Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

EKONOMI KELAS XII

Kompetensi Dasar
3.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi.

4.1. Menyajikan akuntansi sebagai sistem informasi

Deskripsi Singkat Materi

Gambar 1.1
Aktivitas pekerjaan di bidang keuangan.
Sumber: https://2.bp.blogspot.com

Coba perhatikan gambar di atas! Kedua gambar di atas menunjukkan seseorang yang
sedang sibuk bekerja dengan teliti di bidang keuangan dengan menggunakan alat bantu
mesin hitung (kalkulator). Melihat kedua gambar tersebut apa yang kalian pikirkan?

Ya benar ! dari kedua gambar tersebut menunjukkan bahwa seorang dengan profesi
sebagai seorang akuntan (orang yang ahli di bidang keuangan) sangat penting artinya
dalam suatu organisasi, baik organisasi publik (pemerintah) maupun organisasi bisnis
(perusahaan). Hal ini karena seorang akuntan akan bekerja untuk mencatat,
menggolongkan, merangkum atau membuat ikhtisar, dan menyusun laporan semua data
transaksi keuangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan suatu informasi
yang akan sangat dibutuhkan baik oleh pengelola perusahaan (manajemen) maupun oleh
pihak-pihak di luar perusahaan seperti pemilik, investor, karyawan, dan lain-lain.

Ilmu yang mampu menghasilkan informasi keuangan melalui suatu proses


pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, untuk memungkinkan
adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut itulah yang dimaksud dengan akuntansi. Dan pada materi ini kita akan
bersama-sama mempelajari tentang akuntansi sebagai sistem informasi.

Petunjuk Penggunaan Materi


1. Keberhasilan belajar tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan kalian dalam
memahami dan mematuhi langkah – langkah belajarnya.
2. Belajar dengan materi ini dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
3. Dalam materi ini semua materi tentang akuntansi sebagai sistem informasi dijelaskan
secara rinci dan merupakan sumber belajar.
4. Langkah–langkah berikut perlu kalian ikuti secara berurutan dalam mempelajari
materi ini :
a. Baca dan pahami benar – benar tujuan yang tedapat dalam modul ini.
b. Perhatikan uraian materi yang terdapat dalam modul.
c. Bila dalam mempelajari modul tersebut mengalami kesulitan, diskusikan dengan
teman – temanmu dan apabila belum terpecahkan sebaiknya tanyakan pada guru
kalian.
d. Rangkumlah materi yang telah dipelajari dengan bahasamu sendiri agar lebih
mudah dalam mengingat kembali materi yang telah diulas dan dipelajari.
e. Sebelum memulai belajar siapkan alat-alat tulis yang dibutuhkan seperti: bollpoint,
pensil, dan kertas atau buku tulis.

Materi Pembelajaran
Materi ini terbagi menjadi 1 materi pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi,
contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi. Materi pembelajaran tersebut meliputi:

a. Definisi akuntansi
b. Manfaat akuntansi
c. Pemakai informasi akuntansi
d. Karakteristik kualitas informasi akuntansi
e. Bidang akuntansi
f. Profesi akuntansi
g. Kode etik profesi akuntansi
h. Prinsip – prinsip akuntansi
MATERI PEMBELAJARAN 1
AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

1. Pengertian Akuntansi
Ada berbagai macam definisi Akuntansi yang dikemukakan lembaga/organisasi
Akuntansi maupun dari para ahli Akuntansi. Berikut ini beberapa definisi tersebut.

American Accounting Association (AAA) menyatakan bahwa Akuntansi adalah proses


mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan bahwa


Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang dilakukan secara
tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian yang
bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.

Financial Accounting Standars Board (FASB) mendefisinikan Akuntansi sebagai sebuah


kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif yang kemudian
dipakai untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Carl Warren, James M. Reeve, Jonathan Duchac (2018) mendefinisikan Akuntansi


sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas kita dapat meringkas bahwa akuntansi


merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
informasi ekonomi keuangan yang berguna untuk penilaian dan pengambilan
keputusan bagi pihak yang memerlukannya. Berdasarkan definisi tersebut, kita
dapat merumuskan aktivitas apa saja yang dilakukan pada Akuntansi.

Di dalam dunia bisnis, Akuntansi sering dianggap sebagai “bahasa bisnis”. Mengapa?
Karena Akuntansi menjadi suatu cara atau alat untuk menyampaikan informasi
keuangan kepada penggunanya. Apabila kita dapat memahami bahasa bisnis
tersebut dengan baik, semakin baik keputusan yang diambil dan semakin baik dalam
mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut,
digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.

2. Manfaat Akuntansi
Ada tiga manfaat Akuntansi sebagai berikut.

Pertama, menyusun rencana. Berdasarkan informasi Akuntansi, seorang pemilik


perusahaan dapat menyusun rencana-rencana untuk pengembangan perusahaannya di
masa depan. Informasi keuangan tersebut dimanfaatkan untuk menetapkan rencana
penjualan, rencana perluasan (ekspansi) usaha, rencana penambahan kantor cabang,
perekrutan karyawan, dan sebagainya.

Kedua, pengambilan keputusan (decision making). Informasi Akuntansi sangat


dibutuhkan si pemilik perusahaan atau pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi
tersebut untuk mengambil keputusan.
Barangkali ada banyak hal yang harus diputuskan oleh si pemilik. Agar keputusan itu
bisa akurat dan tepat, si pemilik membutuhkan informasi akuntansi. Keputusan apa?
Misalnya, keputusan penurunan harga, pengurangan biaya produksi, dan sebagainya.

Ketiga, pertanggungjawaban keuangan. Uang yang digunakan untuk


operasionalisasi perusahaan harus dipertanggungjawabkan secara rutin/periodik.
Informasi keuangan yang diberikan kepada si pemilik perusahaan atau pengguna harus
menggambarkan penggunaan seluruh keuangan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu sebagai wujud pertanggungjawaban keuangan.

3. Pemakai Informasi Akuntansi


Pemakai atau pengguna informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pengguna internal dan pengguna eksternal. Pengguna internal berasal dari dalam
perusahaan, sedangkan pengguna eksternal berasal dari luar perusahaan.

Yang merupakan pengguna internal yaitu pemilik perusahaan, pimpinan


perusahaan (direktur, manajer, dan sebagainya), dan karyawan. Para pengguna ini
terlibat langsung dalam mengelola dan mengoperasikan bisnis perusahaan. Pihak
internal sebagai pengguna informasi Akuntansi membutuhkan informasi yang
relevan dan tepat waktu untuk kebutuhan pengambilan keputusan bagi pimpinan
dan karyawan perusahaan.

Yang termasuk penggunan eksternal informasi Akuntansi yaitu para investor,


kreditur (lembaga keuangan), pelanggan atau konsumen, pemasok (suplier), dan
pemerintah. Pihak eksternal juga membutuhkan informasi Akuntansi yang relevan dan
tepat waktu untuk kebutuhan pengambilan keputusan.

Misalnya, pihak bank dan lembaga keuangan yang akan memberikan pinjaman kredit
kepada perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang menggambarkan kegiatan
operasi dan kondisi bisnis perusahaan untuk memutuskan apakah akan
meminjamkan/memberikan kredit kepada perusahaan atau tidak. Pemerintah
membutuhkan laporan keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang
harus dibayar, melihat kemampuan perusahaan membayar pajak, dan sebagainya.

4. Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi


Karakteristik kualitas informasi Akutansi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
karakteristik yang dasar atau utama dan karakteristik yang sekunder.

Karakteristik yang dasar (utama) terdiri dari Relevan dan Reliabilitas (dapat diuji).
Karakteristik kualitas informasi akuntansi dasar (utama) harus ada dalam setiap
informasi Akuntasi. Sebab kedua karakteristik tersebut untuk mempermudah
pengambilan keputusan.

 Relevansi : informasi akuntansi dikatakan memiliki relevansi apabila informasi


yang disajikan dapat membantu proses pengambilan keputusan keuangan. Ditinjau
dari sudut relevansi, informasi Akuntansi yang berkualitas harus memenuhi dua
unsur yaitu nilai prediksi dan nilai konfirmasi.
Nilai prediksi berarti informasi akuntansi membantu memprediksi
(memperkirakan) berbagai hasil yang akan dicapai atau diperoleh di masa yang
akan datang. Misalnya, berdasarkan laporan keuangan, pemilik perusahaan dapat
memperkirakan berapa besarnya penjualan dan laba yang diperoleh pada tahun
mendatang.

Nilai konfirmasi berarti informasi Akuntansi dapat membantu mengonfirmasi


kebenaran terhadap perkiraan sebelumnya. Informasi akuntansi akan menjadi
relevan jika dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang peristiwa di
masa lalu dan membantu memperkirakan peristiwa masa depan. Hal ini penting
dalam mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi kemungkinan yang akan
dihadapi perusahaan di masa datang.

 Dapat Diuji (Reabilitas) : istilah lain reliabilitas yaitu keandalan. Reliabilitas


menunjukkan bagaimana informasi Akuntansi secara akurat menggambarkan aset
(harta) perusahaan, ekuitas (modal) perusahaan, transaksi ekonomi yang terjadi,
perputaran penjualan, dan sebagainya. Kualitas informasi Akuntansi memiliki
reliabilitas apabila memenuhi unsur lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan.

Laporan keuangan sebagai informasi akuntansi dikatakan lengkap apabila


informasi yang disajikan harus memasukkan semua transaksi keuangan
perusahaan selama periode tertentu. Semua transaksi keuangan tersebut disajikan
sesuai kondisi yang nyata dan berdasarkan kriteria tertentu.

Informasi akuntansi yang netral mengandung arti bahwa informasi yang


terkandung di dalamnya tidak dibuat atas dasar kepentingan salah satu pihak, baik
internal maupun eksternal. Misalnya, informasi yang dibuat tidak hanya untuk
kepentingan si pemilik perusahaan. Jadi informasi Akuntansi harus diarahkan pada
kebutuhjan umum si pengguna dan tidak tergantung pada kebutuhan dan
keinginan pihak-pihak tertentu dan tidak hanya menguntungkan pihak-pihak
tertentu.

Di samping itu, informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan. Kesalahan
tersebut dapat berupa kesalahan pencatatan nominal transaksi, kesalahan
penggolongan transaksi, penghitungan, dan sebagainya. Apabila informasi
Akuntansi yang disajikan bebas dari kesalahan, informasi tersebut sangat
membantu mengambil keputusan bagi pihak penggunanya.

Karakteristik kualitas informasi akuntansi sekunder merupakan karakteristik


pendukung atau penunjang dalam mempengaruhi seberapa berguna informasi
Akuntansi yang disajikan. Ada empat macam karakteristik kualitas informasi akuntansi
sekunder yaitu:

 Dapat diverifikasi (Verifiability)


Verifikasi merupakan pemeriksaan tentang kebenaran dari laporan. Informasi
Akuntansi seperti Laporan Keuangan harus dapat diperiksa kebenarannya oleh
para akuntan dengan pendekatan atau metode yang sama.
Misalnya, dua orang akuntan yang memeriksa laporan keuangan perusahaan dapat
mengambil kesimpulan bahwa berdasarkan verifikasi mereka, transaksi keuangan
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut benar-benar akurat.

 Tepat waktu (Timeliness)


Tepat waktu berarti kecepatan informasi Akuntansi tersedia bagi penggunanya.
Penyajian informasi Akuntansi yang tidak tepat waktu membuat informasi yang
disajikan kurang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para penggunanya.
Sebagai contoh, apabila sebuah perusahaan mengeluarkan laporan keuangan lebih
dari setengah tahun setelah periode akuntansi berakhir, tentu saja pengguna
laporan tersebut akan kesulitan untuk menentukan apakah kinerja perusahaan
tersebut baik atau tidak.

 Dapat dipahami (Understandability)


Informasi Akuntansi harus mudah dipahami para penggunanya. Tidak jarang
sebuah perusahaan menyajikan laporan keuangan yang berlembar-lembar dengan
kualitas informasi yang menyeluruh. Meskipun laporan tersebut berlembar-lembar,
informasi yang terkandung di dalamnya harus dapat mudah dimengerti para
penggunanya.

Bentuk dan istilah yang digunakan harus sesuai dengan standar yang berlaku dalam
Akuntansi dan disesuaikan dengan batas pengertian dan pemahaman penggunanya.
Mudah dipahami tidak berarti setiap orang harus bisa memahami isi informasi
Akuntansi. Yang dimaksud mudah dipahami di sini yaitu para pengguna informasi
Akuntansi dapat memiliki pengertian dan pemahaman tentang kegiatan ekonomi
perusahaan, proses akuntansi yang diberlakukan, dan istilah-istilah teknis yang
digunakan dalam laporan keuangan.

 Dapat dibandingkan atau komparatif (Comparability)


nformasi Akuntansi disajikan berdasarkan standar yang harus dilaksanakan secara
konsisten dari satu periode Akuntansi ke periode Akuntansi lainnya. Akuntansi
memiliki berbagai pendekatan atau metode yang berlaku standar. Standar yang
berlaku di sebuah negara barangkali dapat berbeda dengan standar yang digunakan
di negara lain. Namun ada pula standar yang berlaku sama di semua negara.

Apabila sebuah perusahaan memilih satu pendekatan tertentu, maka pendekatan


tersebut harus dilaksanakan secara konsisten sepanjang periode akuntansi, tidak
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Apabila informasi Akuntansi disajikan
konsisten, pengguna dapat menarik kesimpulan tentang trend atau perkembangan
dan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Di samping itu, dapat dibandingkan
juga mengacu pada kemudahan untuk membandingkan laporan keuangan sebuah
perusahaan dengan perusahaan lain.

5. Bidang Akuntansi
Akuntansi memiliki berbagai bidang. Masing-masing bidang Akuntansi memiliki
kekhususan dalam materi yang dibahas.
a. Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen (management accounting) atau akuntansi manajerial


merupakan bidang Akuntansi yang berkaitan dengan penggunaan informasi Akuntansi
untuk menajemen perusahaan dan untuk memberikan dasar bagi pihak manajemen
dalam pengambilan keputusan. Bidang akutansi manajemen menyediakan informasi
kepada penggunan internal perusahaan, bukan pihak eksternal perusahaan.

Tujuan utama Akuntansi Manajemen untuk memberikan informasi yang relevan dan
tepat waktu untuk kebutuhan pengambilan keputusan si pemilik perusahaan, manajer,
dan karyawan. Seringkali informasi Akuntansi tersebut memiliki kerahasiaan dan tidak
didistribusikan kepada pihak di luar perusahaan. Contoh informasi yang rahasia
tersebut antara lain informasi tentang pelanggan, harga, rencana perluasan bisnis
perusahaan, dan sebagainya.

b. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan (finance accounting) merupakan bidang Akuntansi yang


berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti calon
investor, kreditur, pemasok, dan pemerintah. Akuntansi keuangan berhubungan
dengan masalah pencatatan dan pengklasifikasikan transaksi bisnis suatu perusahaan
dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut kepada
penggunanya.

Tujuan akuntansi keuangan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat
waktu untuk kebutuhan pengambilan keputusan pengguna di luar perusahaan.
Misalnya, laporan keuangan tentang operasi dan kondisi bisnis perusahaan yang
berguna untuk bank dan lembaga kreditur lain dalam memutuskan apakah akan
meminjamkan uang kepada sebuah perusahaan.

c. Akuntansi Biaya

Akuntansi Biaya (Cost Accounting) sering dianggap sebagai bagian dari akuntansi
manajemen. Akuntansi Biaya merupakan bidang akuntansi yang mengacu pada
rekaman, penyajian, analisis, dan penentuan biaya produksi. Akuntansi biaya sangat
berguna pada perusahaan manufaktur, perusahaan yang mengolah bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Akuntan biaya juga menganalisis biaya aktual dan standar untuk membantu para
manajer menentukan tindakan yang akan dilakukan di masa datang menyangkut
kegiatan utama perusahaan.

d. Akuntansi Pemeriksaan

Kegiatan utama Akuntansi Pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap hasil pencatatan


dan laporan keuangan suatu perusahaan. Akuntansi pemeriksaan disebut juga
auditing. Orang yang melakukan auditing disebut auditor.

