Anda di halaman 1dari 11

Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai Kinerja Manajemen

Pusat Biaya Perusahaan.

Nama Mahasiswa : Ruri Aryani


Nama Tutor : Dea Nur Arifah Eka Meierta, S.E., M.Sc
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka

ABSTRAK
Akuntansi pertanggungjawaban adalah sebuah konsep maupun sistem akuntansi yang dikaitkan
dengan pusat pertanggungjawaban yang ada di dalam sebuah lembaga atau perusahaan. Istilah ini
mengacu pada proses pelaporan bagaimana kinerja manajer pusat dalam mengatur pekerjaan yang
berada dalam kuasanya.
Manajemen biaya merupakan aspek yang berperan penting dalam sistem pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan manajemen biaya adalah biaya. Konsep
manajemen biaya digunakan untuk penerapan pengeloaan biaya yang efektif dan efisien dalam
setiap kegiatan organisasi. Manajemen biaya merupakan sistem yang dirancang untuk menyediakan
informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan
strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-
sumber daya yang diperlukan oleh organisasi. Informasi manajemen biaya diperlukan untuk
membuat keputusan strategis yang baik mengenai pilihan produk, metode manufaktur, teknik
pemasaran dan saluran, menilai profitabilitas pelanggan dan masalah jangka panjang lainnya.

Kata kunci : Akuntansi pertanggungjawaban, manajemen biaya, pusat biaya, kinerja.


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki Era globalisasi, pengembangan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas
sebagai sumber daya yang paling penting dalam suatu perusahaan merupakan hal yang dapat
dilakukan berkaitan dengan tuntutan dunia industri untuk lebih meningkatkan efisiensi di segala
aspek. Dibawah pengelolaan sumber daya manusia yang baik, pegawai diharapkan dapat melakukan
tugas yang diberikan perusahaan dengan baik dan benar sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab.
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan maka akan semakin kompleks masalah
yang dihadapinya. Sehingga diperlukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari
pimpinan ke tingkat manajemen dibawahnya secara berkala. Dalam pemberian wewenang kepada
bawahannya tidak semuanya diserahkan tetapi diharapkan agar bawahan yang diberi wewenang
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada atasan yang telah memberi wewenang.
Dalam akuntansi salah satu alat yang bisa dipergunakan untuk menilai sejauh mana
bawahan telah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan perusahaan adalah akuntansi
pertanggung jawaban. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu mengadakan peninjauan dan
analisis terhadap manfaat dan aplikasi dari akuntansi pertanggung jawaban untuk mengetahui sejauh
mana peranan informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat membantu meningkatkan tanggung
jawab dan sebagai alat untuk menilai prestasi kerja sehingga dapat baik lagi dan berprestasi sesuai
dengan yang diharapkan.
Perusahaan memerlukan berbagai informasi mengenai sumber dan hasil yang akan tercapai.
Adapun pihak diluar perusahaan juga memerlukan informasi mengenai perusahaan tersebut dalam
rangka mengambil keputusan. Informasi keuangan dan non keuangan diperlukan agar karyawan
dapat mengevaluasi dan memonitor dampak keputusan yang diambil untuk meningkatkan kinerja
opersional dari unit-unit lainnya. Pemberian informasi kepada pekerja untuk menilai efektifitas
usaha yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Jadi informasi dibutuhkan
untuk mengevaluasi kemajuan yang telah tercapai dan pengimplementasian berbagai tindakan yang
direncanakan untuk perbaikan.
Salah satu unsur kegiatan pengendalian manajemen adalah penggolongan suatu organisasi
perusahaan adalah pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
Pihak manajemen pusat membutuhkan suatu informasi yang dapat menunjukkan skala
aktivitas kegiatan suatu pusat-pusat pertanggungjawaban. Informasi inilah yang akan digunakan
sebagai salah satu indikator dalam menilai pertanggungjawaban yang telah diberikan manajemen
pusat kepada manajer pusat pertanggungjawaban. Jenis informasi yang dimaksud adalah informasi
akuntansi pertanggungjawaban.
Proses pengendalian manajemen melibatkan komunikasi informal dari interaksi antara
manajemen dan karyawan. Agar sistem pengendalian dapat interaksi antara manajemen dan
karyawan. Agar sistem pengendalian dapat bejalan dengan baik pimpinan perusahaan atau pihak
manajemen memerlukan informasi. Salah satu informasi yang ada adalah informasi
pertanggungjawaban. Informasi pertanggungjawaban merupakan informasi penting dalam proses
pengendalian manajemen karena menekankan hubungan keuangan dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu yang bermafaat untuk memotivasi dan
sebagai penilaian persentasni manajer pusat pertanggungjawaban masa lalu yang akan datang
bermanfaat untuk menyusun anggaran.
Berdasarkan Uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “
Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Menilai Kinerja Manajemen Pusat
Biaya Perusahaan”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui, “Bagaimana Peranan Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai Kinerja Manajemen Pusat Biaya Perusahaan”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
dalam Menilai Kinerja Manajemen Pusat Biaya Perusahaan

METODE PENELITIAN
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Sanusi (2011)
Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian
dilakukan, sehingga metode ini digunakan untuk melihat dan menganalisis Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan data sekunder.
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai Kinerja


Manajemen Pusat Biaya

3.1.1 Sistem
Romney (2015) berpendapat bahwa system adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen
yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dia juga berpendapat bahwa
perusahaan adalah sebuah system yang terdiri atas beberapa departemen yang bertindak sebagai
subsistem yang membentuk system perusahaan tersebut. Sementara itu, pendapat lain mengatakan
bahwa system suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan serta berkumpul
Bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu
(kamus teknologi dan informasi, 2009).

3.1.2 Informasi
Informasi adalah hasil pengolahan dari data dan fakta yang behubungan, yang diolah
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penggunanya, serta yang dapat membantu pengguna
dalam pengambilan keputusan.

3.1.3 Akutansi
Akuntansi sendiri menurut komite teminologi dari American institute of certified public
accountant didefinisikan sebagai suatu seni pencatatan, pengklarifikasian dan penhikhtisaran dalam
cara yang signifikan dan satuan mata uang mengenai transaksi-transaksi yang Sebagian besar
memiliki sifat keuangan yang kemudian diinterprestasikan hasilnya.
Menurut kiesodkk (2010), akuntansi adalah sebuah proses yang terdiri atas tiga aktivitas,
yaitu diidentifikasi, pencatatan, dan pengkomunikasian. Dalam proses identifikasi ini, terjadi proses
pengumpulan dan pemilahan bukti-bukti dari aktivitas ekonomi yang relevan.

Sehingga Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai
formulir, catatan dan laporan yang telah disusun dan menghasilkan suatu informasi keuangan
informasi keuangan yang diburuhkan oleh perusahaan. Tujuan dari Sistem Informasi Keuangan
(SIA) adalah untuk memproses data keuangan dan akuntansi serta menghasilkan laporan keuangan
yang dapat digunakan oleh manajer atau pihak lain yang berkepentingan untuk membuat keputusan
bisnis.

3.1.4 Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Mulyadi (2001:11) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi


yang timbul akibat pelimpahan wewenang dari manajemen puncak ke manajemen tingkat
bawahnya yang bertujuan agar ada organisasi atau bagian yang bertanggung jawab atas suatu
kegiatan dilaksanakan. Dari definisi tersebut akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu system
yang dirancang untuk mengumpulkan dan melaporkan biaya berdasarkan masing-masing tingkat
tanggungjawab sehingga setiap unit kerja tingkat manajemen hanya dengan biaya yang dapat
dikendalikan oleh unit kerja tersebut.
Suatu system pertanggungjawaban yang baik menentukan standar-standar pengukuran,
membandingkan hasil kerja actual dengan membuat laporan-laporan yang merinci hasil dicapai
serta menentukan sebab terjadinya perbedaan (varians) yang terjadi dan akhirnya mengambil
Tindakan koreksi, system akuntansi pertanggungjawaban telah dirancang untuk mengumpulkan
dan melaporkan biaya yang terjadi berdasarkan tiap-tiap pertanggungjawaban yang dihasilkan
dimana setiap tingkat pusat pertanggungjawaban atas pelaksanaan aktivitas yang telah dilakukan
baik untuk pusat pertanggungjawaban pada jenjang yang paling atas ataupun jenjang yang paling
bawah. Mereka membuat laporan pertanggungjawaban atas semua biaya yang terjadi dibagiannya.
Ini dapat dilihat dari diterbitkannya laporan pertanggungjawaban biaya oleh masing-masing
bagian berdasarkan kode pusat tanggung jawab yang telah ditentukan. Laporan
pertanggungjawaban tersebut mengumpulkan dan melaporkan biaya untuk
mempertanggungjawabkan setiap pengeluaran biaya.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban berupa informasi masa lalu bermanfaat untuk
menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan memotivasi manajer sehingga informasi
akuntansi pertanggungjawaban yang ada dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja dan
memotivasi manajer. Informasi akuntansi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap
perencanaan dan realisasinya. Perencanaan tersebut memerlukan pengendalian melalui peran bagi
menajer untuk merencanakan biaya yang menajadi tanggung jawabnya. Dengan pemberian
peranan ini akan dapat dinilai apakah laporan pertanggungjawaban.
Pemberian peran pada masing-masing pusat pertanggungjawaban (rescent) dilakukan
dengan usulan anggaran untuk aktivitas yang akan dilakukan masing-masing pusat
pertanggungjawaban tersebut dengan mengalokasikan sejumlah sumber daya.
Pemberian peran ini akan dinilai oleh manajemen puncak, apakah pusat-pusat tanggung
jawab (rescent) menjalankan peran tersebut sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ini berarti informasi akuntansi pertanggungjawaban telah digunakan dan berperan
dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi dan juga untuk menilai apakah anggaran
yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Penilaian atas kinerja suatu pusat pertanggungjawaban dalam hal ini, pusat biaya akan
dilaporkan ke masing-masing pusat pertanggungjawaban tersebut. Hal itu akan mendorong
manajer untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya karena bila hasil kerja atau kinerja
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya tidak akan baik maka tentu saja ia akan dimintakan
tanggung jawab oleh manajer puncak.
Penilaian kinerja manajer pusat biaya yang dipimpinya dapat dinilai dari ukuran informasi
berupa hasil, kuputusan, kebijakan, prosedur kerja yang ditunjukkan dalam realisasi yang dapat
dicapai atas anggaran yang dibebankan. Pengukuran hasil kerja dilakukan untuk menentukan
kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap organisasi serta memberikan motivasi bagi
manajer atau kepala bagian dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
Dalam menyusun laporan pertanggungjawaban anggaran biaya setiap bulannya. Laporan
terdiri dari dua macam yaitu
1. Perbandingan realisasi biaya anggaran bulanan
2. Laporan rincian realisasi yang melebihi anggaran
Laporan perbandingan realisasi biaya dan anggaran bulanan berisi ringkasan realisasi biaya
anggaran dan anggaran selama bulan pelaporan serta persentasenya, dengan adanya pelaporan
realisasi biaya dan anggaran ini manajer akan lebih mudah menyatakan keadaan yang terjadi setiap
bagian. Penyimpanan atas biaya-biaya akan dibahas dipertemuan rutin setiap membahas key
perpormand indicator bulanan yang dilakukan kepada satuan dengan direksi.
Penulis berpendapat dalam hal ini laporan pertanggungjawaban manajer pusat biaya yang
ada sudah baik. Laporan tersebut sudah dapat maksimal mencermikan kinerja yang sesungguhnya.
Karena format pelaporan sudah menjelaskan aspek-aspek informasi penting dan sesungguhnya
tentang operasi unit pimpinannya.
