Anda di halaman 1dari 17

MODUL MANAJEMEN KEUANGAN

(HIM734)

MODUL SESI 3
AKUNTANSI DI PELAYANAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH
NAURI ANGGITA TEMESVARI, SKM, MKM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
SUBTOPIK AKUNTANSI SECARA UMUM

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menguraikan definisi akuntansi
2. Menguraikan akuntansi manajemen
3. Menguraikan akuntansi keuangan

B. Uraian

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang menghasilkan suatu laporan yang
berguna untuk pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan di dalam suatu perusahaan
mengenai kegiatan ekonomi yang berjalan di perusahaan serta kondisi perusahaan tersebut.

Menurut James M. Reeve, Carl S. Warren dan Amir Abadi Jusuf (2012) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:

“Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para
pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan.”

Menurut Charles T. Horngren & Walter T. Harrison (2007) definisi akuntansi


merupakan:

“Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data
menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.”

Sedangkan menurut L. M. Samryn (2014) definisi akuntansi adalah:

“Suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi
informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasikan, mencatat,
menafsirkan, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi
kepada pemakai informasinya.”

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu
proses mengidentifikasikan, mencatat, menafsirkan, dan mengkomunikasikan dalam
melaporkan informasi ekonomi dan kegiatan (transaksi) organisasi ataupun perusahaan yang
berguna bagi para pemakai informasi tersebut dalam pengambilan keputusan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 17
Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan
manajemen. Akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan
untuk memberikan manfaat bagi mereka yang berada dalam perusahaan.

Menurut Arfan Ikhsan dan I. B Teddy Prianthara (2009) menjelaskan bahwa akuntansi
manajemen adalah:

“Akuntansi manajemen merupakan jaringan penghubung yang sistematis dalam


penyajian infomasi yang berguna dan dapat daya untuk membantu pimpinan
perusahaan dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.”

Akuntansi manajemen sebagaimana didefinisikan oleh Asosiasi Akuntan Nasional atau


National Association of Accountants (NAA) dalam I. B. Teddy Prianthara (2009) adalah:

“Akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran pengumpulan, analisis,


penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin
ketepatan penggunaan sumber – sumber dan pertanggungjawaban atas sumber -sumber
tersebut. Akuntansi manajemen juga meliputi penyiapan laporan finansial untuk
kelompok – kelompok non manajemen seperti misalnyapara pemegang saham, para
kreditur, lembaga – lembaga pengaturan, dan penguasa perpajakan.”

Sedangkan menurut Rudianto (2013:4) definisi akuntansi manajemen yaitu:

“Akuntansi manajemen merupakan sistem alat, yakni jenis informasi yang


dihasilkannya ditujukan kepada pihak- pihak internal organisasi, seperti manajer
keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan sebagainya guna pengambilan
keputusan internal organisasi.”

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan akuntansi manajemen merupakan


proses identifikasi, pengukuran pengumpulan, analisis, penyiapan dan komunikasi informasi
finansial yang hasilnya ditujukan kepada pihak – pihak internal oganisasi dan membantu
pimpinan perusahaan dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Mulyadi (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua garis besar peranan dari akuntansi
manajemen, antara lain :

1. Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 17
Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam
perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan :

a. Pencatat skor (score keeping)

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan


pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan dalam
menyediakan informasi keuangan bagi penyusun rencana aktivitas, yang memberikan
informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya kepada berbagai aktivitas yang
direncanakan. Akuntansi manajemen juga berperan besar dalam menyajikan informasi umpan
balik kepada manajemen mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun.
Akuntansi manajemen mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang
bersangkutan untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang
telah disusun. Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor bagi manajemen, akuntansi
manajemen harus memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan andal (reliable).

b. Penarik perhatian manajemen (attention directing)

Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan


pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen, agar manajemen dapat
merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap
perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajemen telah dapat menjadi
pencatat skor yang baik.

c. Penyedia informasi untuk pemecah masalah (problem solving)

Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika
manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka
mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah
yang akan mereka lakukan.

2. Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi

Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain
yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut
masa yang akan datang yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan
suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak alternatif yang tersedia. Oleh karena itu,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 17
pengambilan keputusan selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi
ketidakpastian yang dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut.

Manfaat akuntansi manajemen bagi perusahaan dalam Mulyadi (2001) antara lain
adalah:

1. Menyediakan alat analisa baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif sebagai
acuan dalam pengambilan keputusan manajemen.

2. Menyediakan sistem informasi kepada pihak eksternal antara lain laporan – laporan
kepada aparat pemerintahan asosiasi usaha dsb.

3. Menyediakan sumber data dan informasi keuangan yang relevan untuk kepentingan
manajemen di dalam melaksanakan fngsinya di bidang perencanaan dalam arti yang
luas.

4. Menyediakan sebagai sumber informasi untu penetapan dan pelaporan


pertanggungjawaban masing – masing tingkatan manajemen maupun untuk masing –
masing unit kerja yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan, dengan cara –
cara yang relevan.

5. Menyediakan berbagai bentuk teknik dan sarana yang diperlukan untuk mengukur
performance (prestasi kinerja) yang telah dicapai oleh masing – masing unit kerja di
dalam perusahaan maupun prestasi perusahaan secara keseluruhan.

6. Menyediakan informasi untu monitoring perusahaan, baik dalam arti luas yang berupa
pengendalian, maupun dalam arti yang sempit yang berupa pemeriksaan .

7. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang ada di dalam perusahaan, agar masing –


masing unit kerja dapat bekerja secara sinkron di dalam mencapai tujuan perusahaan,
karena tersedianya sistem informasi yang tepat guna dan tepat waktu.

Menurut PSAK No 1 Tahun 2009 akuntansi keuangan adalah akuntansi yang


menyampaikan tujuan:

a. Memberikan informasi dan data keuangan yang dapat membantu para pengguna
laporan keuangan untuk memprediksi potensi perusahaan dalam mendapatkan laba di masa
yang akan datang.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 17
b. Memberikan informasi keuangan mengenai kewajiban, modal dan sumber ekonomi
perusahaan secara handal dan dapat dipercaya.

c. Memberikan informasi yang berkaitan tentang perusahaan perubahan yang ada pada
sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan, serta

d. Menyampaikan informasi yang relevan dengan laporan keuangan untuk digunakan


oleh pihak pengguna laporan keuangan.

Dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan merupakan suatu proses yang berakhir
menghasilkan laporan keuangan yang berupa infomasi yang digunakan untuk pengambilan
keputusan bagi para pemakai baik pihak internal maupun eksternal.

Menurut Efraim Ferdinan (2012) dapat diketahui bahwa akuntansi keuangan yang
dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang
hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu
tujuan akuntansi keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang
berkepntingan terhadap perusahaan.

Secara umum akuntansi keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan


suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.

Akuntansi keuangan juga dapat disusun secara mendadak berupa laporan akuntansi
keuangan sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah akuntansi
keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan
yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Laporan akuntansi keuangan juga dapat
dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban oleh pihak yang bersangkutan.

Berikut ini beberapa tujuan akuntansi keuangan atau pembuatan laporan akuntansi
keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada


periode tertentu.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 17
e. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva,
dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu


periode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan akuntansi keuangan.

Sebagai salah satu sistem pengolahan informasi keuangan, karakterisik akuntansi


manajemen dapat dibandingkan dengan karakteristik akuntansi keuangan. Adapun persamaan
dan perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sebagai suatu sistem
pengolahan informasi keuangan menurut Mulyadi (2001), adalah sebagai berikut :

Perbandingan Karakteristik Akuntansi Akuntansi


Keuangan Manajemen
Dasar pencatatan Prinsip Akuntansi Tidak terikat pada
Berterima Umum PABU, karena
(PABU). kriteria pokok untuk
mengolah data
keuangan dalam
akuntansi manajemen
adalah manfaat serta
lebih didasarkan atas
logika dan
pengalaman.
Fokus informasi Informasi keuangan Informasi keuangan
masa lalu. masa lalu dan
informasi keuangan
masa yang akan
Perbedaan datang.
Lingkup informasi Informasi keuangan Informasi keuangan
perusahaan secara bagian-bagian suatu
keseluruhan. perusahaan.
Sifat laporan yang Ringkasan dan berisi Lebih rinci dan unsur
dihasilkan informasi yang taksiran lebih
diteliti. dominan dalam
informasi yang
disajikan di
dalamnya.
Keterlibatan dalam Lebih mementingkan Pengukuran kinerja
perilaku manusia pengukuran kejadian- manajemen berbagai
kejadian ekonomi. jenjang organisasi.
Disiplin sumber Ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi dan
yang melandasi psikologi sosial.
Prinsip Akuntansi Prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
Persamaan Berterima Umum dalam akuntansi keuangan kemungkinan
(PABU) besar juga merupakan prinsip pengukuran
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6 / 17
Perbandingan Karakteristik Akuntansi Akuntansi
Keuangan Manajemen
yang relevan dalam akuntansi manajemen.
Informasi Operasi Akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan menggunakan informasi operasi
yang sama sebagai bahan baku untuk
menghasilkan informasi yang disajikan
kepada pemakainya.

C. Latihan

a. Apa yang dimaksud akuntansi?


b. Sebutkan tujuan akuntansi keuangan?

D. Kunci Jawaban

a. Suatu sistem informasi yang menghasilkan suatu laporan yang berguna untuk
pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan di dalam suatu perusahaan
mengenai kegiatan ekonomi yang berjalan di perusahaan serta kondisi
perusahaan tersebut

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 17
SUBTOPIK AKUNTANSI PELAYANAN KESEHATAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


a. Memahami siklus akuntansi di pelayanan kesehatan
b. Memahami sistem akuntansi yang diterapkan di Indonesia

B. Uraian

Akuntansi merupakan suatu kegiatan untuk meraih hasil dalam tingkat tertentu dan
bermanfaat bagi kehidupan organisasi kesehatan terkait. Seperti di berbagai lembaga publik
lainnya, yaitu lembaga pendidikan, lembaga keagamaan dan lain-lain, penerapan akuntansi
dalam organisasi kesehatan tidak jauh berbeda. Perbedaan hanya muncul karena perbedaan
lingkungan yang mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi kesehatan
tergolong ke dalam organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya yang profit oriented, dapat
dilihat dengan membandingkan tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola
pertanggungjawaban, struktur keorganisasian dan anggarannya.

Setiap organisasi memiliki tujuan khusus yang hendak dicapai. Dilihat dari tujuannya,
organisasi kesehatan memberikan pelayanan dan menyelenggarakan seluruh aktivitas yang
terkait dengan pemeriksaan, penanganan dan pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat. Meskipun tujuan utama organisasi kesehatan adalah memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, ini tidak berarti bahwa organisasi kesehatan sama sekali tidak
memiliki tujuan keuangan. Hal ini tergantung pada kondisi organisasi yang bersangkutan dan
besarnya biaya operasional organisasi. Sebagai contoh, apabila organisasi tidak mempunyai
sumber dana yang pasti, kebutuhan akan daya dukung pelayanan kesehatan turut berkembang.
Kenyataannya, keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
pelayanan kesehatan.

Dari segi sumber pendanaan atau lebih konkretnya struktur modal dan struktur
pembiayaan, organisasi kesehatan sangat berbeda dalam hal bentuk dan jenisnya. Sumber
pendanaan organisasi kesehatan berasal dari masyarakat, subsidi pemerintah (bagi organisasi
kesehatan milik pemerintah) dan sumbangan pihak tertentu bagi organisasi kesehatan swasta.
Dalam konteks pola pertanggungjawaban, pertanggungjawaban dilakukan kepada lembaga
yang menaunginya, seperti pemerintah atau pemilik yayasan/lembaga. Pertanggungjawaban
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 8 / 17
organisasi kesehatan merupakan bagian terpenting dalam menciptakan kredibilitas
pengelolaan yang dijalankan. Apabila elemen pertanggungjawaban ini tidak dapat dipenuhi,
implikasinya sangat luas, yang bisa berupa ketidakpercayaan, ketidakpuasan atau bahkan
buruknya citra organisasi terkait.

Seperti halnya akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi kesehatan terkait dengan
tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan dan akuntabilitas.
Akuntansi kesehatan merupakan alat informasi tentang pengelolaan bagi lembaga yang
menaungi sebuah organisasi kesehatan. Bagi organisasi kesehatan bersangkutan, informasi
akuntansi digunakan dalam proses pengendalian pengelolaan mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Tujuan akuntansi dalam organisasi
kesehatan atau rumah sakit (Bastian, 2008) adalah:

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola organisasi secara tepat,


efisien dan ekonomis menyangkut kegiatan dan alokasi sumber daya yang
dipercayakan ke organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian pengelolaan.

2. Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk


melaporkan pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan secara tepat dan efektif
beserta penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, di samping
memungkinkan pengelola organisasi untul melaporkan ke publik atau lembaga
penaung atas hasil operasi organisasi. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.

Informasi akuntansi bermanfaat sebagai salah satu pedoman pengambilan keputusan,


terutama membantu pengelola organisasi dalam mengalokasikan sumber daya. Informasi
akuntansi juga digunakan untuk menentukan biaya program atau kegiatan beserta
kelayakannya, baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi akuntansi, pengelola
organisasi menentukan biaya operasional yang akan dibebankan ke masyarakat sasarannya
dan menetapkan biaya standar serta harga yang akan dibebankan ke organisasi kesehatan
bersangkutan.

Selain itu, informasi akuntansi kesehatan juga dapat digunakan untuk membantu
pemilihan dan peningkatan kegiatan pelayanan yang efektif dan efisien ini sangat membantu
meringankan penganggaran. Pada akhir proses pengendalian organisasi kesehatan, akuntansi
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan yang merupakan bagian terpenting dari
proses akuntabilitas pada lembaga penaung dan publik.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 17
Siklus akuntansi (Bastian, 2008) merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi
selama satu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan
laporan keuangan, penutupan pembukuan secara keseluruhan, hingga pencatatan transaksi
periode selanjutnya. Proses Akuntansi :

1. Pencatatan dan pengklasifikasian (dalam jurnal)

2. Peringkasan (dalam akun buku besar)

3. Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, yaitu laporan posisi keuangan/neraca,


laporan arus kas dan laporan aktivitas organisasi. Untuk memudahkan pekerjaan
menyusun laporan keuangan biasanya dibuat neraca lajur (kertas kerja)

Gambar 1. Siklus Akuntansi dalam Rumah Sakit

Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap (Bastian, 2008), yaitu :
1) Tahap Pencatatan
a) Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi dan bukti
pencatatan.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 10 / 17
b) Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal.
c) Memindah-bukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke
dalam akun buku besar.
2) Tahap Pengikhtisaran
a) Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun buku besar.
b) Pembuatan ayat jurnal penyesuaian.
c) Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur (work sheet).
d) Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries). 5
e) Pembuatan neraca saldo setelah penutupan.
f) Pembuatan ayat jurnal pembalik
3) Tahap Pelaporan
a) Laporan Laba Rugi
b) Laporan Arus Kas
c) Neraca
d) Laporan Perubahan Ekuitas
e) Catatan atas Laporan Keuangan

Mulyadi mendefinisikan akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,


peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara
tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Obyek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran informasi biaya adalah
tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan.
Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar
perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus memperhatikan karateristik akuntansi
keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi
keuangan. Dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan.
Akuntansi biaya atau akuntansi manajemen menurut Amin Widjajatunggal adalah
sistem yang didesain untuk mengukur biaya produk, performa dan pengendalian operasi
perusahaan.
Akuntansi biaya menurut National Association of Accountants (NAA) didefinisikan
sebagai suatu teknik atau metode untuk menentukan biaya suatu proyek, proses, atau hal-hal
yang digunakan oleh mayoritas kesatuan legal dalam suatu masyarakat atau secara khusus
ditentukan oleh suatu kelompok akuntansi otoritatif. Akuntansi biaya memberi perhatian pada
penentuan biaya.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 11 / 17
Sedangkan menurut Bastian, akuntansi biaya merupakan proses penentuan biaya penuh
maupun biaya tambahan bagi penyedia layanan serta barang untuk pasien dan masyarakat.
Untuk menentukan total biaya penyediaan layanan, semua jenis dan besaran biaya harus
dipastikan terlebih dahulu. Sebagai contoh, sejumlah bagian yang tidak menyediakan layanan
secara langsung pada pasien, juga merupakan operasi lembaga. Beban suatu bagian overhead
harus dialokasikan ke bagian yang menggunakannya. Dalam kenyataannya, untuk
mengeluarkan keputusan manajemen, biaya harus diketahui berdasarkan dengan prosedur,
pasien dan bagian atau departemen terkait.
Dalam organisasi kesehatan (rumah sakit) di Indonesia, sistem akuntansi biaya yang
telah diterapkan adalah :
1) Pembayaran Retrospektif
Sistem retrospektif membayar besaran biaya pelayanan kesehatan setelah pelayanan
kesehatan selesai diberikan. Sistem ini merupakan sistem yang paling lazim dan
banyak digunakan. Banyak yang menyebut sistem ini sebagai sebagai sistem "Fee
For Service". Menurut Permenkes No. 27 Tahun 2014, metode pembayaran
retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang diberikan,
semakin banyak layanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus
dibayarkan. Kelemahan dari sistem pembayaran ini adalah dari segi pengendalian
biaya. Baik kepada pasien yang bersangkutan ataupun Asuransi yang menjadi
penanggungnya. Hal ini dikarenakan fasilitas kesehatan maupun dokter tidak punya
insentif atau kepentingan untuk mengendalikan pembiayaan biaya kesehatan. justru
dengan semakin banyak pelayanan yang diberikan, maka semakin banyak fee yang
diterima. Kesulitan terbesar bagi konsumen untuk dapat meminimalisir hal tersebut
adalah pada keterbatasan pengetahuan ataupun pemahaman masyarakat awam atas
hal-hal yang dilakukan / tindakan pemberi jasa kesehatan. Pasien hanya pasrah saja
terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan pemberi jasa kesehatan, sehingga
tidak memahami apakah hal tersebut memang betul-betul perlu dilakukan.
2) Sistem Pembayaran Prospektif
Menurut Permenkes No. 27 Tahun 2014, metode pembayaran prospektif adalah
metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang besarannya sudah
diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan. Contoh pembayaran prospektif
adalah global budget atau budget system, per diem, kapitasi dan case based payment