Dalam sebuah perusahaan, seorang akuntan yang melaksanakan akuntansi


pemeriksaan harus mampu menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti kegiatan atau
transaksi ekonomi perusahaan. Bukti-bukti itu berupa data fisik maupun nonfisik yang
secara obyektif dinilai berdasar kriteria atau karakteristik yang ditetapkan
perusahaan.
e. Akuntansi Perpajakan

Akuntansi perpajakan merupakan akuntansi yang berhubungan dengan penetapan


obyek pajak yang menjadi beban perusahaan dan penghitungannya untuk kepentingan
penyusunan laporan pajak.

Aktivitas akuntansi perpajakan berfungsi membantu manajemen untuk menentukan


transaksi-transaksi yang akan terjadi yang berhubungan dengan kebijakan perpajakan.
Untuk terjun dalam bidang akuntansi perpajakan, orang harus benar-benar memahami
tentang peraturan perpajakan yang berlaku.

f. Akuntansi Anggaran

Anggaran yaitu pedoman bagi perusahaan melakukan kegiatan finansial yang meliputi
pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan di masa yang akan
datang. Akuntansi anggaran (budgeting) adalah akuntansi yang kegiatannya
berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data operasi keuangan yang
sudah terjadi, serta perkiraan finansial yang akan terjadi untuk kepentingan
penetapan rencana keuangan perusahaan di masa datang.

Tujuan pelaksanaan akuntansi anggaran dalam perusahaan atau organisasi untuk


mencegah terjadinya berlebihnya dana yang tidak terduga atau dikenal over budget. Di
samping itu, informasi yang dihasilkan dari akuntansi anggaran dimanfaatkan sebagai
dasar atau acuan untuk membantu perusahaan dalam merencanakan dan
mengestimasi atau memperkirakan anggaran pada periode berikutnya.

g. Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan (governmental accounting) merupakan bidang akuntansi


keuangan yang diterapkan di lembaga pemerintahan. Akuntansi pemerintahan
bertujuan untuk menyajikan sebuah laporan keuangan, pengendalian dan pengawasan
keuangan negara. Tujuan dari akuntansi pemerintahan meliputi: akuntabilitas,
manajerial, dan pengawasan.

Akuntabilitas berkaitan dengan pengelolaan keuangan pemerintah yang sudah diatur


dalam perundang-undangan, harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
perundangan-undangan yang berlaku. Berdasarkan aspek manajerial, pemerintah
melaksanakan suatu perencanaan dalam bentuk susunan APBN dan strategi
pembangunan lain.

Aktivitas pembangunan harus direncanakan, dikelola, dan dikendalikan agar sesuai


dengan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi ekonomi. Sedangkan pada sisi
pengawasan, pemeriksaan keuangan di Indonesia terdiri atas pemeriksaan ketaatan,
pemeriksaan keuangan secara umum, dan pemeriksaan operasional atau manajerial.

h. Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi (accounting system) merupakan bidang akuntansi yang


melaksanakan kegiatan dengan merancang cara melakukan pencatatan akuntansi agar
aman, efektif dan efisien, mulai dari organisir dokumen sampai menyusun prosedur
pencatatannya.
Sistem akuntansi adalah sebuah ikhtisar yang terdiri dari catatan manual atau
komputerisasi transaksi keuangan untuk tujuan rekaman, mengkategorikan,
menganalisis dan melaporkan informasi manajemen keuangan yang tepat waktu.

Sistem akuntansi memiliki berbagai fungsi seperti mengumpulkan dan menyimpan


data transaksi, memproses data menjadi informasi yang dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan, dan pengendalian perusahaan.

6. Profesi Akuntansi
Seseorang yang bekerja di bidang akuntansi dan memiliki keahlian di bidang akuntansi
maka disebut sebagai akuntan. Jenis-jenis profesi akuntansi cukup luas mulai dari
akuntan publik, internal, keuangan, pemerintah, hingga pendidik

a. Akuntan Publik

Akuntan publik merupakan akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Jasa akuntan publik dibedakan menjadi
dua jenis jasa yaitu atestasi dan nonatestasi.

Jasa atestasi meliputi audit umum terhadap laporan keuangan, pemeriksaan atas
laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan, review
atas laporan keuangan, dan lainnya. Sedangkan jasa nonatestasi mencakup jasa yang
berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, perpajakan, dan konsultasi.

b. Akuntan Internal

Akuntan internal perusahaan (internal accountant) memiliki tanggung jawab dalam


pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan manajemen, dan penyusunan
laporan keuangan umum yang terdiri dari neraca, rugi-laba, perubahan modal, aliran
kas yang ada dalam sebuah perusahaan.

c. Akuntan Pemerintah

Setiap lembaga pemerintah membutuhkan akuntan. Akuntan pemerintah merupakan


akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK),
perpajakan dan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kabupaten, kota, hingga
kecamatan. Tugas utamanya yaitu menyusun laporan keuangan pemerintah atau bisa
juga mengaudit setiap institusi-institusi pemerintah di berbagai tingkat pemerintahan.
Akuntan pemerintah juga membantu lembaga pemerintah merencanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan selama tahun fiscal atau satu tahun anggaran.

d. Akuntan Manajemen

Akuntan manajemen bekerja untuk memberikan informasi terkait kesehatan


keuangan suatu organisasi atau perusahaan sehingga keputusan yang baik dapat
dibuat mengenai masa depan perusahaan. Beberapa tugas umum seorang akuntan
manajemen adalah perencanaan dan penganggaran, pelaporan keuangan eksternal,
manajemen risiko, analisis profitabilitas dan banyak lagi. Selain keterampilan
akuntansi teknis, akuntan manajemen harus memiliki kemampuan mengelola
informasi dan menyajikannya dengan cara yang sederhana untuk dipahami oleh
pimpinan perusahaan.
e. Akuntan Biaya

Akuntan biaya bertanggung jawab untuk memeriksa setiap pengeluaran yang terkait
dengan biaya operasional perusahaan untuk melakukan analisis profitabilitas dan
persiapan anggaran. Akuntan biaya menganalisis setiap biaya yang terkait dengan
tenaga kerja, bahan, pengiriman, produksi, administrasi dan banyak lagi. Informasi ini
kemudian disusun dan dikomunikasikan kepada para pemimpin bisnis untuk
membantu mengidentifikasi cara meningkatkan efisiensi keuangan.

f. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam mendidik di bidang akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan di bidang akuntansi, dan menyusun
kurikulum di berbagai tingkat satuan pendidikan. Secara sederhana dapat diartikan
sebagai dosen atau guru yang mengajar mata pelajaran atau mata kuliah akuntansi.
Selain itu mereka juga melakukan penelitian di bidang akuntansi sehingga hasil-hasil
penelitian dapat membantu mengembangkan ilmu akuntansi.

7. Kode Etik Profesi Akuntansi


Setiap profesi memiliki kode etik. Etika dan perilaku etis lebih mengacu pada prinsip
umum seperti kejujuran, integritas, dan moral. Etika sebagai salah satu unsur utama
dari profesi sebagai landasan bagi Akuntan dalam melaksanakan tugas dan profesinya
karena seorang akuntan bertanggung jawab bertindak dan bekerja sesuai dengan
kepentingan publik. Ada beberapa kode etik dasar yang harus diperhatikan dan
dipatuhi akuntan ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

a. Integritas

Integritas berarti bahwa seorang akuntan bersikap lugas dan jujur dalam semua
hubungan professional maupun dalam melaksanakan tugas memberikan jasa kepada
penggunanya. Integritas mengekspresikan bahwa seorang akuntan berterus terang
dan selalu mengatakan apa yang sebenarnya. Integritas tersebut dinyatakan bahwa
dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan tidak boleh menyampaikan laporan,
komunikasi, atau informasi lain yang mengandung kesalahan atau membuat
pernyataan yang menyesatkan, tanpa bersikap hati-hati, atau menghilangkan atau
mengaburkan informasi yang seharusnya diungkapkan kepada penggunanya.