Adapun informasi penting misalnya biaya gaji dan upah, biaya administrasi dan umum,
biaya jasa Borongan, jasa pemeliharaan material, biaya penyusutan, pendapatan lainnya. Mengingat
laporan pertanggungjawaban ini bermanfaat untuk mengukur kinerja dari manajer tersebut sekaligus
menentukan penghargaan atau hukuman yang diterimanya yang bermanfaat untuk acuan bagi
kegiatan dimasa yang akan datang artinya jika RKAP dibawah realisasi ataupun diatas realisasi,
penghargaan atau hukuman berdasarkan oleh struktur penilaian yang jelas.
Bila laporan pertanggungjawaban belum dapat menjelaskan aspek-aspke informasi yang
penting dari operasi untuk tersebut maka laporan ini tidak dapat membantu manajemen untuk
mengadakan evaluasi dengan baik, penyimpang-penyimpangan yang terjadi sulit untuk diketahui
secara dini dan ditelusuri penyebabnya sulit untuk mengetahui bagian mana yang bertanggung
jawab atas penyimpangan tersebut. Kesemuanya ini menyulitkan manajemen untuk mengambil
tindakan terutama dalam usaha mengendalikan biaya.
Laporan perbandingan anggaran dan realisasi untuk setiap bulan pelaporan telah mengajukan
informasi mengenai perkiraan biaya, anggaran dan realisasi beserta persentase pencapaian yang
sudah baik. Laporan ini dibuat sudah baik dalam memahami dan menafsirkan laporan tersebut
didalam, Mulyadi (2001:11) menyatakan bahwa laporan pertanggung jawaban biaya informasi
mengenai :
1. Nomor kode rekening
2. Jenis biaya dari pusat pertanggungjawaban
3. Realisasi biaya bulanan
4. Anggaran biaya bulan ini
5. Penyimpangan biaya bulan ini
6. Realisasi biaya sampai bulan ini
7. Anggaran biaya sampai dengan bulan ini
Penyusunan kode rekening bertujuan untuk mengendalikan biaya menunjukan jenis biaya
dikeluarkan oleh setiap pertanggungjawaban atas pengeluaran biaya tersebut, sehingga nantinya
apabila terjadi penyimpangan biaya tersebut akan segera diketahui penyebabnya dan dapat
dilakukan Tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah terulang penyimpangan biaya
tersebut.
Dalam hal laporan rincian realisasi, biaya melebihi anggaran, disini menjelaskan
pertanggungjawaban varians anggaran telah menghasilkan laporan yang lebih rinci. Dan menurut
pendapat penulis, laporan ini sudah tepat karena sudah melengkapi dengan menjelaskan mengenai
pencantuman kode rekening, Tindakan koreksi atau selisih dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Tindakan atau koreksi secara efektif. Nomor rekening sangat penting artinya dalam
memudahkan penelusuran biaya, Tindakan koreksi atas selisih diperlukan agar manajemen yang
bertanggung jawba memiliki komitmen yang jelas untuk benar-benar mengambil Tindakan
meminimalkan penyimpangan dimasa yang akan datang. Waktu pelaksanaan-pelaksaan korektif
akan mendorong karyawan untuk segera melakukan Tindakan perbaikan sehingga dampaknya
terhadap realisasi anggaran periode selanjutnya dapat diminimalkan.
Dengan pengukuran kinerja dari setiap satuan kerja maka dapat dinilai apakan pusat biaya
telah bekerja dengan efektif. Bila seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pusat biaya tersebut benar-
benar sesuai dengan seluruh aktivitas atau kegiatan yang direncakan berarti pusat biaya tersebut
benar-benar sesuai dengan seluruh aktivitas atau kegiatan yang direncanakan berarti pusat biaya
tersebut telah bekerja dengan efektif dengan cataan kondisi dan asumsi yang mendasarinya tidak
berubah.
Pengukuran kinerja untuk menilai hasil kerja suatu unit atau manajer dilakukan berdasarkan
kriteria keuangan maupun kinerja non keuangan. Kriteria pengukuran kinerja ini sangat penting
sebagai dasar dalam menentukan ukuran prestasi baik dinilai uang maupun manajer kepala pusat
biaya bersangkutan.
Penilaian kinerja yang adil dan rasional merupakan hal yang penting dalam meningkatkan
kinerja prestasi baik manajer atau kepala bagian maupun satuan kerja itu sendiri. Penghargaan
maupun hukuman atau sanksi harus jelas. Diberkan kepada pusat pertanggungjawaban yang
menghasillkan kinerja yang baik maupun kinerja yang buruk.
Untuk tujuan pengendalian biaya operasional, pelaksanaan penyusunan anggaran biaya
tersebut belum sepenuhnya berfungsi sebagai pengendali karena teknis dan pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan anggaran tersebut kurang memperhatikan kondisi serta sarana-sarana
yang menunjang ataupun menghambat kegiatan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
selisih (varians) antara anggaran biaya dengan realisasi yang terjadi.
Berikut contoh analisis yang terjadi pada PT PLN UPB SUMBAGSEL dan sebab-sebab
apabila terjadinya penyimpangan dari masing-masing biaya sebagai berikut :

1. Analisis terhadap Anggaran dan Realisasi Biaya Gaji Karyawan


Perbandingan antara anggaran biaya dengan realisasi biaya gaji karyawan dalam tahun yang
bersangkutan :
Anggaran tahun 2008 Rp 7.766.291.432
Realisasi tahun 2008 Rp 6.820.001.700
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 946.289.732
Dalam persentase 114 %
Pada bagian gaji karyawan, biaya realisasi lebih kecil dari biaya yang dianggarkan yaitu Rp
946.289.732 hal ini disebabkan karena adanya pengawasan dari pihak perusahaan terhadap bantuan
pengganti fasilitas perumahan dan tunjangan hari raya keagamaan (THR)
2. Analisis terhadap Anggaran dan Realisasi Biaya Adminstrasi dan Umum
Perbedaan antara anggaran biaya dan realisasi biaya administrasi dan Umum dalam tahun yang
bersangkutan, adalah :
Anggaran Tahun 2008 Rp 2.614.146.000
Realisasi Tahun 2008 Rp 1.806.980.201
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 807.165.799
Dalam persentase 145 %
Pada bagian ini hanya biaya realisasi administrasi dan umum lebih kecil dari biaya yang
dianggarkan yaitu sebesar Rp 807.165.799, hal ini disebabkan pada bagian ini adanya pengawasan
dari pihak perusahaan terhadap pelaksanaan operasi.

3. Analisis terhadap Anggaran dan Realisasi Biaya Jasa Borongan


Perbandingan antara anggaran biaya dengan realisasi biaya jasa Borongan dalam tahun yang
bersangkutan adalah :
Anggaran Tahun 2008 Rp 960.000.000
Realisasi Tahun 2008 Rp 938.320.000
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 21.680.000
Dalam persentase 102 %

4. Analisis terhadap Anggaran dan Realisasi Biaya Pemeliharaan Material, Bahan bakar, suku
cadang, dan Material Umum
Perbandingan antara biaya dengan realisasi biaya pemeliharaan material, suku cadang, bahan
bakar dan material umum dalam tahun yang bersangkutan adalah :
Anggaran Tahun 2008 Rp 256.000.000
Realisasi Tahun 2008 Rp 261.613.000
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 5.613.000
Dalam persentase 98 %

5. Analisis terhadap Anggaran dan Realisasi Biaya penyusutan


Perbedaan antara anggaran biaya dan realisasi biaya penyusutan dalam tahun yang bersangkutan
adalah :
Anggaran Tahun 2008 Rp 3.051.875.000
Realisasi Tahun 2008 Rp 3.159.362.598
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 107.487.598
Persentase 96 %
Pada Bagian ini biaya penyusutan, biaya realisasi lebih besar dari biaya anggaran dan terjadi
selisih yaitu sebesar Rp 107.487.598, hal ini terjadi karena pihak perusahaan mengambil
Tindakan berupa pengawasan terhadap tenaga kerja.

6. Analisis terhadap Anggaran dan Realisasi pendapatan dan lain-lainnya


Perbandingan antara anggaran biaya dan realisasi biaya penyusutan dalam tahun yang
bersangkutan adalah :
Anggaran tahun 2008 Rp 100.595.000
Realisasi Tahun 2008 Rp 89.568.842
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 11.026.158
Dalam persentase 112 %
Pada bagian biaya pendapatan dan lainnya, biaya realisasi lebih kecil dari biaya yang
dianggarkan sebesar Rp 11.026.158, selisih ini disebabkan adanya pengawasan terhadap jalannya
pelaksanaan operasi perusahaan.
Total Anggaran keseluruhan dari bagian-bagian tersebut diatas dalam tahun 2021 yaitu :
Anggaran Tahun 2008 Rp 14.748.907.432
Realisasi Tahun 2008 Rp 13.076.239.341
Perbedaan mengurangi anggaran Rp 1.672.668.091
Dalam persentase 113 %
Jadi perbandingan anggaran biaya dengan realisasi biaya pada tahun 2008 efektif karena
memiliki selisih sebesar Rp 1.672.668.091. karena perusahaan anggarkan lebih besar dari
realisasi yang terjadi.

PERBANDINGAN REALISASI DENGAN RKAP

NO URUT KETERANGAN BIAYA REALISASI ANGGARAN % VARIANS


I Biaya Gaji Karyawan 6.820.001.700 7.766.291.432 114 946.289.732

II Biaya Administrasi dan 1.806.980.201 2.614.146.000 145 807.165.799


Umum
III Biaya jasa borongan 938.320.000 960.000.000 102 21.680.000
IV Biaya pemeliharaan material,, 261.613.000 256.000.000 98 5.613.000
bahan bakar, suku cadang,
material umum
V Biaya penyusutan 3.159.362.598 3.051.875.000 96 107.487.598
VI Pendapatan dan lainnya 89.568.842 100.595.000 112 11.026.158
TOTAL BIAYA 13.076.239.34 14.748.907.432 113 1.672.668.091
1

Dari perbandingan realisasi biaya dengan RKAP diatas telah didapat dalam persentase sebesar
113% yang melebihi 100% yang dalam perhitungan didapat RKAP dikurangi dengan realisasi
kemudian hasilnya dibagi realisasi dan hasilnya dikali 100%. Dengan demikian penulis berpendapat
bahwa perusahaan tersebut dapat dinilai sudah cukup baik.
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Suatu system pertanggungjawaban yang baik menentukan standar-standar pengukuran,
membandingkan hasil kerja actual dengan membuat laporan-laporan yang merinci hasil dicapai serta
menentukan sebab terjadinya perbedaan (varians) yang terjadi dan akhirnya mengambil Tindakan
koreksi, system akuntansi pertanggungjawaban telah dirancang untuk mengumpulkan dan
melaporkan biaya yang terjadi berdasarkan tiap-tiap pertanggungjawaban yang dihasilkan dimana
setiap tingkat pusat pertanggungjawaban atas pelaksanaan aktivitas yang telah dilakukan baik untuk
pusat pertanggungjawaban pada jenjang yang paling atas ataupun jenjang yang paling bawah.
Mereka membuat laporan pertanggungjawaban atas semua biaya yang terjadi dibagiannya.
Penilaian kinerja yang adil dan rasional merupakan hal yang penting dalam meningkatkan
kinerja prestasi baik manajer atau kepala bagian maupun satuan kerja itu sendiri. Penghargaan
maupun hukuman atau sanksi harus jelas. Diberkan kepada pusat pertanggungjawaban yang
menghasillkan kinerja yang baik maupun kinerja yang buruk.

4.2 Saran
Sistem Akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan perusahaan sudah cukup baik, karena
sistem Akuntansi pertanggungjawaban yang terjadi berdasarkan tiap-tiap tingkat tanggung
jawab yang ada, hal ini patut dipertahankan dan bila perlu lebih ditingkatkan lagi, agar
system yang digunakan perusahaan dapat menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5561/skripsi%20dea%20pransiska.pdf?
sequence=1
https://www.jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/download/11168/602/5082
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lppmekososbudkum/article/download/41485/37231
https://accounting.binus.ac.id/2021/09/14/akuntansi-pertanggung-jawaban-sebagai-alat-penilaian-
kinerja-part-1/
http://eprints.dinus.ac.id/17102/1/jurnal_15427.pdf
Suryanto, 2023. Manajemen Risiko dan Asuransi, Cetakan 3, Penerbit Universitas Terbuka,
Tangerang Selatan.
Sri Mulyani, 2023. Sistem Pengendalian Manajemen, Cetakan 2, Penerbit Universitas Terbuka,
Tangerang Selatan
Sri Mulyani, 2023. Sistem Informasi Akuntansi, Cetakan 3, Penerbit Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan
Ray H Garrison D.B.A, 2013. Akuntansi Manajerial, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Dorothea Wahyu Ariani, Manajemen Operasi, Cetakan 6, Penerbit Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan

Anda mungkin juga menyukai