Anda di halaman 1dari 30

RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN

“Manajemen Biaya”

KELOMPOK 1

Rezky Arham Saputra 202030015

Nurul Amalia 202030001

Nabila Tri Wahdini 202030030

Olivia Miranda 202030027

Rayza Pebriani M 202030051

Alyah Aprilia Irwanti 202030082

PRODI AKUNTANSI

STIEM BONGAYA MAKASSAR

2023
A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan lebih baik

lagi di era berkembangnya teknologi saat ini, maka diperlukan

sebuah sistem yang dapat mengatur sebuah informasi dengan

baik dan terstruktur. Istilah ini dapat kita sebut sebagai

sistem informasi manajemen. Berikut ini adalah beberapa

pengertian dari sistem informasi manajemen dari berbagai

ahli:

a) Ludwig Von Batalanfy, Sistem informasi manajemen merupakan

seperangkat unsur yang saling terkait dalam suatu antar relasi

diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

b) Jamers Havery, Sistem informasi manajemen merupakan prosedur

logis dan rasional untuk melakukan atau merancang suatu rangkaian

komponen yang berhubungan satu sama lain.

c) Bodnar dan Hopwood, Sistem informasi manajemen merupakan

kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang

untuk mentrasformasikan data dalam bentuk informasi yang berguna.

d) Turban, McLean, dan Waterbe, Sistem informasi manajemen

merupakan sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang

spesifik.

e) O’brien, Sistem informasi manajemen adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output

dalam transformasi yang teratur.


Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi manajemen adalah suatu sistem informasi menyeluruh dan

terkoordinasi secara terpadu yang didalamnya terdapat proses untuk

mengolah, menganalisis, dan menampilkan data agar dapat digunakan untuk

kebutuhan pengambilan suatu keputusan.

Fungsi Sistem Informasi Manajemen. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari
sistem informasi manajemen:

 Meningkatkan produktivitas serta penghematan biaya di dalam

organisasi

 Meningkatkan kualitas dari SDM karena unit sistem kerja akan lebih

terkoordinasi serta sistematis

 Mempermudah pihak manajemen dalam melakukan pengawasan,

perencanaan, pengarahan serta pendelegasian kinerja pada semua

departemen yang mempunyai koordinasi dan hubungan.

 Meningkatkan efisiensi serta efektivitas data yang lebih realtime dan

akurat.

 Berperan penting dalam proses pengambilan keputusan di dalam

bisnis karena sistem informasi manajemen dapat menyediakan

informasi yang relevan.

 Manfaat Sistem Informasi Manajemen

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari sistem informasi manajemen:

 Menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan harga

pokok produk, jasa, serta tujuan lain yang diinginkan oleh

manajemen.
 Menyediakan informasi yang digunakan untuk merencanakan,

mengendalikan, mengevaluasi, serta melakukan perbaikan yang

berkelanjutan.

 Memperoleh gambaran umum dari seluruh operasi yang berjalan

pada perusahaan tersebut.

B. MANAJEMEN PROSES

Proses manajemen adalah tahapan yang mengarahkan orang lain

agar bisa mencapai tujuan dari sebuah organisasi. Oleh sebab itu, diketahui

bahwa proses manajemen ini sangat penting dilakukan agar bisa

memperoleh hasil yang efektif dan efisien dalam memajukan organisasi

tersebut.

Fungsi dari proses manajemen ini banyak diungkapkan oleh berbagai

ahli. Namun, yang paling terkenal yaitu dari G.R Terry. Jelaskan proses

manajemen berdasarkan G.R Terrry yang terdiri dari 4 fungsi yaitu:

1) Perencanaan (Planning)

Planning ini adalah tahap awal dalam menjalankan proses

manajemen. Perencanaan sangat diperlukan agar dapat mencapai cita-

cita atau goals organisasi. Di tahap ini, manajer perlu memikirkan cara

apa yang dipilihnya serta strategi yang diterapkan dalam menjalankan

produksi atau aktivitas organisasi.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Tahap berikutnya adalah pengorganisasian yang dilakukan

membagi tugas kepada beberapa sumber daya yang ada. Tujuannya

agar mampu untuk mengatur sumber daya yang ada serta memudahkan

koordinasi menjadi lebih baik. Dengan adanya pengorganisasian ini


membuat organisasi bisa melakukan aksi nyata untuk menentukan tugas

dan memfasilitaasi personelnya dengan sumber daya yang lengkap untuk

memudahkan proses tersebut.

3) Pengarahan/Kepemimpinan (Actuating)

Berikutnya dalam proses manajemen adalah kepemimpinan.

Tujuan dibentuknya actuating agar bisa memotivasi semangat bekerja

untuk karyawan serta dapat menjalankan tindakan sesuai dengan arahan

pemimpin. Fungsi dari manajemen ini adalah memberikan motivasi bagi

setiap pihak serta mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan

baik. Selanjutnya, kepemimpinan ini mampu meningkatkan kesadaran

dalam bekerja, membimbing, dan mengarahkan sehingga kinerja

karyawan berjalan dengan efektif. Tentunya proses ini harus didasarkan

dengan kebijakan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

4) Pengawasan/Pengendalian (Controlling)

Pengendalian yang dimaksud merupakan proses manajemen

dengan melakukan evaluasi sambil membandingkan antara tindakan

nyata dengan rencana yang sudah dibuat. Dengan melakukan

pengendalian ini memudahkan kinerja menjadi lebih terkendali dan

merencanakan perubahan ke arah yang lebih baik.

C. COST MANAJEMEN

Manajemen biaya merupakan sistem yang disusun untuk

memberikan informasi yang lengkap, yang kemudian digunakan manajemen

untuk menjalankan kegiatan operasional.

Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengidentifikasi berbagai

macam peluang, perencanaan strategi, penyempurnaan proses produksi,

serta membuat keputusan terkait pengadaan dan pemanfaatan sumber daya


yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dalam lingkup yang lebih sempit,

manajemen biaya dapat diartikan sebagai sebuah proses menemukan dan

melaksanakan suatu proyek atau pekerjaan dengan cara yang benar. Proses

yang dimaksud, mencakup perencanaan, anggaran, estimasi, pendanaan,

pengelolaan, pengendalian, dan perbandingan antar biaya. Ini dilakukan,

agar pekerjaan dapat selesai dalam waktu serta anggaran yang telah

ditentukan sebelumnya.

Secara umum, ada tiga konsep dasar manajemen biaya yang

digunakan, yakni:

1) Konsep Nilai Tambah

Konsep manajemen biaya yang pertama adalah nilai tambah, di

mana semua kegiatan yang dilakukan harus mempunyai nilai tambah.

Pencapaian nilai tambah ini, harus dilakukan dengan cara yang efisien.

Manajemen perusahaan juga harus mampu mengurangi atau menghapus

kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah. Tujuannya, agar bisa

membuat dan memastikan anggaran keuangan pada setiap kegiatan

perusahaan.

2) Konsep Akuntansi Aktivitas

Konsep manajemen biaya berikutnya, adalah akuntansi aktivitas.

Dalam konsep ini, manajemen perusahaan bertugas mengumpulkan,

memantau dan memastikan biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan

kegiatan yang dijalankan. Metode ini juga dikenal dengan istilah activity

based costing (ABC), yakni suatu cara untuk menilai biaya, performa,

sumber biaya dan objek biaya.

3) Konsep Biaya Target

Konsep manajemen biaya yang terakhir, adalah biaya target,

yakni segala aktivitas yang dilakukan harus berpatokan pada harga yang
sesuai dengan pangsa pasar atau laba yang ingin dicapai perusahaan.

Penerapan biaya target secara maksimal dapat mengurangi biaya yang

dikeluarkan selama daur hidup pada produk tertentu.

Fungsi dan Manfaat Manajemen Biaya:

Secara umum, terdapat empat tujuan perlunya dilakukan manajemen biaya

dalam sebuah bisnis. Keempat tujuan tersebut, antara lain:

 Mengidentifikasi biaya kegiatan suatu perusahaan.

 Mendapatkan informasi tingkat efisiensi, efektivitas, dan nilai finansial

pada kegiatan bisnis.

 Membantu menyempurnakan performa perusahaan di masa depan.

 Meraih ketiga tujuan tersebut secara bersamaan dalam suatu lingkungan

perubahan teknologi.

Berdasarkan keempat fungsi tersebut, terdapat tujuh manfaat yang bisa

didapatkan perusahaan jika menjalankan manajemen biaya dengan baik.

Tujuh manfaat yang dimaksud, antara lain:

 Sebagai wujud perencanaan dan pengendalian bisnis.

 Sebagai usaha meningkatkan monitoring biaya perusahaan.

 Memaksimalkan performa daur hidup suatu produk hasil produksi.

 Sebagai acuan dalam mengambil keputusan.

 Sebagai wujud manajemen investasi yang efisien.

 Sebagai alat ukur performa.

 Mendukung otomasi kegiatan dan filosofi produksi.

Alur Manajemen Biaya:


Dalam konsep manajemen biaya, setidaknya ada empat alur yang

harus dilakukan oleh manajemen sebuah perusahaan. Keempat alur

tersebut, adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan sumber daya merupakan proses untuk memastikan

kebutuhan sumber daya di masa yang akan datang sebuah perusahaan

atau ruang lingkup operasional. Ini termasuk evaluasi dan perencanaan

penggunaan sumber daya manusia (SDM), keuangan, dan informasi lain

yang mungkin diperlukan dalam operasional bisnis.

2) Perkiraan Biaya

Perkiraan biaya merupakan proses prediktif, yang digunakan

untuk mengukur, dan menghitung biaya, serta menentukan harga dari

sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional

perusahaan. Proses estimasi biaya ini, diterapkan terus selama

operasional perusahaan berjalan. Dalam lingkup yang lebih kecil, yakni

proyek, proses estimasi biaya dilakukan selama siklus berjalan proyek.

3) Penganggaran Biaya

Penganggaran merupakan salah satu alur manajemen biaya yang

penting. Ini karena penganggaran merupakan proses yang dibutuhkan

dalam proses penggabungan perkiraan biaya untuk menetapkan dasar

biaya. Manfaatnya adalah, untuk menentukan cost baseline terhadap

kinerja proyek yang terpantau dan terkendali.

4) Kontrol Biaya

Kontrol biaya dapat diartikan sebagai proses pemantauan biaya,

termasuk juga kinerja setiap pembiayaan. Dalam alur ini, manajemen


harus memastikan bahwa setiap perubahan biaya yang terjadi sudah

tepat, serta termasuk dalam baseline biaya yang berubah. Hal ini juga

akan mampu menunjukkan informasi kepada para stakeholders, bahwa

perubahan atau perluasan kegiatan operasional menyebabkan perubahan

biaya pula.

D. MANAJEMEN BIAYA STRATEGI

Manajemen biaya strategi merupakan penggunaan pada data biaya

untuk membuat perkembangan serta mengindentifikasi strategi yang sangat

unggul dan akan menghasilkan keunggulan bersaing yang akan terus

menerus. Tingkat ketergantungan perusahaan pada manajemen biaya

bergantung pada bentuk strategi kompetitifnya

Perusahaan yang kompetitif adalah perusahaan yang “digerakkan

oleh pelanggan”; menggunakan teknologi produksi dan informasi yang

canggih jika sesuai, mengantisipasi dampak perubahan yang ada dalam

peraturan-peraturan dan selera pelanggan, dan mengenali lingkungan sosial,

politik, dan budaya yang kompleks. Didorong oleh pemikiran yang strategis,

akuntan manajemen berfokus pada faktor-faktor yang dapat membuat

perusahaan sukses, selain biaya dan ukuran keuangan lainnya. Tahap-tahap

pengembangan sistem manajemen biaya menurut Robert Kaplan

digambarkan sebagai berikut:

Tahap 1. Sistem manajemen biaya adalah sistem pelaporan transaksi yang

paling mendasar.

Tahap 2. Pada pengembangan tahap kedua, sistem manajemen biaya

berfokus pada pelaporan keuangan untuk pihak eksternal.

Tahap 3. Sistem manajemen biaya mulai menelusuri data operasional yang

utama dan mengembangkannya menjadi informasi biaya yang lebih akurat


dan relevan untuk mengambil keputusan; informasi manajemen biaya sudah

mulai berkembang.

Tahap 4. Informasi manajemen biaya yang relevan secara strategis

merupakan bagian integral dari sistem.

Strategi Efektif dalam Cost Management:

1) Analisis Biaya: Identifikasi dan kategorikan biaya-biaya perusahaan

dengan jelas. Ini termasuk biaya tetap (seperti sewa atau gaji) dan biaya

variabel (seperti bahan baku atau listrik).

2) Pengendalian Biaya Tetap: Pelajari cara untuk mengendalikan biaya

tetap. Misalnya, pertimbangkan perjanjian sewa jangka panjang atau

outsourcing yang lebih efisien.

3) Optimasi Biaya Variabel: Manajemen stok yang efisien, pengendalian

kualitas, dan negosiasi harga dengan pemasok dapat membantu

mengurangi biaya variabel.

4) Analisis Kompetitif: Selidiki apa yang dilakukan pesaing Anda dalam hal

manajemen biaya. Mungkin ada peluang untuk memperbaiki praktik

Anda.

5) Automatisasi Proses: Automatisasi tugas-tugas rutin dapat mengurangi

biaya administratif dan meningkatkan efisiensi.

6) Pengukuran Kinerja: Tetapkan metrik yang jelas untuk mengukur kinerja

biaya Anda. Ini memungkinkan Anda untuk melacak kemajuan dan

mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

E. ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS)


Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah perusahaan

mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk,

kemudian menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan

diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi yang digunakan untuk

mengalisis kegiatan internal perusahaan. Dengan kata lain, dengan melihat

ke dalam kegiatan internal, analisis itu mengungkap di mana keunggulan

kompetitif suatu perusahaan atau kekurangannya. Perusahaan yang bersaing

melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba untuk melakukan kegiatan

yang lebih baik dari yang akan dilakukan pesaing. Jika bersaing melalui

keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk melakukan kegiatan internal

dengan biaya lebih rendah dari pesaing. Ketika sebuah perusahaan mampu

memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar atau

untuk memberikan produk-produk unggulan, ia memperoleh keuntungan.

Value Chain Analysis yang banyak digunakan oleh perusahaan –

perusahaan, yaitu Porter’s Value Chain Model yang diperkenalkan oleh

Michael Porter pada tahun 1985. Berikut adalah gambaran model dari

Porter’s Value Chain :

Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah

menjadi output yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini,
Porter menggambarkan rantai kegiatan umum untuk semua bisnis, dan ia

membagi mereka ke dalam kegiatan primer dan dukungan.

a. Primary Activies

Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik,

penjualan, pemeliharaan dan dukungan dari suatu produk atau jasa.

Mereka terdiri dari:

 Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan

menerima, menyimpan, dan mendistribusikan input internal.

 Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input

menjadi output yang akan dijual kepada pelanggan.

 Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau

layanan kepada pelanggan.

 Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk

pelanggan untuk membeli produk yang dijual.

 Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai

dari produk atau layanan kepada pelanggan setelah membeli

produk.

b. Support Activites

Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita,

garis putus-putus menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau

sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap kegiatan utama.

Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu,

tetapi juga mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan

lain.

 Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk

mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk beroperasi.


 Human Resource Management – seberapa baik sebuah

perusahaan merekrut, melatih, memotivasi, memberi

penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya.

 Technological Development – kegiatan ini berhubungan

dengan pengelolaan dan pengolahan informasi, serta melindungi

basis pengetahuan perusahaan.

 Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi

yang memungkinkan untuk mempertahankan operasi sehari-hari

seperti akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen.

F. MANAJEMEN RANTAI SUPLAY

Dalam Industri Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah

mengkonversikan berbagai bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya

menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan

menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan Supply

Chain atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi

sebuah perusahaan manufakturing, kegiatan Supply chain atau Rantai

Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga diperlukan

Manajemen yang Profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut

biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain

Management yang sering disingkat dengan singkatan SCM.

Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain

Management (SCM) atau manajemen rantai pasokan adalah serangkaian

kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap

pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan


jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik

dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain

Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah Mekanisme yang

menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat

dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang

bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab

untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada

waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Jadi pada dasarnya, Supply Chain Management atau Manajemen

Rantai Pasokan merupakan cabang manajemen yang melibatkan Pemasok,

Pabrik atau Manufakturer, penyedia logistik dan tentunya yang paling adalah

pelanggan.

Proses Manajemen Rantai Pasokan:

Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan

dalam Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Change Magement (SCM)

ini.

1) Pelanggan (Customer)

Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau

customer merupakan mata rantai pertama yang memberikan pesanan

(order), terutama pada perusahaan yang berorientasi OEM (Original

Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk membeli produk

yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan

menghubungi departemen penjualan (sales) perusahaan tersebut.

Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya


seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk

Produk yang dipesannya.

2) Perencanaan (Planning)

Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya,

departemen Perencanaan (Planning Dept) akan mempersiapkan

Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh

Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari

akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan

pendukungnya.

3) Pembelian (Purchasing)

Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah

kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya,

Departemen Pembelian atau Purchasing Department akan melakukan

pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan

tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.

4) Persediaan (Inventory)

Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh

pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian

disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.

5) Produksi (Production)

Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan

pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses

produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh

pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan

ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal

yang ditentukan.

6) Transportasi (Transportation)
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan

mengatur waktu keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di

Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh pelanggan.

G. KUNCI KEBERHASILAN PERUSAHAAN

Kurt Nagel memaparkan 6 kunci keberhasilan perusahaan yaitu;

strategi, organisasi, sumber daya manusia, gaya kepemimpinan, sistem

informasi, orientasi pelanggan. Namun, hal-hal tersebut juga memiliki

beberapa dasar-dasar yang penting yaitu:

1. Prinsip-prinsip bisnis dasardan sistem-sistem target/kontrol.

2. Organisasi yang berorientasikan strategi.

3. Pemakaian potensi pegawai dengan lebih baik.

4. Sebuah gaya kepemimpinan yang efisien.

5. Sistem-sistem informasi dan komunikasi yang market intelligent

6. Mempraktikkan orientasi pelanggan

Benang yang menghubungkan kunci-kunci keberhasilan disuplai

melalui orientasi pelanggan dan sistem-sistem informasi. Orientasi pelanggan

sebenarnya telah dipromosikan secara luas selama paling tidak dua dekade

namun dalam prakteknya manajemen bisnis sering sekali tampak asing.

Sekarang ini semakin dianjurkan bahwa adalah jauh lebih sensible

untuk menempatkan pelanggan ditengah-tengah pemikiran seseorang dan

untuk menempatkan biaya-biaya terkait sebagai operating overheads (biaya

overhead pengoperasian) yang diperlukan daripada memperlakukan

kepentingan pelanggan sebagai cost center (pusat biaya) yang tersendiri.


Dukungan penting untuk semua faktor keberhasilan disediakan oleh

sistem informasi yang tersedia yang berasumsikan tempat yang lebih tinggi

dalam aktifitas perusahaan. Faktor-faktor ini bukan hanya dilihat sebagai

kesempatan untuk rasionalisasi yang efektif namun lebih sebagai sebuah

faktor dalam menangkap peluang-peluang pasar secara lebih kompetitif.lebih

jauh lagi, sistem-sistem informasi yang efisien mempunyai efek positif pada

faktor-faktor keberhasilan lainnya.