b. Objektivitas dan Independensi


Prinsip objektivitas mengharuskan seorang akuntan bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan
atau di bawah pengaruh pihak lain. Akuntan tidak boleh melakukan aktivitas
profesional apabila suatu keadaan atau hubungan terlalu memengaruhi pertimbangan
profesionalnya terhadap aktivitas atau profesi yang dijalani.

c. Kerahasiaan

Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan mensyaratkan agar


seorang akuntan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil
dari hubungan profesional dan jasa akuntan.
Akuntan berhak menggunakan pengalaman sebelumnya, tetapi tidak diperkenankan
menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh atau diterima
sebagai hasil dari hubungan profesional atau jasa yang sudah terjadi sebelumnya.

d. Kompetensi dan Kehati-hatian


Kompetensi merupakan salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang
profesional di bidang tertentu. Prinsip etika profesi kompetensi dan kehati-hatian
profesional mengharuskan setiap akuntan untuk:

 Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk


menjamin pengguna jasanya (klien menerima layanan yang profesional dan
kompeten)
 Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika
memberikan jasa yang profesional.

Setiap akuntan sangat perlu memperhatikan etika profesi di bidang akuntansi untuk
menghindari praktik-praktik yang tidak diharapkan. Hal ini perlu dilakukan agar
seorang akuntan dapat memenuhi tugas dan tanggung jawabnya secara professional..

e. Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional mensyaratkan agar seorang akuntan mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang diketahui
atau seharusnya diketahui yang dapat merusak profesi akuntan.

Akuntan tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau tindakan apapun yang
berpotensi merusak integritas, obyektivitas, atau reputasi dari sisi profesi maupun
hasilnya yang tidak sesuai dengan prinsip etika profesi akuntan.

8. Prinsip-Prinsip Akuntansi
a. Kesatuan Usaha (Business Entity)

Prinsip kesatuan usaha atau entitas usaha membatasi data dan informasi ekonomi
dalam Akuntansi untuk data atau informasi yang terkait langsung dengan kegiatan
usaha perusahaan. Dengan kata lain, kegiatan usaha (bisnis) perusahaan dipandang
sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya, kreditur, atau kegiatan usaha lainnya.

Sebagai contoh, seorang akuntan dalam perusahaan hanya mencatat transaksi


ekonomi hanya untuk kegiatan usaha perusahaan, tidak mencatat transaksi pribadi si
pemilik, harta atau utang yang dimiliki si pemilik.

b. Biaya Historis (Historical Cost Principle)


Prinsip biaya historis berarti digunakannya harga perolehan dalam pencatatan utang,
modal, harta, dan biaya usaha. Yang dimaksudkan dengan harga perolehan yaitu harga
pertukaran atau transaksi yang disepakati oleh kedua belah pihak yang berkaitan
dengan transaksi ekonomi yang dilakukan.

Misalnya, sebuah perusahaan membeli AC seharga Rp 4.500.000,00. Untuk


pemasangan AC tersebut, perusahaan menggunakan jasa tukang AC yang dibayar Rp
500.000,00. Berdasarkan dua biaya yang dikeluarkan perusahaan, harga perolehan AC
tersebut senilai Rp 5.000.000,00 (harga beli AC ditambah biaya pemasangan AC).
Contoh lain, Anda ingin membeli laptop merek tertentu. Harga yang ditawarkan toko
komputer katakanlah Rp 6.750.000,00. Setelah terjadi proses tawar menawar dengan
si penjual, Anda membeli laptop pada harga Rp 6.500.000,00. Berdasarkan peristiwa
transaksi tersebut, harga peroleh laptop dicatat senilai Rp 6.500.000,00.

Prinsip biaya historis menggunakan dua konsep yaitu: konsep obyektivitas dan
pengukuran berdasarkan satuan moneter (uang).

Konsep obyektivitas mensyaratkan bahwa jumlah yang dicatat dalam Akuntansi harus
berdasarkan pada bukti obyektif. Dalam proses transaksi antara si pembeli dan si
penjual, kedua belah pihak mencoba memeproleh harga terbaik. Hanya harga yang
disepakati kedua belah pihak secara obyektif dicata dalam catatan Akuntansi.

Apabila dalam catatan Akuntansi diubah-ubah berdasarkan kenaikan atau penurunan


pada penawaran, penilaian, dan pendapat tertentu, maka laporan akuntansi menjadi
tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan (reliabilitas).

Konsep pengukuran berdasarkan satuan moneter mensyarakat bahwa transaksi


ekonomi dicatat dalam satuan mata uang tertentu (rupiah atau mata uang lainnya).
Satuan uang menjadi unit pengukuran yang umum untuk melaporkan data transaksi
ekonomi dan laporan keuangan.

c. Pengakuan Pendapatan Revenue Recognition Principle)

Prinsip pengakuan pendapatan merupakan aliran masuk pada aset (harta) yang
muncul dari penyerahan jasa atau barang selama periode tertentu oleh suatu unit
usaha atau perusahaan.

Dasar yang dipakai sebagai tolok ukur besarnya pendapatan yaitu jumlah kas atau
setara kas yang diperoleh dari semua transaksi penjualan atau penerimaan dengan
pihak lain.

Ada dua hal yang dapat diberlakukan pada prinsip pengakuan pendapatan yaitu: pada
saat pendapatan tersebut sudah direalisasikan, dan pada saat pendapatan telah benar-
benar diterima. Ada 4 (empat) kategori transaksi pendapatan yang diakui berdasarkan
prinsip pengakuan pendapatan yaitu:

 Perusahaan mengakui pendapatan atau penjualan barang/jasa pada tanggal


penjualan atau transaksi. Tanggal tersebut biasanya diinterpretasikan sebagai
tanggal pengiriman barang kepada konsumen.
 Perusahaan mengakui pendapatan atas penyelesaian jasa yang diberikan. Ketika
jasa sudah diberikan, maka jasa dapat ditagih.
 Perusahaan mengakui pendapatan atas pemberian izin kepada pihak lain untuk
menggunakan aset perusahaan, seperti sewa, bunga, dan sebagainya.
 Perusahaan mengakui pendapatan terhadap penjualan aset (harta) yang dimiliki.
Misalnya, perusahaan menjual tanah, gedung, kendaraan, dan sebagainya yang
dimiliki.

d. Mempertemukan (Matching Principle)

Prinsip mempertemukan atau mempertandingkan yaitu prinsip yang mempertemukan


biaya dengan pendapatan yang muncul karena adanya biaya tersebut selama periode
akuntansi. Prinsip mempertemukan berfungsi untuk menentukan besarnya
pendapatan bersih, baik laba atau pun rugi bersih selama periode tertentu (misalnya,
bulan atau tahun).

Karena biaya dipertemukan dengan pendapatan, maka besarnya biaya tersebut sangat
tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila terjadi penundaan pengakuan
pendapatan, maka pembebanan biaya juga akan ditunda sampa hingga ditetapkannya
pendapatan.

e. Konsistensi (Consistency Principle)


Supaya laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan periode waktu
sebelumnya, maka pendekatan, metode dan prosedur yang digunakan dalam proses
akuntansi, harus diterapkan secara konsisten.

Apabila ditemukan adanya perbedaan antara suatu pos dalam dua periode akuntansi,
hal tersebut dapat segera diketahui bahwa perbedaan tersebut bukan merupakan
akibat pemakaian pendekatan, metode atau prosedur yang berbeda.

f. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)


Yang dimaksud prinsip pengungkapan penuh (lengkap) bahwa laporan keuangan
sebagai informasi akuntansi harus menyajikan semua informasi yang lengkap dan
utuh dalam laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan keseluruhan
transaksi dan besarnya transaksi yang dilakukan perusahaan selama satu periode
akuntansi.

Informasi yang disajikan pada laporan keuangan merupakan ringkasan dari seluruh
transaksi yang terjadi selama satu periode akuntansi. Laporan keuangan juga
meringkas semua saldo pada seluruh rekening (akun) yang digunakan perusahaan,
sehingga tidak mungkin memasukkan semua informasi yang ada ke dalam laporan
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai