Anda di halaman 1dari 20

MATERI I

AKUNTANSI MANAJEMEN DAN LINGKUNGANNYA

1. Sejarah Akuntansi Manajemen

Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai bekonsentrasi dalam


pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar. Para manajer dan insinyur
pada perusahaan metal telah mengembangkan prosedur untuk menghitung relevant
product cost yang disebut scientific management. Prosedur ini digunakan untuk
menganalisis produktivitas dan laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya
pemikiran akuntansi maka setelah tahun 1914 prosedur tersebut mulai hilang dari praktik
akuntansi perusahaan.

Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai


dampak berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja
bawahan dalam perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer
percaya pada informasi yang berhubungan dengan proses produksi utama, transaksi dan
even yang menghasilkan jumlah nominal pada laporan keuangan. Setelah tahun 1925,
informasi yang digunakan oleh manajer menjadi lebih sederhana dan banyak perusahaan
manufaktur di Amerika telah mengembangkan prosedur akuntansi manajemen seperti
yang dikenal sekarang.

Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk
mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi
keuangan. Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur sederhana,
sejenis dengan perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi masalah
produksi, akademisi menyusun ulang informasi pelaporan kos persediaan. Meskipun
demikian, model tersebut terlalu sederhana untuk menjelaskan masalah nyata yang
dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut dimahfumkan dalam rangka
mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan keuangan dapat
dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).

Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa


perkembangan yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan.
1. Pengertian Manajemen

Akuntansi manajemen adalah proses pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,


peringkasan dan pelaporan serta penyajian data biaya yang diperlukan oleh pihak intern
perusahaan yaitu pihak manajemen untuk pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen
menyajikan informasi yang lebih dititikberatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
pihak internal organisasi (manajemen).

2. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup


manajemen. Informasi akuntansi manajemen membantu para manajer menjalankan
perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Manajer dan karyawan menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja.

Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem informasi
akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi
yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan memprosesnya untuk
mencapai tujuan khusus manajemen.

3. Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen

Lingkungan ekonomi yang dihadapi perusahaan dewasa ini telah menuntut adanya
pengembangan terhadap praktek- praktek akuntansi manajemen yang inovatif dan
relevan. Perubahan ini menciptakan lingkungan baru pada akuntansi manjemen-
setidaknya untuk beberapa organisasi. Adapun faktor kunci perubahan tersebut adalah :

1. Orientasi kepada konsumen dan pelanggan.

2. Perspektif lintas fungsional.

3. Persaingan global.

4. Manajemen mutu total (Total Quality Management).

5. Waktu sebagai unsur kompetitif.

6. Kemajuan teknologi terkini (Era Digital)


4. Proses Manajemen

Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola dengan
cara yang tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu dewan komisaris, dewan
direktur,dan para manajer, tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut manajemen
perusahaan. Manajemen inilah yang bertanggungjawab untuk menggunakan berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini:

1. Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan tujuan serta


mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan sumber


daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang
ditetapkan, termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk
membagi berbagai tanggungjawab, tugas dan wewenang pada masing-masing
bagian.

3. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini melibatkan


aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran aktivitas
organisasi, antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian
masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.

4. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan


tercapainya tujuan organisasi. Aktivitas manajerial ini memonitor implementasi
suatu rencana dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian
biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik, yaitu informasi yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang
dilakukan dalam melaksanakan rencana.

Tingkatan Manajemen

Ada 3 tingkatan menejemen yaitu:

a. Manajemen eksekutif melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan perencanaan


yang bersifat strategic dan jangka panjang. menen tugas gah, menjalin komu-
nikasi dan relasi bisnis, dpokok mengendalikann koordinasikan seluruh bagian
tugas manajemen perusahaan, mengendalikan tugas menejemen menengah,
menjalin komunikasi dan relasi bisnis, dan menentukan orientasi perusahaan
untuk masa yang akan datang. Termasuk kelompok manajemen eksekutif antara
lain Executive Officer, Direktur, Kepala Divisi Utama.
b. Manajemen Menengah melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan peren-
canaan yang bersifat taktik dan jangka pendek. Manajemen menengah mem-
punyai tugas pokok mengendalikan manajemen operasional, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan operasional dengan rencana yang ditetapkan manajemen
eksekutif dan tugas riset serta pengembangan. Termasuk kelompok manajemen
menengah antara lain para manajer, kepala cabang, kepala bagian.
c. Manajemen Operasional melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan
perencanaan yang bersifat operasional harian. Termasuk kelompok manajemen
operasional adalah kepala urusan, pengawas lapangan, kepala satuan kerja.

5. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan

Secara garis besar, akuntansi dibagi ke dalam akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Tujuan utama akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi
kepada pihak eksternal perusahaan, misalnya investor dan kreditor. Adapun tujuan
akuntansi manajemen adalah menyajikan informasi kepada pihak internal, yaitu
manajemen perusahaan. Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi juga memiliki
dua subsistem utama, yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi manajemen.
Di lain pihak, sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi
manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki kesamaan, yaitu:

 Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban anajemen sebagai wakil


perusahaan harus mempertanggungjawabkan keuangan dan operasional perusahaan
kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan dengan
operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen berkaitan
dengan satuan- satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan
pertanggungjawaban yang lebih terinci.

 Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam


suatu sistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain
karena penyelenggaraan dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang
berwenang, hal tersebut juga akan sangat mahal untuk diimplementasikan karena
memerlukan buku-buku akuntansi, waktu dan tenaga ekstra.

6. Kesimpulan :

Perkembangan sejarah Akuntansi Manajemen dimulai dari amerika yang mulai


mengembangkan teknologi Produksi berskala besar dengan prosedur untuk menghitung
relevant product cost yang disebut scientific management. Seiring berjalannya waktu
hingga tahun 1914 prosedur tersebut mulai hilang. Mulai tahun 1980an sampai sekarang,
akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan yang pesat dengan perannya
sebagai pendamping akuntansi keuangan.

Akuntansi manajemen adalah proses pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,


peringkasan dan pelaporan serta penyajian data biaya yang diperlukan oleh pihak intern
perusahaan yaitu pihak manajemen untuk pengambilan keputusan.

Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang


menghasilkan output dengan menggunakan input dan memprosesnya untuk mencapai
tujuan khusus manajemen.

Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut : Perencanaan


(planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan dan Pemberian Motivasi
(directing/leading), Pengendalian (controlling).

Tingkatan Manajemen dibedakan menjadi 3 yaitu: Manajemen eksekutif,


Manajemen Menengah, Manajemen Operasional.

Kuntansi manajemen dan Akuntansi keuangan saling berkaitan erat satu sama lain
MATERI II
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA, PERILAKU BIAYA

1. Pengertian Biaya
Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari
aktivitas yang dilakukan. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan
untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan.
Pengertian biaya menurut para ahli:
a. Menurut Hansen dan Mowen (2004:40), biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi
organisasi.
b. Menurut Supriyono (2000:185), biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat
untuk memperoleh barang atau jasa.
c. Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai
pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu
mendatangkan laba.
Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu
manfaat yaitu peningkatan laba dimasa mendatang
2. Klasifikasi Biaya
Tujuan klasifikasi biaya dapat menempatkan penentuan biaya yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda. Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam
kelompok biaya. Berikut ini disajikan pengelompokkan berbagai jenis biaya sesuai
dengan dasar yang digunakan:
a. Biaya berdasarkan fungsi organisasi
1. Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap untuk dijual.
Biaya produksi terdiri dari tiga unsur biaya yaitu biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya pabrik tidak langsung (biaya overhead
pabrik).
a) Direct material (biaya bahan baku langsung) merupakan biaya yang
membentuk sebagian besar bahan baku untuk menjadi produk setengah
jadi atau barang jadi. Contoh produksi mebel bahan baku nya adalah
kayu, peoduksi baju bahan bakunya kain.
b) Direct labor (tenaga kerja langsung) merupakan upah yang dibayar
oleh perusahaan kepada tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan
aktivitas produksi. Contoh tenaga kerja langsung untuk produksi mebel
adalah tukang kayu, tukang amplas, tukang cat, tukang gergaji dan
tenaga kerja langsung lainnya yang bekerja memproses kayu menjadi
mebel.
c) Factory overhead (biaya overhead pabrik) merupakan biaya yang tidak
termasuk direct material dan direct labor atau biaya pabrik tidak
langsung. Misalnya, bahan penolong, upah tak langsung (pengawas,
satpam pabrik dll), beban reparasi, pemeliharaan mesin dan gedung
pabrik, beban penyusutan mesin dan gedung pabrik, dan sebagainya.
2. Biaya Non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses
produksi. Biaya non produksi meliputi:
a) Biaya administrasi dan umum (administration and general cost), yaitu
biaya-biaya yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi
dan umum untuk kegiatan perusahaan secara keseluruhan, contoh
biaya gaji bagian akuntansi, biaya gaji personalia, biaya listrik, biaya
transportasi dll.
b) Biaya pemasaran (marketing cost) yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan,
biaya promosi, biaya gaji bagian pemasaran (SPG) dan lain-lain
b. Biaya berdasarkan dengan waktu pembebanannya
1. Capital Expenditure (pengeluaran modal), yaitu pengeluaran yang akan
memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang
akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
Misalnya, biaya perbaikan mesin
2. Revenue Expenditure (pengeluaran pendapatan), yaitu pengeluaran yang akan
memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu
terjadi. Misalnya, biaya air, biaya telepon dan lain-lain.
c. Biaya berdasarkan departemen
1. Producing Departement
Depatemen produksi merupakan kegiatan suatu departemen di mana biaya
yang telah dikonsumsi (dikeluarkan) untuk menghasilkan suatu produk
dibebankan langsung kepada hasil produksi dan tidak dialokasikan lebih lanjut
kepada departemen yang lain. Misalnya biaya pada: departemen komponen,
departemen perakitan, departemen penyelesaian, dan departemen
pengendalian mutu pada perusahaan otomotif.
2. Service Departement
Departemen jasa merupakan suatu unit bagian yang tidak langsung terlibat
dalam kegiatan proses produksi, sehingga biaya yang telah dikonsumsi
(dikeluarkan) oleh departemen tersebut dialokasikan lebih lanjut kepada
departemen yang telah memberikan jasanya. Misalnya biaya yang terjadi pada
departemen gudang (biaya penyimpanan, biaya gaji perawatan gedung, biaya
gaji penjaga gedung).
d. Biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
1. Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab
satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya
dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost), merupakan biaya yang terjadi tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan
produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
contohnya: biaya bahan penolong, biaya gaji mandor.
e. Biaya berdasarkan perubahan volume kegiatan
1. Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap atau konstan yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat
kegiatan tertentu, contoh: gaji bagian administrasi, gaji direktur.
2. Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan tingkat perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung.
3. Biaya Semi Variabel, biaya yang didalamnya mengandung unsur biaya tetap
dan biaya variabel, contoh: biaya telepon, biaya air PDAM, biaya listrik.
f. Biaya berdasarkan kemampuan manajer untuk mengendalikan
1. Biaya terkendali (controllable cost) yaitu biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan/jabatan pemimpin tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
2. Biaya tak terkendali (uncontrollable cost) yaitu biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh keputusan seorang pemimpin/jabatan tertentu berdasarkan
wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat
dalam waktu tertentu.
g. Biaya berdasarkan pengambilan keputusan
1. Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya yang relevan atau berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus
diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan, yang meliputi biaya relevan
adalah:
a) Imputed cost merupakan biaya semu yang seringkali harus
dipertimbangkan untuk perbandingan dan analisa biaya, contoh: gaji
pemilik.
b) Incremental cost merupakan biaya tambahan yang tidak akan
dikeluarkan apabila terdapat pemilihan alternatif yang tidak dipilih
atau sebaliknya akan mengeluarkan biaya tambahan akibat pemilihan
alternatif, contoh penjual bakso atau sate jika menerima pesanan maka
akan mngeluarkan tambahan biaya untuk memproduksi pesanan
tersebut.
c) Differential cost merupakan biaya yang terjadi karena adanya
perbedaan biaya antara satu alternatif dengan alternatif lain, contoh:
menerima atau menolak pesanan khusus, membuat produk sendiri atau
membeli dari luar.
d) Opportunity cost merupakan biaya peluang dengan penghasilan yang
dikorbankan sebagai akibat mengambil keputusan tertentu atau
perolehan pendapatan yang tidak terjadi karena pemilihan alternatif.
contoh: mempunyai mobil, apakah mobil tersebut akan digunakan
sendiri atau disewakan.
2. Biaya tidak relevan (irrelevant cost) merupakan biaya yang kurang relevan
atau tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, oleh karena
itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses
pengambilan keputusan.
a) Sunk cost (biaya terbenam) merupakan biaya yang telah terjadi dan
tidak dapat dihindari dari apapun keputusan yang dibuat oleh manajer.
Sunk cost akan selalu sama, tidak memiliki pengaruh terhadap
berbagai alternatif yang dipertimbangkan. contoh: biaya PBB, biaya
riset dan pengembangan, biaya penyusutan.
b) Out of pocket cost (biaya tunai) merupakan biaya yang membutuhkan
pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang atau
keputusan yang akan datang.
3. Unsur-Unsur Biaya
Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur biaya, terdiri atas:
a. Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
b. Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
c. Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
d. Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
4. Pengertian Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah suatu hubungan antara total dengan perubahan volume
aktivitas pada suatu perusahaan. Umumnya, perilaku ini mempunyai 3 jenis
perubahan volume kegiatan biaya, seperti biaya tetap, biaya semi-variabel, dan juga
biaya variabel.
Dalam perencanaan dan pengendaliannya, terdapat 3 jenis perilaku biaya,
maka biaya tetap dan juga biaya variabel terbagi lagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Biaya tetap yang terbagi menjadi dua, yakni committed fixed costs, dan juga
Discretionary Fixed Costs.
b. Biaya variabel yang juga terbagi menjadi dua, yaitu Discretionary Variable
Costs dan Engineered Variable Costs
5. Jenis-Jenis Perilaku Biaya
a. Perilaku Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah suatu biaya yang mempunyai jumlah total secara tetap
meskipun terdapat perubahan volume dari suatu kegiatan tertentu. Tapi, pada
biaya tetap per satuan akan berubah karena terdapat perubahan dari sisi volume
aktivitas. Umumnya, besaran biaya tetap ini akan dipengaruhi oleh tujuan perilaku
biaya yang nantinya akan memengaruhi perusahaan dalam kurun waktu yang
lama, teknologi perusahaan, serta strategi manajemen dan metode di dalamnya.
Untuk itu, biaya tetap dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Committed Fixed Costs
Committed fixed cost adalah sebagian besar biaya tetap yang terjadi dari
kepemilikan perusahaan, organisasi pokok, dan juga peralatan di
dalamnya. Dalam perilaku biaya committed fixed cost, seluruh biaya tetap
akan dikeluarkan dan tidak bisa dikurangi atau diminimalisasi, sehingga
akan mampu mempertahan perusahaan dalam hal memenuhi tujuan
perilaku biaya dalam kurun waktu yang lama. Contohnya adalah biaya
depresiasi, pajak bumi bangunan atau PBB, sewa, gaji, serta asuransi.
2. Discretionary Fixed Costs
Discretionary fixed costs atau yang biasa disebut dengan managed atau
programmed cost adalah biaya yang terjadi dari keputusan penyediaan
anggaran secara berkala atau biasanya dilakukan secara tahunan, yang
mana di dalamnya akan mencerminkan kebijakan manajemen puncak
secara langsung terkait jumlah dan maksimal biaya. Perilaku biaya ini
akan menggambarkan adanya hubungan yang maksimal dari biaya
keluaran ataupun biaya masukan, tapi tetap bisa diukur dengan volume
penjualan, jasa atau produk. Contohnya adalah biaya pengembangan dan
riset, biaya iklan, biaya pelatihan karyawan, biaya konsultan, dan biaya
promosi penjualan.
b. Perilaku Biaya Variabel (Variable Cost)
Variabel cost atau biaya variabel adalah suatu biaya yang seluruh total
nilainya bisa berubah, tapi sebanding dengan adanya perubahan volume kegiatan
perusahaan, seperti biaya bahan baku. Sehingga akan terbagi lagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Engineered Variable Costs
Engineered cost variable adalah suatu biaya yang berkaitan dengan adanya
hubungan fisik tertentu atas suatu penilaian kegiatan. Umumnya, seluruh
biaya variabel ini termasuk engineered cost, sehingga biaya ini harus
berubah sesuai nilai masukan ataupun pengeluarannya, seperti pemakaian
bahan baku.
2. Discretionary Variable Costs
Sebelumnya kita sudah jelaskan bahwa seluruh biaya variabel adalah
termasuk engineered cost, tapi ada beberapa biaya variabel yang juga
tergolong discretionary variable costs. Hadirnya discretionary variable cost
ini tergantung dari keputusan pihak manajemen perusahaan, sehingga
kebijakan antara pemasukan dan pengeluarannya mempunyai hubungan
yang sangat erat. Saat biaya pengeluaran di dalamnya berubah, maka biaya
pemasukan pun tentunya akan berubah, contoh sederhananya adalah biaya
iklan.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel merupakan suatu biaya yang memiliki unsur tetap dan
juga variabel, yang mana dalam biaya semi variabel ini terdapat biaya tetap yang
tergolong sebagai jumlah biaya minimal untuk penyediaan jasa. Selain itu, biaya
variabel juga akan memengaruhi perubahan volume kegiatan.
Biaya semivariabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan akan tetapi tingkat perubahannya tidak proporsional atau
sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan, semakin tinggi pula jumlah biaya
semivariabel. Semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah
biaya semi variabel tetapi perubahannya tidak proporsional dengan perubahan
volume kegiatan. Contoh biaya semivariabel adalah biaya listrik, biaya telepon
dan biaya air.
6. Metode Perilaku Biaya
Dalam metode biaya, bisa diketahui bahwa terdapat dua pendekatan yang bisa
digunakan untuk menghitung perilaku biaya, yakni dengan menggunakan metode titik
tertinggi dan terendah, metode biaya berjaga, dan metode kuadrat terkecil. Berikut ini
adalah penjelasan dari ketiga metode tersebut:
a. Metode grafik
Salah satu cara untuk menganalisis biaya adalah dengan menggambar biaya
tersebut dalam grafik. Grafik biaya mencerminkan sebaran biaya untuk berbagai
tingkat aktivitas. Grafik biaya digambar dengan sumbu horizontal menunjukan
tingkat aktivitas dan sumbu vertical menunjukan tingkat biaya.
b. Metode titik tertinggi dan terendah
Metode titik tertinggi dan terendah adalah metode estimasi unsur variabel dan
tetap biaya campuran dengan mengidentifikasi biaya yang berubah dan biaya yang
tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas antara aktivitas tertinggi dan
aktivitas terendah.

c. Metode Kuadrat Terkecil


Metode regresi kuadrat terkecil (least squares regression method) adalah
metode estimasi unsur variabel dan tetap biaya campuran dengan meregresi
aktivitas terhadap biaya aktivitas tersebut. Metode ini mengasumsikan bahwa
hubungan anatara aktivitas dan biaya bersifat linear.
7. Kesimpulan
VII
BIAYA STANDAR & ANGGARAN FLEKSIBEL
1. Pengertian Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode tertentu.
Biaya standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi
operasi sekarang atau yang diantisipasi. Suatu biaya standar memiliki dua komponen
yaitu standar fisik, yang merupakan kuantitas standar dari input per unit output dan
standar harga, yang merupakan biaya standar atau tarif standar per unit input.
Pengertian biaya standar menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Carter dan Usry
Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode
tertentu. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk
dalam kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi.
b. Mulyadi
Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktorfaktor lain tertentu. Biaya yang seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di muka merupakan pedoman
dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya sesungguhnya
menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar,
sepanjang asumsi- asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.
c. Maher dan Deakin
Biaya standar adalah biaya yang diantisipasi untuk memproduksi dan atau
menjual satu unit output, hal itu adalah biaya yang ditentukan terlebih dahulu atas
barang yang diproduksi.
bahwa biaya standar adalah biaya yang seharusnya terjadi di masa yang akan
datang untuk membuat suatu produk yang ditentukan terlebih dahulu dalam
asumsi kondisi ekonomi tertentu.

2. Jenis Standar
Berbagai jenis standar dapat dipertimbangkan penggunaannya oleh
perusahaan. Menurut Mulyadi (2000: 423) dalam buku Akuntansi Biaya, standar
dapat digolongkan atas dasar tingkat ketaatan dan kelonggaran sebagai berikut:
a. Standar Teoritis
Standar teoritis disebut juga dengan standar ideal, yaitu suatu standar yang
ketat yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dicapai, sebab banyak faktor non
teknis yang mempengaruhi kegiatan produksi. Asumsi yang mendasari standar
teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang
dapat dicapai oleh pelaksana. Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar
tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetapi
pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin 13 jarang
dapat dicapai sehingga standar ini sering menimbulkan frustasi. Standar teoritis ini
sekarang sudah jarang digunakan.
b. Standar Biaya Waktu yang Lalu
Biaya standar yang ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya yang telah
lampau cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya. Rata-rata biaya
waktu yang lalu dapat mengandung biayabiaya yang tidak efisien, yang
seharusnya tidak boleh dimasukan sebagai unsur biaya standar. Tapi jenis standar
ini kadang-kadang berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem
biaya standar dan terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur
kemudian diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukkan efisiensi.
c. Standar Normal
Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang
dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya
standar normal didasarkan pada rata-rata biaya di masa yang lalu, yang
disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang. Standar
normal bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang
dan pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Standar normal tidak
begitu bermanfaat dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan
keputusan jangka pendek.

