Anda di halaman 1dari 36

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan
data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir
seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai
bahasa bisnis.
Dalam dunia usaha, ilmu akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam
menjalankan operasi perusahaan tersebut, apabila ilmu akuntansi pada perusahaan
diterapkan dengan baik, maka perusahaan dapat lebih profesional dan bijaksana
dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil benar-benar
menunjang keberhasilan usaha.
Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accounting
(AICPA) dalam Ahmed Riahi Balkaoui mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang dan penginterprestasikan hasil tersebut (Balkaoui, 2000:37).
Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess
pengertian akuntansi adalah sebagai berikut: Akuntansi dapat didefinisikan sebagai
sistem akuntansi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Niswonger,
1999:6).
Menurut Sugiarto dan Suwardjono akuntansi dapat didefinisikan dari dua segi yaitu:
Pertama dari segi ilmu akuntansi yang berarti keseluruhan pengetahuan yang
bersangkutan dengan fungsi menghasilkan informasi keuangan suatu unit
organisasi kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Kedua dari segi proses atau kegiatannya akuntansi dapat diartikan
sebagai kegiatan pencatatan, penyortiran, penggolongan, pengikhtisaran,
peringkasan dan penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan cara
tertentu (Sugiarto, 1999:4).
Pengertian akuntansi menurut Accounting Principle Board (APB) Statement no. 4
dalam Sofyan Syafri Harahap sebagai berikut: Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa.
Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang,
mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara beberapa


alternatif (Harahap, 2005:4).
Dari definisi diatas akuntansi mengandung dua hal. Pertama, akuntansi memberikan
jasa, maksudnya kita harus memanfaatkan sumbersumber yang ada (misalnya :
sumber daya alam, tenaga kerja dan kekayaan keuangan) dengan bijaksana
sehingga kita dapat memaksimalkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,
semakin baik system akuntansi yang mengukur dan melaporkan biaya penggunaan
sumber daya tersebut, maka akan semakin baik juga keputusan yang di ambil untuk
mengalokasikannya. Kedua, akuntansi menyediakan informasi kauangan yang
bersifat kuantitatif yang di gunakan dalam kaitannya dengan evaluasi kualitatif
dalam membuat perhitungan. Sehingga informasi masa lalu yang disediakan akan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi masa mendatang.

Ruang Lingkup Akuntansi

Akuntansi sering disebut dengan "bahasa bisnis", karena akuntansi adalah


sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah
perusahaan. Adanya perkembangan perusahaan yang pesat mengakibatkan semakin
bertambah kompleksnya bahasa perusahaan. Akuntansi digunakan untuk mencatat dan
menafsirkan data ekonomi agar dapat digunakan oleh pengusaha, investor (pemegang
saham dan kreditur), pemerintah dan lembaga lainnya untuk pengambilan suatu
keputusan. Keputusan yang baik harus didasarkan pada informasi yang handal, dengan
demikian distribusi dan alokasi sumber-sumber daya yang langka dapat dilakukan
dengan efisien dan efektif.

Akuntansi mempunyai hubungan erat dengan proses pencatatan, pemilihan dan


pengikhtisaran data transaksi entitas (unit ekonomi), serta penafsiran hasilnya. Data
tersebut sebagian besar mencakup masalah
keuangan dan dinyatakan dalam bentuk rupiah. Akuntansi juga mencakup masalah
pelaporan dan penafsiran data. Secara luas akuntansi didefinisikan sebagai berikut :
Proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Berdasarkan
definisi tersebut secara tersirat diharapkan para akuntan mempunyai wawasan yang
luas mengenai lingkungan sosial ekonomi. Oleh sebab itu struktur dasar akuntansi
dipengaruhi faktor-faktor seperti situasi politik, kebudayaan, jenis dan sifat barang
atau jasa yang dijual dan pengaturan mengenai hak milik.

1. Sifat-sifat Informasi Akuntansi


Informasi akuntansi terutama berisi data keuangan dari transaksi perusahaan yang
diungkapkan dalam satuan uang. Pencatatan data transaksi historis dapat dilakukan
dengan pensil, pena atau dengan berbagai jenis mesin atau komputer. Catatan
transaksi kurang bermanfaat untuk dijadikan dasar suatu keputusan. Oleh karena itu,
catatan data harus disortir dan diikhtisarkan sebelum dapat dibuat sebagai suatu
laporan yang berguna.

2. Pemakai Laporan Keuangan

Akuntansi menyediakan teknik untuk mengumpulkan data ekonomi dan


menyampaikannya kepada berbagai pihak yang memerlukannya. Penanam modal
membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan.
Kreditur dan supplier perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan
dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga
pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna
keperluan perpajakan dan perundangundangan. Karyawan dan organisasi karyawan
juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat
mereka bekerja. Orang-orang yang paling tergantung dan paling tersangkut dengan
hasil akhir akuntansi adalah pengelola perusahaan (manajemen), yaitu pihak yang
bertanggung jawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan. Jenis dan macam
data yang dibutuhkan oleh pengelola akan berbeda-beda tergantung pada besar
kecilnya dan jenis usaha perusahaan. Manajer pada perusahaan kecil mungkin hanya
membutuhkan sedikit informasi akuntansi. Namun bila perusahaan bertambah besar
dan kompleks maka manajer semakin sedikit melakukan kegiatan operasional seharihari. Demikian juga informasi dari suatu usaha perbankan akan berbeda dengan usaha
manufaktur. Sering kali perbankan diminta untuk membuat laporan untuk memenuhi
ketentuan Bank Indonesia, sedangkan usaha manufaktur tidak. Akibatnya informasi
berbagai aspek dari perusahaan harus disediakan oleh akuntansi. Informasi yang
penting bagi seseorang tidak harus sama dengan informasi bagi orang lain. Akan tetapi
sekali akuntan tahu akan kebutuhan informasi yang relevan bagi pemakai, maka
akuntan dapat menyediakan jaringan informasi yang dapat dipakai oleh pengelola
atau pihak lain untuk mengambil keputusan atau pertimbangan.

3. Hubungan antara Akuntansi dan Bidang Lain


Seseorang yang berkecimpung dalam bidang pemasaran, keuangan, produksi,
personalia dan sebagainya tidak perlu ahli dalam bidang akuntansi. Akan tetapi
pekerjaan mereka akan lebih berhasil bila mereka memahami dengan baik prinsipprinsip akuntansi. Setiap tingkat jabatan dalam perusahaan akan selalu mempunyai
hubungan dengan masalah akuntansi. Semakin tinggi tingkat kedudukan seseorang,

semakin besar kebutuhan untuk memahami konsep dan istilah akuntansi. Akuntansi
mempunyai peran penting dalam masyarakat modern dan secara umum dapat
dikatakan setiap pihak dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh akuntansi dengan
berbagai cara.

4. Profesi Akuntan

Akuntan adalah suatu profesi yang dapat dibandingkan dengan profesi hukum, dokter
ataupun insinyur. Perkembangan yang cukup cepat dalam bidang teknik dan teori
akuntansi, mengakibatkan terjadinya kenaikan jumlah orang yang berkecimpung
a.
b.
c.
d.
e.

dalam profesi ini. Faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ini antara lain karena:
jumlah perusahaan publik maupun nonpublik yang semakin banyak
banyaknya perusahaan yang bertambah maju
semakin kompleksnya bidang usaha perusahaan
semakin banyaknya peraturan perpajakan yang semakin rumit
semakin banyaknya perundang-undangan yang dikenakan pada badan usaha
Akuntan yang memberikan jasa akuntansi atas dasar honor atau para staf akuntan
yang bekerja padanya dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntan publik. Akuntan
yang bekerja pada perusahaan atau lembaga pemerintah atau sosial seperti kepala
pembukuan, kontroler dan internal auditor dikatakan berkecimpung dalam bidang
akuntansi privat (swasta).

5. Bidang Spesialisasi Akuntansi

Seperti halnya ilmu sosial lain, akuntansi juga mengenal spesialisasi yang timbul
karena adanya kemajuan teknologi, perekonomian dan sebagainya. Bidang spesialisasi
akuntansi antara lain meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi
manajemen, auditing, sistem akuntansi, akuntansi sosial, akuntansi pemerintahan,
dan sebagainya. Beberapa di antaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Akuntansi Keuangan
Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan
atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari basil pencatatan
tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan
pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan untuk kepentingan ekstern. Dengan demikian diharapkan pemakai dan
penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab
mereka menggunakan acuan atau "bahasa" yang sama yaitu Standar Akuntansi

Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini mulai diterapkan di Indonesia tahun 1994,
menggantikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.
b. Auditing
Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap suatu laporan
keuangan. Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam melaksanakan
pemeriksaan, yaitu memeriksa bukti-bukti yang mendukung catatan akuntansi dan
laporan keuangan serta memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan
keuangan yang diperiksa tersebut. Laporan keuangan dikatakan wajar kalau disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sebetulnya bidang ilmu
auditing ini merupakan disiplin tersendiri terpisah dari ilmu akuntansi, namun auditing
memiliki hubungan erat dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli dalam
akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor tidak akan
mampu menjalankan pemeriksaan.
c. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan
pengendalian biaya. Bidang ini terutama bersangkutan dengan biaya produksi pada
perusahaan "manufaktur", tetapi dewasa ini biaya distribusi memperoleh perhatian
yang semakin meningkat. Salah satu fungsi utama dari akuntan biaya adalah
mengumpulkan dan menafsirkan data biaya (baik biaya sesungguhnya maupun biaya
yang akan terjadi) bagi manajemen untuk tujuan pengendalian biaya dan
perencanaan.
d. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen (mencakup juga akuntansi biaya) menggunakan biaya historis
dan biaya taksiran guna membantu manajemen di dalam menjalankan kegiatan dan
perencanaan. Bidang ini berhadapan dengan masalah khusus yang dihadapi oleh setiap
jenjang manajemen dari suatu organisasi. Akuntansi manajemen sering kali
dihadapkan pada masalah pemilihan berbagai altematif tindakan dan membantu
memilih alternatif yang paling baik, yang harus diambil oleh pengelola perusahaan.

Dalam akuntansi manajemen tidak dikenal suatu standar akuntansi manajemen.


Akuntan manajemen bebas menggunakan kreativitas dalam menyusun laporan
akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manajemen.
e. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan menekankan pada penyusunan SPT (Surat Pajak Terutang) dan
mempertimbangkan efek perpajakan dari suatu transaksi perusahaan atau alternatif
berbagai tindakan. Akuntan yang memilih spesialisasi ini harus memahami dan
mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku. Seorang akuntan perpajakan harus
dapat memberi usulan pemilihan transaksi perusahaan yang mengakibatkan beban
pajak terkecil bagi perusahaan, tanpa melanggar aturan perpajakan yang berlaku.
f. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah bidang yang menyangkut masalah perancangan prosedur,
metode, dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan. Akuntan
yang mengkhususkan dalam bidang ini akan merancang sistem dan prosedur yang
dapat melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin dapat dipercayai laporan
keuangan dengan biaya yang relative murah. Prinsip dasar yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan sistem akuntansi adalah bahwa biaya penyusunan
sistem harus lebih rendah daripada manfaat sistem tersebut. Sistem akuntansi yang
baik harus aman, murah dan cepat.
g. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran menyajikan rencana kegiatan keuangan untuk suatu periode,
melalui catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan
sesungguhnya dengan rencananya. Suatu kombinasi antara perencanaan dan
pengendalian, sering dianggap sebagai bagian dari akuntansi manajemen.
h. Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan ini menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi
dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial seperti rumah sakit, organisasi politik,

masjid, sekolah dan sebagainya. Suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam
bidang ini adalah adanya peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi
tersebut di atas. Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan
akuntansi pemerintahan harus menggunakan standar akuntansi pemerintahan.
i. Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi dan sulit untuk dijelaskan
dengan singkat. Ada kecenderungan dari masyarakat meminta profesi akuntan untuk
mengukur biaya sosial dan manfaatnya yang sebetulnya dikatakan sulit dilaksanakan.
Salah satu tugas dari bidang ini misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai
bagian dari studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien, tidak
hanya menyangkut fasilitas perdagangan saja tetapi juga mempertimbangkan masalah
lingkungan bagi masyarakat.
j. Tata Buku dan Akuntansi
Sering orang bingung membedakan istilah tata buku dan akuntansi. Hal ini terjadi
karena memang keduanya berhubungan erat. Tata buku adalah pencatatan data
perusahaan dengan cara-cara tertentu. Pemegang buku mungkin bertanggung jawab
terhadap seluruh penyelenggaraan pencatatan dari suatu perusahaan atau mungkin
hanya bertanggung jawab terhadap sebagian kecil saja seperti pada masalah
pencatatan piutang. Sebagian besar pekerjaan dalam tata buku menyangkut masalah
tulis menulis saja dan secara bertahap telah dapat dicapai dengan menggunakan
komputer. Akuntansi terutama bersangkutan dengan masalah perancangan sistem
pencatatan, penyusunan laporan berdasarkan data yang dicatat dan penafsiran
laporan. Akuntan sering membimbing dan menilai pekerjaan penata buku. Pekerjaan
akuntan pada awalnya mungkin mencakup pekerjaan penata buku. Dalam setiap hal,
akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman konsepsi dan keahlian
analitis yang lebih tinggi dibandingkan dengan piata buku.

6. Peranan Akuntansi dalam Masyarakat

Pengetahuan tentang basil kegiatan masa lalu merupakan hal yang berguna untuk
perencanaan di masa mendatang. Perbandingan antara pelaksanaan yang lalu dengan
kegiatan sekarang dapat menunjukkan adanya perkembangan yang baik ataupun
perkembangan yang tidak menguntungkan. Sebagai contoh kenaikan volume penjualan
barang atau jasa merupakan indikasi yang menguntungkan. Tetapi jika kenaikan ini
disertai dengan kenaikan biaya yang relatif besar tentu saja hasilnya akan merugikan.
Faktor-faktor relevan yang menyebabkan hasil yang merugikan ini harus
dipertimbangkan dalam perencanaan untuk kegiatan mendatang. Dalam menjalankan
kegiatan sehari-harinya, manajemen sering mendasarkan diri pada data akuntansi.
Sebagai contoh, manajemen perlu mengetahui berapa jumlah utang yang harus
dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar. Semua ini dapat
diketahui dari catatan akuntansi. Manajemen juga tergantung pada catatan dan
laporan akuntansi apabila ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya
dengan tujuan yang direncanakan. Sebagai contoh anggaran pendapatan dan biaya
tidak akan bermanfaat apabila tidak dibandingkan dengan pelaksanaan sesungguhnya.
Pemakaian informasi akuntansi tidak hanya terbatas pada manajemen saja. Pemilik
(pemegang saham) atau calon pemilik mengharapkan untuk diberi tahu secara berkala
mengenai profitabilitas (kemampulabaan) dan status keuangan perusahaan agar dapat
melakukan penilaian terhadap investasinya. Kreditur dan pemasok membutuhkan
informasi tentang keuangan dari perusahaan sebelum melakukan pemberian
kreditnya. Berbagai instansi pemerintah pusat ataupun daerah membutuhkan laporan
keuangan sehubungan dengan masalah perpajakan seperti pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, pajak pembangunan dan sebagainya.

7. Konsep Dasar Akuntansi


Standar Akuntansi Keuangan disusun oleh organisasi profesi akuntansi yang ada di
negara yang bersangkutan. Di Indonesia organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI
(lkatan Akuntan Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan kongres
untuk menetapkan Standar Akuntansi Keuangan dan standar auditing. Standar
Akuntansi Keuangan disusun berdasarkan anggapan dasar yang dikenal dengan istilah

konsep dasar. Berikut akan dibahas dua konsep dasar yang digunakan dalam praktik
akuntansi.
a. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi
dilakukan pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah
entitas. Entitas ini mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha ( seperti
perusahaan perseorangan, firma, perseroan, koperasi, perusahaan negara, dan
sebagainya); unit pemerintahan (seperti pemerintah daerah, kecamatan, proyek,
sekolah, universitas, rumah sakit, dan sebagainya), dan lembaga-lembaga sosial yang
lain (seperti mesjid, gereja, klub sepak bola, organisasi politik, organisasi sosial) dan
sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari para pemiliknya atau siapa
pun juga. Dengan demikian suatu entitas dianggap dapat melakukan transaksi, dapat
memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum yang lain. Objek dari akuntansi
keuangan (selanjutnya disebut dengan akuntansi saja) adalah transaksi. Seluruh
transaksi dari entitas ini dicatat, dianalisis dan diikhtisarkan untuk kemudian
digunakan sebagai dasar penyusunan laporan berkala.
Transaksi adalah setiap kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan adanya
perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi. Sebagai contoh
pembayaran tagihan telepon, pembelian barang dagangan, penjualan jasa adalah
contoh dari transaksi antara perusahaan dengan pihak luar (transaksi ekstern). Selain
itu ada juga bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (transaksi
intern). Contoh dari transaksi intern ini antara lain pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, depresiasi (penyusutan), pembentukan cadangan dan sebagainya.
b. Prinsip Harga Pokok (Cost)
Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi
tersebut terjadi. Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli
dari barang tersebut, biarpun rnungkin harga barang atau jasa di pasar berubah.
Misalnya tanggal 1 Mei perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga 50 juta
rupiah. Tanah tersebut akan dicatat dengan harga 50 juta rupiah, biarpun setelah

transaksi pernbelian harga tanah berubah menjadi 60 juta rupiah. Cara pencatatan ini
menggunakan prinsip historical cost (harga historis). Penentuan harga pokok yang
terjadi dan penghasilan yang diperoleh merupakan hal yang fundamental dalam
akuntansi. Dalam transaksi antara pembeli dan penjual kedua belah pihak selalu
berusaha untuk menentukan harga yang paling menguntungkan dan hanya harga yang
telah disepakati merupakan harga yang cukup objektif untuk tujuan akuntansi. Jika
harga dicatat dengan harga yang selalu disesuaikan dengan harga penawaran,
penilaian atau taksiran, maka laporan akuntansi menjadi tidak stabil, kurang dapat
dipercaya dan menjadi tidak berguna.

8. Aktiva, Utang, dan Modal


Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan dikenal dengan istilah aktiva
sedangkan hak atau sumber aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Jika
perusahaan mempunyai aktiva sebesar Rp 1.000.000,00 hak milik terhadap aktiva
tersebut juga harus sebesar Rp 1000.000,00.Hubungan antara aktiva dan hak milik ini
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas
Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur
( disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal
atau ekuitas). Dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi demikian:
Aktiva = Utang + Ekuitas
Utang biasanya ditempatkan sebelum ekuitas, sebab hak dari para kreditur akan
mendahului hak para pemilik. Untuk menekankan hak kepemilikan (para) pemilik
perusahaan kadang-kadang utang dipindahkan ke sisi lain dari persamaan, sehingga
menghasilkan persamaan sebagai berikut:
Aktiva - Utang = Ekuitas

Semua transaksi perusahaan mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang
paling kompleks dapat dinyatakan pengaruhnya terhadap tiga elemen dasar dari
persamaan akuntansi tersebut.

9. Transaksi dan Persamaan Akuntansi

Transaksi yang mengakibatkan perubahan aktiva, utang dan modal pada persamaan
akuntansi dapat digambarkan dalam contoh-contoh sebagai berikut: Misalkan Pak
Handoko mendirikan usaha transportasi yang diberi nama "Usaha Angkutan Handoko"
yang selanjutnya disingkat" "UA Handoko". Transaksi-transaksi yang terjadi selama
bulan pertama (Oktober) dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Transaksi (a)
Pak Handoko mengambil Tabungannya sebesar Rp 8.000.000,- guna dipakai untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Akibat dari transaksi ini akan menambah aktiva
perusahaan berupa kas dan di lain pihak akan menambah modal dengan jumlah yang
sama. Sesudah transaksi tersebut terjadi persamaan akuntansi pada "UA Handoko"
akan tampak sebagai berikut:
Aktiva

= Ekuitas

Kas

= Modal Handoko

Rp 8.000.000,00

= Rp 8.000.000,00

Perlu dicatat di sini bahwa persamaan tersebut adalah persamaan untuk usaha
Handoko yaitu perusahaan angkutan "UA Handoko". Dengan demikian harta rumah
tangga pribadi Handoko tidak ikut dicantumkan dalam persamaan ini. Dalam hal ini
perusahaan diperlakukan sebagai entitas tersendiri, memiliki aktiva berupa kas Rp
8000.000,- dan memiliki ekuitas berupa modal sebesar Rp 8.000.000,- pula.
Transaksi (b)
Transaksi berikut adalah Pak Handoko membeli sebuah mobil untuk digunakan sebagai
alat pengangkutan seharga Rp 5.000.000,00 yang dibayar tunai. Transaksi ini
mengubah komposisi aktiva tetapi tidak mengubah jumlah totalnya. Elemen-elemen
persamaan sebelum dan sesudah transaksi ini tampak sebagai berikut:
Aktiva
Kas
Saldo
Saldo

= Ekuitas
+ Alat Angkutan

8.000.000,00

= Modal Handoko
= 8.000.000,00

(5.000.000,00)

+ 5.000.000,00

3.000.000,00

+ 5.000.000,00

= 8.000.000,00

Transaksi di atas juga tidak mengubah keseimbangan antara aktiva dan ekuitas.
Komposisi aktiva berubah, sekarang terdiri atas Kas Rp3.000.000,00 dan Alat Angkutan
Rp5.000.000,00.
Transaksi (c)
Selama bulan tersebut Handoko membeli bensin, oli dari berbagai pihak yang akan
dibayar kemudian, seluruhnya berjumlah Rp385.000,00. Jenis transaksi ini dikenal
dengan nama pembelian secara kredit dan utang yang timbul disebut utang dagang
(utang usaha). Dalam praktik setiap pembelian akan dicatat pada saat terj adinya dan
untuk itu digunakan catatan terpisah untuk setiap kreditur. Efek dari transaksi ini
akan menambah aktiva dan menambah utang dagang masing-masing sebesar
Rp385.000,00.
Aktiva
Kas
Saldo

3.000.000,00

Ekuitas

+ Alat Angkutan
+ 5.000.000,00

+ Bensin & Oli

= Utang Usaha + Modal Handoko


= 8.000.000,00

385.000,00
Saldo

3.000.000,00

= 385.000,00
+ 5. 000. 000' 00

+ 385.000,00

= 385.000,00 + 8.000.000,00

Transaksi (d)
Selama bulan tersebut telah dibayar utang kepada kreditur sebanyak Rp250.000,00.
Transaksi ini akan mengurangi jurnlah aktiva maupun utang, sehingga persamaan
akuntansinya menjadi sebagai berikut:
Aktiva
Kas

=
+ Alat Angkutan

Ekuitas
+ Bensin & Oli + Piutang Usaha

= Utang Usaha + Modal

Handoko
Saldo

3.000.000,00

+ 5.000.000,00

+ 385.000,00

= 385.000,00

8.000.000,00
(250.000,00)
Saldo

2.650.000,00

= (250.000,00)
+ 5.000.000,00

+ 385.000,00

= 135.000,00

8.000.000,00

Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencari laba atau dengan kata lain ingin
menambah jumlah ekuitasnya (modal pemiliknya). Untuk itu perusahaan harus
melakukan kegiatannya yaitu menjual barang atau jasa. Penjualan barang atau jasa
dapat dilakukan hila perusahaan memiliki barang atau jasa itu, kalau tidak
memilikinya perusahaan harus mengusahakan untuk dapat memperolehnya. Usaha ini
tentu saja membutuhkan biaya (beban). Beban ini akhirnya akan dibandingkan dengan
pendapatannya untuk dapat menghitung pertambahan bersih modal pemilik. Dengan
demikian transaksi pendapatan (penjualan) akan menambah jurnlah modal pemilik,
sedangkan transaksi beban akan mengurangi modal pemilik. Kenaikan modal bersih ini
akan merupakan laba yang diperoleh untuk masa tersebut.
Transaksi (e)
Apabila selama bulan terse but transaksi pendapatan Usaha Angkutan Handoko adalah
sebagai berikut:
Pendapatan sewa mobil Rp600.000,00, yang Rp200.000,00 diterima per tunai (kas)
sedangkan sisanya (Rp400.000,00) baru akan dibayar sebulan lagi. Transaksi tersebut

menyangkut elemen kas, piutang usaha (tagihan) serta modal dan akan tampak dalam
persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aktiva
Kas
Saldo

Ekuitas

+ Alat Angkutan + Bensil & Oli

2.750.000,00

+ Piutang Usaha = Utang Usaha

+ Modal Handoko

= 135.000,00

+ 8.000.000,00

+ 5.000.000,00 + 385.000,00

200.000,00

+ 400.000,00

600.000,00

(pendapatan)
Saldo

2.950.000,00

+ 5.000.000,00

+ 385.000,00

+ 400.000,00

= 135.000,00

+ 8.600.000,00

Transaksi (f)
Selama bulan tersebut dalam usahanya untuk memperoleh pendapatan sewa
perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar biaya-biaya sebagai berikut:
Pemakaian Bensin dan Oli

Rp 255.000,00

Bayar Sewa kantor selama sebulan

Rp 20.000,00

Gaji sopir dan kernet

Rp 150.000,00

Bayar sewa iklan mini

Rp 61.000,00

Bayar listrik sebulan

Rp 10.500,00

Gaji pegawai administrasi

Rp 30.000,00

Transaksi-transaksi tersebut akan tampak dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:


Aktiva
Kas
Saldo

2.950.000,00

Ekuitas

+ Alat Angkutan + Bensin & Oli


+ 5.000.000,00

+ 385.000,00

(255.000,00)

+ Piutang Usaha = Utang Usaha


+ 400.000,00

= 135.000,00

+ Modal Handoko
+ 8.600.000,00

(255.000,00)(B.Bensin

( 20.000,00)

( 20.000,00)(B.Sewa)

( 150.000,00)

(150.000,00)(B.Gaji)

( 61.000,00)

( 61.000,00)(B.Iklan)

( 10.500,00)

( 10.500,00)(B.Listrik)

&Oli)

( 30.000,00)
Saldo

2.678.500,00

Transaksi (g)

=
+ 5.000.000,00

+ 130.000,00

+ 400.000,00

( 30.000,00)(B.Gaji)
= 135.000,00

+ 8.073.500,00

Selama bulan tersebut, Handoko mengambil uang perusahaan untuk keperluan


pribadinya sebanyak Rp125.500,00. Pengambilan ini bukan merupakan beban, sebab
tidak ada hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pendapatan. Transaksi ini
merupakan pengurangan modal pemilik dan untuk membebankan dengan transaksi
operasional, transaksi ini diberi keterangan "prive" atau "pribadi" dari tuan Handoko.
Dengan demikian pencatatannya dalam persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
Aktiva
Kas
Saldo

2.678.500,00

Ekuitas

+ Alat Angkutan + Bensin & Oli


+ 5.000.000,00

+ 130.000,00

( 125.500,00)

+ Piutang Usaha = Utang Usaha


+ 400.000,00

+ Modal Handoko

= 135.000,00

+ 8.073.500,00

( 125.500,00)(Prive

Handoko)
Saldo

2.553.000,00

+ 5000.000,00

+ 130.000,00

+ 400.000,00

= 135.000,00

+ 7.948.000,00

Dari ikhtisar tersebut di atas dapat diikhtisarkan sebagai berikut:


1. Efek transaksi dapat dinyatakan dalam istilah penambahan dan atau pengurangan
dalam satu atau lebih unsur-unsur persamaan akuntansi (aktiva, utang, dan modal)
2. Persamaan yang ada dalam dua sisi persamaan akuntansi selalu seimbang. Bila terjadi
ketidaksamaan antara sisi kiri dan sisi kanan pasti terdapat kesalahan di dalam
pencatatan.

Cara pencatatan dengan cara di atas dikenal dengan istilah double entry system
(pencatatan ganda) yang ditulis dengan indah oleh pendeta Italia (Lucas Pacioli)
dalam bukunya "Summa de Arithmatica" pada abad 15. Cara ini yang sekarang dipakai
hampir di seluruh dunia dengan berbagai modifikasinya.

RUANG LINGKUP AKUNTANSI


26 Sep
Pengertian Akuntansi

Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan,


pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai
sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.

Menurut Sunyanto (1999), pengertian akuntansi itu adalah suatu tahapan proses
pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guna
pengambilan keputusan.

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant), akuntansi adalah


seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran
moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya.

Bidang spesialisasi akuntansi


1. Akuntansi Keuangan -> bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi
untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan keuangan
berkala dari hasil pencatatan.
2. Auditing -> suatu proses pemerisaan independen terhadap suatu laporan keuangan.
3. Akuntansi Biaya -> bidang akuntansi yang menekankanpada penentuan dan pengendalian
biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang yang selesai diproduksi.
4. Akuntansi Manajemen -> menggunakan biaya histori taksiran guna membantu
manajemen didalam menjalankan kegiatan dan perencanaan
5. Akuntansi Perpajakan -> menekankan pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan
peraturan perpajakan dan perencanaan transaksi dengan mempertimbangkan efek
pembayaran pajak (perncanaan perpajakan atau tax planning).
6. Sistem Akuntansi -> bidang yang menyangkut masalah perancangan prosedur, metode,
dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan.

7. Akuntansi Anggaran -> rencana kegiatan untuk suatu periode, melalui catatan dan
ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan
rencananya.
8. Akuntansi pemerintahan -> bidang akuntansi yang menekankan pada pencatatan dan
pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial dengan peraturan dan
perundang-undangan yang mengikat lembaga-lembaga tersebut.
9. Akuntansi Sosial -> bidang ini bertugas untuk mengukur biaya sosial.
Konsep Dasar Akuntansi
1. Konsep Entitas/ Kesatuan Usaha (Business Entity Concept) -> konsep akuntansi yang
didasarkan pada entitas usaha, yaitu membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi
terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
2. Konsep Biaya/ Prinsip Harga Poko (Cost Concept) -> konsep akuntansi yang menyatakan
bahwa barang atau jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi
tersebut terjadi.
3. Dasar Akrual -> dasar ini digunakan untuk menentukan kapan suatu transaksi harus
dicatat (diakui).
4. Kelangsungan Usaha -> suatu entitas dijamin akan berlangsung terus, sehingga dapa
melakukan transaksi di masa yang akan datang.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau generally accepted accounting principles
(GAAP) merupakan sistem standar penilaian data keuangan suatu perusahaan dalam membuat
suatu laporan akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi ini dikembangkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) guna mengetahui perbandingan kinerja dan kondisi keuangan antar perusahaan.
Saat ini, Financial Accounting Standars Board (FASB) merupakan lembaga yang mempunyai
kewenangan di Amerika Serikat dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi.
PERSAMAAN AKUNTANSI
Pengaruh suatu transaksi terhadap persamaan akuntansi
Transaksi adalah suatu kejadian atau kondisi ekonomi yang secara langsung mempengaruhi
kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas.
Sedangkan yang disebut persamaan akuntansi adalah hubungan antara aktiva, kewajiban
(liabilities) dan modal pemilik (owner equity) yang dinyatakan dalam suatu persamaan. Unsurunsur persamaan akuntansi terdiri dari 3 (tiga) yaitu : aktiva, Utang (liabilities) dan modal
pemilik (owner equity).

AKTIVA = MODAL
Aktiva mungkin pula diperoleh dari pinjaman pihak luar, yaitu biasa disebut juga
Utang/Kewajiban, maka persamaan diatas akan berubah menjadi :
AKTIVA = UTANG + MODAL
Utang/Kewajiban sering juga disebut dengan Pasiva, maka persamaan tersebut menjadi :
AKTIVA = PASIVA
Persamaan akuntansi itu adalah keseimbangan antara sisi Aktiva (kiri) dan sisi Pasiva (kanan).
Pada dasarnya pengaruh perubahan atas transaksi keuangan berkisar pada :

Bertambahnya harta diimbangi dengan bertambahnya modal

Bertambahnya harta diimbangi dengan berkurangnya harta lain

Bertambahnya harta diimbangi dengan bertambahnya utang

Berkurangnya harta diimbangi dengan berkurangnya utang

Berkurangnya harta diimbangi dengan berkurangnya modal

Pengertian 3 (tiga) unsur persamaan akuntansi :

Aktiva (assets) adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan memberikan
keuntungan bagi usaha tersebut di masa mendatang. Contohnya kas, piutang,
tanah/bangunan, kendaraan, peralatan dan lain-lain.

Utang (liabilities) adalah berupa Utang atau pinjaman yang harus dibayarkan kepada
pihak luar.

Modal pemilik (owner equity) adalah jumlah aktiva yang tersisa setelah dikurangi
kewajiban-kewajiban.

Proses Pengambilan Keputusan


Posted on June 1, 2013
Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan (Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan
keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin
dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu
keputusan yang terbaik (Simon,1980).
Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktifis dimana individu atau organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi dari beberapa langkah alternatif untuk
mencapai tujuan tersebut (Gass, 1985). Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan
oleh pengambil keputusan.
Pengambilan keputusan adalah seorang individu yang tidak merasa puas dengan situasi yang ada
atau dengan prospek situasi mendatang dan yang mempunyai otoritas untuk berinisiatif dalam
mengambil langkah untuk menanggulangi keadaan tersebut (Kuswardani,2006).

Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan
(Simon, 1980). Empat proses tersebut adalah :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk
mengertimasalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian,
evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat.
Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif
yang dipilih.
4. Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah
diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang
terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila
diperlukan perbaikan.

Pengertian Keputusan Dan Pengambilan Keputusan


Menurut Ahli
Pengertian Keputusan Dan Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis
terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data penentuan
yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Menurut AF Stoner dalam Hasan (2002 : 9), Keputusan adalah pemilihan di antara
alternatif alternatif.

Pengertian ini mengandung tiga pengertian, yaitu :


1. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
2. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipillih salah satu yang terbaik.
3. Ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu semakin mendekatkan pada
tujuan tersebut.
Definisi lain menyebutkan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada
proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab
pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan
menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan
masalah.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2002 : M 301) ada beberapa alternatif dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan analisis diferensial untuk biaya
relevan :
1. Leasing or selling equipment.
2. Discontinuing an unprofitable segment.
3. Manufacturing or purchasing a needed part.
4. Replacing usable fixed assets.
5. Processing further or selling an intermediate product.
6. Accepting additional business at a special price.
a. Leasing or selling equipment
Manajemen perusahaan seringkali dihadapkan pada pilihan menyewakan atau
menjual peralatan yang sudah tidak dibutuhkan lagi dalam kegiatan operasional
perusahaan. Untuk memutuskan pilihan mana yang terbaik, manajemen dapat
menggunakan
analisis
diferensial.
Misalnya
sebuah
perusahaan
A
mempertimbangkan akan membuang sebuah peralatan seharga $200,000 dengan
akumulasi penyusutan $120,000. Perusahaan A dapat menjual peralatan tersebut
melalui perantara dengan harga $100,000 dikurangi komisi penjualan 6%.

Alternatif lain, perusahaan B melakukan penawaran untuk menyewa peralatan


tersebut selama 5 tahun dengan biaya $160,000. Pada akhir tahun kelima
diharapkan nilai residu peralatan tersebut telah habis. Selama periode penyewaan,
perusahaan A akan menanggung perbaikan, asuransi, dan beban pajak peralatan
sekitar $35,000.

b. Discontinuing an unprofitable segment


Jika suatu produk atau divisi atau cabang mengalami kerugian, manajemen
perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menghentikan produk tersebut.
Seringkali diasumsikan bahwa pendapatan total dari operasi suatu kegiatan bisnis
akan meningkat jika kegiatan yang menimbulkan kerugian dihentikan.
Menghentikan sebuah produk atau segmen biasanya dengan menghapus semua
biaya variabel dari produk atau segmen tersebut (bahan langsung, tenaga kerja
langsung, komisi penjualan, dll).

Karena Produk C mengalami kerugian maka manajemen perusahaan


mempetimbangkan untuk menhentikannya. Pendapatan total operasi sebesar
$80,000 ($40,000 A + $40,000 B) didapat jika Produk C dihentikan. Menghentikan
Produk C akan mengurangi biaya operasi sebesar $15,000 ($100,000 - $60,000 $25,000) menjadi $54,000 ($69,000 - $15,000). Saat menghentikan suatu produk
atau segmen, pihak manajemen juga harus mempertimbangkan dampak jangka

panjangnya. Misalnya dengan menghentikan Produk C kapasitas produksi yang


tersedia untuk Produk C kemungkinan akan dihapus. Ini akan mengurangi biaya
tetap. Beberapa pekerja akan diberhentikan
dan yang lainnya akan dipindahkan.

c. Manufacturing or purchasing a needed part


Dalam perusahaan otomotif terdapat banyak komponen-komponen yang
dibutuhkan. Komponen tersebut dapat dibuat sendiri oleh perusahaan atau dibeli
dari perusahaan lain. Misalnya beberapa komponen dari mobil seperti mesin
diproduksi sendiri. Sedangkan komponen lain seperti ban, baut dan ring dibeli dari
perusahaan lain.

Manajemen menggunakan biaya diferensial untuk memutuskan apakah mereka


akan memproduksinya sendiri atau membelinya dari perusahaan lain. Sebagai
contoh, jika sebuah komponen dibeli maka manajemen telah menyimpulkan bahwa
lebih efisien membeli daripada memproduksinya sendiri.

Keputusan memproduksi sendiri atau membeli seringkali timbul ketika perusahaan


memiliki kelebihan kapasitas produksi dalam konteks peralatan yang tidak
digunakan, ruang lingkup, dan tenaga kerja. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
otomotif telah membeli panel instrumen dengan harga $240 per unit. Pabrik
beroperasi pada tingkat kapasitas produksi 80% dan tidak ada kenaikan tingkat
produksi yang signifikan dalam waktu dekat. Biaya produksi per unit dari panel
instrumen, termasuk biaya tetap diperkirakan sebagai berikut :

Jika biaya memproduksi sendiri sebesar $280 secara langsung dibandingkan dengan
biaya membeli sebesar $240, keputusannya adalah membeli panel instrumen.
Tetapi, jika ada kapasitas yang dapat digunakan untuk memproduksinya, tidak akan
ada kenaikan dari total biaya tetap overhead pabrik. Melainkan hanya biaya
variabel overhead pabrik yang perlu dipetimbangkan.

d. Replacing usable fixed asset


Keputusan untuk mengganti aktiva tetap harus didasarkan pada biaya relevan.
Biaya relevan tersebut adalah biaya yang akan timbul di masa yang akan datang
akibat tetap menggunakan peralatan yang lama dibandingkan dengan jika
dilakukan penggantian. Nilai buku dari aktiva tetap yang diganti merupakan biaya
tenggelam dan tidak relevan.

Contoh : sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk membuang sebuah mesin


dengan nilai buku $100,000 dan umur ekonomis 5 tahun. Mesin tersebut dapat
dijual dengan harga $25,000. Perusahaan akan menggantinya dengan sebuah
mesin baru seharga $250,000. mesin baru tersebut mempunya umur ekonomis 5
tahun tanpa nilai residu. Perusahaan memperkirakan penyusutan untuk biaya
variabel produksi mesin lama sebesar $225,000 dan mesin baru sebesar $150,000.
Tidak ada perubahan dalam biaya produksi dan operasional.

e. Processing further or selling an intermediate product


Dalam membuat sebuah produk terdapat tahap-tahap dalam produksi produk
tersebut. Sebuah produk dapat dijual sebagai barang setengah jadi atau diproses
lebih lanjut baru kemudian dijual. Dalam memutuskan apakah akan menjual barang
setengah jadi atau memprosesnya lebih lanjut, analisis diferensial sangat
diperlukan. Penerimaan diferensial dari memproses lebih lanjut dibandingkan
dengan biaya diferensial dari memproses lebih lanjut. Biaya produksi dari barang
setengah jadi tetap, walaupun barang setengah jadi tersebut dijual atau diproses
lebih lanjut. Biaya tersebut bukan merupakan biaya diferensial dan tidak relevan
dalam keputusan untuk memproses lebih lanjut.

Contoh : sebuah perusahaan memproduksi premium sebanyak 4000 liter.


Biaya bahan langsung adalah $0.6 per liter. Premium tersebut dapat dijual tanpa
memprosesnya lebih lanjut dengan harga $0.8 per liter. Premium tersebut dapat

diproses lebih lanjut untuk menghasilkan pertamax yang dapat dijual dengan harga
$1.25 per liter. Pertamax membutuhkan biaya proses tambahan sebesar $650 dan
premium akan mengalami penyusutan sebesar 20% selama proses produksi.

f. Accepting additional business at a special price


Analisis diferensial juga sangat diperlukan untuk memutuskan apakah akan
menerima pesanan tambahan dengan harga khusus. Penerimaan diferensial yang
didapat dari pesanan tambahan dibandingkan dengan biaya diferensial dari
produksi dan pengiriman produk kepada pelanggan. Jika perusahaan beroperasi
pada kapasitas penuh, produksi tambahan akan meningkatkan biaya tetap dan
biaya variabel produksi. Jika produksi perusahaan berada di bawah tingkat kapasitas
normal, pesanan tambahan dapat dilakukan tanpa meningkatkan biaya tetap
produksi. Dalam kasus ini biaya pesanan tambahan adalah biaya variabel pabrik.
Jika biaya operasional meningkat disebabkan adanya pesanan tambahan, maka
biaya tersebut juga harus dipertimbangkan.

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah


memiliki tujuan antara lain (Hasan 2002 : 15) :
a. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan
yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah. Artinya bahwa sekali diputuskan
tidak ada kaitannya dengan masalah yang lain.

b. Tujuan yang bersifat ganda


Tujuan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah. Artinya bahwa suatu keputusan yang diambil
itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif
maupun yang bersifat non kontradiktif.

2. Jenis-jenis keputusan
Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan
kriteria yang diinginkan. Berdasarkan kriteria yang menyertainya tersebut,
pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi (Hasan 2002 : 17) :

A. Berdasarkan programnya, pengambilan keputusan dapat dibedakan


menjadi :
1. Pengambilan keputusan terprogram
Pengambilan keputusan terprogram adalah pengambilan keputusan yang bersifat
rutinitas, berulang ulang dan cara menanganinya telah ditentukan.

Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah


yang berstruktur melalui hal-hal berikut :

Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang


harus diikuti oleh pengambilan keputusan.

Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh pengambil keputusan.

Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat


keputusan.

2. Pengambilan keputusan tidak terprogram


Pengambilan keputusan tidak terprogram adalah pengambilan keputusan yang
tidak rutinitas dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan yang khusus.
Pengambilan keputusan tidak terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang tidak berstruktur.

B. Berdasarkan Lingkungannya, keputusan dapat dibedakan menjadi :


1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti adalah pengambilan keputusan dimana
berlangsung hal-hal berikut :

Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil.

Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang
lengkap.

Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah


rutin karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi.

Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus-kasus yang


bersifat deterministik.

Teknik pemecahannya biasanya menggunakan teknik program linier, model


transformasi, model penugasan, model inventory, model antrian, dan model
network.

2. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko


Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko adalah pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal berikut :

Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.

Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.

Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan


terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.

Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui


dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.

Pada kondisi ini keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti, bedanya
dalam kondisi ini ada informasi atau data yang mendukung dalam membuat
keputusan berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan.

3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti


Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah pengambilan keputusan
dimana :

Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu.

Pengambilan keputusan ini tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya


berbagai kondisi atau hasil yang keluar.

Hanya mengetahui kemungkinan hasil dari suatu hasil tindakan.

Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi


lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.

Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.

Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan


beberapa cara yaitu mencari informasi lebih banyak, melalui riset atau
penelitian, penggunaan probabilitas subjektif.

4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik


Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan dalam
hal :

Kepentingan dua atau lebih pengambilan keputusan saling bertentangan


dalam situasi persaingan.

Pengambilan keputusan saling bersaing dengan pengambilan keputusan


lainnya yang rasional.

Di sini pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu


permainan.

3. Pihak-pihak pengambil keputusan


Dalam suatu organisasi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan adalah (Chuck Williams 2001 : 23) :
a. Manajer Lini Pertama
Manajer lini pertama adalah manajer yang melatih dan mengawasi kinerja dari
karyawan non manajerial serta yang bertanggungjawab langsung atas produksi
barang dan jasa perusahaan.

Manajer lini pertama memegang jabatan seperti manajer kantor, shift supervisor
atau manajer departemen. Tanggung jawab utamanya adalah mengelola kinerja
dari karyawan tingkat dasar yang bertugas langsung untuk memproduksi barang
dan jasa.

Manajer lini pertama juga membuat jadwal rinci dan rencana operasi berdasarkan
perencanaan jangka menengah dari manajemen tingkat menengah. Manajer lini
pertama terlibat dalam menyusun rencana dan tindakan yang memberikan hasil ke
depan.

b. Manajer Menengah

Manajer menengah adalah manajer yang bertanggungjawab untuk menetapkan


tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajemen puncak serta
menerapkan strategi sub-unit untuk mencapai sasaran tersebut.

Manajer menengah memegang jabatan seperti manajer pabrik, manajer wilayah,


atau manajer divisi. Pada level ini informasi akuntansi manajemen juga dibutuhkan
untuk membantu para manajer menengah menyusun rencana dan mengambil
keputusan secara lebih baik.

c. Manajer Puncak
Manajer puncak adalah eksekutif yang bertanggung jawab terhadap segenap
pengerahan organisasi. Untuk itu para manajer puncak memerlukan informasi yang
mendukung keputusan-keputusan yang berdampak jangka panjang terhadap
organisasi perusahaan.

Manajer puncak bertanggungjawab untuk menciptakan kondisi penting untuk


perubahan. Selanjutnya manajer puncak juga berkewajiban untuk membantu
karyawan membangun rasa tanggung jawab kepada perusahaan dan menciptakan
budaya positif organisasi melalui bahasa dan tindakan.

Istilah yang sering digunakan untuk manajer puncak ini adalah direktur, presiden
direktur, wakil presiden senior, dan sebagainya.

4. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan


Menurut Chuck Williams (2001 : 193), langkah-langkah pengambilan keputusan :

Mendefinisikan masalah

Mengidentifikasi kriteria keputusan

Menimbang kriteria

Membuat alternatif pilihan tindakan

Mengevaluasi setiap alternatif

Memperkirakan keputusan yang paling optimal

a. Mendefinisikan masalah
Langkah
pertama
dalam
pengambilan
keputusan
adalah
mengenali
(mengidentifikasi) dan menentukan (mendefinisikan) masalah. Masalah adalah
terdapatnya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan keadaan yang
dihadapi.

Adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dan keinginan yang


ditetapkan tidaklah menjamin bahwa manajer akan membuat keputusan untuk
menyelesaikan masalah. Identifikasi dapat
dipermudah dengan : pertama, manajer harus menyadari adanya perbedaan.
Mereka harus mengetahui adanya masalah sebelum memulai mencari pemecahan
masalah. Kedua, manajer menyadari adanya perbedaan antara keinginan yang
ditetapkan dan kenyataan yang sesungguhnya tidaklah cukup untuk memulai
proses pengambilan keputusan. Untuk itu manajer harus termotivasi untuk
mengurangi perbedaan tersebut.

Pada akhirnya manajer juga harus memiliki pengetahuan,keterampilan, kemampuan


dan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

b. Mengidentifikasi kriteria keputusan


Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun
pertimbangan dan keputusan. Biasanya semakin banyak ditemukan kriteria yang
memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka akan semakin baik pemecahan
masalahnya.

c. Menimbang kriteria
Setelah mengenali kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah menentukan
kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Banyak jumlah model
matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya
memerlukan pengambil keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria
keputusan. Selain itu dapat menggunakan perbandingan mutlak (absolute
comparisons), dimana setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standard)
atau tingkatan atas manfaatnya sendiri.

Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons), dimana masingmasing patokan dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap patokan lain.

d. Membuat alternatif pilihan tindakan


Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan yang akan menuntun proses
pengambilan keputusan langkah berikutnya adalah mengenali pilihan tindakan yang
mungkin dapat memecahkan masalah. Secara umum, pada langkah ini,
pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif.

e. Mengevaluasi setiap alternatif


Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif
terhadap masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan,
langkah ini memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah-langkah
lain dalam proses pengambilan keputusan.

f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal


Langkah terakhir dalam pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan
yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan
dengan mengalikan penilaian setiap patokan (langkah e) dengan bobot patokan
tersebut (langkah c) dan kemudian menjumlahkan nilai-nilai tersebut untuk
mengalikan setiap alternatif rangkaian tindakan yang disusun.

Kemudian hasil keputusan dievaluasi pengimplementasiannya dan harus dimonitor


terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan
dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Hal ini
dilakukan karena pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu
bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.

Masalah dalam Pengambilan Keputusan

Beranda /

Metodologi /

Masalah dalam Pengambilan Keputusan - APB Indonesia

Sumber gambar: Art of Project Management


Keputusan identik dengan masalah. Pada tahun 1960, Herbert Simon mengklasifikasikan
masalah dalam sebuah garis yang bermula dari masalah sangat terstruktur hingga masalah sangat
tidak terstruktur. Oleh karena itu, masalah dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu masalah
terstruktur, masalah semi-terstruktur, dan masalah tidak terstruktur.
1. Masalah terstruktur
Masalah yang rutin dan selalu berulang sehingga perlu standar solusi.
Contoh: Seorang pilot mendapatkan masalah saat akan menerbangkan pesawat. Masalah ini
termasuk masalah terstruktur karena merupakan masalah rutin dan sudah ada prosedur
penyelesaiannya.
2. Masalah semi-terstruktur
Masalah yang dihadapi mungkin merupakan masalah rutin, tetapi prosedur standar yang biasa
digunakan tidak dapat memecahkan masalah yang ada. Oleh sebab itu, selain membutuhkan
solusi standar, masalah ini juga membutuhkan keputusan individual.
Contoh: Pilot mendapatkan masalah pada mesin sehingga perlu melakukan pendaratan darurat.
Sesuai prosedur, pilot harus mendaratkan pesawat pada tempat yang aman sesuai petunjuk
melalui alat komunikasi dari bandara terdekat. Namun, suara yang terdengar tidak jelas.
Untungnya, pilot mengenal daerah sekitar dan memiliki peta sehingga dapat mengambil
keputusan berdasarkan intuisi agar tidak merugikan penumpang.
3. Masalah tidak terstruktur

Masalah yang rumit dan tidak mudah dicari solusinya karena kompleks dan pengambil keputusan
tidak memiliki pengalaman untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Contoh: Pada masalah nomor dua, pilot tidak mengenal daerah sekitar dan petanya hilang.

Anda mungkin juga menyukai