Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia dalam bidang ilmu pengetahuan sangat lah pesat dimana para pakar
ilmu pengetahuan terus mengembangkan ilmu tersebut ke arah yang sempurna tidak terkecuali
dengan ilmu akuntansi. Dimana awal ilmu akuntansi tersebut hanya bersifat pembukuan, namun
dengan perkembangan saat ini akuntansi menjadi lebih kompleks yang terdiri dari pencatatan,
pengikhtisaran, dan pelaporan yang menjadi bagian dari proses transaksi.

Pada awalnya “dasar pembukuan”dimanifestasikan sebagai suatu pencatatan barang,


kebutuhan praktis, perkembangannya menjadi berhubungan erat dengan perkembangan manusia
dan masyarakat. Awal perkembangan pesat yang terjadi terjadi saat perdagangan barang serta
mata uang yang digunakan sebagai alat transaksi, sebagai pemenuh kegitan didalamnya.

Akuntansi merupakan suatu sistem dan prosedur untuk menghasilkan laporan keuangan
yang digunakan oleh penggunanya guna untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang
serta penilaian untuk masa lampau.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu akuntansi ?


2. Bagaimana perananan ilmu akuntansi dalam perkembangannya ?
3. Apa landasan teori dan pendekatan akuntansi keperilakuan ?
4. Bagaimana perkembangan akuntansi keperilakuan ?

1.3 Manfaat

1. Mengetahui ilmu akuntansi


2. Mengetahui peranan ilmu akuntansi serta perkembangannya
3. Mengetahui landasan teori serta pendekatan akuntansi keperilakuan
4. Mengetahui perkembangan akuntansi keperilakuan
Bab 2 Pembahasan

Akuntansi merupakan sistem untuk menghasilkan informasi laporan keuangan yang


digunakan oleh penggunanya dalam proses pengambilan keputusan. Informasi tersebut
digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan yang paling baik dengan maksud
keputusan yang diambil nantinya dapat memaksimalkan aktivitas bisnis dan ekonomi. Dalam
pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menjadi aspek yang sangat penting dari suatu sistem
informasi akuntansi. Pengguna pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu pengguna internal (internal user), dan pengguna eksternal (external user). Pengguna
internal menggunakan informasi laporan keuangan sebagai evaluasi kinerja. Pengguna eksternal
menggunakan informasi laporan keuangan sebagai pegambilan keputusan entitas. Pihak eksternal
dan internal memiliki peran yang setara, namun pihak eksternal lebih berfokus pada besar
kecilnya investasi yang dilakukannya pada entitas tersebut.

Binberg dan Shield (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam 5


aliran (school), yaitu :

1. Pengendalian manajemen (management control)


2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
3. Desain sistem informasi (information system design)
4. Riset audit (audit research)
5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)

Informasi akuntansi dirancang sebagai suatu dasar pengambilan keputusan penting


didalam maupun diluar perusahaan. Informasi tersebut dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam
proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang
saling berhubungan untuk mengembangkan pihak pihak yang terlibat didalam perusahaan.
Perkembangan awal akunansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen
khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan
bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Akuntansi
keperilakuan memberikan manfaat dengan riset serta tinjauan studi secara periodik, beberapa
tujuan tersebut sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenankan.
2. Membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan, sehingga para
peneliti dapat mempelajarinya melalui subbidang lain.

Akuntansi keperilakuan berkembang sangat pesat dengan mengikutiperkembangan ilmu


ilmu sosial. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk
melengkapi imformasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi
keputusan bisnis, serta bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku
manusia selalu mencari jawabannya. Pada gilirannya, akuntansi keperilakuan diyakini dapat
menjaadi suatu terobosan dalam pengukuran bisnis dan informasi, yang dibutuhkan direktur
eksekutif, direktur keuangan, dan pembuat rencana strategis untuk pengoptimalan keputusan
yang diambil. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarka
teknik berikut ini, yaitu:

1. Untuk memahami dan mengkur dampak proses bisnis terhadap orang orang dan kinerja
perusahaan.
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis.
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.

Manfaat utama dari bidang baru adalah menyediakan informasi bisnis yang memungkinkan
CEO, CFO, dan perencana strategiblainnya untuk mengukur dan memengaruhi variable
variable yang secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat menentukan bisnis entitas
tersebut.

Akuntansi Konvensional

Menurut Siegel dan Marconi (1989), akuntansi merupakan suatu disiplin jasa yang mampu
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan
perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi. Komite Teknologi AICPA (The Committee on Terminology of the
American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai seni
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi serta kejadian yang bersifat
keuangan, dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk stuan uang, serta interpretasi
dari hasil proses tersebut. Sedangkan Accounting Principles Board (APB) System Statement
No. 4 :

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi


kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar
dalam memilih diantara beberapa alternatif”

Terlepas dari itu banyak ditemukan kelemahan dari definisi yang ada, ishak, 1999.
Perspektif yang lebih luas disajikan oleh America Assocition accounting (AAA) yang
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan
pengomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan
keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini. Akuntansi didefinisikan
dengan mengacu pada konsep informasi kuantitatif yaitu “akuntansi adalah aktivitas jasa”.
Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai
entitas ekonomi yang diperkirakan bermafaat dalam proses pengambilan keputusan keputusan
ekonomi, yaitu dalam menentukan pilihan diantara alternative alternative yang ada, baik dalam
konteks program kerja maupun dalam tindakan.

Adapun informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pihak pihak terkait keadaan laporan
keuangan perusahaan dibagi menjadi dua, pemakai internal dari informasi akuntansi adalah
organisasi yang memiliki garis dan staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai
landasan yang melibatkan pendanaann penginvestasian, dan pengambilan keutusan operasional.
Pemakai eksternal meliputu kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis
keuangan, dan para agen pemerintah. Dengan demikian, informasi keuangan melalui pelaporan
keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa
diantaranya adalah :

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermafaat


bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian
kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari
kekayaan tgersebut
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pendanaan perusahaan
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.

Akuntansi sebagai suatu Sistem Informasi

Tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses pencatatan,
pelaporan, dan interprestasi atas data data ekonomi yang digunakan sebagai pengambilan
keputusan. Sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan
dibentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan
harus memiliki sasaran, input-output, dan lingkungan untuk mencapai target dasar yang telah
ditetapkan.

Akuntansi adalah Sistem

Manajemen pengguna, dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan sistem. Umumnya,
kelompok perancang atau tim proyek pengembang sistem meliputi para pemakai, analisis, dan
wakil manajemen untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan
spesifikasi teknis, dan mengimplementasikan sistem baru.

Dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan efektivitas
penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jakcson (1986) mengemukakan beberapa alasan
mengapa keterlibatan manajmenen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan
hal yang penting, yaitu :

1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan


perusahaan. Manajemen puncak mengetahui rencana perusahaan, sehingga sistem yang
dikembangkan seharusnya sesuai dengan rencana perusahaan dan dengan demikian,
sistem yang baru akan mendorong tercapainya tujuan perusahaan.
2. Manajemne puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem.
3. Manajemne puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek teknisnya.
4. Pemilihan sistem yang dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang akan
diperoleh, dan manajemen puncak mampu untuk menginterpretasikan hal tersebut.
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan
yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan pemakai ini ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup
pengembangan sistem (system development live cycle – SDLC). Tahapan tersebut adalah
perencanaan, analisis, perancangan, implementasi,dan pascaimplementasi. Untuk mengukur
keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan
pemakai dalam pengemnagan informasi, yaitu :

Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasi


a. Kandungan proses a) Integrasi sistem A. Pengendalian
perencanaan rencana
strategis
b. Kegunaan rencana b) Tingkat rincian B. Keterbatasan
rencana proyek sumber daya
c. Keterpaduan c) Integrasi hardware C. Pencapaian
dalam rencana tujuan
perencanaan
d. Pengoradinasian d) Perencanaan proyek
tindakan
perencanaan
Adaptasi dari : Bhanu Ranghutanan and Ranghutanan, Impact of Top management Support
on Information System Planning. The Journal of Information System, Vol. 2, Musim Semi
1998.

1. Tidak ada keterlibatan (no-involvment).


2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvement).
3. Keterlibatan atas saran orang lain (invovlment by advice).
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by work control).
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing).
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by strong control).

Hasil menunjukkan bahwa efektivitas sistem informasi ini dinyatakan dengan kepuasan
pemakai.

Akuntansi adalah Informasi

Informasi yang diperlukan menejemen memilikin karakteristik akurat dan tepat waktu.
Dengan adanya informasi yang cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya
kebutuhan yang sangat dirasakan untuk mendapatkan posisi keunggulan yang kompetitif.
Bagaimana suatu produk dapat bersaing dipasaran jika manajemen tidak memahami
secara persis berapa sumber daya yang telah dikonumsi oleh produk tersebut?
Bagaimana harga pokok produk tersebut dapat ditentukan secara tepat? Pertanyaan
seperti ini dapat dijawab dengan sistem informasi akuntansi yang baik.

Untuk dapat bertahan dan berkembang, perusahaan harus menggunakan informasi sesuai
dengan ruang lingkup bisnisnya. Seperti yang diutarakan Bbodnar dan Hopywood (1995)
mengenai tahapan dalam pengembangan sistem:

1. Perencanaan dan analisi sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi
masalah sistem, dan penekananyya pada tujuan keseluruhan sistem.
2. Perancangan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih
oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menenmpatkan rancangan prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi.

Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut sebagai “bahasa bisnis” yang
menyediakan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan bahas sebab akuntansi
dapat berperan sebagai media komunikasi tentang peristiwa ekonomi yang terjadi. Bahasa secara
umum dapat diartikan sebagai symbol yang disusun tidak secara acak atau sembarang (Ishak,
2002). Simbol itu disusun dan ditata dengan menggunakan mekanisme yang telah memiliki
standar tersendiri dan telah baku.

Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas terhubung dengan
perilaku individu, kelompok , dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses
informasi akuntansi dan audit.
Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari nonakuntan telah banyak dipengaruhi oleh
fungsi akuntansi dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan :

1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.


2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti pertisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

Kesadaran profesi akuntan dan ketertarikan terhadap pengaruh disiplin keperilakuan


mulai berkembang awal tahun 1950-an. Juni 1951 Controllership Foundation of America
mensponsori riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia.
Fokus riset akuntansi keperilakuan telah berubah lebih dari 40 tahun sejak dikembangkan
untuk pertama kalinya. Paradigm riset perilaku yang dilakukan oleh:

Steadry (1960) Carnegie Mellon University menggali


pengaruh anggaran motivasional
(motivational budget) menggunakan
ekperiment analog.
Benston (1963) serta Churchill dan Cooper Memfokuskan pada akuntans manajerial
(1965) dan pengaruh fungsi akuntansi pada
perilaku.
Mock (1969,1973), Barefield (1972), Berfokus fungsi manajerial, namun
Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan penekanannya mengalami pergeseran dari
Dexter (1979) pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku
terhadap prmprosesan informasi oleh
pembuat keputusan.
Ashton (1974) dan Libby (1975) Memfokuskan pada kinerja dari pembuat
keputusan yaitu auditor, dan ditujukan pada
kemampuan auditor untuk
mengkombinasikan informasi kedalam
pertimbangan menyeluruh, yang
menyeliputi konsistensi, consensus,
wawasan diri auditor, dan penggunaan
informasi tersebut.
Dyckman (1998) Membuat gambaran perkembangan
pertumbuhan pengaruh perilaku dalam
bidang akuntansi dari tahun 1960.
Mulai dari tahun 1960 sampai tahun 1980 jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan smakin meningkat. Beberapa artikel mengenai pengaruh sistem dan laporan
akuntansi terhadap pengambilan keputusan, telah melaporkan hasil dari suatu eksperimen
keperilkuan didalam usahanya untuk mempelajari hubungan antara sistem akuntansi dan
peningkatan efisiensi serta efektivitas organisasi.
Penggabungan aspek aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan
minat akan bidang riset ini. Secara garis besar berbagai variable perilaku yang terus
dipelajari oleh para akuntan terkait dengan akuntansi dapat dilihat seperti ini :
Standar Profesi
Budaya dan Tekologi
Gaya Manajemen
Sistem Imbalan
Tugas
Ketidakpastian

Variabel
Lingkungan
dan
Organisasi

PERILAKU Variabael
Variabel INDIVIDU: Hasil
Keputusan Psikologi :
Psikologi :
Kualitas Keputusan Sikap
Kemampuan
Model Keputusan Pengalaman
Fisik Perilaku Ppersepsi
Kemampuan Sebelumnya
Dinamika Kepribadian
Mental
Kelompok Motivasi

Variabel
Latar
Belakang

Keluarga
Budaya
Kelas Sosial
Sumber : Ferris dan Dillard (1988)

Kegitan seperti loka karya (workshop), konferensi,dan symposium mengenai akuntansi


keperilakuan telah berkembang pesat.

Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Hudayati (2002) menjelaskan bahwa bagian dari ilmu keperilakuan (behavioral science),
teori teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia
dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam penegmbangan ilmu itu sendiri
sudah tidak diragukan lagi.

Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif


Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sederhana, yaitu hanya berfokus pada masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring
dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan
penyusunan anggaran, akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting), dan
masalah harga transfer (transfer pricing).
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi
manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih
bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi


Secara umum teori ini menyatakan bahwa pembuatan dan penggunaan desain sistem
pengendalian manajemen bergantung pda karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan
dimana sistem tersebut akan diterapkan.
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan
mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan
penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel
kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor
eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti
proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau
keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya.

Kompleksitas desain riset yang mengunakan pendekatan kontijensi bisa dibagi dalam
empat tingkatan. Pertama, desain riset yang menghubungkan satu variable sistem
pengendalian. Kedua, dalam riset yang menguji interaksi antara satu variabel
kontijensi dan satu variabel pengendalian terhadap variabel dependen tertentu
(variabel konsekuensi). Ketiga, desain riset yang menguji interaksi antara satu
variabel kontijensi dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian manajemen
terhadap variabel konsekuensi. Keempat, adalah desain riset yang memasukkan
berbagai variabel kontijensi untuk menentukan desain pengendalian optimal.
Bab 3 Penutup

Kesimpulan

Akuntansi keperilakuan sudah ada sejak dulu nanun baru disadari pada tahun 1950-an
dimana fokus akuntansi keperilakuan ini menilai dari sudut pandang orang yang melakukan
kegiatan akuntansi yaitu akuntan itu sendiri. Berkat adanya akuntansi keperilakuan ini
menimbulkan serta mengembangkan ilmu akuntansi menjadi lebih cepat.

Saran
Daftar Pustaka

Arfan, Ikhsan AKUNTANSI KEPERILAKUAN : Akuntansi Multiparadigma edisi 3 Penerbit


Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai