Anda di halaman 1dari 78

Pengertian Akuntansi Secara Umum,

Tujuan, Fungsi, dan Manfaatnya

Ilustrasi Akuntansi

Pengertian Akuntansi Secara Umum


Daftar isi
Apa itu akuntansi? Pengertian Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
meringkas, mengklasifikasikan, mengolah, dan menyajikan data transaksi, serta
berbagai aktivitas yang terkait dengan keuangan. Dengan adanya akuntasi maka
akan memudahkan seseorang dalam mengambil keputusan serta tujuan lainnya.

Bicara tentang akuntansi sudah pasti berkaitan dengan angka-angka dan


perhitungan rumit sebagai bentuk pencatatan transaksi. Secara umum akuntansi
dibutuhkan dalam bisnis sebagai pelaporan keuangan perusahaan.
Pembuatan laporan akuntansi dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan
keputusan perusahaan sesuai hasil analisis akuntansi. Pengertian akuntansi secara
lebih dalam akan dibahas pada artikel ini termasuk fungsi dan bidangnya.

Beberapa bidang akuntansi diantaranya:

 Akuntansi keuangan
 Pemeriksaan akuntansi atau auditing
 Akuntansi manajemen
 Akuntansi perpajakan
 Bidang akuntansi budgeter
 Akuntansi untuk organisasi nirlaba
 Akuntansi biaya
 Sistem akuntansi
 Akuntansi sosial
Baca juga: Pengertian Audit

Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli


Secara bahasa berdasarkan Wikipedia, pengertian akuntansi adalah bentuk
interpretasi dari keuangan perusahaan untuk mengukur dan menjabarkan
kepastian mengenai informasi yang berkaitan dengan keluar masuknya uang
perusahaan.

1. Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison


Menurut Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison, pengertian akuntansi adalah
sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi sebuah
laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

2. Littleton
Menurut Littleton, pengertian akuntansi adalah aktivitas yang bertujuan untuk
melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi).
Definisi ini adalah inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan
sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.

3. Warren dkk
Menurut Warren dkk, pengertian akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan.

4. Rudianto
Menurut Rudianto, akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
suatu badan usaha.

5. C. West Churman


Menurut C. West Churman, pengertian akuntansi adalah pengalaman tertulis yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan pengalaman yang tersusun
berharga bagi pembuatan pilihan.

6. Suparwoto L
Menurut Suparwoto L, pengertian akuntansi adalah suatu sistem untuk mengukur
dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil pengelolaan tersebut
dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak internal dan eksternal perusahaan.

Pihak eksternal ini terdiri dari investor, kreditur pemerintah, serikat buruh, dan
lainnya.

7. Arnold
Menurut Arnold, akuntansi adalah suatu sistem untuk memberikan informasi
(terutama keuangan) kepada siapa saja yang harus membuat keputusan dan
mengendalikan penerapan keputusan tersebut.
8. Pengertian Akuntansi Menurut AAA
Menurut American Acounting Association (AAA), pengertian akuntansi adalah sistem
pengidentifikasian dan pengukuran untuk memberikan laporan info ekonomi dan
penilaiannya. Tujuan akuntansi seperti yang dijelaskan dari Littleton adalah untuk
melakukan perhitungan secara periodic pada usaha atau cost terhadap hasil yang
dicapai.

9. Pengertian Akuntansi Menurut ABP


Menurut Accounting Principle Board (APB)  Statement no. 4 dalam Smith Skousen,
akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang fadalah untuk menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang memiliki sifat dalam pengambilan keputusan ekonomis
dalam memberikan keputusan pilihan-pilihan yang logis di antara berbagai
tindakan alternatif.

10. Pengertian Akuntansi Menurut AICPA


Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA), definisi akuntansi
adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara
tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya
bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Jadi, pengertian akuntansi secara singkat adalah sistem dalam bisnis yang


membahas tentang keuangan dan bagaimana uang itu masuk dan digunakan. Jadi,
akuntansi sangat penting dalam bisnis sebagai analisis laba dan rugi.

Baca juga: Pengertian Debit dan Kredit

Tujuan Akuntansi
Akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan
Tujuan akuntansi secara umum adalah untuk mengumpulkan dan melaporkan
informasi terkait keuangan, kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dalam sebuah
bisnis. Informasi ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam membuat
keputusan ekonomi.

Jika dijabarkan, ada beberapa tujuan akuntansi, diantaranya adalah:

1. Tujuan Akuntansi Secara Umum


 Memberikan informasi mengenai keuangan, baik itu aktiva maupun
passiva perusahaan
 Menyediakan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber
ekonomi (netto) perusahaan
 Memberikan informasi keuangan perusahaan yang dapat membantu
dalam pembuatan estimasi potensi keuntungan perusahaan
 Memberikan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber
ekonomi perusahaan, baik itu aset, hutang, serta modal.
 Menyediakan informasi lainnya terkait laporan keuangan untuk
membantu pengguna laporan tersebut
2. Tujuan Akuntansi Secara Khusus
Secara khusus, tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan informasi dalam
bentuk laporan yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi
keuangan lainnya secara wajar sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

3. Tujuan Akuntansi Secara Kualitatif


Tujuan akuntansi secara kualitatif meliputi beberapa hal berikut ini:

 Memberikan informasi yang relevan


 Menyampaikan informasi yang telah teruji kebenaran dan validitasnya
 Informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan
 Menyampaikan laporan keuangan untuk kepentingan semua pihak yang
terkait dengan aktivitas perusahaan
 Memberikan informasi transaksi yang real time, atau sesegera mungkin.
 Informasi yang disampaikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU) dan dapat diperbandingkan
 Penyampaian laporan keuangan harus lengkap dan memenuhi standar
pengungkapan laporan keuangan
Baca juga: Laporan Laba Rugi

Fungsi Akuntansi
Akuntansi merekam catatan transaksi secara sistematis dan kronologis
Dari pengertian akuntansi sudah menyinggung tentang sistem pelaporan keuangan
termasuk untung rugi perusahaan. Sehingga, akuntansi sudah pasti sangat
dibutuhkan dalam bisnis karena beberapa fungsinya sebagai berikut:

1. Recording Report
Recording report atau merekam catatan transaksi secara sistematis dan kronologis
merupakan fungsi utama dari akuntansi. Rekam catatan transaksi ini kemudian
dikirim ke Account Ledger sampai akhirnya menyiapkan akun akhir untuk
mengetahui profit dan loss dari bisnis pada akhir periode akuntansi.

2. Melindungi Properti dan Aset


Fungsi akuntansi berikutnya adalah untuk menghitung jumlah Penyusutan Aset
sebenarnya dengan menggunakan metode yang tepat dan berlaku untuk aset
tertentu.

Semua disipasi tidak sah dari aset akan mengakibatkan sebuah bisnis mengalami
kebangkrutan. Itulah sebabnya sistem akuntansi dirancang untuk melindungi
properti dan aset bisnis dari pemakaian yang tak sah.
3. Mengkomunikasikan Hasil
Fungsi akuntansi selanjutnya adalah untuk mengkomunikasikan hasil dan transaksi
yang dicatat ke semua pihak yang tertarik pada bisnis tertentu. Misalnya investor,
kreditor, karyawan, kantor pemerintahan, peneliti, dan instansi lainnya.

4. Meeting Legal
Fungsi akuntansi juga berhubungan dengan perancangan dan pengembangan
sistem. Misalnya sistem untuk memastikan catatan dan pelaporan hasil selalu
memenuhi persyaratan hukum. Sistem ini nantinya diperlukan untuk mengaktifkan
kepemilikan atau wewenang untuk mengajukan berbagai pernyataan, seperti
Pengembalian Penjualan-Pajak, Pengembalian Pendapatan Pajak, dan lain
sebagainya.

5. Mengklasifikasikan
Selanjutnya fungsi akuntansi yang tak kalah pentingnya adalah sebagai klasifikasi
terkait dengan analisis sistematis dari semua data yang tercatat. Dengan adanya
klasfikasi tersebut akan memudahkan dalam pengelompokkan jenis transaksi atau
entri.

Aktivitas klasifikasi ini dilakukan pada buku yang disebut sebagai “Ledger”.

6. Membuat Ringkasan
Aktivitas meringkas ini melibatkan penyajian data rahasia dengan penyampaian
yang bisa dimengerti dan berguna bagi internal maupun eksternal pengguna akhir
dari laporan akuntansi tersebut.

Aktivitas ini mengarah pada penyusunan laporan:

 Neraca Saldo
 Laporan laba rugi
 Neraca
7. Analisis dan Menafsirkan
Fungsi akuntansi yang terakhir adalah melakukan analisis dan menafsirkan data
keuangan. Data keuangan yang sudah melalui proses analisis kemudian
diinterpretasikan dengan cara yang mudah dimengerti sehingga dapat membantu
dalam membuat penilaian mengenai kondisi keuangan dan profitabilitas
operasional bisnis.

Selain itu, hasil analisis tersebut juga digunakan untuk persiapan rencana di masa
mendatang dan framing dari kebijakan untuk pelaksanaan rencana tersebut.

Baca juga: Pengertian Jurnal Umum

Manfaat Akuntansi dalam Bisnis


Bukan hanya sekedar teknik pembukuan yang hanya mencakup pencatatan
transaksi saja. Manfaat akuntasi cukup penting bagi bisnis yang akan memberikan
dampak besar bagi perkembangan bisnis tersebut.

Beberapa manfaat akuntasi tersebut diantaranya:

 Memberikan informasi keuangan sebagai dasar membuat keputusan


managerial
 Memberikan informasi/ laporan kepada pihak eksternal
 Sebagai alat kontrol dan pengendali keuangan
 Sebagai alat evaluasi perusahaan
 Menjadi dasar dalam mengalokasikan sumber daya

Bidang-Bidang Akuntansi dalam Bisnis


Setelah mengetahui pengertian akuntansi dalam bisnis, ada beberapa bidang
akuntansi dalam bisnis yang penting untuk diketahui. Berikut beberapa bidang dari
akuntansi:

1. Akuntansi Keuangan
Bidang akuntansi yang menyangkut pencatatan transaksi keuangan perusahaan
secara berkala sebagai sumber informasi yang berguna untuk manajemen, pemilik
perusahaan dan kreditor. Umumnya hampir semua bisnis menerapkan akuntansi
keuangan sebagai bentuk pelaporan dana perusahaan.

2. Auditing atau Pemeriksaan Akuntansi


Bidang dalam akuntansi yang menyangkut pemeriksaan terhadap laporan
keuangan untuk mengetahui kejujuran dan kebenaran dari laporan tersebut. Pada
bisnis yang sedang berkembang biasanya belum menerapkan bidang ini. Auditing
sangat penting untuk mengetahui tindak korupsi dalam perusahaan.

3. Akuntansi Perpajakan
Bidang akuntansi yang menyangkut pelaporan pajak dari keuangan perusahaan.
Akuntansi perpajakan penting sebagai pertimbangan terkait konsekuensi dari
transaksi perusahaan.

4. Akuntansi Budgeter
Seperti namanya, akuntansi ini digunakan untuk membuat anggaran perusahaan
tentang rencana penggunaan uang dalam periode tertentu.

5. Akuntansi Biaya
Akuntansi ini digunakan untuk mengendalikan budget atau anggaran perusahaan.
Gunanya untuk menekan kegunaan dana perusahaan meskipun sudah
dianggarkan.

6. Akuntansi Organisasi Nirlaba


Tidak semua bisnis menerapkan bidang akuntansi ini karena tujuannya adalah
merencanakan anggaran bukan untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya saja
seperti pada dana CSR suatu perusahaan, ini termasuk hasil dari akuntansi
organisasi nirlaba.

Peran Akuntansi Sebagai Penyedia Informasi serta Jawaban yang Terkait


dengan Keuangan
Peran mendasar dari akuntansi di dalam suatu bisnis yaitu tentu saja
kemampuannya dalam menyediakan berbagai informasi serta jawaban yang
relevan dengan berbagai macam kegiatan keuangan suatu perusahaan.

Berbagai data yang berhubungan dengan keuangan akan di catat dalam sistem
akuntansi sehingga akan memudahkan Anda serta karyawan Anda dalam
mengawasi kondisi perusahaan.
Maka dari itu, alangkah baiknya apabila Anda menyusun pembukuan serta rutin
dalam mengupdate data pada pembukuan tersebut. Tentunya hal ini akan jauh
lebih efektif serta efisien apabila Anda memanfaatkan software akuntansi khusus
seperti mengunakan Software Zahir Accounting yang akan mencatat semua
laporan keuangan perusahaan Anda.
Maka dengan memanfaatkan software khusus untuk melakukan pencatatan
keuangan pada perusahaan tentu akan membuat pegawai atau tim akuntansi pada
perusahaan Anda menjadi lebih merasa terbantu dan pekerjaan pencatatan juga
lebih cepat di banding dengan pencatatan secara manual.

Peran Akuntansi Sebagai Alat Pengendali Keuangan


Dengan akuntansi maka kita tentunya akan mengetahui semua data yang
berhubungan dengan keuangan. Sehingga dari data tersebut kita bisa mengetahui
informasi mengenai perusahaan misalnya seperti apakah perusahaan sedang
mengalami keuntungan atau justru kerugian? Apakah klien Anda telah melakukan
pembayaran tepat pada waktunya? Dan yang lain sebagainya.

Berdasarkan informasi yang kita dapatkan tersebut maka menempatkan akuntansi


secara tidak langsung sebagai alat pengendali atau pengontrol keuangan. Selain itu
Anda juga dapat melakukan evaluasi performa bisnis Anda selama ini berdasarkan
informasi keuangan yang di dapat dari laporan akuntansi Anda.

Peran Akuntansi untuk Membantu Stakeholders dalam Pengambilan


Keputusan
Dengan adanya identifikasi serta informasi keuangan maka para stakeholder atau
pemegang saham akan lebih mudah dalam pengambilan suatu keputusan.

Tentu hal ini sangatlah masuk akal sebab stakeholder tidak bisa melakukan
investasi tanpa adanya informasi keuangan yang up to date dan juga akurat.
Maka dari itu, dalam hal ini seorang akuntan yang memegang peran dalam
menyiapkan segala informasi yang di butuhkkakn oleh stakeholder. Selain itu juga
seorang akuntan harus dapat memastikan bahwa stakeholder bisa memahami
data keuangan yang telah di buat oleh perusahaan.

Peran Akuntansi juga Berhubungan dengan Pihak Ketiga


Berdasarkan poin pertama hingga ketiga, nyatanya terdapat satu poin yang
menjadi sorotan yaitu akuntansi tidak selalu berhubungan dengan internal
perusahaan namun akuntansi juga berhubungan dengan pihak-pihak di luar
perusahaan, misalnya stakeholder.

Para akuntan memiliki peran dalam menjadi jembatan saat pengambilan


keputusan dengan para vendor ataupun pihak ketiga yang lainnya berdasarkan
dari data keuangan perusahaan yang telah di buatnya. Sehingga seorang akuntan
dapat memutuskan apakah harga yang di tentukan sudah masuk akal atau belum.

Bukan hanya itu saja, seorang akuntan tentu dapat menjadi seorang penghubung
antara perusahaan dengan pemerintah dalam hal pembayaran pajak dan para
auditor.

Demikian artikel mengenai peran akuntansi di dalam bisnis. Faktanya bahwa


dengan memikirkan keuangan saja ternyata belum cukup dalam menjamin masa
depan bagi perusahaan Anda, sehingga Anda harus mampu mengidentifikasi serta
menganalisa data keuangan pada perusahaan Anda.

4 Asumsi Dasar Akuntansi


04/11/2017 Oleh Dwi Wahyudi
Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang
melandasi proses  penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan,
diantaranya:

1. Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumption)


Aktivitas ekonomi dapat diindetifikasikan dengan unit pertanggungjawaban.
Artinya, aktivitas sebuah perusahaan bisnis dapat dipisahkan serta dibedakan dari
pemiliknya serta unit bisnis lain. Konsep ini tidak berlaku sematmata untuk
pemisahan aktivitas antar perusahaan bisnis. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan
dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik.

Sebagai contoh, Bapak Andi adalah pengusaha restoran, tidak boleh menyatukan
pengeluaran pribadinya dengan pengeluaran untuk usahanya. Pak Andi menyewa
tempat tinggal untuk keluarga pribadi, maka pengeluarannya tidak boleh
dicampur dengan pengeluaran untuk usahanya. Ini dikategorikan pengeluaran
pribadi. Demikian halnya juga dengan apabila Pak Andi mempunyai usaha yang
berbeda lagi, misalnya punya bengkel motor.

Nah, pengeluaran bengkel motor ini juga harus dipisahkan dengan restorannya
serta pribadinya. Jadi bisa disimpulkan bahwa entitas ekonomi maksudnya adalah
pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi
dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya

2. Asumsi Kelangsungan Hidup (Going Concern Assumption)


Asumsi bahwa perusahaan tersebut mempunyai umur yang panjang. Artinya,
perusahaan tidak dilikuidasi dalam jangka waktu dekat, akan tetapi diharapkan
perusahaan dapat beroperasi dalam jangka waktu yang tak terbatas dan ada
anggapan bahwa mempunyai cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk
menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian, kecuali joint
venture.

Jika tidak ada asumsi ini , maka berarti tidak akan ada penyusutan atas asset
tetap , karena asset tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga
perolehannya , melainkan dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi .
Demikian  juga tidak akan ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas asset
dan kewajiban.
Jadi, dalam praktek akuntansi yang berlaku umum , penyusutan atas asset tetap
dan penggolongan asset serta kewajiban kedalam lancar dan tidak lancar timbul
karena adanya asumsi kesinambungan usaha. Asumsi ini berlaku dalam banyak
situasi bisnis.

3. Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit Assumption)


Asumsi bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Ini adalah
cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak yang berkepentingan
tentang perubahan modal serta pertukaran jasa dan barang.

Data Transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan
akuntansi untuk mengukur setiap transaksi bisnis/peristiwa ekonomi ke dalam
nilai mata uang.

Beberapa transaksi yang terjadi salam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu. Tapi karena tidak semua transaksi itu
bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.

Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan
di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.
Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan
itu berdiri. Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada
saat terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya
historis.

Dasar ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang
dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan
mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian. Namun jika terjadi perubahan daya
beli yang besar (terutama dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan
yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran yang tidak
sesuai dengan keadaan dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.

4. Asumsi Periodisitas (Time Period Assumption)


Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah
dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Namun, pihak
yang berkepentingan baik internal maupun eksternal tidak bisa menunggu
selama itu untuk menerima informasi tentang hasil operasi. Informasi akuntansi
dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis) .

Umur aktivitas  perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akutansi ,


seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (quarterly), atau tahunan ( annualy) .
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain
dengan volume dan laba yang berbeda. Pemakai perlu diberitahu tentang kinerja
dan status ekonomi perusahaan dari waktu ke waktu agar dapat mengevaluasi
dan membandingkan dengan perusahaan lain.

Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-


periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan
keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya. Agar berguna bagi manajemen,
pemilik dan kreditur. Oleh karena itu harus dilakukan alokasi ke periode-periode
untuk transaksi-transaksi yang mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini
dilakukan dengan taksiran-taksiran. Semakin pendek periode waktu, semakin sulit
menentukan laba bersih yang tepat untuk periode bersangkutan.

Hasil bulanan biasanya tidak seakurat hasil kuartalan dan hasil kuartalan biasanya
tidak seakurat hasil tahunan. Investor menginginkan agar informasi semacam itu
diproses dan disebarkan secara cepat namun, semakin pendek periode
penerbitan informasi semakin tinggi profitabilitas ketidakakuratannya. Masalah
penentuan periode waktu menjadi lebih serius karena siklus hidup produk
menjadi semakin pendek dan produk menjadi sangat usang.  (DY)

10 Prinsip Akuntansi yang Perlu Anda


Ketahui
B Y   N O V I A W I D Y A U T A M I    22 NOVEMBER 2017  4 M I N S R E A D

SHARE

Dalam menghasilkan laporan keuangan yang valid dan akurat, para


akuntan harus menjalankan proses akuntansi dengan baik, terstruktur,
sesuai prosedur serta memenuhi prinsip akuntansi yang diterima umum.
Tujuan dari penggunaan prinsip akuntansi tersebut adalah untuk
menciptakan kesesuaian antara pengguna akuntansi satu dengan lainnya.
Sehingga informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan dan
memenuhi kebutuhan dari pengguna informasi tersebut.
 

Prinsip akuntansi merupakan dasar atau acuan dalam melaksanakan


proses akuntansi. Pemakaian prinsip ini memunculkan penilaian secara
objektif terhadap produk akuntansi sehingga tidak menyebabkan terjadinya
perbedaan atau permasalahan. Selain itu, laporan keuangan sebagai
produk akuntansi haruslah bisa dibaca dan dipahami oleh semua pihak.
Karena itu perlu adanya penyeragaman pada prosedur akuntansi. Beda
negara maka beda pula  prinsip akuntansinya.
 

Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor-faktor lain yang ada di
masing-masing negara. Di Indonesia, prinsip akuntansi diatur oleh IAI atau
Ikatan Akuntansi Indonesia, yaitu badan yang mengatur peraturan dan
kebijakan akuntansi yang berlaku di Indonesia. Adapun prinsip-prinsip
akuntansi yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
Prinsip Entitas Ekonomi
Prinsip Entitas Ekonomi atau prinsip kesatuan entitas diartikan sebagai
konsep kesatuan usaha. Dengan kata lain akuntansi menganggap bahwa
perusahaan merupakan sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan
terpisah dengan entitas ekonomi lain bahkan dengan pribadi pemilik.
Dengan begitu akuntansi memisahkan dan membedakan seluruh
pencatatan transaksi baik kekayaan maupun kewajiban perusahaan
dengan pribadi pemilik perusahaan.
 

Prinsip Periode Akuntansi


Pada prinsip periode akuntansi atau prinsip kurun waktu adalah penilaian
dan pelaporan keuangan perusahaan yang dibatasi oleh periode waktu
tertentu. Misalnya sebuah perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan
periode akuntansi, mulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31
Desember.
 

Prinsip Biaya Historis


Prinsip ini mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh kemudian
dicatat berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam
mendapatkannya. Sehingga apabila terjadi pembelian dengan proses
tawar-menawar, misalnya ketika perusahaan hendak membeli bangunan
yang di iklannya terpasang harga 150 juta namun setelah dinego hanya 100
juta maka yang dinilai atau dicatat adalah harga yang menjadi kesepakatan
yaitu 100 juta.
 

Prinsip Satuan Moneter

Pada prinsip ini, pencatatan transaksi hanya dinyatakan dalam bentuk


mata uang dan tanpa melibatkan hal-hal non kualitatif. Semua pencatatan
hanya terbatas pada segala yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan
uang. Transaksi non kualitatif (mutu, prestasi, dan sebagainya) tidak bisa
dilaporkan atau tidak bisa dinilai dalam bentuk uang.
 

Prinsip Kesinambungan Usaha


Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas ekonomi atau bisnis akan
berjalan secara terus-menerus atau berkesinambungan tanpa ada
pembubaran atau penghentian kecuali terdapat peristiwa tertentu yang
bisa menyanggahnya.
 

Prinsip Pengungkapan Penuh


Laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan penuh dalam
menyajikan informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya. Dan
apabila terdapat informasi yang tidak dapat disajikan dalam laporan
keuangan maka diberi keterangan tambahan informasi. Informasi
tambahan ini bisa berupa catatan kaki atau lampiran.
 

Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan timbul akibat kenaikan harta yang dihasilkan oleh kegiatan


usaha seperti penjualan, penerimaan bagi hasil dan yang lainnya.
Pendapatan diakui ketika ada kepastian tentang jumlah atau nominal baik
besar/kecil yang bisa diukur secara tepat dengan harta yang diperoleh dari
transaksi penjualan barang maupun jasa.
 

Prinsip Mempertemukan
Maksud dari prinsip mempertemukan (matching) dalam akuntansi adalah
biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang diterima dengan tujuan
menentukan besar/kecilnya laba bersih setiap periode. Contohnya pada
transaksi pendapatan diterima di muka. Prinsip ini sangat tergantung pada
penentuan pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda maka
pembebanan pada biaya juga tidak bisa dilakukan.
 

Prinsip Konsistensi
Prinsip Konsistensi diartikan sebagai prinsip akuntansi yang digunakan
dalam pelaporan keuangan tetap dan digunakan secara konsisten (tidak
berubah-ubah metode dan prosedur). Tujuannya agar laporan keuangan
yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan pada
periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi
penggunanya.
Prinsip Materialitas
Prinsip akuntansi mempunyai tujuan untuk menyeragamkan seluruh
aturan. Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu
mentaati teori yang ada, maka tak jarang terjadi pengungkapan informasi
yang sifatnya material atau immaterial. Semuanya diterapkan sesuai
dengan ranah akuntansi yang orientasinya kepada pengguna laporan
keuangan.
 

Prinsip akuntansi di atas harus dipelajari dan dipahami oleh akuntan


dengan baik agar dapat menjalankan proses akuntansi dengan mudah.
Selain itu, membuat laporan keuangan yang tepat juga merupakan hal
mendasar dalam menerapkan prinsip akuntansi. Sekarang, Anda dapat
membuat laporan keuangan dengan menggunakan software akuntansi.
Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat digunakan untuk
membuat laporan keuangan dengan mudah, cepat, dan terperinci.
Temukan berbagai fitur menarik lainnya dari Jurnal hanya di sini.
APLIKASIAPLIKASI AKUNTANSIAPLIKASI KEUANGANBIAYA HISTORISBISNISBISNIS

BARUCARA MEMULAI BISNISENTITAS EKONOMIFITURKASKESINAMBUNGAN

USAHAKEUANGANKONSISTENSILABALAPORANMATCHINGMATERIALITASMENGELOLA

BISNISMENGELOLA BISNIS BARUPEMASUKANPEMBELIANPENGAKUAN

PENDAPATANPENGELUARANPENGERTIANPENGUNGKAPAN

PENUHPENJUALANPERHITUNGANPERIODE AKUNTANSIPRINSIPPRINSIP

AKUNTANSIRUGISATUAN MONETERSOFTWARESOFTWARE AKUNTANSISOFTWARE

AKUNTANSI ONLINESOFTWARE PEMBUKUANTRANSAKSI

Novia Widya Utami


Hindari Piutang Tak Tertagih dengan Invoice Reminder dari Jurnal

21 NOVEMBER 2017   4 MINS READ

Cara Cerdas Menghitung Breakeven Point untuk Kegiatan Bisnis

23 NOVEMBER 2017   3 MINS READ

Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun
standar akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi inilah
yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun pelaporan
keuangan entitas. Berikut akan disajikan beberapa konsep dasar akuntansi dalam berbagai
versi.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar
Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan bahwa
asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going
concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The
Conceptual Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar
akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton
yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan
usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha(going concern), penghargaan sepakatan, kos
melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan
asumsi.
Dengan lebih lengkap, Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang dikutip
Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di antaranya konsep
pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos,
aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan
materialitas. Maka, untuk kepentingan penelitian, hanya akan dijelaskan konsep dasar
yang merupakan postulat akuntansi dan berhubungan dengan asumsi dasar akrual sebagai
basis pencatatan akuntansi. Yaitu, konsep entitas, konsep pengukuran uang, konsep
kelangsungan usaha, konsep dua aspek akuntansi, konsep kos, konsep periode akuntansi,
konsep penandingan (matching concept), dan konsep upaya dan hasil (effort and
accomplishment). Berikut penjelasan masing-masing konsepnya:

1. Konsep Entitas Bisnis (Entity Theory)


            Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan
berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk
bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar
terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang
pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya.
             Business entity concept atau dalam literatur-literatur teori akuntansi dikenal
dengan entity theory digagas oleh William A Paton, seorang professor dari Universitas
Michigan. Ditegaskan olehnya, bahwa dengan adanya entity theory, perusahaan dengan
pemiliknya menjadi terpisah. Kepemilikan aset dimiliki oleh perusahaannya, dan antara
kewajiban dengan pemegang ekuitas oleh investor dalam aset tersebut merupakan hak
yang berbeda. Atas dasar konsep ini, maka dapat dirumuskan dalam posisi keuangan atau
neraca bahwa aset sama dengan jumlah kewajiban ditambah dengan ekuitas pemilik.
Konsep ini menurut Suwardjono (2005) mempersonifikasi badan usaha sebagai orang
yang dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomi, misalnya dalam pembuatan
kontrak dan kepemilikan aset. Menurutnya, sebagai konsekuensi dari konsep entitas,
hubungan antara entitas dengan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis terutama
dalam hak dan kewajiban atau utang piutang.
            Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik tetap
berhak atas keuntungan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen.
Laba bersih yang diperoleh dengan demikian bukanlah semerta-merta adalah hak dari
pemilik perusahaan. Diperlukan proses dalam menentukan untuk dapat ditentukan
kebijakan distribusi laba dalam bentuk dividen atau mengambil kebijakan untuk menahan
laba, yang dikenal dengan laba ditahan yang ditambahkan pada ekuitas pada posisi
keuangan. Yang secara substansi juga menambah kekayaan dari pemilik perusahaan itu
sendiri.
            Dalam hubungan antara perusahaan dengan pemilik ini memang perlu pengkajian
apakah entity theory selamanya menjadi relevan pada semua bentuk bisnis. Sebab pada
tiap bentuk bisnis, tetap ada keinginan pemilik untuk menjadi bagian dari manajemen dan
mengoperasikan bisnisnya tersebut. Namun, American Accounting Association (AAA)
yang dikutip Wolk, Francis, dan Tearney (1991) dalam bukunya Accounting Theory: a
Conceptual and Institutional Approach menyatakan bahwa:
Although the entity theory provides a good description of the relationship between the
firm and its owners, its duality relative to income and owner’s equity in the traditional
form has probably been responsible for fact that its precepts have not taken a strong hold
in committee reports and release of various accounting bodies.(hlm 132)
            Suwardjono (1986) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan konsep entitas
bisnis (business entity concept) memberikan konsekuensi bahwa laporan keuangan
merupakan pertanggungjawaban perusahaan dan bukanlah pertanggungjawaban pemilik,
maka dengan demikian pendapatan dan biaya dipandang sebagai perubahan dalam
kekayaan perusahaan bukannya perubahan dalam kekayaan pemilik.
            Sebagai implikasi dalam administrasi perusahaan yang baik, Suwardjono (1986)
menyatakan bahwa menjadi hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi
perusahaan dan transaksi pribadi. Dalam administrasi lainnya, terutama dalam
memperlakukan biaya, semua biaya yang secara nyata terjadi dalam perusahaan adalah
tepat untuk dicatat pertama kali sebagai bagian dari total kekayaan (aset atau aktiva)
perusahaan. “Jadi, biaya pendirian perusahaan, biaya emisi saham, dan biaya yang ada
hubungannya dengan hal tersebut adalah unsur aktiva perusahaan,(Suwardjono, 1986,
hlm.5). Yang jelas konsep ini mendapat legitimasi dengan diakuinya dalam bentuk badan
usaha Perseroan Terbatas (PT) secara hukum.

2. Konsep Pengukuran Uang (Money Measurement Concept)


            Konsep ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan
paling tepat dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang tepat pula bagi pengukuran
analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang sangat
relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan berguna. Secara umum,
dengan adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan penyajian akuntansi dengan unit
moneter lebih dapat terkomunikasikan atas informasi sumber daya ekonomi yang dimiliki
dan tersaji dalam bentuk informasi kuantitatif. Hal inilah yang membuat pengguna
laporan keuangan lebih dapat melihat objektifitas informasi sumber daya ekonomi bagi
perusahaan untuk dapat membuat keputusan ekonomi yang rasional.
            Sebenarnya dalam konteks ekonomi, kehadiran uang sebagai alat tukar (medium
of exchange) karena sistem ekonomi tidak lagi menganut sistem ekonomi non-barter.
Hasilnya, uang saat ini sebagai standar utama dalam menilai dan sebagai hal yang pokok
dalam proses pengukuran. Dengan demikian, laporan keuangan disajikan dengan unit
moneter yang disesuaikan dengan jenis mata uang suatu Negara di mana perusahaan
tersebut beroperasi.
            Dalam pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) mengemukakan
bahwa satu-satunya data yang pasti yang dapat diperoleh untuk menunjukkan adanya
transaksi pertukaran secara objektif dan untuk menyatakan transaksi pertukaran tersebut
secara homogen adalah jumlah satuan uang yang terlibat dalam pertukaran. Maka, data
tersebut merupakan bahan olah dasar akuntansi.
3. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)
            Postulat kelangsungan usaha (going concern) mengasumsikan bahwa perusahaan
akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi asumsi ini, pada
keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk aset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’
atas konsep atau asumsi dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan
bahwa perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka
panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui (1992) menambahkan
bahwa dengan adanya konsep ini (going concern) entitas akan melanjutkan operasinya
cukup lama untuk mewujudkan proyek-proyeknya, komitmen, dan kegiatan yang sedang
berlangsung.
            Mengambil pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) berpendapat
mengenai konsep ini bahwa data keuangan terus terjadi setiap waktu akibat aliran
kegiatan yang berlangsung terus dalam perusahaan dan validitas data keuangan yang
dilaporkan pada waktu tertentu seringkali harus diuji dengan jalannya kejadian pada
waktu yang akan datang. Maka menurutnya, data keuangan yang dituangkan dalam
laporan keuangan harus dianggap bersifat sementara dan bukannya bersifat final. Secara
jelas Suwardjono (2005) menyatakan:
Konsep ini menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana
pasty di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi, maka
akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai
waktu yang tidak terbatas.(hlm.223)
            Dasar pikiran adanya konsep kontinuitas usaha, Paton & Littleton yang dikutip
Suwardjono (1986) didasarkan karena pertimbangan kepraktisan dan kemudahan dalam
pelaksanaan akuntansi oleh karena jalannya operasi perusahaan di masa mendatang tidak
dapat diduga secara pasti. Konsep ini berimplikasi terhadap laporan-laporan periodik.
Selama perusahaan merupakan wadah aliran kegiatan yang tidak terputus-putus, maka
proses pemenggalan aliran kegiatan ke dalam periode-periode fiskal atau akuntansi (yang
merupakan periode laporan keuangan) berakibat memutus hubungan kegiatan yang saling
berkaitan antara periode yang satu dengan yang lainnya. Alasan lainnya adalah karena
dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, maka akuntansi menganut konsep
ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum pendirian perusahaan adalah
untuk berlangsung terus dan berkembang, bukan untuk mati atau dilikuidasi.

4. Konsep Dua Aspek Akuntansi


            Di  bawah konsep ini, pada setiap dan masing-masing transaksi dibagi ke dalam
dua aspek. Salah satu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu manfaat tertentu
sedangkan aspek yang lain berhubungan dengan pemberian atas manfaat tersebut.
Misalnya, ketika mesin yang telah dibeli oleh perusahaan, mesin memberikan manfaat
untuk dapat memproduksi barang atau jasa. Untuk memiliki mesin tersebut perusahaan
harus membayar sejumlah uang kepada supplier mesin. Dengan demikian setiap transaksi
bisnis berkaitan dengan dua aspek yang tidak terpisahkan dan kedua aspek tersebut
dicatat tanpa terkecuali.
            Konsep dual aspect ini mendasarkan pada kaidah bahwa untuk setiap kegiatan
bisnis selalu memiliki persamaan dan reaksi sebaliknya. Menurut konsep ini aset
perusahaan akan sama dengan kewajiban ditambah modal. Anthony, Hawkins dan
Merchant yang dikutip Suwardjono (2005) mengemukakan bahwa sebenarnya konsep
dua aspek akuntansi (sistem berpasangan) merupakan turunan dari konsep kesatuan
usaha. Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus
selalu mempertanggungjawabkan aset yang telah dan sedang dikelolanya serta
menyajikan sumber aset tersebut.

5. Konsep Kos
Pada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki kepentingan untuk
menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai laba yang
diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara yang lain akan mengakibatkan munculnya
subjektifitas sehingga berdampak pada informasi keuangan yang bias. Namun, dalam
standar akuntansi keuangan pun jika hal tersebut menjadi tidak relevan, maka
diperkenankan menilai dengan nilai wajar sebagai basis pengukurannya.
             Menurut konsep ini semua transaksi dicatat dalam buku akun senilai dengan
harga pembelian. Misalnya, jika bangunan dibeli dengan harga US$ 75,000 yang mana
secara aktual seharga US$ 100,000, maka dalam buku akun dicatat dengan nilai harga
pembelian, yakni US$ 75,000.
            Sebagai tambahan, Suwardjono (1986) dalam pokok pikiran Paton & Littleton,
menyatakan mengenai konsep ini dengan berimplikasi kepada biaya menjadi bagian
penting dari total upaya yang dikorbankan dalam memproduksi dan menjual barang atau
jasa. Pada tiap jenis biaya tersebut dapat digabung-gabungkan berdasarkan divisi operasi
(departemen), bagian dari produk, atau interval waktu seolah-olah biaya-biaya tersebut
mempunyai daya saling mengikat sebagaimana data ikat yang dimiliki benda fisik.

6. Konsep Periode Akuntansi


            Meskipun akuntansi juga berasumsi bahwa bisnis akan tetap ada selama jangka
waktu yang lama dan tidak ditentukan, penting untuk dipantau akun atau pencatatan
dengan keterangan yang jelas untuk periode bisnis yang ditujukan untuk mengetahui hasil
operasi bisnis dan disajikan posisi keuangan untuk periode tersebut. Biasanya pencatatan
dipersiapkan untuk periode satu tahun yang mana boleh jadi sesuai dengan kalender
tahunan sebagai tahun laporan keuangan.
            “Konsep perioda menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba dengan
periode waktu sebagai takarannya dan bukan angkatan produk,” (Suwardjono, 2003, hlm
101). Lanjut Suwardjono (2003) bahwa sebagai implikasi dari konsep ini adalah
akuntansi menentukan laba dengan menandingkan atau mengasosiasi pendapatan periode
dengan biaya yang dianggap menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. “Jadi, biaya
dianggap sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai takaran
penandingan,” (Suwardjono, 2003: hlm. 101).
7. Konsep Penandingan (Matching Concept)
Dalam akuntansi dikenal prinsipmatching concept. Di mana yang dimaksud dari prinsip
ini adalah dengan diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau
telah dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual memberikan
kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus dibebani dengan biaya-
biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang menghasilkan pendapatan
tersebut,(Suwardjono, 1986, hlm 116).
Hal ini memungkinkan adanya biaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset
pada posisi keuangan atau neraca. Meskipun dalam kenyataannya biaya ditangguhkan
tersebut tidak memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
“Expenses are defined as costs that expire as a result of generating revenues,”(Wolk,
Francis, Tearney, 1991, hlm. 124). Bahwa beban ditentukan sebagai upaya untuk
memperoleh penghasilan atau pendapatan. Proses pengakuan beban untuk kategori
seperti depresiasi, harga pokok produk atau penjualan, bunga dan biaya ditangguhkan
disebut dengan konsep penandingan ini (matching concept).
Konsepmatching berimplikasi pada biaya diakui secara adil dan secara wajar untuk
mengakui pendapatan.
Wolk, Francis, dan Tearney (1991) menyatakan bahwa konsep matchingdengan demikian
memiliki dua aspek:
First, the historical cost  approach often tends to substantially understate expense
measurements relative to the value of expired-asset service. Second, the “systematic and
rational” method employed under generally accepted accounting principles tend to be
extremely arbitrary: a particular problem can be handled in more than one way. (hlm.
124)
            Suwardjono (2003) mengatakan bahwa konsep penandingan merupakan implikasi
dari adanya konsep periode akuntansi. Penandingan (matching) dilakukan untuk
menentukan laba periode tersebut, sehingga pendapatan periode tersebut ditandingkan
dengan biaya-biaya yang dianggap menciptakan pendapatan tersebut. Maka, biaya
dengan demikian merupakan upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu
sebagai takaran penandingannya. 

8. Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)


Lebih lanjut dalam konsep penandingan (matching concept) yang berimplikasi pula pada
konsep upaya dan hasil dalam akuntansi, memberikan implikasi bahwa biaya adalah
upaya dalam rangka memperoleh hasil yang dalam hal ini disebut pendapatan. “Secara
konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung
biaya,” (Suwardjono, 2005, hlm. 234). Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun
belum terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan
kegiatan produktifnya.
Dalam pokok pikiran Paton & Littleton, Suwardjono (1986) juga menyatakan bahwa
jikalau jumlah rupiah yang diperhitungkan dalam pembelian barang dan jasa digunakan
untuk mengukur upaya untuk memperoleh hasil. Dan jumlah rupiah tersebut yang
diperhitungkan dalam penjualan barang dan jasa digunakan untuk mengukur hasil yang
diperoleh, maka persoalan utama akuntansi adalah menandingkan biaya (sebagai
representasi upaya) dan pendapatan (sebagai representasi hasil) periodik sebagai
pembacaan alat duga untuk mengetahui pengaruh upaya yang dikorbankan terhadap
hasil. 

Pihak-Pihak Yang Membutuhkan Informasi Akuntansi

Hasil dari proses kegiatan akuntansi adalah informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder). Berikut adalah pihak-pihak yang
berkepentingan  dengan informasi akuntansi.

1. Para pemilik dan calon pemilik perusahaan

Pemilik perusahaan memiliki resiko dan hasil atas investasi modal ke dalam perusahaan,.
Mereka membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu dalam memutuskan membeli,
menahan, dan menjual investasi mereka. Sebagai pemilik perusahaan (persero), mereka akan
menilai perusahaan yang akan memberikan bagian laba (deviden) yang lebih menguntungkan
atas investasi modalnya dan sebagai bahan masukan dalam menilai kinerja pihak manajemen
dalam pengelolaan usaha. Selain itu Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan
untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
2.      Manajer
Seorang manajer perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk penyusunan
perencanaan perusahaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapai perusahaan, serta melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan.
3.      Para pegawai/karyawan perusahaan
Para pegawai perusahaan sangat berkepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan
perusahaan. Hal ini dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi
ataupun bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan
kesejahteraan perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan pengabdian pegawai pada
perusahaan.
4.     Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan
menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan
yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
5.      Kreditur
Kreditur berkepentingan dengan data akuntansi, karena kreditur berkepentingan untuk
pemberian kredit kepada calon nasabahnya. Nasabah yang dipilih kreditur adalah nasabah yang
mampu mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya pada waktu yang tepat. Oleh karena
kreditur sangat berkepentingan dengan laporan keuangan calon nasabah dan nasabahnya.
6.      Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi akuntansi. Dari informasi
keuangan suatu organisasi, pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang harus
dibayar oleh organisasi yang bersangkutan.
7.      Organisasi Nirlaba
Meski organisasi nirlaba bertujuan tidak untuk mencari laba, organisasi ini masih sangat
memerlukan informasi keuangan untuk tujuan penyusunan anggaran, membayar karyawan dan
membayar beban-beban yang lain
8.      Pemakai lainnya
Informasi akuntansi juga diperlukan oleh organisasi lainnya seperti organisasi buruh,
yang memerlukan informasi akuntansi untuk mengajukan kenaikan gaji, tunjangan-tunjangan,
serta  mengetahui kemajuan perusahaan dimana mereka bekerja.