3. Kegunaan Biaya Standar


Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya standar
memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas
biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk:
a. Menetapkan anggaran
b. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi
operasi
c. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya
d. Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi
e. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual
4. Kelemahan Biaya Standar
Menurut Mulyadi (1992: 417), tingkat ketaatan dan kelonggaran standar tidak
dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa
yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar yang telah
ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan tingkat ketaatan dan
kelonggaran yang relatif sama. Seringkali standar cenderung menjadi kaku atau tidak
fleksibel, meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami
perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar
menimbulkan masalah persediaan. Namun, jika standar sering diperbaiki, hal ini
menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana.
Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang
berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat
dan tidak realistis.
5. Penentuan Biaya Standar
Menurut Mulyadi (1992:419), prosedur penentuan biaya standar dibagi ke
dalam 3 bagian meliputi biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan
biaya overhead pabrik standar.
a. Biaya Bahan Baku Standar
Biaya bahan baku standar terdiri dari kuantitas standar dan harga standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi
produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk,
maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang
berisi spesifikasi dan jumlah tiap- tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi
produk selesai.
Kuantitas standar bahan baku ditentukan dengan penyelidikan teknis atau
dengan analisis catatan masa lalu. Sedangkan, penentuan harga standar umumnya
dari daftar harga pemasok, katalog, atau informasi yang sejenis dan informasi lain
yang tersedia berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga- harga tersebut
di masa depan.
b. Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur yaitu jam tenaga kerja standar
dan tarif upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah:
1) Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat
dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
2) Pengembangan staff perencanaan produksi, routing, scheduling, dan
dispatching, agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi
penundaan dan kesimpangsiuran.
3) Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat
dibutuhkan untuk produksi.
4) Standardisasi kerja karyawan dan metode- metode kerja dengan instruksi-
instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi
dapat dilaksanakan di bawah kondisi yang paling baik.
Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
1) Menghitung rata- rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
2) Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
3) Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di
bawah keadaan nyata yang diharapkan.
4) Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk.
Jam kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu
untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari seperti menunggu bahan
baku, reparasi, dan pemeliharaan mesin.
Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan
yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan, dan rata- rata tarif
upah per jam yang diperkirakan akan dibayar. Tarif upah standar dapat ditentukan
atas dasar:
1) Perjanjian dengan organisasi
2) Data upah masa lalu
3) Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi yang normal
c. Biaya Overhead Pabrik Standar
Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Agar supaya tarif
overhead standar ini bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus
dipisahkan ke dalam tetap dan variabel. Untuk pengendalian biaya overhead
pabrik dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran
biaya untuk beberapa kisaran kapasitas.
6. Pengertian Anggaran Fleksibel
Definisi anggaran fleksibel adalah anggaran yang dibuat bila output (keluaran)
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kebalikan dari anggaran fleksibel adalah
anggaran tetap. Penyusunan anggaran dapat menitikberatkan pada perencanaan
angggaran dalam kaitannya dengan perkiraan keuntungan (laba-rugi) yang akan
diperoleh.
Contoh anggaran fleksibel yang diterapkan untuk anggaran biaya produksi:
Misalnya, menurut perkiraan selama bulan Januari akan diproduksi 9.000 unit produk.
Dan semua biaya proporsional dianggarkan sesuai dengan jumlah produksi tersebut.
Tapi misalnya ternyata produksi menjadi 10.000 unit. Akibatnya biaya yang terjadi
bila dibandingkan dengan anggaran (9.000 unit) maka penyimpangan akan nampak
begitu besar dan tidak realisitis.
Anggaran Fleksibel mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Ditujukan ke arah aktivitas keseluruhan yang berada dalam range relevan daripada
hanya ditujukan ke arah satu tingkat aktivitas.
b. Bersifat dinamis daripada statis. Anggaran variabel dapat disesuaikan dengan
tingkat aktivitas apa pun yang berada dalam range relevan, sekalipun periode
sudah berlalu.
Rumus untuk menghitung jumlah biaya ada anggaran flexibel untuk setiap
tingkat produksi adalah :
Besarnya Anggaran Fleksibel = (Biaya Variabel x Kuantitas) + Biaya Tetap
Perhatikan contoh soal flexible budget dan jawabannya berikut ini:
Direncanakan suatu produksi sebesar 8.000 unit. Biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per
unit, dan jumlah biaya tetap Rp. 15.000.000. Maka besarnya anggaran flexibel untuk
8000 unit adalah : =(Rp. 5000 X 8.000)+15.000.000 = Rp. 55 juta
7. Jenis Anggaran Fleksibel
a. Bentuk Formula
Anggaran ini disusun dalam bentuk di mana hanya digambarkan unsur
variabel dan unsur tetap dengan jelas yang dimiliki oleh setiap pos biaya.
b. Bentuk Tabel
Melalui jenis anggaran ini dapat dilihat berapa besarnya biaya masing-masing
pos pada berbagai tingkat kegiatan atau output. Unsur variabel dan tetapnya tidak
ditonjolkan.
c. Bentuk Grafik
Bentuk grafik dapat sebagai bentuk pelengkap dari kedua bentuk di atas.
8. Langkah-Langkah Menyusun Anggaran Fleksibel
a. Menentukan relevan range yang dapat diharapkan pada range ini adalah aktivitas
akan fluktuasi selama period yang akan datang.
b. Menganalisa biaya pada range relevan ini dengan menentiukan pola perilaku biaya
(fixed, variabel dan mix)
c. Memisahkan biaya berdasarkan pola perilakunya, dengan menentukan rumus
biaya variabel dan biaya campuran.
d. Dengan menggunakan rumus biaya variabel, anggaran flexibel disusun dengan
dasar pada biaya yang akan dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas sepanjang
range relevan.
9. Analisis Penyimpangan Anggaran Fleksibel
Penyimpangan (variance) pada dasarnya dibagi dalam dua kategori, yaitu
a. Penyimpangan (variance) efektivitas
Efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
lebih dulu. Penyimpangan ini secara umum bisa juga disebut penyimpangan
volume atau penyimpangan target yang ditentukan. Contoh perhitungan selisih:
Misalkan target produksi atau penjualan adalah Rp. 100.000 unit tapi bisa tercapai
75.000 unit, maka keadaan ini, tidak efektif daripada tidak efisien.
b. Penyimpangan (variance) efisiensi
Penyimpangan yang terjadi karena perubahan harga per unit, atau karena
penggunaan input yang tidak efisien, jika anggaran input lebih kecil dari input
aktual.
10. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai