keanggotaan bersifat sukarela
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
4. kemandirian
Ciri-ciri koperasi:
1. lebih mementingkan keanggotaan dan bersifat kebersamaan
2. angota-anggotanya bebas keluar masuk
3. koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dan notaries
4. tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada ditangan pengurus
5. kekuasan tertinggi didalam rapat anggota
Dalam melaksanakan tugas – tugasnya koperasi memiliki prinsip dasar kerja yang berbunyi
“Dari Anggota, Untuk Angota dan Oleh Anggota”. Dari prinsip kerja tersebut memangla
terungkap bahwa semata-mata untuk kepentingan bersama para anggota-anggotanya dan tidak
menyangkupan kebutuhan pihak lain ataupun pihak lain.Bentuk koperasi ini dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam usaha untuk memenuhikehidupan
hidup sehari-hari bagi para anggotanya, misal : beras, sabun, gula, dll.
Contoh bentuk ini :
a. Koperasi Pegawai Negri (KPN)
b. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dll.
Koperasi Kredit berusaha untuk mengumpulakn uang simpanan dari para anggota dankemudian
meminjamkannya lagi kepada anggota yang lain yang membutuhkan modaluntuk keperluan
hidup. Koperasi Produksi berusaha bersama dalam pengadaan alat – alat perlengkapan
produksi,bahan baku, bangunan gudang penyimpanan hasil produksi dari para anggotanya.
Koperasi Jasa bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang diperlukan para anggota. Contoh :
Kopata(Koperasi Angkutan Kota), Kopedes(Koperasi AngkutanPedesaan) dll. Koperasi Serba
Usaha adalah berusaha untuk mengelola berbagai jeniskebutuhan yang diperlukan bagi para
anggotanya. Contoh : KUD yang mengusahakan bermacam –macam kebutuhan warga desa yang
umumnya petani, mengelola mulai darikebutuhan masyarakat tani peternak dan nelayan maupun
kebutuhan sehari-hari.
Sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada perolehan laba, perusahaan akan berusaha untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk dijual ke konsumen dengan harga tertentu hingga perusahaan
mendapatkan keuntungan. Untuk melaksanakan kegiatannya, tentunya perusahaan memerlukan dana.
Dana ini akan digunakan untuk pembayaran tagihan telpon, pembayaran gaji karyawan, dan sebagainya.
Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis yang menyebabkan perubahan dalam aset dan/atau
kewajiban, dan/atau ekuitas.
Kejadian ekonomis dari suatu perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan atau
hasil operasi dan harus dicatat oleh perusahaan yang bersangkutan itulah yang disebut transaksi
bisnis (business transaction).
Transaksi bisnis dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal.
Transaksi eksternal merupakan kejadian dengan pihak luar perusahaan.
Transaksi bisnis dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal.
Contoh: pembelian perlengkapan kepada pemasok, pembayaran uang muka sewa gedung, pembelian
mesin. Sedangkan, transaksi internal adalah kejadian ekonomis yang terjadi dalam perusahaan itu
sendiri. Contoh transaksi internal adalah penggunaan perlengkapan, pemanfaatan gedung beberapa
waktu, penggunaan mesin, dan lain-lain.
Semua transaksi bisnis perusahaan akan senantiasa berpengaruh pada perubahan pada ketiga unsur
persamaan dasar akuntansi, yaitu aset dan/atau kewajiban dan/atau ekuitas. Transaksi bisnis
perusahaan ini paling tidak akan mempengaruhi 2 (dua) diantara 3 (tiga) komponen atau unsur dalam
persamaan dasar akuntansi. Sebagai contoh: jika dalam perusahaan itu terdapat kenaikan aset, maka
kejadian ini akan bisa berpengaruh pada:
3. Kenaikan ekuitas
Marilah kita lihat bersama, bagaimana adanya penambahan aset dapat berpengaruh kepada 3 (tiga) hal
di atas? Berbagai transaksi bisnis baik transaksi internal maupun transaksi eksternal yang terjadi di
perusahaan akan berpengaruh terhadap unsur-unsur persamaan dasar akuntansi.
Perhatikan transaksi bisnis sederhana tentang pembelian perlengkapan secara kredit. Transaksi
sederhana ini akan mengakibatkan perubahan atau berpengaruh pada kenaikan kewajiban tertentu, yaitu
utang usaha dan kenaikan aset tertentu yaitu perlengkapan. Ilustrasi 2.2 adalah contoh sederhana suatu
transaksi dan pengaruhnya.
Sumberdaya yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan disebut dengan aset.
Sedangkan hak atau klaim atas aset perusahaan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: (1) hak kreditor, (2) hak
pemilik.
Persamaan dasar akuntansi adalah asset sama dengan kewajiban ditambah dengan ekuitas.
Aset adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam
kelancaran aktivitas produksi, konsumsi dan pertukaran. Dengan demikian, aset merupakan kapasitas
yang dimiliki perusahaan yang memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang dan
menghasilkan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Kewajiban adalah klaim atas aset tertentu. Bentuk sederhana kewajiban perusahaan adalah utang. Utang
ini bisa timbul dari peminjaman uang, pembelian barang dagangan atau perlengkapan secara kredit yang
digunakan untuk membantu kegiatan perusahaan.
Ekuitas pemilik merupakan klaim pemilik atas semua aset yang ada di perusahaan, yang dihitung dengan
cara total aset dikurangi dengan total kewajiban. Dengan demikian, total aset yang dimiliki perusahaan
akan menjadi klaim dari para kreditor dan klaim pemilik. Klaim dari pemilik merupakan sisa dari klaim
kreditor.
C. Analisis Transaksi
Setelah kita memahami bersama tentang transaksi bisnis perusahaan, jenis transaksi dan persamaan
dasar akuntansi, marilah kita sekarang mencoba untuk menganalisis pengaruh adanya transaksi bisnis
terhadap ketiga unsur dalam persamaan dasar akuntansi.
Pada pembahasan berikut, akan diuraikan beberapa tipe transaksi yang akan berpengaruh terhadap
persamaan dasar akuntansi. Untuk menggambarkan pengaruh transaksi bisnis ini, kita gunakan transaksi
dari Perusahaan Widya Jasa Karya yang bergerak di bidang jasa konsultan. Pemilik perusahaan ini
adalah Tn Airlangga, yang baru mengopersikan perusahaannya pada tanggal 1 Oktober 2006. Beberapa
transaksi yang terjadi pada awal pendirian perusahaan ini sebagai berikut:
Transaksi 1
Pada saat pendirian perusahaannya, Tn Airlangga menyerahkan uang tunai ke perusahaan sebesar Rp.
300.000.000-, sebagai setoran modalnya. Dengan adanya setoran modal dari Tn Airlangga ini, maka aset
perusahaan berupa kas akan bertambah sebesar Rp. 300.000.000,-, dan di pihak lain hak Tn Airlangga
sebagai pemilik bertambah juga sebesar Rp. 300.000.000,-. Bagaimana transaksi ini berpengaruh
terhadap persamaan dasar akuntansi?
Transaksi 2
Pengaruh transaksi perolehan aset dari kreditor terhadap persamaan dasar akuntansi.
Tn Airlangga merasa bahwa uang tunai yang sudah diinvestasikan ke perusahaan tidaklah cukup,
sehingga dia mengajukan permohonan pinjaman ke Bank BCA. Pinjaman yang disetujui oleh Bank BCA
untuk Tn Airlangga adalah sebesar Rp. 150.000.000,-. Perjanjian menyatakan bahwa Tn Airlangga
berjanji harus mengangsur selama 30x angsuran dengan setiap kali angsuran sebesar Rp. 5.000.000,-
ditambah bunga sebesar Rp. 600.000,- per angsuran. Bagaimana transaksi ini berpengaruh terhadap
persamaan dasar akuntansi?
Transaksi 3 dan 4
Pengaruh transaksi pembelian perlengkapan dan pengeluaran beban terhadap persamaan dasar
akuntansi.
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, Tn Airlangga memerlukan perlengkapan yang dibelinya secara
kredit, senilai Rp. 5.000.000,- ke UD Dua Empat dengan jangka waktu 1 (satu) bulan. Beberapa beban
yang dikeluarkan selama bulan Oktober 2006 dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, meliputi:
Transaksi-transaksi di atas, akan berpengaruh pada persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
Coba kita amati bersama tabel di atas. Sebelum transaksi-transaksi pengeluaran beban terjadi, saldo kas
menunjukkan jumlah Rp. 450.000.000,-. Pembayaran beban sebesar Rp. 42.000.000,- akan
mempengaruhi jumlah kas menurun dari Rp. 450.000.000,- menjadi Rp. 408.000.000,-.
Beban adalah penurunan ekuitas perusahaan yang biasanya disebabkan adanya penggunaan aktiva
untuk membantu menghasilkan pendapatan perusahaan.
Pengeluaran beban ini, tidaklah menyebabkan penambahan aset baru bagi perusahaan, juga tidak
mengakibatkan perubahan pada kewajiban perusahaan, tetapi berpengaruh langsung pada penurunan
ekuitas, yaitu penurunan modal pemilik. Saldo ekuitas yang semula, sebelum terjadinya pengeluaran
beban, sejumlah Rp. 300.000.000,-, dengan adanya beban-beban ini menurun menjadi Rp 258.000.000,-.
Dengan demikian, pengertian beban merupakan penurunan ekuitas perusahaan atau penurunan modal
pemilik perusahaan yang biasanya disebabkan adanya penggunaan aset untuk membantu dalam
menghasilkan pendapatan perusahaan.
Coba kita lihat transaksi ke-4 (empat), yakni perusahaan membayar berbagai beban dengan
menggunakan aset kas perusahaan. Selain kas, perusahaan masih memiliki aset yang lain, yaitu
perlengkapan yang dibeli perusahaan sebagaimana pada transaksi ke-3 (tiga) senilai Rp.5.000.000,-.
Perlengkapan ini juga digunakan untuk membantu perusahaan dalam memperoleh pendapatannya.
Sehingga, penggunaan perlengkapan ini juga harus diakui sebagai beban pada periode penggunaannya.
Transaksi 5
Pada akhir bulan, Tn Airlangga menghitung besarnya penggunaan perlengkapan, yakni senilai Rp.
3.000.000,-, yang harus diakui sebagai beban perusahaan pada bulan Oktober 2006 itu juga dan sisanya
senilai Rp. 2.000.000,- masih sebagai aset perusahaan. Transaksi penggunaan perlengkapan inilah yang
disebut dengan transaksi internal. Adanya transaksi internal ini, akan berpengaruh pada penurunan
aset perlengkapan dan penurunan ekuitas perusahaan. Pengaruh tersebut akan nampak sebagai berikut:
Transaksi 6
Perusahaan telah melayani pelanggannya selama bulan Oktober 2006. Kas yang terkumpul dari
penjualan jasa yang dilakukan perusahaan senilai Rp. 100.000.000,- Ketika perusahaan menerima
sumber daya berupa kas yang berasal dari pelanggan, perusahaan dikatakan telah menghasilkan
pendapatan.
Pengaruh perolehan pendapatan ini terhadap persamaan dasar akuntansi nampak sebagai berikut:
Sebagaimana kita lihat bersama pada pencatatan terhadap transaksi 6 (enam) di atas, pendapatan yang
diterima perusahaan akan menaikkan aset perusahaan di satu pihak, dan di pihak lain pemilik
perusahaan juga merasakan manfaat pertumbuhan aset ini, yakni modal pemilik juga ikut bertambah.
Dari transaksi 4, 5, 6, kita dapat mempelajarinya bahwa beban perusahaan akan menurunkan nilai aset
perusahaan dan sekaligus ekuitas pemilik, sedangkan pendapatan perusahaan akan menambah aset
perusahaan dan juga ekuitas pemilik. Dengan demikian, jika pendapatan perusahaan di atas beban
perusahaan pada suatu periode akuntansi, maka dikatakan bahwa perusahaan mendapatkan laba pada
periode tersebut, dan sebaliknya, jika pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih kecil dibandingkan
dengan bebannya, maka perusahaan menderita rugi pada periode tersebut.
Transaksi 7
Perusahaan memiliki utang ke Bank BCA sebesar Rp. 150.000.000,- sebagaimana pada transaksi (2).
Perusahaan harus mengangsur ke Bank BCA beserta pembayaran bunganya. Untuk setiap kali angsuran
sudah ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- dan bunganya sebesar Rp. 600.000,-.
Pengaruh transaksi ini terhadap persamaan dasar akuntansi akan menurunkan aset kas sebesar Rp.
5.600.000,-, menurunkan kewajiban perusahaan sebesar Rp. 5.000.000,-, serta menurunkan ekuitas
sebesar Rp. 600.000,-. Penurunan ini akan nampak sebagai berikut:
Transaksi di atas, disebut dengan transaksi majemuk, karena transaksi ini melibatkan lebih dari 2 (dua)
akun, yaitu akun aset, akun kewajiban, dan akun ekuitas. Pertama, akun aset, kas, berkurang sejumlah
Rp. 5.600.000,-, yaitu untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga, kedua, akun utang kepada Bank
BCA berkurang yakni sebesar Rp. 5.000.000,-, yaitu pengurangan terhadap angsuran pokok pinjaman,
dan ketiga akun ekuitas, yakni modal Tn Airlangga berkurang sebesar, beban bunganya, yaitu senilai Rp.
600.000,-.
Transaksi 8
Tn Airlangga memerlukan uang untuk membayar uang pangkal anaknya masuk ke perguruan tinggi
sebesar Rp. 20.000.000,-. Pengambilan untuk keperluan pribadi ini disebut dengan prive. Pengaruh
transaksi prive ini dalam persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
Pengambilan sumber daya perusahaan untuk keperluan pribadi, seperti halnya Tn Airlangga mengambil
uang tunai perusahaan untuk pembayaran uang pangkal sekolah anaknya, berpengaruh pada penurunan
aset kas perusahaan sekaligus penurunan ekuitas pemilik.
Kita telah mempelajari 8 (delapan) transaksi yang terjadi pada perusahaan Widya Jasa Karya selama
bulan Oktober 2006. Jika kedelapan transaksi di atas kita ikhtisarkan, maka transaksi-transaksi bisnis
perusahaan yang berpengaruh terhadap ekuitas pemilik sebagai berikut:
(j) Prive, Tn Airlangga
Ilustrasi 2.3 menunjukkan ikhtisar dari transaksi-transaksi bisnis perusahaan Widya Jasa Karya yang
terjadi selama bulan Oktober 2006.
Marilah kita telaah bersama ikhtisar tersebut dan perhatikan beberapa poin di bawah ini, yang berlaku
bagi setiap jenis transaksi bisnis.
1. Dampak dari setiap transaksi adalah peningkatan atau penurunan satu atau lebih unsur dalam
persamaan dasar akuntansi.
3. Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi dari pemilik dan adanya pendapatan. Sebaliknya, ekuitas
pemilik akan berkurang sebesar penarikan oleh pemilik dan karena adanya beban.
Hubungan antara investasi, pendapatan, beban dan prive dengan ekuitas pemilik sebagaimana dalam
ilustrasi 2.4.
Ilustrasi 2.4: Hubungan antara Investasi Pemilik, Pendapatan, Beban dan Prive dengan Ekuitas
Pemilik
Investasi pemilik merupakan aset yang disetorkan oleh pemilik ke dalam perusahaannya yang digunakan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Aset yang disetor ini akan menambah ekuitas
pemilik.
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan menghasilkan pendapatan dalam satu periode akuntansi.
Pendapatan ini biasanya berasal dari penjualan jasa, penjualan barang dagangan, menyewakan aset dan
meminjamkan uang. Pendapatan yang berasal dari aktivitas tersebut biasanya akan menaikkan aset
perusahaan.
Pendapatan yang muncul dari sumber daya yang berbeda juga akan diidentifikasikan dengan berbagai
nama pula, tergantung pada karakteristik bisnisnya. Sebagai contoh, sebuah hotel berbintang lima bisa
mengkategorikan pendapatannya menjadi pendapatan atas penjualan kamar dan pendapatan dari
restauran.
Selama perusahaan beraktivitas, pemilik juga bisa mengambil aset perusahaan untuk keperluan
pribadinya, bisa berupa uang tunai atau aset yang lain. Pengambilan aset untuk keperluan pribadi ini
harus langsung dicatat sebagai pengurang ekuitas pemilik. Dan pengambilan pribadi ini harus dicatat
dalam suatu rekening prive (drawing) dan rekening ini sebagai pengurang ekuitas pemilik.
Hal lain sebagai pengurang ekuitas pemilik adalah adanya beban. Beban adalah penurunan ekuitas
pemilik yang ditimbulkan dari pelaksanaan aktivitas perusahaan. Beban adalah biaya (cost) dari aset
yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Beban
menunjukkan pembayaran atau pengeluaran uang tunai yang sesungguhnya ataupun yang
diestimasikan.
Seperti halnya pendapatan, beban juga memiliki bentuk dan bisa diidentifikasikan dengan berbagai nama
tergantung jenis aset yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan. Contoh: beban perlengkapan yang
muncul akibat pemakaian aset perlengkapan, beban utilitas yang muncul pada perusahaan akibat
penggunaan aset daya listrik telpon, air, dan sebagainya.
Jika dalam satu periode akuntansi, perusahaan memiliki pendapatan yang lebih besar dari beban, maka
dikatakan perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan sebaliknya, jika beban yang terjadi lebih
besar dari pada pendapatannya, maka perusahaan menderita rugi bersih (net losses).
Dari ilustrasi 2.3 di atas, marilah kita mencoba membantu Tn Airlangga untuk menyiapkan laporan
keuangan perusahaan, yang meliputi Neraca per 31Oktober 2006, laporan laba rugi untuk bulan Oktober
2006, dan laporan perubahan ekuitas untuk bulan Oktober tahun 2006.
Apakah Tn Airlangga dalam menjalankan perusahaannya mendapatkan laba? Bagaimanakah posisi aset
perusahaan Citra Jasa karya pada akhir Oktober 2006, dan bagaimana posisi atau perubahan ekuitas
pemilik pada perusahaan tersebut?
D. Laporan Keuangan
Setelah transaksi bisnis dicatat dan diikhtisarkan, maka laporan bagi pengguna bisa disiapkan. Laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan disebut laporan keuangan. Laporan keuangan utama
yang dihasilkan perusahaan perorangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, dan
laporan arus kas.
Laba bersih –selisih lebih pendapatan terhadap beban– meningkatkan ekuitas pemilik.
Laporan Laba Rugi. Laporan ini melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan (matching concept). Konsep penandingan digunakan untuk
menandingkan atau mengaitkan antara pendapatan dan beban selama periode terjadinya.
Selain itu, laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi,
yang disebut laba bersih (net income), dan sebaliknya jika beban melebihi pendapatan disebut rugi bersih
(net losses).
Dampak dari pendapatan yang dihasilkan dari beban yang terjadi selama sebulan beroperasi ditunjukkan
dalam persamaan dasar akuntansi sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilik. Pengaruh adanya
laba bersih suatu periode akan meningkatkan ekuitas pada periode tersebut, sebaliknya, jika terjadi rugi
bersih akan menurunkan ekuitas pemilik dalam periode yang bersangkutan.
Laba bersih akan meningkatkan ekuitas pemilik, rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik.
Laporan Ekuitas Pemilik. Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka
waktu tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca. Laporan ini
dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus
dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ini dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas
pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca.
Laporan ekuitas pemilik merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca pemilik.
Neraca. Neraca perusahaan merupakan laporan keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan
ekuitas pemilik per tanggal tertentu. Bentuk neraca ada 2 (dua), yaitu bentuk akun ( account form) dan
bentuk laporan (report form).
Pada neraca bentuk akun, aset ditempatkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ada di
sebelah kanan. Pada neraca dengan bentuk laporan, neraca diletakkan di atas, sebelum kewajiban dan
ekuitas. Bagian aset dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aset tersebut
dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi.
Pada bagian kewajiban, semua jenis kewajiban harus disajikan berdasarkan urutan waktu
pembayarannya. Kewajiban yang harus segera diselesaikan disajikan pada urutan yang paling atas.
Sedangkan pada bagian ekuitas pemilik, karena jenis perusahaannya adalah perorangan, maka hanya
ada satu modal pemilik.
Laporan kas terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas operasi, (2) arus kas dari aktivitas
investasi, (3) arus kas dari aktivitas pendanaan.
Laporan arus kas. Laporan arus kas terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas operasi,
(2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi. Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang
menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah
laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima
atau dibayar secara tunai.
Arus kas dari aktivitas investasi. Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan
aset tetap atau aset permanen.
Arus kas dari aktivitas pendanaan. Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan
investasi pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.
Ilustrasi 2.5 menunjukkan laporan keuangan perusahaan Widya Jasa Karya pada bulan Oktober 2006
yang terdiri dari: (1) laporan laba rugi, (2) laporan ekuitas pemilik, (3) neraca, (4) laporan arus kas.
Keterkaitan antara laporan keuangan yang satu dengan lainnya dijelaskan sebagai berikut: (1) laba
bersih sebesar Rp. 54.400.000,- sebagaimana ditunjukkan dalam laporan laba rugi akan ditambahkan ke
saldo modal Tn Airlangga awal, 1 Oktober 2006 yang ada pada laporan ekuitas pemilik, hingga
menghasilkan saldo modal Tn Airlangga pada akhir periode, 31 Oktober 2006. (2) Modal Tn Airlangga
pada akhir periode, 31 Oktober 2006 sebagaimana dalam laporan ekuitas pemilik sebesar Rp.
34.400.000,- dilaporkan dalam neraca per 31 Oktober 2006. (3) Posisi kas sebesar Rp. 482.400.000,-
sebagaimana dalam neraca per 31 Oktober 2006 didapatkan sebagaimana disajikan pada laporan arus
kas untuk bulan yang berakhir 31 Oktober 2006.
Untuk melengkapi laporan yang ada di perusahaan, biasanya seperangkat laporan keuangan dilengkapi
dan didukung dengan catatan atas laporan keuangan yang menjadi satu bagian dari laporan keuangan
tersebut.
Pada tanggal 1 Agustus 2007, Karina, S.Psi. membuka sebuah kantor konsultan pendidikan. Berikut ini
adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan pertama operasi perusahaan tersebut.
5. Meminjam uang dari bank BCA sebesar Rp. 1.400.000,- dengan menandatangani sebuah wesel.
7. Membayar biaya-biaya sebagai berikut: gaji pegawai Rp. 1.000.000,-; biaya listrik Rp. 600.000,-; biaya
telepon Rp. 200.000,-.
Pertanyaan:
b. Susunlah laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca per 31 Agustus 2007 untuk kantor
konsultan milik Karina, S.Psi.
Penyelesaian
(a) Pencatatan transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2007 ke dalam persamaan dasar akuntansi
(b) Laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas, dan necara dari
kantor konsultan Karina, S.Psi. pada bulan Agustus 2007.
transaksi eksternal adalah transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan dengan hubungannya dengan
pihak luar perusahaan
1) Cek
cek adalah bukti transaksi yang berbentuk surat perintah yang tidak bersyarat kepada suatu bank untuk
membayar sejumlah uang dari seorang nasabah.
2) bilyet giro
bilyet giro adalah bukti transaksi yang berbentuk surat perintah dari nasabah kepada pihak bank agar
memindah bukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima.
3) nota kontan
nota kontan adalah bukti pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual
4) faktur
Faktur adalah sebuah bukti transaksi tentang perhitungan penjualan barang yang dilakukan secara kredit
dan dibuat oleh pihak penjual untuk disampaikan kepada pihak pembeli
5) kuitansi
Kwitansi adalah sebuah bukti transaksi tentang penerimaan uang atas pembayaran suatu barang
ataupun yang lainnya.
6) nota debit
Nota debet adalah bukti transaksi tentang perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh sebuah
perusahaan atau suatu badan usaha kepada konsumennya.
7) nota kredit
Nota kredit merupakan bukti transaksi tentang pemberitahuan atau perhitungan yang dikirim oleh
sebuah perusahaan atau badan usaha kepada pelanggannya.
8) rekening koran
Rekening koran adalah suatu bukti transakasi tentang mutasi kas pada bank yang disusun oleh pihak
bank untuk para nasabahnya.
Bukti setoran bank adalah bukti transaksi setiap nasabah saat melakukan setoran bank.
10) Bukti memorandum
Bukti memorandum merupakan suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan
ataupun pihak tertentu yang memiliki wewenang.
Neraca adalah suatu ihtisar laporan keuangan yang menunjukkan posisi Aktiva
atau Assets, Hutang atau Liabilities, dan Modal atau Equity
Laporan Rugi Laba adalah laporan keuangan dari suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode tertentu yang terdiri dari seluruh pendapatan dan beban
sehingga menghasilkan nilai laba atau rugi.
Laporan Perubahan Modal adalah suatu ihtisar dari laporan keuangan yang
mencatat informasi mengenai perubahan modal, yang terdiri dari jumlah Modal
disetor awal (Capital Stock), tambahan modal disetor (Paid-in Capital), Saldo Laba
Periode Berjalan (Current Earning), dan Saldo Laba Ditahan(Reatained Earning)
Laporan Arus Kas adalah bagian dari laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan
dari suatu periode akuntansi yang terdiri dari aliran dana kas masuk dan keluar, yang
biasanya dikelompokkan berdasarkan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Aktivitas
Investasi, dan Aktivitas Pendanaan.
SHARE
LANGKAH-LANGKAH
MENYUSUN
LAPORAN KEUANGAN
ILMU Uncategorized January 21, 2017 10 Minutes
BAB I
Dokumen sumber
Dokumen adalah bukti dari pristiwa ekonomi dan digunakan untuk memulai
pemrosesan transaksi. Adapun dokumen sumber adalah pristwa-pristiwa
ekonomi yang menimbulkan dokumen-dokumen yang diciptakan pada awal
transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk menangkap dan memformulasi
siklus transaksi.
Jenis Dokumen Sumber
Defeinisi Jurnal
Fungsi Jurnal
Fungsi pencatatan, artinya semua transkasi yang terjadi berdasakan bukti
dokumen yang ada harus dicatat seluruhnya
Fungsi historis, artinya transaksi yang terjadi harus dicatat sesua urutan
waktu
Fungsi analisis, artinya setiap transaski yang dicatat dalam jurnal harus
merupakan hasil analisis dari bukti-bukti transaksi
Fungsi instruktif, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan intstruksi
atau perintah untuk melakukan posting debet/ kredit ke dalambuku besar
Fungsi informaitf, artinya jurnal dapat memberikan informasi mengenai
transaski yang terjadi
Jenis-Jenis Jurnal
Jurnal umum (General Journal)
Jurnal Khusus
Jurnal Penyesuaian (Adjusment Journal)
Jurnal Penutup (Closing Enteries)
Jurnal Pembalik (Reversing Entries)
Prosedur Mencatat Dokumen ke dalam Jurnal
Tentukan apakah transaksi itu akan mempengaruhi aktiva, kewajiban,
modal, pendapatan atau beban
Tentukan apakah transaksi merupakan penambahan atau pengurangan
Tentukan apakah dicatat sebelah debit atau kredit
Tahun ditulis dengan angka kecil pada bagian atas kiri kolom pertama,
bulan ditulis pada garis berikutnya pada kolom pertama juga. Namun bulan
ini dimsukan lagi untuk halaman baru atau pada permulaan bulan baru
Hari terjadinya transaksi dicatat pada kolom kedua pda baris ertama
transaksi itu dilakukan
Nama perkiraan yang akan di debitkan ditulis pada sisi paling kiri kolom
deskripsi dengan jumlah nominal transaksi ditulis pada kolom debit
Nama perkiraan yang akan di kreditkan ditulis pada baris berikutnya
dengan letak sedikit kesebelah kanan, selanjutnya jumlah angka kredit
dimasukan dikolom jumlah sebelah kredit
Penjelasan dari jurnal ditulis pada baris berikutnya dengan keterangan
yang jelas tapi singkat
Jenis Akun
Kode blok, yaitu cara pemberian kode akun dengan menyediakan satu
blok angka untuk setiap kelompok akun
kelompok kode
Aktiva 100-199
Kewajiban 200-299
Ekuitas 300-399
Pendapatan 400-499
Beban 500-599
System decimal, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan
sepuluh unit angka dari 0 sampai 9
System kombinasi hurup dan angka, yaitu pemberian kode akun dengan
memberikan gabungan hurup dan angka.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengaksesan terhadap dokumen
sumber dan pendukung maka dokumen tersebut harus darsipkan. Dokumen
diarsipkan berdasarkan jenisnya atau berdasarkan nomor akun/
rekeningnya.Mengarsipkan Dokumen Sumber Dan Pendukung
Dokumen keuangan dapat disimpan selama sepuluh tahun. Hal ini berkaitan
dengan pemeriksaan yang dilakukan berkaitan dengan keuangan dan pajak
perusahaan. Dokumen disimpan begitu telah dilakukan pejurnalan setiap
harinya.