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 17
atau diagnostic related group (DRG). Jenis Pembayaran secara sistem Prospektif
antara lain:
a. Global Budget atau Budget System.
Pembayaran yang dilakukan berdasarkan anggaran/jumlah biaya yang tetap yang
telah disepakati bersama. Dasar perhitungan biaya dapat melalui mekanisme
penyusunan anggaran biaya secara riil diperlukan atau berdasar jumlah peserta
(kapitasi).
b. Per Diem (Per hari rawat)
Metode pembayaran per diem merupakan metode pembayaran kepada provider
yang didasarkan pada hasil negosisasi dan kesepakatan dimana jumlah
pembayaran perawatan mengacu kepada jumlah hari rawat yang dilakukan,
tanpa mengindahkan biaya yang digunakan oleh rumah sakit. Metode lainnya
adalah “Sliding scale per diem”, yaitu pembayaran per diem berdasarkan kuota
jumlah hari rawat. Semakin banyak jumlah hari rawat, maka provider akan
diberikan biaya per diem yang semakin rendah.
c. Capitation (Kapitasi)
Pada Pola Kapitasi Penyedia jasa kesehatan (provider) diposisikan sebagai salah
satu penanggung resiko, baik sebagian ataupun seluruhnya. Dengan hal ini maka
diharapkan terjadi efisiensi dan efektifitas pembiayaan jasa pelayanan kesehatan.
Konsep sederhananya adalah Penyedia jasa pelayanan kesehatan diberikan dana
fixed untuk melayani sejumlah peserta melalui basis per member per month
(PMPM). Dengan demikian diharapkan pembiayaan dapat dikendalikan karena
pihak provider juga mempunyai kepentingan dalam hal tersebut. Langkah
Menghitung Kapitasi sebagai berikut
a) Menetapkan jenis pelayanan yang akan dicakup dalam pelayanan kapitasi.
b) Menghitung angka utilisasi dalam satuan jumlah pengguna per 1000
populasi yang akan dibayar secara kapitasi.
c) Mendapatkan rata-rata biaya per jenis pelayanan untuk suatu wilayah.
d) Menghitung biaya per kapita per bulan untuk tiap jenis pelayanan.
e) Menjumlahkan biaya per kapita per bulan untuk seluruh pelayanan.
Dalam penggunaan kapitasi perlu juga diwaspadai tindakan-tindakan para
penyedia jasa pelayanan kesehatan (provider) dalam menyikapi pola
pembiayaan kapitasi tersebut dalam memperoleh margin atau laba yang
diinginkannya. Menurut Permenkes RI No. 28 Tahun 2014, mekanisme
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 / 17
pembayaran Kapitasi oleh BPJS Kesehatan didasarkan pada jumlah peserta yang
terdaftar di FKTP sesuai dengan data BPJS Kesehatan. Pembayaran kapitasi
kepada FKTP dilakukan oleh BPJS Kesehatan setiap bulan paling lambat
tanggal 15 bulan berjalan. Sebelum diundangkannya Peraturan Presiden
(PERPRES) Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah
Daerah dan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 19 Tahun
2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan
dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah, pembayaran Dana Kapitasi oleh BPJS ke FKTP
Pemerintah Daerah langsung ke Dinas Kesehatan Kab/Kota yang selanjutnya
disetor ke Kas Daerah (KASDA) atau langsung dari BPJS Kesehatan ke Kas
Daerah sebagai penerimaan daerah. Sejak diundangkannya Perpres 32/2014 dan
Permenkes 19/2014 dana Kapitasi langsung dibayarkan oleh BPJS Kesehatan ke
FKTP milik Pemerintah Daerah. Mekanisme pembayaran klaim non Kapitasi
pelayanan JKN oleh BPJS Kesehatan di FKTP milik Pemerintah Daerah
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Pembayaran klaim non kapitasi di
FKTP milik Pemerintah Daerah meliputi:
a) Pelayanan ambulan.
b) Pelayanan obat program rujuk balik.
c) Pemeriksaan penunjang pelayanan program rujuk balik.
d) Pelayanan skrining kesehatan tertentu termasuk pelayanan terapi krio.
e) Rawat inap tingkat pertama.
f) Pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan atau dokter.
g) Pelayanan KB berupa MOP/vasektomi.
d. Case Based Payment atau Diagnostic Related Group (DRG)
Menurut Permenkes No. 27 Tahun 2014, di Indonesia, metode pembayaran
prospektif dikenal dengan Casemix (case based payment) dan sudah diterapkan
sejak Tahun 2008 sebagai metode pembayaran pada program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Sistem casemix adalah pengelompokan
diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan
penggunaan sumber daya/biaya perawatan yang mirip/sama, pengelompokan
dilakukan dengan menggunakan software grouper. Sistem casemix saat ini
banyak digunakan sebagai dasar sistem pembayaran kesehatan di negara-negara
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 / 17
maju dan sedang dikembangkan di negaranegara berkembang. Sistem casemix
pertama kali dikembangkan di Indonesia pada Tahun 2006 dengan nama INA-
DRG (Indonesia Diagnosis Related Group). Implementasi pembayaran dengan
INA-DRG dimulai pada 1 September 2008 pada 15 rumah sakit vertikal, dan
pada 1 Januari 2009 diperluas pada seluruh rumah sakit yang bekerja sama
untuk program Jamkesmas. Pada tanggal 31 September 2010 dilakukan
perubahan nomenklatur dari INA-DRG (Indonesia Diagnosis Related Group)
menjadi INACBG (Indonesia Case Based Group) seiring dengan perubahan
grouper dari 3M Grouper ke UNU (United Nation University) Grouper. Tarif
INA-CBGs yang digunakan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
per 1 Januari 2014 diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan.
e. Cost-Sharing.
Konsep iuran biaya adalah suatu konsep pemberian imbalan jasa pada PPK,
dimana sebagian biaya pelayanan kesehatan dibayar oleh pengguna jasa
pelayanan kesehatan (user’s fee).Mekanisme pembayaran iuran peserta kepada
BPJS Kesehatan disesuaikan dengan kepesertaan yang terdaftar di BPJS
Kesehatan. Iuran bagi peserta PBI dibayarkan oleh Pemerintah Pusat melalui
Kementerian Kesehatan kepada BPJS Kesehatan. Iuran bagi peserta yang
didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dibayarkan oleh Pemerintah Daerah dengan
besaran iuran minimum sama dengan besar iuran untuk peserta PBI. Iuran
Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh pemberi
kerja dan pekerja.

C. Latihan

a. Sebutkan 3 tahap dalam siklus akuntansi?


b. Sebutkan sistem akuntansi pada pelayanan kesehatan yang diterapkan di
Indonesia

D. Kunci Jawaban

a. Tahap pencatatan, tahap pengikhtisaran, dan tahap pelaporan

b. Menggunakan pembayaran retrospektif dan prospektif

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 17
Referensi:

1. Bastian, Indra. (2008). Akuntansi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.


2. Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 17

Anda mungkin juga menyukai