Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan
data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir
seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai
bahasa bisnis.
Dalam dunia usaha, ilmu akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam
menjalankan operasi perusahaan tersebut, apabila ilmu akuntansi pada perusahaan
diterapkan dengan baik, maka perusahaan dapat lebih profesional dan bijaksana
dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil benar-benar
menunjang keberhasilan usaha.
Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accounting
(AICPA) dalam Ahmed Riahi Balkaoui mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang dan penginterprestasikan hasil tersebut (Balkaoui, 2000:37).
Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess
pengertian akuntansi adalah sebagai berikut: Akuntansi dapat didefinisikan sebagai
sistem akuntansi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Niswonger,
1999:6).
Menurut Sugiarto dan Suwardjono akuntansi dapat didefinisikan dari dua segi yaitu:
Pertama dari segi ilmu akuntansi yang berarti keseluruhan pengetahuan yang
bersangkutan dengan fungsi menghasilkan informasi keuangan suatu unit
organisasi kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Kedua dari segi proses atau kegiatannya akuntansi dapat diartikan
sebagai kegiatan pencatatan, penyortiran, penggolongan, pengikhtisaran,
peringkasan dan penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan cara
tertentu (Sugiarto, 1999:4).
Pengertian akuntansi menurut Accounting Principle Board (APB) Statement no. 4
dalam Sofyan Syafri Harahap sebagai berikut: Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa.
Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang,
mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
semakin besar kebutuhan untuk memahami konsep dan istilah akuntansi. Akuntansi
mempunyai peran penting dalam masyarakat modern dan secara umum dapat
dikatakan setiap pihak dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh akuntansi dengan
berbagai cara.
4. Profesi Akuntan
Akuntan adalah suatu profesi yang dapat dibandingkan dengan profesi hukum, dokter
ataupun insinyur. Perkembangan yang cukup cepat dalam bidang teknik dan teori
akuntansi, mengakibatkan terjadinya kenaikan jumlah orang yang berkecimpung
a.
b.
c.
d.
e.
dalam profesi ini. Faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ini antara lain karena:
jumlah perusahaan publik maupun nonpublik yang semakin banyak
banyaknya perusahaan yang bertambah maju
semakin kompleksnya bidang usaha perusahaan
semakin banyaknya peraturan perpajakan yang semakin rumit
semakin banyaknya perundang-undangan yang dikenakan pada badan usaha
Akuntan yang memberikan jasa akuntansi atas dasar honor atau para staf akuntan
yang bekerja padanya dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntan publik. Akuntan
yang bekerja pada perusahaan atau lembaga pemerintah atau sosial seperti kepala
pembukuan, kontroler dan internal auditor dikatakan berkecimpung dalam bidang
akuntansi privat (swasta).
Seperti halnya ilmu sosial lain, akuntansi juga mengenal spesialisasi yang timbul
karena adanya kemajuan teknologi, perekonomian dan sebagainya. Bidang spesialisasi
akuntansi antara lain meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi
manajemen, auditing, sistem akuntansi, akuntansi sosial, akuntansi pemerintahan,
dan sebagainya. Beberapa di antaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Akuntansi Keuangan
Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan
atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari basil pencatatan
tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan
pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan untuk kepentingan ekstern. Dengan demikian diharapkan pemakai dan
penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab
mereka menggunakan acuan atau "bahasa" yang sama yaitu Standar Akuntansi
Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini mulai diterapkan di Indonesia tahun 1994,
menggantikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.
b. Auditing
Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap suatu laporan
keuangan. Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam melaksanakan
pemeriksaan, yaitu memeriksa bukti-bukti yang mendukung catatan akuntansi dan
laporan keuangan serta memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan
keuangan yang diperiksa tersebut. Laporan keuangan dikatakan wajar kalau disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sebetulnya bidang ilmu
auditing ini merupakan disiplin tersendiri terpisah dari ilmu akuntansi, namun auditing
memiliki hubungan erat dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli dalam
akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor tidak akan
mampu menjalankan pemeriksaan.
c. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan
pengendalian biaya. Bidang ini terutama bersangkutan dengan biaya produksi pada
perusahaan "manufaktur", tetapi dewasa ini biaya distribusi memperoleh perhatian
yang semakin meningkat. Salah satu fungsi utama dari akuntan biaya adalah
mengumpulkan dan menafsirkan data biaya (baik biaya sesungguhnya maupun biaya
yang akan terjadi) bagi manajemen untuk tujuan pengendalian biaya dan
perencanaan.
d. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen (mencakup juga akuntansi biaya) menggunakan biaya historis
dan biaya taksiran guna membantu manajemen di dalam menjalankan kegiatan dan
perencanaan. Bidang ini berhadapan dengan masalah khusus yang dihadapi oleh setiap
jenjang manajemen dari suatu organisasi. Akuntansi manajemen sering kali
dihadapkan pada masalah pemilihan berbagai altematif tindakan dan membantu
memilih alternatif yang paling baik, yang harus diambil oleh pengelola perusahaan.
masjid, sekolah dan sebagainya. Suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam
bidang ini adalah adanya peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi
tersebut di atas. Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan
akuntansi pemerintahan harus menggunakan standar akuntansi pemerintahan.
i. Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi dan sulit untuk dijelaskan
dengan singkat. Ada kecenderungan dari masyarakat meminta profesi akuntan untuk
mengukur biaya sosial dan manfaatnya yang sebetulnya dikatakan sulit dilaksanakan.
Salah satu tugas dari bidang ini misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai
bagian dari studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien, tidak
hanya menyangkut fasilitas perdagangan saja tetapi juga mempertimbangkan masalah
lingkungan bagi masyarakat.
j. Tata Buku dan Akuntansi
Sering orang bingung membedakan istilah tata buku dan akuntansi. Hal ini terjadi
karena memang keduanya berhubungan erat. Tata buku adalah pencatatan data
perusahaan dengan cara-cara tertentu. Pemegang buku mungkin bertanggung jawab
terhadap seluruh penyelenggaraan pencatatan dari suatu perusahaan atau mungkin
hanya bertanggung jawab terhadap sebagian kecil saja seperti pada masalah
pencatatan piutang. Sebagian besar pekerjaan dalam tata buku menyangkut masalah
tulis menulis saja dan secara bertahap telah dapat dicapai dengan menggunakan
komputer. Akuntansi terutama bersangkutan dengan masalah perancangan sistem
pencatatan, penyusunan laporan berdasarkan data yang dicatat dan penafsiran
laporan. Akuntan sering membimbing dan menilai pekerjaan penata buku. Pekerjaan
akuntan pada awalnya mungkin mencakup pekerjaan penata buku. Dalam setiap hal,
akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman konsepsi dan keahlian
analitis yang lebih tinggi dibandingkan dengan piata buku.
Pengetahuan tentang basil kegiatan masa lalu merupakan hal yang berguna untuk
perencanaan di masa mendatang. Perbandingan antara pelaksanaan yang lalu dengan
kegiatan sekarang dapat menunjukkan adanya perkembangan yang baik ataupun
perkembangan yang tidak menguntungkan. Sebagai contoh kenaikan volume penjualan
barang atau jasa merupakan indikasi yang menguntungkan. Tetapi jika kenaikan ini
disertai dengan kenaikan biaya yang relatif besar tentu saja hasilnya akan merugikan.
Faktor-faktor relevan yang menyebabkan hasil yang merugikan ini harus
dipertimbangkan dalam perencanaan untuk kegiatan mendatang. Dalam menjalankan
kegiatan sehari-harinya, manajemen sering mendasarkan diri pada data akuntansi.
Sebagai contoh, manajemen perlu mengetahui berapa jumlah utang yang harus
dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar. Semua ini dapat
diketahui dari catatan akuntansi. Manajemen juga tergantung pada catatan dan
laporan akuntansi apabila ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya
dengan tujuan yang direncanakan. Sebagai contoh anggaran pendapatan dan biaya
tidak akan bermanfaat apabila tidak dibandingkan dengan pelaksanaan sesungguhnya.
Pemakaian informasi akuntansi tidak hanya terbatas pada manajemen saja. Pemilik
(pemegang saham) atau calon pemilik mengharapkan untuk diberi tahu secara berkala
mengenai profitabilitas (kemampulabaan) dan status keuangan perusahaan agar dapat
melakukan penilaian terhadap investasinya. Kreditur dan pemasok membutuhkan
informasi tentang keuangan dari perusahaan sebelum melakukan pemberian
kreditnya. Berbagai instansi pemerintah pusat ataupun daerah membutuhkan laporan
keuangan sehubungan dengan masalah perpajakan seperti pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, pajak pembangunan dan sebagainya.
konsep dasar. Berikut akan dibahas dua konsep dasar yang digunakan dalam praktik
akuntansi.
a. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi
dilakukan pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah
entitas. Entitas ini mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha ( seperti
perusahaan perseorangan, firma, perseroan, koperasi, perusahaan negara, dan
sebagainya); unit pemerintahan (seperti pemerintah daerah, kecamatan, proyek,
sekolah, universitas, rumah sakit, dan sebagainya), dan lembaga-lembaga sosial yang
lain (seperti mesjid, gereja, klub sepak bola, organisasi politik, organisasi sosial) dan
sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari para pemiliknya atau siapa
pun juga. Dengan demikian suatu entitas dianggap dapat melakukan transaksi, dapat
memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum yang lain. Objek dari akuntansi
keuangan (selanjutnya disebut dengan akuntansi saja) adalah transaksi. Seluruh
transaksi dari entitas ini dicatat, dianalisis dan diikhtisarkan untuk kemudian
digunakan sebagai dasar penyusunan laporan berkala.
Transaksi adalah setiap kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan adanya
perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi. Sebagai contoh
pembayaran tagihan telepon, pembelian barang dagangan, penjualan jasa adalah
contoh dari transaksi antara perusahaan dengan pihak luar (transaksi ekstern). Selain
itu ada juga bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (transaksi
intern). Contoh dari transaksi intern ini antara lain pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, depresiasi (penyusutan), pembentukan cadangan dan sebagainya.
b. Prinsip Harga Pokok (Cost)
Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi
tersebut terjadi. Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli
dari barang tersebut, biarpun rnungkin harga barang atau jasa di pasar berubah.
Misalnya tanggal 1 Mei perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga 50 juta
rupiah. Tanah tersebut akan dicatat dengan harga 50 juta rupiah, biarpun setelah
transaksi pernbelian harga tanah berubah menjadi 60 juta rupiah. Cara pencatatan ini
menggunakan prinsip historical cost (harga historis). Penentuan harga pokok yang
terjadi dan penghasilan yang diperoleh merupakan hal yang fundamental dalam
akuntansi. Dalam transaksi antara pembeli dan penjual kedua belah pihak selalu
berusaha untuk menentukan harga yang paling menguntungkan dan hanya harga yang
telah disepakati merupakan harga yang cukup objektif untuk tujuan akuntansi. Jika
harga dicatat dengan harga yang selalu disesuaikan dengan harga penawaran,
penilaian atau taksiran, maka laporan akuntansi menjadi tidak stabil, kurang dapat
dipercaya dan menjadi tidak berguna.
Semua transaksi perusahaan mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang
paling kompleks dapat dinyatakan pengaruhnya terhadap tiga elemen dasar dari
persamaan akuntansi tersebut.
Transaksi yang mengakibatkan perubahan aktiva, utang dan modal pada persamaan
akuntansi dapat digambarkan dalam contoh-contoh sebagai berikut: Misalkan Pak
Handoko mendirikan usaha transportasi yang diberi nama "Usaha Angkutan Handoko"
yang selanjutnya disingkat" "UA Handoko". Transaksi-transaksi yang terjadi selama
bulan pertama (Oktober) dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Transaksi (a)
Pak Handoko mengambil Tabungannya sebesar Rp 8.000.000,- guna dipakai untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Akibat dari transaksi ini akan menambah aktiva
perusahaan berupa kas dan di lain pihak akan menambah modal dengan jumlah yang
sama. Sesudah transaksi tersebut terjadi persamaan akuntansi pada "UA Handoko"
akan tampak sebagai berikut:
Aktiva
= Ekuitas
Kas
= Modal Handoko
Rp 8.000.000,00
= Rp 8.000.000,00
Perlu dicatat di sini bahwa persamaan tersebut adalah persamaan untuk usaha
Handoko yaitu perusahaan angkutan "UA Handoko". Dengan demikian harta rumah
tangga pribadi Handoko tidak ikut dicantumkan dalam persamaan ini. Dalam hal ini
perusahaan diperlakukan sebagai entitas tersendiri, memiliki aktiva berupa kas Rp
8000.000,- dan memiliki ekuitas berupa modal sebesar Rp 8.000.000,- pula.
Transaksi (b)
Transaksi berikut adalah Pak Handoko membeli sebuah mobil untuk digunakan sebagai
alat pengangkutan seharga Rp 5.000.000,00 yang dibayar tunai. Transaksi ini
mengubah komposisi aktiva tetapi tidak mengubah jumlah totalnya. Elemen-elemen
persamaan sebelum dan sesudah transaksi ini tampak sebagai berikut:
Aktiva
Kas
Saldo
Saldo
= Ekuitas
+ Alat Angkutan
8.000.000,00
= Modal Handoko
= 8.000.000,00
(5.000.000,00)
+ 5.000.000,00
3.000.000,00
+ 5.000.000,00
= 8.000.000,00
Transaksi di atas juga tidak mengubah keseimbangan antara aktiva dan ekuitas.
Komposisi aktiva berubah, sekarang terdiri atas Kas Rp3.000.000,00 dan Alat Angkutan
Rp5.000.000,00.
Transaksi (c)
Selama bulan tersebut Handoko membeli bensin, oli dari berbagai pihak yang akan
dibayar kemudian, seluruhnya berjumlah Rp385.000,00. Jenis transaksi ini dikenal
dengan nama pembelian secara kredit dan utang yang timbul disebut utang dagang
(utang usaha). Dalam praktik setiap pembelian akan dicatat pada saat terj adinya dan
untuk itu digunakan catatan terpisah untuk setiap kreditur. Efek dari transaksi ini
akan menambah aktiva dan menambah utang dagang masing-masing sebesar
Rp385.000,00.
Aktiva
Kas
Saldo
3.000.000,00
Ekuitas
+ Alat Angkutan
+ 5.000.000,00
385.000,00
Saldo
3.000.000,00
= 385.000,00
+ 5. 000. 000' 00
+ 385.000,00
= 385.000,00 + 8.000.000,00
Transaksi (d)
Selama bulan tersebut telah dibayar utang kepada kreditur sebanyak Rp250.000,00.
Transaksi ini akan mengurangi jurnlah aktiva maupun utang, sehingga persamaan
akuntansinya menjadi sebagai berikut:
Aktiva
Kas
=
+ Alat Angkutan
Ekuitas
+ Bensin & Oli + Piutang Usaha
Handoko
Saldo
3.000.000,00
+ 5.000.000,00
+ 385.000,00
= 385.000,00
8.000.000,00
(250.000,00)
Saldo
2.650.000,00
= (250.000,00)
+ 5.000.000,00
+ 385.000,00
= 135.000,00
8.000.000,00
Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencari laba atau dengan kata lain ingin
menambah jumlah ekuitasnya (modal pemiliknya). Untuk itu perusahaan harus
melakukan kegiatannya yaitu menjual barang atau jasa. Penjualan barang atau jasa
dapat dilakukan hila perusahaan memiliki barang atau jasa itu, kalau tidak
memilikinya perusahaan harus mengusahakan untuk dapat memperolehnya. Usaha ini
tentu saja membutuhkan biaya (beban). Beban ini akhirnya akan dibandingkan dengan
pendapatannya untuk dapat menghitung pertambahan bersih modal pemilik. Dengan
demikian transaksi pendapatan (penjualan) akan menambah jurnlah modal pemilik,
sedangkan transaksi beban akan mengurangi modal pemilik. Kenaikan modal bersih ini
akan merupakan laba yang diperoleh untuk masa tersebut.
Transaksi (e)
Apabila selama bulan terse but transaksi pendapatan Usaha Angkutan Handoko adalah
sebagai berikut:
Pendapatan sewa mobil Rp600.000,00, yang Rp200.000,00 diterima per tunai (kas)
sedangkan sisanya (Rp400.000,00) baru akan dibayar sebulan lagi. Transaksi tersebut
menyangkut elemen kas, piutang usaha (tagihan) serta modal dan akan tampak dalam
persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aktiva
Kas
Saldo
Ekuitas
2.750.000,00
+ Modal Handoko
= 135.000,00
+ 8.000.000,00
+ 5.000.000,00 + 385.000,00
200.000,00
+ 400.000,00
600.000,00
(pendapatan)
Saldo
2.950.000,00
+ 5.000.000,00
+ 385.000,00
+ 400.000,00
= 135.000,00
+ 8.600.000,00
Transaksi (f)
Selama bulan tersebut dalam usahanya untuk memperoleh pendapatan sewa
perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar biaya-biaya sebagai berikut:
Pemakaian Bensin dan Oli
Rp 255.000,00
Rp 20.000,00
Rp 150.000,00
Rp 61.000,00
Rp 10.500,00
Rp 30.000,00
2.950.000,00
Ekuitas
+ 385.000,00
(255.000,00)
= 135.000,00
+ Modal Handoko
+ 8.600.000,00
(255.000,00)(B.Bensin
( 20.000,00)
( 20.000,00)(B.Sewa)
( 150.000,00)
(150.000,00)(B.Gaji)
( 61.000,00)
( 61.000,00)(B.Iklan)
( 10.500,00)
( 10.500,00)(B.Listrik)
&Oli)
( 30.000,00)
Saldo
2.678.500,00
Transaksi (g)
=
+ 5.000.000,00
+ 130.000,00
+ 400.000,00
( 30.000,00)(B.Gaji)
= 135.000,00
+ 8.073.500,00
2.678.500,00
Ekuitas
+ 130.000,00
( 125.500,00)
+ Modal Handoko
= 135.000,00
+ 8.073.500,00
( 125.500,00)(Prive
Handoko)
Saldo
2.553.000,00
+ 5000.000,00
+ 130.000,00
+ 400.000,00
= 135.000,00
+ 7.948.000,00
Cara pencatatan dengan cara di atas dikenal dengan istilah double entry system
(pencatatan ganda) yang ditulis dengan indah oleh pendeta Italia (Lucas Pacioli)
dalam bukunya "Summa de Arithmatica" pada abad 15. Cara ini yang sekarang dipakai
hampir di seluruh dunia dengan berbagai modifikasinya.
Menurut Sunyanto (1999), pengertian akuntansi itu adalah suatu tahapan proses
pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guna
pengambilan keputusan.
7. Akuntansi Anggaran -> rencana kegiatan untuk suatu periode, melalui catatan dan
ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan
rencananya.
8. Akuntansi pemerintahan -> bidang akuntansi yang menekankan pada pencatatan dan
pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial dengan peraturan dan
perundang-undangan yang mengikat lembaga-lembaga tersebut.
9. Akuntansi Sosial -> bidang ini bertugas untuk mengukur biaya sosial.
Konsep Dasar Akuntansi
1. Konsep Entitas/ Kesatuan Usaha (Business Entity Concept) -> konsep akuntansi yang
didasarkan pada entitas usaha, yaitu membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi
terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
2. Konsep Biaya/ Prinsip Harga Poko (Cost Concept) -> konsep akuntansi yang menyatakan
bahwa barang atau jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi
tersebut terjadi.
3. Dasar Akrual -> dasar ini digunakan untuk menentukan kapan suatu transaksi harus
dicatat (diakui).
4. Kelangsungan Usaha -> suatu entitas dijamin akan berlangsung terus, sehingga dapa
melakukan transaksi di masa yang akan datang.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau generally accepted accounting principles
(GAAP) merupakan sistem standar penilaian data keuangan suatu perusahaan dalam membuat
suatu laporan akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi ini dikembangkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) guna mengetahui perbandingan kinerja dan kondisi keuangan antar perusahaan.
Saat ini, Financial Accounting Standars Board (FASB) merupakan lembaga yang mempunyai
kewenangan di Amerika Serikat dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi.
PERSAMAAN AKUNTANSI
Pengaruh suatu transaksi terhadap persamaan akuntansi
Transaksi adalah suatu kejadian atau kondisi ekonomi yang secara langsung mempengaruhi
kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas.
Sedangkan yang disebut persamaan akuntansi adalah hubungan antara aktiva, kewajiban
(liabilities) dan modal pemilik (owner equity) yang dinyatakan dalam suatu persamaan. Unsurunsur persamaan akuntansi terdiri dari 3 (tiga) yaitu : aktiva, Utang (liabilities) dan modal
pemilik (owner equity).
AKTIVA = MODAL
Aktiva mungkin pula diperoleh dari pinjaman pihak luar, yaitu biasa disebut juga
Utang/Kewajiban, maka persamaan diatas akan berubah menjadi :
AKTIVA = UTANG + MODAL
Utang/Kewajiban sering juga disebut dengan Pasiva, maka persamaan tersebut menjadi :
AKTIVA = PASIVA
Persamaan akuntansi itu adalah keseimbangan antara sisi Aktiva (kiri) dan sisi Pasiva (kanan).
Pada dasarnya pengaruh perubahan atas transaksi keuangan berkisar pada :
Aktiva (assets) adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan memberikan
keuntungan bagi usaha tersebut di masa mendatang. Contohnya kas, piutang,
tanah/bangunan, kendaraan, peralatan dan lain-lain.
Utang (liabilities) adalah berupa Utang atau pinjaman yang harus dibayarkan kepada
pihak luar.
Modal pemilik (owner equity) adalah jumlah aktiva yang tersisa setelah dikurangi
kewajiban-kewajiban.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan (Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan
keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin
dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu
keputusan yang terbaik (Simon,1980).
Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktifis dimana individu atau organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi dari beberapa langkah alternatif untuk
mencapai tujuan tersebut (Gass, 1985). Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan
oleh pengambil keputusan.
Pengambilan keputusan adalah seorang individu yang tidak merasa puas dengan situasi yang ada
atau dengan prospek situasi mendatang dan yang mempunyai otoritas untuk berinisiatif dalam
mengambil langkah untuk menanggulangi keadaan tersebut (Kuswardani,2006).
Pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan
(Simon, 1980). Empat proses tersebut adalah :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk
mengertimasalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian,
evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat.
Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif
yang dipilih.
4. Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah
diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang
terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila
diperlukan perbaikan.
Menurut AF Stoner dalam Hasan (2002 : 9), Keputusan adalah pemilihan di antara
alternatif alternatif.
Menurut Warren, Reeve, Fess (2002 : M 301) ada beberapa alternatif dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan analisis diferensial untuk biaya
relevan :
1. Leasing or selling equipment.
2. Discontinuing an unprofitable segment.
3. Manufacturing or purchasing a needed part.
4. Replacing usable fixed assets.
5. Processing further or selling an intermediate product.
6. Accepting additional business at a special price.
a. Leasing or selling equipment
Manajemen perusahaan seringkali dihadapkan pada pilihan menyewakan atau
menjual peralatan yang sudah tidak dibutuhkan lagi dalam kegiatan operasional
perusahaan. Untuk memutuskan pilihan mana yang terbaik, manajemen dapat
menggunakan
analisis
diferensial.
Misalnya
sebuah
perusahaan
A
mempertimbangkan akan membuang sebuah peralatan seharga $200,000 dengan
akumulasi penyusutan $120,000. Perusahaan A dapat menjual peralatan tersebut
melalui perantara dengan harga $100,000 dikurangi komisi penjualan 6%.
Jika biaya memproduksi sendiri sebesar $280 secara langsung dibandingkan dengan
biaya membeli sebesar $240, keputusannya adalah membeli panel instrumen.
Tetapi, jika ada kapasitas yang dapat digunakan untuk memproduksinya, tidak akan
ada kenaikan dari total biaya tetap overhead pabrik. Melainkan hanya biaya
variabel overhead pabrik yang perlu dipetimbangkan.
diproses lebih lanjut untuk menghasilkan pertamax yang dapat dijual dengan harga
$1.25 per liter. Pertamax membutuhkan biaya proses tambahan sebesar $650 dan
premium akan mengalami penyusutan sebesar 20% selama proses produksi.
2. Jenis-jenis keputusan
Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan
kriteria yang diinginkan. Berdasarkan kriteria yang menyertainya tersebut,
pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi (Hasan 2002 : 17) :
Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh pengambil keputusan.
Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang
lengkap.
Pada kondisi ini keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti, bedanya
dalam kondisi ini ada informasi atau data yang mendukung dalam membuat
keputusan berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan.
Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu.
Manajer lini pertama memegang jabatan seperti manajer kantor, shift supervisor
atau manajer departemen. Tanggung jawab utamanya adalah mengelola kinerja
dari karyawan tingkat dasar yang bertugas langsung untuk memproduksi barang
dan jasa.
Manajer lini pertama juga membuat jadwal rinci dan rencana operasi berdasarkan
perencanaan jangka menengah dari manajemen tingkat menengah. Manajer lini
pertama terlibat dalam menyusun rencana dan tindakan yang memberikan hasil ke
depan.
b. Manajer Menengah
c. Manajer Puncak
Manajer puncak adalah eksekutif yang bertanggung jawab terhadap segenap
pengerahan organisasi. Untuk itu para manajer puncak memerlukan informasi yang
mendukung keputusan-keputusan yang berdampak jangka panjang terhadap
organisasi perusahaan.
Istilah yang sering digunakan untuk manajer puncak ini adalah direktur, presiden
direktur, wakil presiden senior, dan sebagainya.
Mendefinisikan masalah
Menimbang kriteria
a. Mendefinisikan masalah
Langkah
pertama
dalam
pengambilan
keputusan
adalah
mengenali
(mengidentifikasi) dan menentukan (mendefinisikan) masalah. Masalah adalah
terdapatnya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan keadaan yang
dihadapi.
c. Menimbang kriteria
Setelah mengenali kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah menentukan
kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Banyak jumlah model
matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya
memerlukan pengambil keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria
keputusan. Selain itu dapat menggunakan perbandingan mutlak (absolute
comparisons), dimana setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standard)
atau tingkatan atas manfaatnya sendiri.
Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons), dimana masingmasing patokan dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap patokan lain.
Beranda /
Metodologi /
Masalah yang rumit dan tidak mudah dicari solusinya karena kompleks dan pengambil keputusan
tidak memiliki pengalaman untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Contoh: Pada masalah nomor dua, pilot tidak mengenal daerah sekitar dan petanya hilang.