Setelah semua jurnal yang telah dilakukan diposting ke buku besar, maka
langkah selanjutnya adalah menysun daftar saldo akun dalam buku besar
1. Definisi daftar saldo akun, daftas saldo akun adalah suatu daftar yang
berisi saldo/ sisa yang diperoleh dari setiap buku besar pembantu. Tujuan
disusun daftar saldo ini untuk memudahkan perusahaan melihat gambaran
saldo-saldo setiap buku besar pembantu. Jumlah daftar saldo akun
menunjukan jumlah yang sama dengan buku besaar utama
2. Format daftar saldo akun
1. Definisi neraca saldo, neraca saldo yaitu suatu daftar yang berisi saldo-
saldo sementara setiap akun buku besar pada suatu saat tertentu, yang
biasanya disusun pada akhir periode akuntansi. Tujuan dari neraca saldo
adalah untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debit dan saldo kredit.
Definisi Penyesuaian, penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses
pencatatan, perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan
jumlah yang sebenarnya.
Sebagai contoh:
Perhitungan:
Perlengkapan Rp 900.000
1. Aktiva Tetap karena penyusutan
Divatat sebesar penyusutan atas aktiva tetap, jurnalnya adalah sebagai berikut:
Contoh:
Saldo akun peralatan adalah sebesar Rp 5.000.000 informasi akhir periode
penyusutan peralatan adalah sebesar Rp 500.000, mka jurnalnya adalah
Dicatat sebesar beban/ biaya yang telah digunakan, jurnalnya adalah sebagai
berikut:
Biaya/beban xxx
Contoh:
Pada tanggal 1 desember 2015 dibayar asuransi untuk satu tahun sebesar Rp
6.000.000 dengan besaran premi perbulan adalah sebesar Rp 500.000, maka
jurnal penyesuaiannya adalah:
Contoh:
Contoh:
Pada tanggal 31 terdapat bukti memorial yang menyatakan bahwa masih harus
dibayar gaji untuk bulan berikutnya sebesar Rp 4.000.000
Jurnalnya adalah:
Jurnalnya yaitu:
Pendapatan xxx
Contoh:
Jurnal:
Ada dua macam pendekatan yang dilakukan dalam melakukan pencatatan jurnal
penyesuaian sisitem periodic, yaitu:
Menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi
Pada waaktu dilakukan penghitungan yang mempengaruhi laba rugi adalah
persediaan awal dan persediaan akhir, maka jurnalnya adlah sebagai berikut:
Jurnalnya adalah
Jurnalnya adalah:
Pembelian xxx
Biaya angkut
1. Single step
2. Hadian
Penjualan Rp
25.000.000
Pendapatan
bunga Rp 175.000
Rp 24.900.000
Rp 300.000
Laba kotor Rp
12.000.000
Beban usaha:
Pajak penghasilan
*) Rp 812.000
Penjualan Rp
25.000.000
Return penjualan dan potongan harga Rp 125.000
Rp 275.000
Penjualan bersih Rp
24.725.000
Rp 300.000
Laba kotor Rp
11.825.000
Beban penjualan:
Rp 1.070.000
Rp 2.525.000
Laba usaha Rp
8.230.000
1. Staffel
PT Hadian
Neraca
Harta
Harta lancar:
Kas Rp 687.500
Harta tetap:
Rp 1.170.000
Rp 1.965.000
Gedung Rp 6.500.000
Rp 4.450.000
Jumlah harta Rp
15.837.000
Kewajiban