Macam Macam Profesi dalam Akuntansi


Terlengkap dan Penjelasannya
Sponsors Link

Profesi dalam akuntansi terdiri dari berbagai macam pekerjaan yang memakai keahlian di bidang
akuntansi. Bidang bidang akuntansi yang dimaksud antara lain akuntansi publik, akuntansi internal,
akuntansi pemerintah, dan akuntansi pendidikan. Orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan
menjadikannya profesi disebut akuntan. Berikut ini penjelasan tentang macam macam profesi dalam
akuntansi beserta manfaat akuntansi.
ads

1.  Akuntansi Publik
Profesi yang berhubungan dengan akuntansi publik dikenal dengan istilah akuntan publik. Bidang
pekerjaan yang utama bagi akuntan publik adalah pemeriksaan laporan keuangan yang telah dibuat
(auditing). Pemeriksaan laporan keuangan ini dilakukan secara independen untuk menilai kewajaran
laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan
bagi para investor, kreditur, dan pihak eksternal lainnya.

Hasil pemeriksaan akuntan publik ini dituliskan dalam sebuah laporan yang disebut laporan hasil
pemeriksaan akuntan. Ada lagi hal yang dikerjakan oleh akuntan publik, yaitu akuntansi perpajakan  yang
banyak dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku dan menekan tarif
pajak seminimum mungkin. Akuntan publik juga menangani akuntansi manajemen dengan memberikan
pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang
memakai jasanya.

2.  Akuntansi Internal Perusahaan/Lembaga


Akuntan internal perusahaan dikenal juga dengan istilah akuntansi umum yang memiliki tanggung jawab
dalam pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan manajemen, dan penyusunan laporan
keuangan umum yang terdiri dari neraca, rugi-laba, perubahan modal, aliran kas. Akuntansi umum
berhubungan dengan konsep dasar akuntansi yang menghasilkan data yang dasar (basic data)
bagi ruang lingkup akuntansi. Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk membantu
manajemen dalam pengawasan biaya terutama penekanan biaya pemasaran.
Penganggaran dilakukan oleh perusahaan untuk menetapkan sasaran penjualan dan laba serta
merencanakan pencapaian sasaran itu secara rinci. Kegiatan ini selalu memerhatikan data masa lalu
dalam laporan keuangan karena anggaran dipakai untuk mengawasi kegiatan operasional perusahaan
melalui perbandingan fakta dengan anggaran. Perancangan fungsi sistem informasi
akuntansi mengidentifikasikan kebutuhan informasi bagi pihak internal maupun eksternal.

Pemeriksaan internal juga dilakukan oleh akuntan internal perusahaan yang bertugas mengevaluasi
sistem akuntansi dan manajemen. Tugas pokok akuntan internal antara lain membantu pihak manajemen
sesuai manfaat akuntansi manajemenuntuk memperbaiki tingkat efesiensi operasi dan menjamin
seluruh stakeholders telah melaksanakan prosedur dan rencana yang telah ditetapkan oleh pihak
manajemen yang sesuai tujuan laporan keuangan.

3.  Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah bekerja di berbagai lembaga pemerintahan seperti BUMN / BUMD, inspektorat
jenderal, kementrian, dan lembaga pemerintah lainnya. Para akuntan ini harus mengikuti aturan kerja
yang diterapkan di masing-masing departemen atau lembaga.

4.  Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik ini adalah pengajar dalam bidang akuntansi yang mengajarkan siklus akuntansi,
melakukan penelitian, pengembangan akuntasi, mengajar dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi. Biasanya akuntan pendidik ini memiliki pendidikan khusus yang berhubungan dengan
pendidikan dengan gelar sarjana pendidikan yang berfokus pada akuntansi.

Tenaga pengajar akuntansi bekerja di institusi pendidikan dengan jam kerja yang fleksibel sehingga
biasanya akuntan pendidik ini tidak semata-mata mengajar, tetapi merangkap pekerjaan lain seperti
membuka praktik untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkan
keahliannya.

Setelah mengetahui tentang macam macam akuntansi dan profesi dalam akuntansi mungkin bisa
menjadikan pencerahan bagi para pembaca yang masih ragu untuk menentukan program studi yang
akan dipilih untuk kuliah di perguruan tinggi.

JENIS-JENIS BADAN USAHA


NOVEMBER 5, 2015 BY NIAMORA

Pengertian Badan Usaha sendiri ialah suatu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis
dimana memiliki tujuan untuk mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha sangat sering
disamakan atau identik dengan perusahaan, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat
besar. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat
dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. Jadi, Badan Usaha memiliki ruang
lingkup yang lebih besar karena sebuah badan usaha bisa memiliki satu atau beberapa
perusahaan. Jenis- jenis Badan Usaha dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang
dilakukan, kepemilikan modal, dan wilayah Negara.
Jenis badan usaha berdasarkan kegiatan yang dilakukan, terdiri dari:

 Badan Usaha Ekstraktif: Badan usaha ini mengambil apa yang telah tersedia di alam.
Contoh badan usaha ekstraktif: PT Pertamina dan PT Bukit Asam.
 Badan Usaha Agraris: Badan usaha ini berusaha membudidayakan tumbuh-tumbuhan
atau segala kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Contoh badan usaha agraris: PT
Perkebunan Negara, Badan Usaha Pembibitan, dan Badan Usaha Tambak.
 Badan Usaha Industri: Badan usaha ini berusaha meningkatkan nilai ekonomi barang
dengan jalan mengubah bentuknya. Contoh badan usaha industri: PT Kimia Farma.
 Badan Usaha Perdagangan: Badan usaha ini bergerak dalam aktivitas yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang tanpa mengubah bentuknya untuk
memperoleh keuntungan. Contoh badan usaha perdagangan: PT Matahari.
 Badan Usaha Jasa: Badan usaha ini memenuhi kebutuhan konsumen dengan jalan
menyediakan jasa kepada masyarakat. Contoh badan usaha jasa: PT Bank Rakyat
Indonesia.
Jenis Badan Usaha berdasarkan kepemilikan modal, terdiri dari:

 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS): Badan Usaha Milik Swasta adalah badan usaha
yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta (nasional dan asing) dan mempunyai tujuan
utama mencari laba.
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha
yang pemilik modalnya adalah Negara atau pemerintah. Contoh BUMN: PT Kereta Api,
PT Timah Bangka, dan PT Peruri.
 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Badan Usaha Milik Daerah adalah badan usaha
yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh BUMD: Bank Pembangunan Daerah
(BPR).
 Badan Usaha Campuran: Badan usaha campuran adalah badan usaha yang modalnya
sebagian dimiliki swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah. Contoh Badan
usaha campuran: PT Pembangunan Jaya yang modalnya dimiliki oleh Pemda DKI
Jakarta dan pihak swasta.
Jenis-jenis badan usaha berdasarkan wilayah negara, terdiri dari:

 Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri: Badan Usaha Penanaman Modal


Dalam Negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh masyarakat Negara itu
sendiri.
 Badan Usaha Penanaman Modal Asing: Badan Usaha Penanaman Modal Asing adalah
badan usaha milik masyarakat luar negeri yang beroperasi di dalam negeri.
Badan usaha mempunyai fungsi antara lain fungsi komersial, fungsi sosial, dan fungsi
pembangunan ekonomi.

 Fungsi Komersial: Salah satu tujuan badan usaha adalah untuk memperoleh keuntungan.
Untuk memproleh keuntungan secara optimal, setiap badan usaha harus menghasilkan
produk yang bermutu dan harga bersaing.
 Fungsi Sosial: Fungsi sosial badan usaha berhubungan dengan manfaat badan usaha
secara langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam
penggunaan tenaga kerja, hendaknya badan usaha lebih memprioritaskan tenaga kerja
yang berasal dari lingkungan disekitar badan usaha.
 Fungsi Pembangungan Ekonomi: Badan usaha merupakan mitra pemerintah dalam
pembangunan ekonomi nasional dan dapat membantu pemerintah dalam peningkatan
ekspor dan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam pemerataan pendapatan
masyarakat.
Di bagian bawah ini adalah jenis-jenis dari badan usaha yang ada di Indonesia, diantaranya
sebagai berikut ini:
1. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN yaitu badan usaha yang semua modalnya ataupun sebagaian modalnya dimiliki oleh
pemerintah dan status pegawai yang bekerja di BUMN adalah pegawai negeri. BUMN saat ini
ada 3 (tiga) macam, diantaranya yaitu:

 Perjan
Perjan yaitu bentuk BUMN yang semua modalnya dimiliki oleh pemerintah. Badan usaha ini
berorientasi pada pelayanan masyarakat. Karena selalu mengalami kerugian sekarang ini sudah
tidak ada lagi perusahaan BUMN yang memakai model Perjan, sebab besarnya biaya yang
digunakan untuk memelihara perjan tersebut. Contoh Perjan misalnya seperti: PJKA yang
sekarang sudah berganti menjadi PT. KAI (PT Kereta Api Indonesia).

 Perum
Perum yaitu Perjan yang sudah diubah. Sama seperti Perjan, Perum dikelolah oleh pemerintah
dengan status pegawainya yaitu pegawai negeri. Akan tetapi perusahaan ini masih mengalami
kerugian meskipun status Perja telah diubah menjadi Perum. Sehingga pemerintah harus menjual
sebagian sahamnya kepada publik dan statusnya berubah menjadi Persero.

 Persero
Persero yaitu badan usaha yang dikelola oleh pemerintah atau negara. Sangat berbeda dengan
Perjan maupun Perum, tujuan dari Persero adalah untuk mencari keuntungan dan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga Persero tidak akan mengalami kerugian.
Biaya untuk mendirikan persero sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara dan
pemimpin Persero disebut dengan Direksi, serta pegawai yang bekerja berstatus sebagai pegawai
swasta. Perusahaan ini tidak mendapatkan fasilitas dari negara Dan badan usaha Persero ditulis
dengan PT (Nama dari perusahaan).
Beberapa contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini, misalnya seperti: PT Jasa
Raharja, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia
dan lain-lain.
2. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
BUMS yaitu badan usaha yang dimodali maupun didirikan oleh seseorang ataupun kelompok
swasta. Macam-macam BUMS yang diantaranya sebagai berikut ini.

 Firma (Fa)
Firma yaitu suatu Badan Usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih, yang dimana setiap
anggotanya mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perusahaan. Untuk mendirikan firma
dilakukan dengan cara membuat akta perjanjian dihadapan Notaris. Yang dimana perjanjian itu
memuat nama dari pendiri Firma, cara membagi-bagi keuntungan yang diperoleh, serta waktu
dimulai maupun diakhirinya perjanjian tersebut.
 CV (Commanditaire vennotschap) atau Persekutuan Komanditer
CV merupakan badan usaha yang didirikan olah 2 (dua) sekutu orang ataupun lebih, yang
dimana sebagian merupakan sekutu aktif dan sebagian lainnya lagi merupakan sekutu pasif.
Sekutu aktif yaitu mereka yang menyertakan modal sekaligus menjalankan usahanya sedangkan
sekutu pasif yaitu mereka yang menyertakan modal dalam usaha tersebut. Sekutu aktif
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap semua kekayaan dan terhadap utang perusahaan,
sedangkan sekutu pasif hanya mempunyai tanggung jawab terhadap modal yang diberikan.

 PT (Perseroan Terbatas)
PT merupakan badan usaha yang modalnya terbagi atas saham-saham, tanggung jawabnya
terhadap perusahaan bagi para pemiliknya hanya sebatas sebesar saham yang dimiliki. Saat ini
ada 2 (dua) macam PT yaitu PT Tertutup dan PT terbuka. Yang dimaksud dengan PT tertutup
adalah PT yang dimana pemegang sahamnya terbatas hanya dikalangan tertentu saja seperti
misalnya hanya di kalangan keluarga, sedangkan yang dimaksud dengan PT terbuka adalah PT
yang saham-sahamnya dijual kepada publik atau umum.
Beberapa contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) saat ini, misalnya seperti: PT Pupuk
Kaltim, PT Union Metal, PT Djarum, PT Holcim, PT Karakatau Steel dan lain-lain.
     3. Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah bentuk badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi raktyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. 
Prinsip koperasi :
1. keanggotaan bersifat sukarela
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
4. kemandirian
Ciri-ciri koperasi:
1. lebih mementingkan keanggotaan dan bersifat kebersamaan
2. angota-anggotanya bebas keluar masuk
3. koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dan notaries
4. tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada ditangan pengurus
5. kekuasan tertinggi didalam rapat anggota
Dalam melaksanakan tugas – tugasnya koperasi memiliki prinsip dasar kerja yang berbunyi
“Dari Anggota, Untuk Angota dan Oleh Anggota”. Dari prinsip kerja tersebut memangla
terungkap bahwa semata-mata untuk kepentingan bersama para anggota-anggotanya dan tidak
menyangkupan kebutuhan pihak lain ataupun pihak lain.Bentuk koperasi ini dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam usaha untuk memenuhikehidupan
hidup sehari-hari bagi para anggotanya, misal : beras, sabun, gula, dll.
Contoh bentuk ini :
a. Koperasi Pegawai Negri (KPN) 
b. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dll.
Koperasi Kredit berusaha untuk mengumpulakn uang simpanan dari para anggota dankemudian
meminjamkannya lagi kepada anggota yang lain yang membutuhkan modaluntuk keperluan
hidup. Koperasi Produksi berusaha bersama dalam pengadaan alat – alat perlengkapan
produksi,bahan baku, bangunan gudang penyimpanan hasil produksi dari para anggotanya.
Koperasi Jasa bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang diperlukan para anggota. Contoh :
Kopata(Koperasi Angkutan Kota), Kopedes(Koperasi AngkutanPedesaan) dll. Koperasi Serba
Usaha adalah berusaha untuk mengelola berbagai jeniskebutuhan yang diperlukan bagi para
anggotanya. Contoh : KUD yang mengusahakan bermacam –macam kebutuhan warga desa yang
umumnya petani, mengelola mulai darikebutuhan masyarakat tani peternak dan nelayan maupun
kebutuhan sehari-hari.

Transaksi Bisnis Perusahaan dan Persamaan Dasar


Akuntansi
Sebuah sistem akuntansi akan terdiri dari 3 (tiga) bagian penting, yang meliputi sebagaimana dalam
ilustrasi 2.1.

Ilustrasi 2.1: Bagian dalam Sistem Akuntansi

A. Pengertian Transaksi Bisnis Perusahaan

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada perolehan laba, perusahaan akan berusaha untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk dijual ke konsumen dengan harga tertentu hingga perusahaan
mendapatkan keuntungan. Untuk melaksanakan kegiatannya, tentunya perusahaan memerlukan dana.
Dana ini akan digunakan untuk pembayaran tagihan telpon, pembayaran gaji karyawan, dan sebagainya.

Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis yang menyebabkan perubahan dalam aset dan/atau
kewajiban, dan/atau ekuitas.

Kejadian ekonomis dari suatu perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan atau
hasil operasi dan harus dicatat oleh perusahaan yang bersangkutan itulah yang disebut transaksi
bisnis (business transaction).
Transaksi bisnis dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal.
Transaksi eksternal merupakan kejadian dengan pihak luar perusahaan.

Transaksi bisnis dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal.

Contoh: pembelian perlengkapan kepada pemasok, pembayaran uang muka sewa gedung, pembelian
mesin. Sedangkan, transaksi internal adalah kejadian ekonomis yang terjadi dalam perusahaan itu
sendiri. Contoh transaksi internal adalah penggunaan perlengkapan, pemanfaatan gedung beberapa
waktu, penggunaan mesin, dan lain-lain.

Semua transaksi bisnis perusahaan akan senantiasa berpengaruh pada perubahan pada ketiga unsur
persamaan dasar akuntansi, yaitu aset dan/atau kewajiban dan/atau ekuitas. Transaksi bisnis
perusahaan ini paling tidak akan mempengaruhi 2 (dua) diantara 3 (tiga) komponen atau unsur dalam
persamaan dasar akuntansi. Sebagai contoh: jika dalam perusahaan itu terdapat kenaikan aset, maka
kejadian ini akan bisa berpengaruh pada:

1. Penurunan aset yang lain, atau

2. Kenaikan kewajiban tertentu, atau

3. Kenaikan ekuitas

Marilah kita lihat bersama, bagaimana adanya penambahan aset dapat berpengaruh kepada 3 (tiga) hal
di atas? Berbagai transaksi bisnis baik transaksi internal maupun transaksi eksternal yang terjadi di
perusahaan akan berpengaruh terhadap unsur-unsur persamaan dasar akuntansi.

Perhatikan transaksi bisnis sederhana tentang pembelian perlengkapan secara kredit. Transaksi
sederhana ini akan mengakibatkan perubahan atau berpengaruh pada kenaikan kewajiban tertentu, yaitu
utang usaha dan kenaikan aset tertentu yaitu perlengkapan. Ilustrasi 2.2 adalah contoh sederhana suatu
transaksi dan pengaruhnya.

Ilustrasi 2.2: Pengaruh adanya Transaksi

B. Persamaan Dasar Akuntansi

Sumberdaya yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan disebut dengan aset.
Sedangkan hak atau klaim atas aset perusahaan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: (1) hak kreditor, (2) hak
pemilik.

Persamaan dasar akuntansi adalah asset sama dengan kewajiban ditambah dengan ekuitas.

Hak kreditor menunjukkan kewajiban perusahaan, sedangkan hak pemilik disebut dengan ekuitas.


Hubungan antara keduanya, dapat dinyatakan dalam suatu persamaan yang disebut dengan persamaan
dasar akuntansi dan ditulis sebagai berikut:

Aset adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam
kelancaran aktivitas produksi, konsumsi dan pertukaran. Dengan demikian, aset merupakan kapasitas
yang dimiliki perusahaan yang memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang dan
menghasilkan bagi perusahaan yang bersangkutan.

Kewajiban adalah klaim atas aset tertentu. Bentuk sederhana kewajiban perusahaan adalah utang. Utang
ini bisa timbul dari peminjaman uang, pembelian barang dagangan atau perlengkapan secara kredit yang
digunakan untuk membantu kegiatan perusahaan.

Ekuitas pemilik merupakan klaim pemilik atas semua aset yang ada di perusahaan, yang dihitung dengan
cara total aset dikurangi dengan total kewajiban. Dengan demikian, total aset yang dimiliki perusahaan
akan menjadi klaim dari para kreditor dan klaim pemilik. Klaim dari pemilik merupakan sisa dari klaim
kreditor.

C. Analisis Transaksi

Setelah kita memahami bersama tentang transaksi bisnis perusahaan, jenis transaksi dan persamaan
dasar akuntansi, marilah kita sekarang mencoba untuk menganalisis pengaruh adanya transaksi bisnis
terhadap ketiga unsur dalam persamaan dasar akuntansi.

Pada pembahasan berikut, akan diuraikan beberapa tipe transaksi yang akan berpengaruh terhadap
persamaan dasar akuntansi. Untuk menggambarkan pengaruh transaksi bisnis ini, kita gunakan transaksi
dari Perusahaan Widya Jasa Karya yang bergerak di bidang jasa konsultan. Pemilik perusahaan ini
adalah Tn Airlangga, yang baru mengopersikan perusahaannya pada tanggal 1 Oktober 2006. Beberapa
transaksi yang terjadi pada awal pendirian perusahaan ini sebagai berikut:
Transaksi 1

Pengaruh transaksi investasi modal pemilik terhadap persamaan dasar akuntansi.

Pada saat pendirian perusahaannya, Tn Airlangga menyerahkan uang tunai ke perusahaan sebesar Rp.
300.000.000-, sebagai setoran modalnya. Dengan adanya setoran modal dari Tn Airlangga ini, maka aset
perusahaan berupa kas akan bertambah sebesar Rp. 300.000.000,-, dan di pihak lain hak Tn Airlangga
sebagai pemilik bertambah juga sebesar Rp. 300.000.000,-. Bagaimana transaksi ini berpengaruh
terhadap persamaan dasar akuntansi?

Transaksi 2

Pengaruh transaksi perolehan aset dari kreditor terhadap persamaan dasar akuntansi.

Tn Airlangga merasa bahwa uang tunai yang sudah diinvestasikan ke perusahaan tidaklah cukup,
sehingga dia mengajukan permohonan pinjaman ke Bank BCA. Pinjaman yang disetujui oleh Bank BCA
untuk Tn Airlangga adalah sebesar Rp. 150.000.000,-. Perjanjian menyatakan bahwa Tn Airlangga
berjanji harus mengangsur selama 30x angsuran dengan setiap kali angsuran sebesar Rp. 5.000.000,-
ditambah bunga sebesar Rp. 600.000,- per angsuran. Bagaimana transaksi ini berpengaruh terhadap
persamaan dasar akuntansi?

Transaksi 3 dan 4

Pengaruh transaksi pembelian perlengkapan dan pengeluaran beban terhadap persamaan dasar
akuntansi.

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, Tn Airlangga memerlukan perlengkapan yang dibelinya secara
kredit, senilai Rp. 5.000.000,- ke UD Dua Empat dengan jangka waktu 1 (satu) bulan. Beberapa beban
yang dikeluarkan selama bulan Oktober 2006 dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, meliputi:
Transaksi-transaksi di atas, akan berpengaruh pada persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Coba kita amati bersama tabel di atas. Sebelum transaksi-transaksi pengeluaran beban terjadi, saldo kas
menunjukkan jumlah Rp. 450.000.000,-. Pembayaran beban sebesar Rp. 42.000.000,- akan
mempengaruhi jumlah kas menurun dari Rp. 450.000.000,- menjadi Rp. 408.000.000,-.

Beban adalah penurunan ekuitas perusahaan yang biasanya disebabkan adanya penggunaan aktiva
untuk membantu menghasilkan pendapatan perusahaan.

Pengeluaran beban ini, tidaklah menyebabkan penambahan aset baru bagi perusahaan, juga tidak
mengakibatkan perubahan pada kewajiban perusahaan, tetapi berpengaruh langsung pada penurunan
ekuitas, yaitu penurunan modal pemilik. Saldo ekuitas yang semula, sebelum terjadinya pengeluaran
beban, sejumlah Rp. 300.000.000,-, dengan adanya beban-beban ini menurun menjadi Rp 258.000.000,-.

Dengan demikian, pengertian beban merupakan penurunan ekuitas perusahaan atau penurunan modal
pemilik perusahaan yang biasanya disebabkan adanya penggunaan aset untuk membantu dalam
menghasilkan pendapatan perusahaan.

Coba kita lihat transaksi ke-4 (empat), yakni perusahaan membayar berbagai beban dengan
menggunakan aset kas perusahaan. Selain kas, perusahaan masih memiliki aset yang lain, yaitu
perlengkapan yang dibeli perusahaan sebagaimana pada transaksi ke-3 (tiga) senilai Rp.5.000.000,-.
Perlengkapan ini juga digunakan untuk membantu perusahaan dalam memperoleh pendapatannya.
Sehingga, penggunaan perlengkapan ini juga harus diakui sebagai beban pada periode penggunaannya.

Transaksi 5

Pengaruh penggunaan perlengkapan terhadap persamaan dasar akuntansi.

Pada akhir bulan, Tn Airlangga menghitung besarnya penggunaan perlengkapan, yakni senilai Rp.
3.000.000,-, yang harus diakui sebagai beban perusahaan pada bulan Oktober 2006 itu juga dan sisanya
senilai Rp. 2.000.000,- masih sebagai aset perusahaan. Transaksi penggunaan perlengkapan inilah yang
disebut dengan transaksi internal. Adanya transaksi internal ini, akan berpengaruh pada penurunan
aset perlengkapan dan penurunan ekuitas perusahaan. Pengaruh tersebut akan nampak sebagai berikut:

Transaksi 6

Pengaruh penjualan jasa terhadap persamaan dasar akuntansi

Perusahaan telah melayani pelanggannya selama bulan Oktober 2006. Kas yang terkumpul dari
penjualan jasa yang dilakukan perusahaan senilai Rp. 100.000.000,- Ketika perusahaan menerima
sumber daya berupa kas yang berasal dari pelanggan, perusahaan dikatakan telah menghasilkan
pendapatan.

Pengaruh perolehan pendapatan ini terhadap persamaan dasar akuntansi nampak sebagai berikut:

Sebagaimana kita lihat bersama pada pencatatan terhadap transaksi 6 (enam) di atas, pendapatan yang
diterima perusahaan akan menaikkan aset perusahaan di satu pihak, dan di pihak lain pemilik
perusahaan juga merasakan manfaat pertumbuhan aset ini, yakni modal pemilik juga ikut bertambah.

Dari transaksi 4, 5, 6, kita dapat mempelajarinya bahwa beban perusahaan akan menurunkan nilai aset
perusahaan dan sekaligus ekuitas pemilik, sedangkan pendapatan perusahaan akan menambah aset
perusahaan dan juga ekuitas pemilik. Dengan demikian, jika pendapatan perusahaan di atas beban
perusahaan pada suatu periode akuntansi, maka dikatakan bahwa perusahaan mendapatkan laba pada
periode tersebut, dan sebaliknya, jika pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih kecil dibandingkan
dengan bebannya, maka perusahaan menderita rugi pada periode tersebut.

Transaksi 7

Pengaruh pembayaran utang ke Bank BCA terhadap persamaan dasar akuntansi.

Perusahaan memiliki utang ke Bank BCA sebesar Rp. 150.000.000,- sebagaimana pada transaksi (2).
Perusahaan harus mengangsur ke Bank BCA beserta pembayaran bunganya. Untuk setiap kali angsuran
sudah ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- dan bunganya sebesar Rp. 600.000,-.
Pengaruh transaksi ini terhadap persamaan dasar akuntansi akan menurunkan aset kas sebesar Rp.
5.600.000,-, menurunkan kewajiban perusahaan sebesar Rp. 5.000.000,-, serta menurunkan ekuitas
sebesar Rp. 600.000,-. Penurunan ini akan nampak sebagai berikut:

Transaksi di atas, disebut dengan transaksi majemuk, karena transaksi ini melibatkan lebih dari 2 (dua)
akun, yaitu akun aset, akun kewajiban, dan akun ekuitas. Pertama, akun aset, kas, berkurang sejumlah
Rp. 5.600.000,-, yaitu untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga, kedua, akun utang kepada Bank
BCA berkurang yakni sebesar Rp. 5.000.000,-, yaitu pengurangan terhadap angsuran pokok pinjaman,
dan ketiga akun ekuitas, yakni modal Tn Airlangga berkurang sebesar, beban bunganya, yaitu senilai Rp.
600.000,-.

Transaksi 8

Pengaruh pengambilan untuk keperluan pribadi terhadap persamaan dasar akuntansi.

Tn Airlangga memerlukan uang untuk membayar uang pangkal anaknya masuk ke perguruan tinggi
sebesar Rp. 20.000.000,-. Pengambilan untuk keperluan pribadi ini disebut dengan prive. Pengaruh
transaksi prive ini dalam persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Pengambilan sumber daya perusahaan untuk keperluan pribadi, seperti halnya Tn Airlangga mengambil
uang tunai perusahaan untuk pembayaran uang pangkal sekolah anaknya, berpengaruh pada penurunan
aset kas perusahaan sekaligus penurunan ekuitas pemilik.

Kita telah mempelajari 8 (delapan) transaksi yang terjadi pada perusahaan Widya Jasa Karya selama
bulan Oktober 2006. Jika kedelapan transaksi di atas kita ikhtisarkan, maka transaksi-transaksi bisnis
perusahaan yang berpengaruh terhadap ekuitas pemilik sebagai berikut:

(a) Setoran pemilik

(b) Beban pemeliharaan kendaraan

(c) Beban sewa kendaraan

(d) Beban sewa kantor

(e) Beban gaji karyawan

(f) Macam-macam beban

(g) Beban perlengkapan


(h) Pendapatan jasa

(i) Beban bunga

(j) Prive, Tn Airlangga

Ilustrasi 2.3 menunjukkan ikhtisar dari transaksi-transaksi bisnis perusahaan Widya Jasa Karya yang
terjadi selama bulan Oktober 2006.

Ilustrasi 2.3: Ikhtisar Pengaruh Transaksi terhadap Persamaan Dasar Akuntansi

Marilah kita telaah bersama ikhtisar tersebut dan perhatikan beberapa poin di bawah ini, yang berlaku
bagi setiap jenis transaksi bisnis.

1. Dampak dari setiap transaksi adalah peningkatan atau penurunan satu atau lebih unsur dalam
persamaan dasar akuntansi.

2. Kedua sisi persamaan dasar akuntansi harus selalu sama jumlahnya.

3. Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi dari pemilik dan adanya pendapatan. Sebaliknya, ekuitas
pemilik akan berkurang sebesar penarikan oleh pemilik dan karena adanya beban.

Hubungan antara investasi, pendapatan, beban dan prive dengan ekuitas pemilik sebagaimana dalam
ilustrasi 2.4.

Ilustrasi 2.4: Hubungan antara Investasi Pemilik, Pendapatan, Beban dan Prive dengan Ekuitas
Pemilik

Investasi pemilik merupakan aset yang disetorkan oleh pemilik ke dalam perusahaannya yang digunakan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Aset yang disetor ini akan menambah ekuitas
pemilik.

Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan menghasilkan pendapatan dalam satu periode akuntansi.
Pendapatan ini biasanya berasal dari penjualan jasa, penjualan barang dagangan, menyewakan aset dan
meminjamkan uang. Pendapatan yang berasal dari aktivitas tersebut biasanya akan menaikkan aset
perusahaan.
Pendapatan yang muncul dari sumber daya yang berbeda juga akan diidentifikasikan dengan berbagai
nama pula, tergantung pada karakteristik bisnisnya. Sebagai contoh, sebuah hotel berbintang lima bisa
mengkategorikan pendapatannya menjadi pendapatan atas penjualan kamar dan pendapatan dari
restauran.

Selama perusahaan beraktivitas, pemilik juga bisa mengambil aset perusahaan untuk keperluan
pribadinya, bisa berupa uang tunai atau aset yang lain. Pengambilan aset untuk keperluan pribadi ini
harus langsung dicatat sebagai pengurang ekuitas pemilik. Dan pengambilan pribadi ini harus dicatat
dalam suatu rekening prive (drawing) dan rekening ini sebagai pengurang ekuitas pemilik.

Hal lain sebagai pengurang ekuitas pemilik adalah adanya beban. Beban adalah penurunan ekuitas
pemilik yang ditimbulkan dari pelaksanaan aktivitas perusahaan. Beban adalah biaya (cost) dari aset
yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Beban
menunjukkan pembayaran atau pengeluaran uang tunai yang sesungguhnya ataupun yang
diestimasikan.

Seperti halnya pendapatan, beban juga memiliki bentuk dan bisa diidentifikasikan dengan berbagai nama
tergantung jenis aset yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan. Contoh: beban perlengkapan yang
muncul akibat pemakaian aset perlengkapan, beban utilitas yang muncul pada perusahaan akibat
penggunaan aset daya listrik telpon, air, dan sebagainya.

Jika dalam satu periode akuntansi, perusahaan memiliki pendapatan yang lebih besar dari beban, maka
dikatakan perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan sebaliknya, jika beban yang terjadi lebih
besar dari pada pendapatannya, maka perusahaan menderita rugi bersih (net losses).

Dari ilustrasi 2.3 di atas, marilah kita mencoba membantu Tn Airlangga untuk menyiapkan laporan
keuangan perusahaan, yang meliputi Neraca per 31Oktober 2006, laporan laba rugi untuk bulan Oktober
2006, dan laporan perubahan ekuitas untuk bulan Oktober tahun 2006.

Apakah Tn Airlangga dalam menjalankan perusahaannya mendapatkan laba? Bagaimanakah posisi aset
perusahaan Citra Jasa karya pada akhir Oktober 2006, dan bagaimana posisi atau perubahan ekuitas
pemilik pada perusahaan tersebut?

D. Laporan Keuangan

Setelah transaksi bisnis dicatat dan diikhtisarkan, maka laporan bagi pengguna bisa disiapkan. Laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan disebut laporan keuangan. Laporan keuangan utama
yang dihasilkan perusahaan perorangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, dan
laporan arus kas.

Laba bersih –selisih lebih pendapatan terhadap beban– meningkatkan ekuitas pemilik.

Laporan Laba Rugi. Laporan ini melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan (matching concept). Konsep penandingan digunakan untuk
menandingkan atau mengaitkan antara pendapatan dan beban selama periode terjadinya.

Selain itu, laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi,
yang disebut laba bersih (net income), dan sebaliknya jika beban melebihi pendapatan disebut rugi bersih
(net losses).

Dampak dari pendapatan yang dihasilkan dari beban yang terjadi selama sebulan beroperasi ditunjukkan
dalam persamaan dasar akuntansi sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilik. Pengaruh adanya
laba bersih suatu periode akan meningkatkan ekuitas pada periode tersebut, sebaliknya, jika terjadi rugi
bersih akan menurunkan ekuitas pemilik dalam periode yang bersangkutan.

Laba bersih akan meningkatkan ekuitas pemilik, rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik.

Laporan Ekuitas Pemilik. Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka
waktu tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca. Laporan ini
dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus
dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ini dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas
pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca.

Laporan ekuitas pemilik merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca pemilik.

Neraca. Neraca perusahaan merupakan laporan keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan
ekuitas pemilik per tanggal tertentu. Bentuk neraca ada 2 (dua), yaitu bentuk akun ( account form) dan
bentuk laporan (report form).

Neraca menunjukkan aset, kewajiban dan ekuitas pemilik.

Pada neraca bentuk akun, aset ditempatkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ada di
sebelah kanan. Pada neraca dengan bentuk laporan, neraca diletakkan di atas, sebelum kewajiban dan
ekuitas. Bagian aset dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aset tersebut
dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi.

Dua bentuk neraca adalah bentuk akun dan bentuk laporan.

Pada bagian kewajiban, semua jenis kewajiban harus disajikan berdasarkan urutan waktu
pembayarannya. Kewajiban yang harus segera diselesaikan disajikan pada urutan yang paling atas.
Sedangkan pada bagian ekuitas pemilik, karena jenis perusahaannya adalah perorangan, maka hanya
ada satu modal pemilik.
Laporan kas terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas operasi, (2) arus kas dari aktivitas
investasi, (3) arus kas dari aktivitas pendanaan.

Laporan arus kas. Laporan arus kas terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas operasi,
(2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan.

Arus kas dari aktivitas operasi. Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang
menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah
laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima
atau dibayar secara tunai.

Arus kas dari aktivitas investasi. Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan
aset tetap atau aset permanen.

Arus kas dari aktivitas pendanaan.  Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan
investasi pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.

Ilustrasi 2.5 menunjukkan laporan keuangan perusahaan Widya Jasa Karya pada bulan Oktober 2006
yang terdiri dari: (1) laporan laba rugi, (2) laporan ekuitas pemilik, (3) neraca, (4) laporan arus kas.

Ilustrasi 2.5: Laporan Keuangan Perusahaan Widya Jasa Karya


Marilah kita pelajari bersama ilustrasi 2.5. Setiap jenis laporan keuangan menyediakan data keuangan
yang relevan bagi manajemen, pemilik perusahaan dan para pengguna lainnya. Setiap jenis laporan
keuangan yang satu berkaitan dengan jenis laporan keuangan yang lain.

Keterkaitan antara laporan keuangan yang satu dengan lainnya dijelaskan sebagai berikut: (1) laba
bersih sebesar Rp. 54.400.000,- sebagaimana ditunjukkan dalam laporan laba rugi akan ditambahkan ke
saldo modal Tn Airlangga awal, 1 Oktober 2006 yang ada pada laporan ekuitas pemilik, hingga
menghasilkan saldo modal Tn Airlangga pada akhir periode, 31 Oktober 2006. (2) Modal Tn Airlangga
pada akhir periode, 31 Oktober 2006 sebagaimana dalam laporan ekuitas pemilik sebesar Rp.
34.400.000,- dilaporkan dalam neraca per 31 Oktober 2006. (3) Posisi kas sebesar Rp. 482.400.000,-
sebagaimana dalam neraca per 31 Oktober 2006 didapatkan sebagaimana disajikan pada laporan arus
kas untuk bulan yang berakhir 31 Oktober 2006.

Untuk melengkapi laporan yang ada di perusahaan, biasanya seperangkat laporan keuangan dilengkapi
dan didukung dengan catatan atas laporan keuangan yang menjadi satu bagian dari laporan keuangan
tersebut.

CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA

Pada tanggal 1 Agustus 2007, Karina, S.Psi. membuka sebuah kantor konsultan pendidikan. Berikut ini
adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan pertama operasi perusahaan tersebut.

1. Menyerahkan kas sebesar Rp. 20.000.000,- sebagai setoran modal.

2. Membayar sewa kantor bulan Juli Rp. 1.600.000,-.

3. Membeli peralatan kantor secara kredit seharga Rp. 6.000.000,-.

4. Memberikan jasa kepada klien secara tunai, Rp. 3.000.000,-

5. Meminjam uang dari bank BCA sebesar Rp. 1.400.000,- dengan menandatangani sebuah wesel.

6. Memberikan jasa kepada klien secara kredit Rp. 4.000.000,-.

7. Membayar biaya-biaya sebagai berikut: gaji pegawai Rp. 1.000.000,-; biaya listrik Rp. 600.000,-; biaya
telepon Rp. 200.000,-.

Pertanyaan:

a. Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam persamaan dasar akuntansi.

b. Susunlah laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca per 31 Agustus 2007 untuk kantor
konsultan milik Karina, S.Psi.
Penyelesaian

(a) Pencatatan transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2007 ke dalam persamaan dasar akuntansi

(b) Laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas, dan necara dari
kantor konsultan Karina, S.Psi. pada bulan Agustus 2007.

transaksi internal adalah transaksi keuangan yang terjadi didalam perusahaan,

transaksi eksternal adalah transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan dengan hubungannya dengan
pihak luar perusahaan 

contoh transaksi internal :

1) pembayaran gaji pegawai

2) biaya penyusutan gedung

3) biaya penyusutan kendaraan

4) biaya penyusutan alat" 

5) penghapusan piutang usaha

6) pengalokasian beban usaha

contoh transaksi eksternal :

1) Cek

cek adalah bukti transaksi yang berbentuk surat perintah yang tidak bersyarat kepada suatu bank untuk
membayar sejumlah uang dari seorang nasabah.

2) bilyet giro
bilyet giro adalah bukti transaksi yang berbentuk surat perintah dari nasabah kepada pihak bank agar
memindah bukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima.

3) nota kontan

nota kontan adalah bukti pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual

4) faktur

Faktur adalah sebuah bukti transaksi tentang perhitungan penjualan barang yang dilakukan secara kredit
dan dibuat oleh pihak penjual untuk disampaikan kepada pihak pembeli

5) kuitansi

Kwitansi adalah sebuah  bukti transaksi tentang penerimaan uang atas pembayaran suatu barang
ataupun yang lainnya.

6) nota debit

Nota debet adalah bukti transaksi tentang perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh sebuah
perusahaan atau suatu badan usaha kepada konsumennya.

7) nota kredit

Nota kredit merupakan bukti transaksi tentang  pemberitahuan atau perhitungan yang dikirim oleh
sebuah perusahaan atau badan usaha kepada pelanggannya.

8) rekening koran

Rekening koran adalah suatu bukti transakasi tentang mutasi kas pada bank yang disusun oleh pihak
bank untuk para nasabahnya.

9) bukti setoran bank

Bukti setoran bank adalah bukti transaksi setiap nasabah saat melakukan setoran bank. 

10) Bukti memorandum

Bukti memorandum merupakan suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan
ataupun pihak tertentu yang memiliki wewenang.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/3421449#readmore

Pengertian dan Tahapan Proses Siklus Akuntansi


FacebookTwitterGoogle+WhatsApp

Pengertian Siklus Akuntansi


Siklus Akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan serta diterima secara umum prinsip-prinsip dan
kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari
segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dalam suatu periode
tertentu.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan akuntansi,


yaitu aktivitas mengumpulkan dan mengolah suatu data finansial untuk disajikan
dalam format laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar laporan keuangan lainnya yang
dapat digunakan untuk membantu dalam membuat atau mengambil suatu
keputusan atau analisa keuangan.

Artikel Terkait: Cara Paling Praktis Membuat Laporan Keuangan Perusahaan

Tahapan Proses Siklus Akuntansi


Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam beberapa tahap antara lain;

1. Tahap Pencatatan Bukti Transaksi Keuangan;


Suatu proses mengumpulkan dan mencatat bukti atas suatu transaksi yang telah
disetujui oleh perusahaan dan disusun ke dalam buku harian atau Jurnal Umum,
memindahbukukan atau postingdari jurnal umum berdasarkan kelompok akun
atau Chart of Account atau jenisnya ke dalam akun Buku Besar dan Buku Pembantu
(Sub Ledger).
2. Tahap Membuat Ikhtisar Laporan Keuangan;
Penyusunan neraca saldo (Trial Balance) berdasarkan data dari akun akun buku
besar. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (Adjustment Entries). Penyusunan Lembar
Kertas Kerja (Work Sheets) atau neraca lajur. Pembuatan ayat Jurnal penutup (Closing
Entries).

3. Tahap Membuat  Laporan Keuangan  atau  Financial Statements


Laporan Keuangan perusahaan terdiri dari:

a. Laporan Neraca (Balance Sheets)

Neraca adalah suatu ihtisar laporan keuangan yang menunjukkan posisi Aktiva
atau Assets, Hutang atau Liabilities, dan Modal atau Equity

b. Laporan Rugi Laba (Income Statements)

Laporan Rugi Laba adalah laporan keuangan dari suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode tertentu yang terdiri dari seluruh pendapatan dan beban
sehingga menghasilkan nilai laba atau rugi.

c. Laporan Perubahan Modal (Equity Statements)

Laporan Perubahan Modal adalah suatu ihtisar dari laporan keuangan yang
mencatat informasi mengenai perubahan modal, yang terdiri dari jumlah Modal
disetor awal (Capital Stock), tambahan modal disetor (Paid-in Capital),  Saldo Laba
Periode Berjalan (Current Earning),  dan Saldo Laba Ditahan(Reatained Earning)

d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statements)

Laporan Arus Kas adalah bagian dari laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan
dari suatu periode akuntansi yang terdiri dari aliran dana kas masuk dan keluar, yang
biasanya dikelompokkan berdasarkan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Aktivitas
Investasi, dan Aktivitas Pendanaan.  

e. Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan adalah merupakan laporan tambahan catatan


informasi yang lebih terperinci mengenai akun tertentu serta memberikan penilaian
yang lebih komprehensif dari kondisi laporan keuangan perusahaan.

Mengenal Jurnal Penyesuaian dan Cara


Pencatatannya
B Y   N O V I A W I D Y A U T A M I    31 JANUARY 2018  3 M I N S R E A D

SHARE

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan


perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang
sebenarnya. Secara umum, fungsi jurnal penyesuaian adalah menetapkan
saldo catatan akun buku besar pada akhir periode, serta menghitung
pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan. Di bawah ini,
kita akan jelaskan beberapa hal mengenai jurnal penyesuaian dan
bagaimana cara pencatatannya.
Akun yang memerlukan penyesuaian di akhir
periode
a. Akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada
pemakaian.
b. Akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena
waktu telah dijalani/jatuh tempo.
c. Akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada
penyusutan aktiva.
d. akun pendapatan, yaitu memerlukan penyesuaian karena ada
pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum
menjadi pendapatan.
e. akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang
belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban.
f. akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian
karena berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.

Contoh penulisan jurnal penyesuaian


a. Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp500.000.
Sedangkan data akhir periode menunjukkan saldo masih ada senilai
Rp200.000.
Analisis:
Akun perlengkapan (saldonya di sisi debit).
Maka dihitung jumlah yang habis terpakai di sisi debit beban, yaitu
Rp500.000 – Rp200.000 = Rp300.000. Kemudian, catatlah akun beban
perlengkapan Rp300.000 di sisi debit dan kurangi jumlah akun
perlengkapan sejumlah Rp300.000 seterusnya dicatat di sisi kredit. Jurnal
penyesuaiannya adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2017 Beban perlengkapan Rp300.000


Desember

             Perlengkapan Rp300.000

b. Akun asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara


Rp360.000.
Data akhir periode: jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah
Rp120.000 yaitu untuk 4 bulan.
Analisis:
Akun asuransi dibayar di muka (saldonya di sisi debit), dicatat sebagai
harta. Yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlahnya yang
sudah menjadi beban (yaitu sejumlah yang sudah jatuh tempo/sudah
dijalani).
Beban asuransi sebesar Rp120.000 di sisi debit. Kemudian pada akun
asuransi dibayar di muka Rp120.000 dicatat di sisi kredit. Jurnal
penyesuaiannya adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2017 Beban asuransi Rp120.000


Desember

     Asuransi di bayar di muka Rp120.000

c. Akun peralatan menunjukkan saldo Rp3.000.000. Pada akhir periode:


peralatan disusutkan 10%.
Analisis:
Akun peralatan (saldo di sisi debit). Penyusutan peralatan 10% x
Rp3.000.000 = Rp300.000 dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di
sisi debit. Kemudian dalam akun akumulasi penyusutan peralatan di catat
Rp300.000 di sisi kredit untuk menampung setiap penyusutan peralatan
setiap tahunnya. Jurnal penyesuaiannya adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2017 Beban penyusutan peralatan Rp300.000


desember

       Akumulasi penyusutan peralatan Rp300.000

4. Akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah Rp1.800.000. Data akhir


periode dari pendapatan tersebut sebesar Rp200.000 layanan kepada
langganan belum dikerjakan.
Analisis:
Akun pendapatan jasa (saldo di sisi kredit). Jumlah pendapatan yang
belum menjadi pendapatan adalah Rp200.000 karena pekerjaan/layanan
kepada langganan belum dikerjakan. Jadi kurangkan akun pendapatan jasa
Rp200.000 dan dicatat di sisi debit. Kemudian catatlah ke dalam akun
pendapatan diterima di muka Rp200.000 di sisi kredit karena dianggap
sebagai utang. Jurnal penyesuaiannya adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2017 Pendapatan jasa Rp200.000


desember

         Pendapatan diterima di muka Rp200.000

Karena pentingnya pencatatan jurnal penyesuaian untuk melengkapi


laporan akun pada buku besar, maka tidak ada salahnya jika perusahaan
mempercayakan Jurnal software akuntansi  online untuk membantu
pencatatannya, terutama jika banyak sekali transaksi maupun akun yang
harus disesuaikan. Daftarkan perusahaan Anda pada Jurnal software
akuntansi online sekarang dan dapatkan free trial 14 hari dengan klik di
sini.

LANGKAH-LANGKAH
MENYUSUN
LAPORAN KEUANGAN
 ILMU  Uncategorized  January 21, 2017 10 Minutes

BAB I

LAGKAH-LANGKA UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN


1. Memeriksa Dokumen Sumber Dan Dokumen Pendukung

Dokumen sumber

Dokumen adalah bukti dari pristiwa ekonomi dan digunakan untuk memulai
pemrosesan transaksi. Adapun dokumen sumber adalah pristwa-pristiwa
ekonomi yang menimbulkan dokumen-dokumen yang diciptakan pada awal
transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk menangkap dan memformulasi
siklus transaksi.
Jenis Dokumen Sumber

Bukti Transaski Intern


 Bukti Kas Masuk
 Bukti Kas Keluar
 Memo

Bukti Transaksi Ekstern


 Faktur
 Kuitansi
 Nota
 Nota Debit
 Nota Kredit
 Cek

Prosedur Memeriksa Dokumen Sumber dan Dokumen Pendukung


 Perhatikan jenis dokumen
 Periksa tanggal dokumen
 Periksa [erusahaan yang mengeluarkan dokumen
 Periksa jenis transaksi dan jumlah transaksi yang tercantum dalam
dokumen
 Prosedur memeriksa otorisasi dokumen sumber
 Periksa nama otorisasi
 Periksa jabatan dan bagian otorisasi
 Periksa tanggal otorisasi
 Periksa cap dan tandatangan

2. Mencatat Dokumen Sumber Ke Dalam JurnalPengetahuan Yang Diperlukan


Dalam Mencatat Dokumen Sumber Ke Dalam Jurnal
Setelah memeriksa dokume sumber dan dokumen pendukung serta otorisator
dokumen, maka langkah selanjutnya adalah mencatat dokumen sumber ke
dalam jurnal.

Defeinisi Jurnal

Abdullah Shahab mendefinisikan jurna sebagai catatan pedahuluan atas


transaksi-transaksi sebelum dimasukan dalam perkiraan secara seimbang antara
debit dan kredit.

Fungsi Jurnal
 Fungsi pencatatan, artinya semua transkasi yang terjadi berdasakan bukti
dokumen yang ada harus dicatat seluruhnya
 Fungsi historis, artinya transaksi yang terjadi harus dicatat sesua urutan
waktu
 Fungsi analisis, artinya setiap transaski yang dicatat dalam jurnal harus
merupakan hasil analisis dari bukti-bukti transaksi
 Fungsi instruktif, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan intstruksi
atau perintah untuk melakukan posting debet/ kredit ke dalambuku besar
 Fungsi informaitf, artinya jurnal dapat memberikan informasi mengenai
transaski yang terjadi
 Jenis-Jenis Jurnal
 Jurnal umum (General Journal)
 Jurnal Khusus
 Jurnal Penyesuaian (Adjusment Journal)
 Jurnal Penutup (Closing Enteries)
 Jurnal Pembalik (Reversing Entries)
 Prosedur Mencatat Dokumen ke dalam Jurnal
 Tentukan apakah transaksi itu akan mempengaruhi aktiva, kewajiban,
modal, pendapatan atau beban
 Tentukan apakah transaksi merupakan penambahan atau pengurangan
 Tentukan apakah dicatat sebelah debit atau kredit
 Tahun ditulis dengan angka kecil pada bagian atas kiri kolom pertama,
bulan ditulis pada garis berikutnya pada kolom pertama juga. Namun bulan
ini dimsukan lagi untuk halaman baru atau pada permulaan bulan baru
 Hari terjadinya transaksi dicatat pada kolom kedua pda baris ertama
transaksi itu dilakukan
 Nama perkiraan yang akan di debitkan ditulis pada sisi paling kiri kolom
deskripsi dengan jumlah nominal transaksi ditulis pada kolom debit
 Nama perkiraan yang akan di kreditkan ditulis pada baris berikutnya
dengan letak sedikit kesebelah kanan, selanjutnya jumlah angka kredit
dimasukan dikolom jumlah sebelah kredit
 Penjelasan dari jurnal ditulis pada baris berikutnya dengan keterangan
yang jelas tapi singkat

Cara menentukan debit kredi perkiraan adalah seagai berikut


Golongan perkiraan Bertambah Berkurang

Harta Debit Kredit

Utang Kredit Debit

Modal Kredit Debit

Pendapatan Kredit Debit

Beban Debit Kredit

Jenis Akun

Akun adalah alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang


bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya.tujuan
penggunaan akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar
penyusunan laporan keuangan. Adapun sifat dan penggolongan akun adalah
sebagai berikut:
 Kelomponk perkiraan Rill atau Perkiraan Neraca, kelompok ini dapat
dapat digolongkan menjadi tiga yaitu harta (Asset), utang/
kewajiban (liability) dan Modal (capital).
 Kelompok perkiraan laba rugi dan perkiraan nominal yaitu perkiraan
pendapatan dan beban
 Pengkodean akun
 System numeric, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan
nomor (angka). Adapun jenis-jenis penomboran aun sebagai berikut:
 Kode nomor berurutan, dengan cara ini akun diberi nomor secara
berurutan sesuai dengan yang diinginkan.

 Kode kelompok, yaitu cara pemberian kode akun dengan memberikan


angka tertentu pada kelompok, golongan dan jenis akun.

 Kode blok, yaitu cara pemberian kode akun dengan menyediakan satu
blok angka untuk setiap kelompok akun

kelompok kode

Aktiva 100-199

Kewajiban 200-299

Ekuitas 300-399

Pendapatan 400-499

Beban 500-599
 System decimal, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan
sepuluh unit angka dari 0 sampai 9

 System menemonik, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan


symbol kelompok dan singkatan hurup awal akun yang bersangkutan

 System kombinasi hurup dan angka, yaitu pemberian kode akun dengan
memberikan gabungan hurup dan angka.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengaksesan terhadap dokumen
sumber dan pendukung maka dokumen tersebut harus darsipkan. Dokumen
diarsipkan berdasarkan jenisnya atau berdasarkan nomor akun/
rekeningnya.Mengarsipkan Dokumen Sumber Dan Pendukung

Untuk dokumen pembelian, penjualan diarsipkan berdasarkan nama


perusahaannya. Adapun penyusunannya dimulai dari tanggal yang termuda
hingga yang tertua. Dan dari bulan termuda hingga bulan tertua.

Dokumen keuangan dapat disimpan selama sepuluh tahun. Hal ini berkaitan
dengan pemeriksaan yang dilakukan berkaitan dengan keuangan dan pajak
perusahaan. Dokumen disimpan begitu telah dilakukan pejurnalan setiap
harinya.

Adapaun prosedur pengaksesan dokumen adalah sebagai berikut:


1. Arsip diakses berdasarkan kebutuhan dengan memperhatikan tanggal dan
jenis dokumen yang dibutuhkan
2. Untuk arsip yang diakses dicatat dalam buku log akses yang tersedia di
ruang penyimpanan dengan mengisi, nama pengakses, tanggal akses, jenis
arsip yang diakses dan tanggal pengembalian arsip
3. Arsip dikembalikan pada tempatnya sesuai dengan prosedur penyimpanan
dokumen
4. Mempersiapakan Buku Besar

Buku besar adalah kumpulan perkiraan-perkiraan untuk mencatat perubahan-


perubahan transaksi,dimana transaski yang memiliki sifat sama aka dilaporkan
sebagai satu kesatuan secara terperinci. Sedangkan buku besar pembantu adalah
buku besar yang digunakan untuk mencatat akun tertentu dan perubahan-
perubahannya secara terperinci. Fungsi buku besar pembantu adalah sebagai
rincian dari akun buku besar tertentu. Biasanya perusahaan mengunakan tiga
macam jenis buku beasar pembantu yaitu :
1. Buku besar pembantu piutang
2. Buku besar pembantu utang dagang
3. Buku besar pembantu persediaan barang

Ada dua jenis bentuk buku besar, yaitu:


1. Bentuk scontro, merupakan bentuk buku besar sebelah menyebelah atau
disebut dua kolom.

1. Bentuk Staffel, merupakan buku besar berbentuk halaman atau disebut


juga buku besar 4 kolom. Bentuk ini terdiri dari sisi debit dan sisi kredit

Dalam akuntansi ada istilah yang disebut dengan rekapitupasi jurnal,


rekapitulasi jurnal biasanya dilakukan untuk jurnal khusus yang bertujuan untuk
mempermudah dalam memposting jurnal khusus kepada buku besar utama.
Adapaun cara membuat rekapitulasi jurnal khusus yaitu:
1. Menetapkan akun-akun yang harus dikelompokan debit atau kredit
beserta jumlah uangnya
2. Memeriksa keseimbangan antara jumlah kredit dan debit masing-masing
jurnal khusus

Membukukan Jumlah Angka Dari Jurnal Ke Buku Besar

Setelah mempesiapak peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk


mengelola buku besar, selanjutnya dilakukan pembukuan jumlah angka dari
jurnal ke buku besar, langkah-langkahnya yaitu:
1. Mengidentifikasi akun-akun dalam buku besar yang diperlukan

 Periksa jurnal-jurnal yang telah dibuat


 Tentukan akun-akun/ rekening yang terlibat
 Buat buku besar untuk setiap akun yang terrlibat

1. Membukukan jumlah yang ada pada buku besar


 Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur perkiraan yang
bersangkutan yang ada pada buku besar
 Pindahkan jumlah debit kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debit atau
kredit perkiraan buku besar
 Catat nomor kode akun ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda
jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar
 Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap
pemindah bukuan

6. Menyusun Daftar Saldo Akun Dalam Buku Besar

Setelah semua jurnal yang telah dilakukan diposting ke buku besar, maka
langkah selanjutnya adalah menysun daftar saldo akun dalam buku besar
1. Definisi daftar saldo akun, daftas saldo akun adalah suatu daftar yang
berisi saldo/ sisa yang diperoleh dari setiap buku besar pembantu. Tujuan
disusun daftar saldo ini untuk memudahkan perusahaan melihat gambaran
saldo-saldo setiap buku besar pembantu. Jumlah daftar saldo akun
menunjukan jumlah yang sama dengan buku besaar utama
2. Format daftar saldo akun

Tahapan akhir dari siklus akuntansi adalah menyusun laporan keuangan.


Adapun laporan keuangan yang disusun baik oleh perusahaan jasa maupun
perusahaan dagang adalah sama, yaitu: laporan laba rugi, laporan neraca/ posisi
keuangan, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Langkah awal yang
harus dilakukan dalam menyusun laporan keuangan adalah menyusun neraca
saldo dari buku besar yang telah dibahas sebelumnya.Caramemastikan
kebenaran saldo akun dalam buku besar kita dapat melihat buku besar pembantu
saatu demi satu.
1. Mencatat Jurnal Penyesuaian

1. Definisi neraca saldo, neraca saldo yaitu suatu daftar yang berisi saldo-
saldo sementara setiap akun buku besar pada suatu saat tertentu, yang
biasanya disusun pada akhir periode akuntansi. Tujuan dari neraca saldo
adalah untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debit dan saldo kredit.
Definisi Penyesuaian, penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses
pencatatan, perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan
jumlah yang sebenarnya.

1. Fungsi jurnal penyesuaian, yaitu untuk menetapkan saldo catatan akun


buku besar pada akhir periode sehingga sesuai dengan saldo rill dan untuk
menghitung bendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan
2. Akun-akun yang memerlukan penyesuaian
3. Perlengkapan karena pemakaian

Dicatat sebesar perlengkapan yang telah digunakan, jurnalnya yaitu

Beban perlengkapan                       xxx

Perlengkapan                           xxx

Sebagai contoh:

Akun perlengkapan pada neraca saldo menunjukan Rp 1.000.000 sedangkan


data akhir periode pada bukti memorial perlengkapan yang masih tersisa adalah
sebesar Rp 100.000

Perhitungan:

1.000.000-100.000 = 900.000 hal ini menunjukan jumlah pemakaian adalah


sebesar 900.000 maka jurnalnya adalah:

Beban perlengkapan                                   Rp 900.000

Perlengkapan                                                   Rp 900.000
1. Aktiva Tetap karena penyusutan

Divatat sebesar penyusutan atas aktiva tetap, jurnalnya adalah sebagai berikut:

Beban  penyusutan aktiva tetap                              xxx

Akumulasi penyusutan aktiva tetap                            xxx

Contoh:
Saldo akun peralatan adalah sebesar Rp 5.000.000 informasi akhir periode
penyusutan peralatan adalah sebesar Rp 500.000, mka jurnalnya adalah

Beban penyusutan aktiva tetap                               Rp 500.000

Akumulasi penyusutan aktiva tetap                                        Rp 500.000


1. Beban/ biaya dibayar dimuka karena waktu yang telah dijalani (deferral)

Dicatat sebesar beban/ biaya yang telah digunakan, jurnalnya adalah sebagai
berikut:

Biaya/beban                                                xxx

Biaya/beban dibayar dimuka                          xxx

Contoh:

Pada tanggal 1 desember 2015 dibayar asuransi untuk satu tahun sebesar Rp
6.000.000 dengan besaran premi perbulan  adalah sebesar Rp 500.000, maka
jurnal penyesuaiannya adalah:

Biaya asuransi                                 Rp 500.000

Asuransi dibayar dimuka                                Rp 500.000


1. Pendapatan karena ada endapatan yang belum diperhitungkan atau
penerimaan yang belum menjadi pendapatan (Defferal)

Contoh:

Perusahaan melakukan service terhadap computer sebesar Rp 1.000.000 pada


awal bulan, yang akan dibayarkan pada akhir bulan. Pada saat terjadi transaksi
pada awal bulan tidak dilakukan pencatatn. Pencatatn dilakukan pada akhir
bulan, dengan jurnal:

Piutang usaha                                              Rp 1.000.000

Pendapatan service                                                     Rp 1.000.000


1. Beban, karena ada beban yang belum dierhitungkan atau pembayaran
yang belum menjadi beban (Accrual)
Jurnalnya adalah sebagai berikut:

Beban/ biaya                       xxx

Utang beban/biaya                  xxx

Contoh:

Pada tanggal 31 terdapat bukti memorial yang menyatakan bahwa masih harus
dibayar gaji untuk bulan berikutnya sebesar Rp 4.000.000

Jurnalnya adalah:

Beban gaji                           Rp 4.000.000

Utang gaji                                           Rp 4.000.000


1. Pendapatan diterima dimuka karena berjalannya waktu atau
diserahkannya prestasi pada pelanggan (accrual)

Jurnalnya yaitu:

Pendapatan diterima dimuka                      xxx

Pendapatan                                                     xxx

Contoh:

Telah diterima pendapatan dimuka untuk pesanan barang sebesar Rp 2.000.000

Jurnal:

Pendapatan diterima dimuka          Rp 2.000.000

Pendapatan                                                     Rp 2.000.000


1. Persediaan barang dagang

Ada dua macam pendekatan yang dilakukan dalam melakukan pencatatan jurnal
penyesuaian sisitem periodic, yaitu:
 Menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi
Pada waaktu dilakukan penghitungan yang mempengaruhi laba rugi adalah
persediaan awal dan persediaan akhir, maka jurnalnya adlah sebagai berikut:

Ikhtisar laba rugi                                           xxx

Persediaan barang dagang (awal)                   xxx

Persediaan barang dagang (akhir)                 xxx

Ikhtisar laba rugi                                             xxx


 Menggunakan pendekatan harga pokok penjualan

ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:


 Persediaan barang dagang awal

Jurnalnya adalah

Harga pokok penjualan                                    xxx

Persediaan barang dagang (awal)                   xxx


 Pembelian

Jurnalnya adalah:

Harga pokok penjualan                                    xxx

Pembelian                                                        xxx
 Biaya angkut

Harga poko penjualan                                      xxx

Biaya angkut pembelian                                  xxx


 Return pembelian

Return pembelian                                             xxx

Harga pokok penjualan                                   xxx


 Potongan pembelian

Potongan pembelian                                        xxx

Harga pokok penjualan                                   xxx


 Persediaan barang dagang akhir

Persediaan barang dagang (akhir)                    xxx

Harga pokok penjualan                                   xxx


1. Cara mencatat jurnal penyesuaian

Mencatat jurnal penyesuaian seperti halnya membuat jurnl pada umumnya,


informasi penyesuaian diperoleh dari dokumen sumber penyesuaian. Dokumen
sumber penyesuaian biasanya berbentuk bukti memorial yang dikeluarkan oleh
maneger akuntansi ataupun pihak yang memiliki kewenangan lainnya.
8. Menyajikan laporan

Setelah mencatat jurnal penyesuaian yang harus dilakukan dalam menyusun


laporan keuangan adalah tahapan menyajikan laporan.
1. Neraca lajur

Lembaran berlajur yang dirancang untuk mengikhtisarkan semua data akuntansi


sehingga memberikan gambaran tentang laba rugi perusahaan serta saldo harta,
utang dan modal perusaan.

Cara menyusun neraca lajur


1. Kolom noor dan nama akun untuk mencatat sesuai dengan nomor dan
nama akun buku besar
2. Kolom neraca saldo untuk mencatat saldo-saldo sementara setiap akun
buku besar dengan jumlah sisi debit dan sisi kredit harus sama atau balance
3. Kolom ayat penyesuaian adalah untuk mencatat semua ayat penyesuaian
pada akhir periode akuntansi yang biasnya dibuat secara terpisah dalam
bentuk jurnal umum. Bila dalam daftar akun neraca saldo belum ada, maka
dapat ditmbahkan akun baru diawahnya. Jumlah sisi debit dan kredit harus
balance
4. Kolom neraca saldo disesuaikan merupakan perpanduan antara kolom
neraca saldo dan ayat jurnal penyesuaian. Untuk akun yang tidak
mengalami penyesuaian langsung dipindahkan saja, sedangkan untuk akun
yang mengalami penyesuaian maka harus diperhitungkan dulu jumlah
antara neraca saldo dengan penyesuaian yang dilakukan. Baru setelah itu
dipindahkan
5. Kolom laba rugi berisi akun nominal yang berasal dari neraca saldo
disesuaikan yang terdiri dari akun pendapatan dan beban atau baiaya. Bila
jumlah sisi debit lebih besar daripada sisi kredit maka perusahaan
mendapatkan rugi besar. Namun jika sisi kredit lebih besar dari sisi debit
maka perusahaan mendapatka laba bersih
6. Kolom neraca adalah akun rill yang diperoleh dari neraca saldo
disesuaikan yang berisi akun harta, kewajiban dan modal. Selisih antara sisi
debit dan kredit merupakan penambahan atau pengurangan modal.
7. Laporan laba rugi

Laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan beban suatu perusahaan


pada periode tertentu. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan
perusahaan. Sedangkan beban adalah pengeluaran uang atau prestasi yang
diterima untuk menjalankan perusahaan atau proses produksi yang
dipergunakan dalam rangka mendapatkan hasil.
1. Bentuk laporan laba rugi umumnya ada 2 yaitu:
2. Staffel

1. Single step
2. Hadian

Laporan laba rugi

Per 31 desember 2015

Penjualan                                                                                                           Rp
25.000.000

Return penjualan dan potongan harga                        Rp 125.000

Potongan penjualan                                                         Rp 150.000


Rp     275.000

Penjualan bersih                                                                                                               


Rp 24.725.000

Pendapatan di luar usaha:

Pendapatan
bunga                                                                                           Rp      175.000

Rp 24.900.000

Harga pokok penjualan:

Persediaan awal                                                                Rp 4.600.000

Pembelian                                                           Rp 12.000.000

Return pembelian             Rp 175.000

Potongan pembelian        Rp 125.000

Rp      300.000

Pembelian bersih                                               Rp 11.700.000

Barang yang tersedia untuk dijual                Rp 16.300.000

Persedian akhir                                                  Rp   3.400.000

Harga pokok penjualan                                                                                  Rp


12.900.000

Laba kotor                                                                                                         Rp
12.000.000

Beban usaha:

Gaji penjualan                                                   Rp 395.000

Beban iklan                                                        Rp 125.000


Beban perlengkapan took                                               Rp 370.000

Beban penyusutan peralatan toko                                Rp 180.000

Beban gaji kantor                                             Rp 540.000

Beban listrik dan telepon                                 Rp 275.000

Beban perlengkapan kantor                           Rp 555.000

Beban asuransi                                                  Rp 260.000

Beban penyusutan perlengkapan kantor     Rp 245.000

Beban penyusutan gudang                             Rp 650.000

Beban bunga                                                     Rp 280.000

Jumlah beban usaha                                                                                        Rp


3.875.000

Laba bersih sebelum pajak                                                                             Rp


8.125.000

Pajak penghasilan
*)                                                                                        Rp    812.000

Laba bersih setelah dipotong pajak                                                              Rp


7.312.500

*) diperhitungan 10 % dari laba bersih


1. Multiple step
2. Hadian

Laporan laba rugi

Per 31 desember 2015

Penjualan                                                                                                          Rp
25.000.000
Return penjualan dan potongan harga                       Rp 125.000

Potongan penjualan                                                       Rp 150.000

Rp     275.000

Penjualan bersih                                                                                              Rp
24.725.000

Harga pokok penjualan:

Persediaan awal                                                                               Rp 4.600.000

Pembelian                                                         Rp 12.000.000

Return pembelian            Rp 175.000

Potongan pembelian       Rp 125.000

Rp      300.000

Pembelian bersih                                             Rp 11.700.000

Barang yang tersedia untuk dijual               Rp 16.300.000

Persedian akhir                                                Rp   3.400.000

Harga pokok penjualan                                                                                 Rp


12.900.000

Laba kotor                                                                                                        Rp
11.825.000

Beban penjualan:

Gaji penjualan                                                 Rp 395.000

Beban iklan                                                      Rp 125.000

Beban perlengkapan toko                             Rp 370.000


Beban penyusutan peralatan toko                              Rp 180.000

Rp 1.070.000

Beban administrasi dan umum

Beban gaji kantor                                           Rp 540.000

Beban listrik dan telepon                               Rp 275.000

Beban perlengkapan kantor                         Rp 555.000

Beban asuransi                                                                Rp 260.000

Beban penyusutan perlengkapan kantor   Rp 245.000

Beban penyusutan gudang                           Rp 650.000

Rp 2.525.000

Jumlah beban usaha                                                                                      Rp


3.595.000

Laba usaha                                                                                                      Rp
8.230.000

Pendapatan diluar usaha:

Pendapatan bunga                                          Rp175.000

Beban diluar usaha:

Beban bunga                                                    Rp 280.000

Laba/ rugi di luar usaha                                                                                 Rp    


105.000

Laba bersih seblum pajak                                                                             Rp


8.125.000
Pajak penghasilan                                                                                           Rp   
812.500

Laba bersih setelah dipotong pajak                                                            Rp


7.312.500
1. Scontro

Bengkel mobil “Hadian Putra”

Laporan Laba Rugi

Per 31 desember 2015


2. Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu denganunsur-unsur harta, kewajiban/ utang
dan modal. Bentuk laporan neraca ada 2 yaitu:Neraca

1. Staffel

PT Hadian

Neraca

Per, 31 Desember 2015

Harta

Harta lancar:

Kas                                                                       Rp    687.500

Piutang dagang                                                  Rp 2.000.000

Persediaan barang dagangan                         Rp 3.400.000

Perlengkapan toko                                            Rp      80.000

Perlengkapan kantor                                        Rp      45.000

Asuransi dibayar dimuka                                                Rp 1.540.000


Jumlah harta lancar                                         Rp 8.252.000

Harta tetap:

Peralatan toko                                                   Rp 1.500.000

Akum. Penyusutan peralatan                         (Rp    330.000)

Rp 1.170.000

Peralatan kantor                                                               Rp 2.450.000

Akum. Penyusutas peralatan kantor            (Rp    485.000)

Rp 1.965.000

Gedung                                                                Rp 6.500.000

Akum. Penyusutan gedung                             (Rp 2.050.000)

Rp 4.450.000

Jumlah harta tetap                                                                                           Rp  


7.585.000

Jumlah harta                                                                                                      Rp
15.837.000

Kewajiban

Utang dagang                                                    Rp 2.800.000

Utang gaji                                                           Rp    135.0

Anda mungkin juga menyukai