Sebagai contoh, pengaruh teknologi informasi dan komunikasi

modern pada faktor-faktor keberhasilan dapat dilihat inter aksi dalam hal-hal

berikut:

1) Prinsip-prinsip bisnis dasar dan sistem-sistem target/kontrol

 Keterbukaan yang lebih luas bagi semua yang terlibat

 Transmisi lebih cepat ke pasar

 Reaksi cepat dari pasar

 Sebuah representasi dari realitas yang selengkap mungkin

 Pemasukan dan pencatatan data pada waktu yang tepat (secepat

terjadinya)

 Penyimpanan informasi yang lebih up-to-date

 Derajat pengontrolan yang lebih efisien

2) Struktur organisasi yang berorientasikan strategi

 Kesesuaian yang lebih baik antara struktur dengan kebutuhan-

kebutuhan pasar dan produk

 Fleksibilitas lebih besar melalui hubungan yang dipikirkan dengan

lebih matang antara faktor-faktor organisasi yang standar dengan

yang tersendiri

 Perbaikan kemampuan organisasi untuk bereaksi

 Tingkat pelayanan yang lebih tinggi


 Sebuah alur komunikasi yang dirancang dengan lebih baik diseluruh

organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kompetitif

3) Penggunaan potensi pegawai dengan lebih baik

 Pemisahan antara kerja rutin dan kreatif

 Dorongan dan dukungan dari tugas-tugas kreatif

 Kerja tim oleh para spesialis

 Motivasi yang lebih tinggi untuk mencoba hal-hal baru

 Tersedianya data untuk analisis sendiri

4) Gaya kepemimpinan

 Dalam hubungan-hubungan pelanggan internal dan eksternal

 Komunikasi timbal balik yang bebas

 Prosedur-prosedur administrasi yang rasional

5) Orientasi Pelanggan

 Informasi yang lebih baik tentang pelanggan

 Layanan advis yang lebih menyeluruh

 Dukungan dalam memecahkan masalah-masalah individual

 Prosedur-prosedur penjualan yang lebih efisien

Pentingnya pengaruh teknologi informasi dan komunikasi pada faktor-faktor

keberhasilan lainnya tidak dapat diabaikan. Pemrosesan informasi semakin

menjadi bagian utama dari perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan

berhasil.

H. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan

berbagai komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau

Sumber Daya Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki

posisi dan fungsinya masing-masing.


Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan

dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai

dengan bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur

organisasi, kita dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-

karyawannya.

Fungsi struktur organisasi:

Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan

kemudian menjadi sangat penting, adalah karena berbagai fungsinya,

sebagai berikut :

1) Memberi kejelasan tanggung jawab

2) Menjelaskan kedudukan dan koordinasi masing-masing penyusun

perusahaan

3) Menjelaskan bagaimana jalur hubungan antara masing-masing hierarki

4) Memberikan uraian tugas yang dibebankan secara jelas.

Jenis-jenis struktur organisasi pada perusahaan:

1) Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)

Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi

ini yang paling umum digunakan oleh sebuah organisasi atau

perusahaan. Dalam struktur organisasi fungsional, pembagian kerjanya

kemudian dilakukan berdasarkan pada fungsi masing-masing

manajemen.

Diantaranya Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran dan

Sumber Daya Manusia, Manajemen Produksi, dan lain-lain. Setiap

karyawan yang memiliki skill dan keterampilan yang sama, akan

dikelompokkan ke dalam satu unit kerja. Inilah yang menyebabkan jenis


struktur organisasi ini sangat tepat diterapkan pada sebuah organisasi

maupun perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk

atau jasa layanan.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan

biaya operasional perusahaan, dan memudahkan tim manajerial untuk

melakukan pengawasan dan evaluasi pada kinerja karyawan. Namun

sayangnya, menerapkan jenis organisasi ini dapat berdampak pada

kesulitan dalam berdiskusi dan berkomunikasi antara unit kerja yang satu

dengan lainnya. Selain itu, pelatihan manajemen umum bagi karyawan

juga memiliki keterbatasan.

2) Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization)

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang

melakukan pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk,

jasa/servis/layanan, pasar, dan letak geografisnya. Jenis struktur

organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah perusahaan berskala

menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional yang

dikeluarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur organisasi

fungsional.

Dengan menerapkan struktur organisasi divisional, berarti

perusahaan Anda lebih memiliki kemudahan pengelolaan karena

memecah divisi-divisi dalam perusahaan menjadi bagian yang lebih kecil.

Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi sumber daya,

serta distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

3) Struktur Organisasi Lini

Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah

struktur organisasi lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara

atasan dengan bawahan terjadi secara langsung dan vertikal.


Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan

dengan jabatan terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan

dengan garis komando atau garis wewenang. Itulah sebabnya, jenis

struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan struktur organisasi militer.

Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini adalah kesatuan

pimpinan terletak pada satu orang.

Sedangkan kelemahannya adalah adanya ketergantungan pada

satu orang dalam struktur hirarkinya. Jenis organisasi ini sangat tepat jika

diterapkan pada organisasi kecil seperti kedai nasi, warung tegal,

bengkel, maupun rukun tetangga.

4) Struktur Organisasi Lini Dan Staf

Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara

beberapa kombinasi dari struktur organisasi lini dengan asas komando,

akan tetapi tugas pimpinan dibantu oleh beberapa staff.

Setiap staff pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peran

dalam memberikan saran, masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan

gagasan baru, serta data-data informasi yang dibutuhkan oleh

pimpinannya.

Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada

perusahaan berskala kecil karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya

disiplin moral para karyawan sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-

masing. Akan tetapi, solidaritas para karyawannya masih kurang karena

banyak dari mereka yang tidak saling mengenal satu sama lain.

5) Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi

yang merupakan penggabungan antara struktur organisasi fungsional

dengan struktur organisasi divisional dengan tujuan untuk saling


melengkapi dan menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

kedua struktur organisasi tersebut.

Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama

struktur organisasi proyek karena setiap karyawan pada unit kerja struktur

organisasi fungsional harus mengerjakan proyek-proyek organisasi yang

dibebankan kepadanya.

Penerapan jenis struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya

sistem komando dimana seorang karyawan diharuskan memberikan

laporan kepada dua orang pimpinan yaitu pimpinan pada unit kerja

divisional dan fungsional.

Struktur organisasi matriks sangat cocok diterapkan pada

perusahaan berskala besar hingga perusahaan-perusahaan tingkat

multinasional karena kemampuannya mencapai tingkat koordinasi yang

sangat diperlukan dalam menjawab tuntutan ganda pada lingkungan

perusahaan.

Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga memiliki

kelemahan, dimana terkadang karena adanya tuntutan ganda tersebut

malah menimbulkan adanya kebingungan.

6) Struktur Organisasi Komite Atau Proyek

Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh

perusahaan adalah struktur organisasi komite. Dalam struktur organisasi

ini, setiap tugas kepemimpinan dan tugas-tugas khusus lainnya harus

dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara kolektif oleh

sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite.

Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite

(Executive Committee) yang merupakan pimpinan dengan kewenangan


lini, dan staff committee yang merupakan karyawan dengan kewenangan

staff.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah pelaksanaan

pengambilan keputusan yang berlangsung dengan baik karena melalui

musyawarah bersama antara pemegang saham dengan dewan.

Sedangkan kelemahannya terletak pada penghindaran tanggung jawab

jika terjadi masalah.

I. MERUMUSKAN STRATEGI

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,

likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).

Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan

berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah

ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,

menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang

strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan

customer value terbaik.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan


strategi, yaitu:
1) Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di

masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang

dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

2) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi

oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

3) Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari

strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

4) Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai

alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang

dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

5) 5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

Tingkat-tingkat Strategi:

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer,

Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.

Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate

strategy, business strategy dan functional strategy.

a. Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap

organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah

kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di

dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai

kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok

sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara

organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan


sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga

menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan

berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan

kebutuhan masyarakat.

b. Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering

disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu

organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan

bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk

dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi

pemerintahan dan organisasi nonprofit.

c. Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut

pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di

hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua

itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan

stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke

tingkat yang lebih baik.

d. Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang

suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

 Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang

memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang

sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran,

sumber daya, penelitian dan pengembangan.


 Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen

yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing,

leading, motivating, communicating,decision making, representing,

dan integrating.

 Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan,

baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang

belum diketahui atau yang selalu berubah (J. Salusu, p 101, 1996).

Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi

isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola

organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi

juga hendaknya memperhitungkan soal“kesehatan” organisasi dari sudut

ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).

Jenis-Jenis Strategi:

1) Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal

kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi

vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

2) Strategi Intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut

sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha

intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada

hendak ditingkatkan.

3) Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi

konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa

baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik.

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan

yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau

jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4) Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi,

organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi,

atau likuidasi.

Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan

restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan

kembali penjualan dan laba yang sedangmenurun. Kadang disebut

sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi

biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar

organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja

dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para

pemegang saham, karyawan dan media.

Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.

Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya

akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut.

Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya

menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak


menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok

dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.

Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara

bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan

pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang

secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti

beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

5) Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu

organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya,

diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.

Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar

dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka

terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan

membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh

industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli

terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan

menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil

konsumen.(David, p.231, 2004)


DAFTAR PUSTAKA

Agung Jatmiko. (16/08/2022). Memahami Pengertian, Manfaat, Dan Alur


Manajemen Biaya. Ekonopedia.
https://katadata.co.id/agungjatmiko/ekonopedia/62fb52b46d343/memaha
mi-pengertian-manfaat-dan-alur-manajemen-biaya

Ahmad Kurnia. (09/04/2008). 6 Kunci Keberhasilan Perusahaan. All Management


Insight. https://elqorni.wordpress.com/2008/04/09/6-kunci-keberhasilan-
perusahaan/

Dicko Wijaya. (20/04/2017). Value Chain Analysis. Binus University.


https://sis.binus.ac.id/2017/04/20/value-chain-analysis/

Indonesia Productivity and Quality Institute (IPQI). (2023). Pengertian Supply


Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan).
https://ipqi.org/pengertian-supply-chain-management-manajemen-rantai-
pasokan/

Novi V. (2020). Pengertian Struktur Organisasi: Fungsi, Jenis, Dan Contoh.


Gramedia Blog. https://www.gramedia.com/literasi/struktur-organisasi/

PPM School of Management. (07/12/2022). Proses Manajemen: Pengertian Dan


Contoh. https://ppmschool.ac.id/proses-manajemen/

Siti Julianingsih Nurfitriyani. (10/01/2022). Mengenal Sistem Informasi


Manajemen. Binus University.https://sis.binus.ac.id/2022/01/10/mengenal-
sistem-informasi-manajemen/

Universitas Ciputra. (2023). Manajemen Biaya: Strategi Penting Untuk


Kesuksesan Bisnis. https://www.uc.ac.id/manajemen-biaya-strategi-
penting-untuk-kesuksesan-bisnis/

Universitas Islam An Nur Lampung. (27/11/2022). Strategi: Pengertian, Jenis,

Perumusan, Dan Tingkatan Strategi. Tim Humas.

https://an-nur.ac.id/strategi-pengertian-jenis-perumusan-dan-tingkatan-

strategi/

Anda mungkin juga menyukai