DISUSUN OLEH
KELOMPOK 04
Nama Anggota :
5. Balanced Scorecard
Dalam persaingan bisnis global ini, perubahan paradigma yang ada harus dilandasi
dengan suatu pemikiran baru bahwa competitiveness dan efektivitas organisasi dapat dicapai
dengan memperluas faktor-faktor yang dianggap bisa mempengaruhi peningkatan
produktivitas dan melakukan koordinasi dalam menghasilkan keuntungan kompetitif.
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan keunggulan kompetitif ini merupakan tanggung
jawab yang kompleks yang harus dipikul oleh setiap perusahaan untuk bisa bertahan dalam
jangka panjang.
Konsep Balanced Scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.Kaplan dan
David P. Norton (HBR, January,1992). BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang)
dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara
kinerja keuangan dan non-keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang, antara
kinerja yang bersifat internal dan yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor)
yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat
digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih tepat dinamakan
suatu “Strategic based responsibility accounting system” yang menjabarkan misi dan strategi
suatu organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif
yang berbeda, yaitu perspektif keuangan (financial perspektif), perspektif pelanggan
(customer perspektif), perspektif proses usaha internal (internal business process
perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth
(infrastructure perspective).
Konsep Balanced Scorecard ini dikembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja
finansial (atau dikenal dengan pengukuran kinerja tradisional) dan sebagai alat yang cukup
penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era
competitiveness dan efektivitas organisasi. Konsep ini memperkenalkan suatu sistem
pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria
tersebut sebenarnya merupakan penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi
perusahaan dalam jangka panjang, yang digolongkan menjadi empat perspektif yang berbeda
yaitu:
a) Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan difokuskan pada bagaimana organisasi memperhatikan
pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah
cukup. Suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada manajer dan karyawan
yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Bill Marriott mengatakan “Take care of your
employee and they take care of your customer”. Perusahaan antara lain menggunakan
tolok ukur kinerja berikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan.
(1) Kepuasan pelanggan (customer satisfaction);
(2) Retensi pelanggan (customer retention);
(3) Pangsa pasar (market share); dan
(4) Kemampulabaan pelanggan.
Tolok ukur kepuasan pelanggan menunjukan apakah perusahaan memenuhi harapan
pelanggan atau bahkan menyenangkannya. Tolok ukur retensi atau loyalitas pelanggan
menunjukkan bagaimana sebaiknya perusahaan berusaha mempertahankan
pelanggannya.
b) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memfokuskan pada
kemampuan manusia. Tolok ukur kunci untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan
karyawan, retensi karyawan, dan produktivitas karyawan. Kepuasan karyawan
mengakui bahwa moral karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas,
mutu, kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Retensi karyawan
mengakui bahwa karyawan mengembangkan modal intelektual khusus organisasi dan
merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan. Produktivitas karyawan
mengakui pentingnya keluaran per karyawan, keluaran dapat diukur dalam arti tolak
ukur fisik seperti halaman yang diproduksi, atau dalam tolak ukur keuangan, seperti
pendapatan per karyawan, laba per karyawan.
c) Perspektif Keuangan
Balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan
ROI (Return On Investment) karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam
organisasi yang mencari laba. Tolak ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk
menganalisis dan membandingkan perusahaan. Tolak ukur keuangan adalah penting.
Akan tetapi, tidak cukup mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolak
ukur non keuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom
line). Balanced scorecard, mencari suatu keseimbangan dari tolak ukur kinerja yang
multiple baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja
organisasional terhadap keberhasilan.
d) Perspektif Usaha Internal dan Proses Produksi
Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang terbaik untuk
proses usaha yang lebih baik. Hubungan pemasok adalah kritikal untuk keberhasilan,
khususnya dalam usaha eceran dan perakitan manufakturing. Perusahaan dapat berhenti
berproduksi apabila terjadi masalah dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan
jasa yang diterima dapat diandalkan dan tepat waktunya. Pemasok dapat memuaskan
pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk
menyakinkan bahwa barang-barang tersedia di tangan. Untuk menghindari persediaan
yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi
throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan yang diterima
oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk tersebut. Memperpendek
throughput time dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dan jasa segera
mungkin.
Dalam Balanced Scorecard, keempat perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator pengukuran
kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat. Balanced
scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria (Lubis dan Sutopo, 2003) yaitu:
a) Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing perspektif
(outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut (performance driver).
b) Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan. sebab akibat
(cause and effect relationship).
c) Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan kualitas,
pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus berdampak pada
peningkatan pendapatan perusahaan.
No. Item
Bangun & Sunarni (2013), mengemukakan bahwa biaya lingkungan adalah dampak
dari hasil kegiatan perusahaan terkait lingkungan. Biaya lingkungan pada dasarnya berkaitan
dengan biaya produk, proses, sistem, dan fasilitas penting guna pengambilan keputusan
manajemen perusahaan yang lebih baik. Intinya, semua biaya yang digunakan oleh
perusahaan akibat dari hasil kegiatan lingkungan yang meliputi biaya internal dan eksternal
untuk kegiatan pengelolaan lingkungan, dari kegiatan deteksi polusi yang sedang berlangsung
atau potensial, biaya perbaikan, hingga kegiatan pencegahan pencemaran lingkungan, di
mana biaya lingkungan tersebut digunakan untuk mengambil keputusan. Biaya lingkungan
dapat diukur dengan menghitung total seluruh biaya yang digunakan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) kemudian dibagi dengan
jumlah laba bersih perusahaan.
Usaha yang dilakukan perusahaan ketika ikut serta dalam pelestarian bumi dengan
mengintegrasikan isu-isu terkait lingkungan ke dalam kegiatan bisnis dan interaksinya
terhadap stakeholder disebut dengan kinerja lingkungan. Perusahaan akan memberikan
perhatian kepada lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepeduliannya terkait
lingkungan. Selain itu, kinerja lingkungan juga bentuk tanggung jawab perusahaan kepada
stakeholder dalam mengungkapkan kepedulian terhadap lingkungan hidup (Budhiyani,
2019).
Persepsi perusahaan terhadap kinerja lingkungan yang baik menjadi cerminan dari
penerapan pengelolaan lingkungan hidup terhadap tanggung jawab perusahaan dalam
memanfaatkan lingkungan untuk aktivitas operasionalnya. Selain berkewajiban secara
finansial kepada pemegang saham atau stakeholder, perusahaan juga berkewajiban kepada
pihak lainnya yang mencakup pelanggan, lingkungan, pegawai, dan semua komunitas dalam
aspel operasional perusahaan (Setyono, 2016).
Tahun 2019
REVIEW ARTIKEL
Komponen Review
Populasi dan Sampel Until 2019 Vietnam has 35 commercial banks. From the overall
study of 35 banks, the author will select the banks that have
implemented the application of the Balanced Scorecard or the
perspective of Balanced Scorecard in evaluating the
performance and results.
There were 210 survey forms sent to 21 Commercial Banks
throughout the country and received 117 in returns from 15
Commercial Banks. After removing 08 invalid results, there
were 109 remained and to be used to analysis.
Hasil dan Pembahasan Thus, through the above regression model can be seen that the
aspects of Balanced ScoreCard are affected co directionally
with the performance of the business, which means that if the
more we applied the aspects of Balanced ScoreCard, the higher
of the performance of the higher business will be and vice versa
statistically.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang ada pada penelitian ini yaitu tidak ada
deskripsi mendalam tentang metode penelitian yang digunakan,
termasuk pemilihan sampel dan teknik analisis yang tepat. Ini
membatasi pemahaman tentang validitas internal dan eksternal
penelitian. Selain itu, penelitian ini memiliki batasan dalam hal
durasi studi, yaitu jika data hanya dikumpulkan dalam periode
waktu tertentu. Ini dapat membatasi generalisasi temuan
terhadap kinerja jangka panjang atau dampak jangka panjang
dari Balanced Scorecard.
8. Kritisi Artikel Internasional
KRITISI ARTIKEL
Komponen Kritik
Hasil dan Pembahasan - Hasil dan pembahasan telah memaparkan hasil pengolahan
data menggunakan software SPSS 22 melalui tabel-tabel
hasil pengujian yang telah dicantumkan. Namun, bagian ini
tidak menjelaskan secara rinci hasil pengujian hipotesis
penelitian. Hanya dijelaskan bahwa aspek-aspek Balanced
Scorecard berpengaruh secara searah dengan kinerja usaha.
- Bagian ini juga tidak menjelaskan bagaimana hubungan
temuan penelitian dengan penelitian sebelumnya, apakah
hasil temuan konsisten atau bertentangan dengan penelitian
sebelumnya, dan apa kemungkinan penyebabnya. Selain itu,
keterkaitan antara hasil dan teori yang ada juga tidak
dijelaskan pada bagian ini, apakah ada kesesuaian antara
keduanya atau tidak.
- Keterbatasan penelitian ini juga tidak disebutkan dalam
bagian hasil dan pembahasan, sehingga dapat
mempengaruhi interpretasi temuan.
Kesimpulan dan Saran - Pada bagian kesimpulan dijelaskan terkait pentingnya BSC
dalam mengevaluasi proses evaluasi organisasi bank
komersial.
- Namun, pada bagian kesimpulan tidak dijelaskan dengan
jelas apa hasil dari penelitian ini. Padahal kesimpulan
merupakan ringkasan dari hasil sebuah penelitian.
- Bagian kesimpulan juga tidak mengungkapkan keterbatasan
atau kekurangan dalam penelitian ini. Bagian terakhir
kesimpulan hanya mengungkapkan pentingnya penerapan
BSC untuk meningkatkan kinerja Bank Umum Vietnam.
- Kesimpulan ini kurang menjelaskan terkait pandangan yang
lebih mendalam tentang bagaimana temuan penelitian dapat
diterapkan dalam konteks praktis.
- Selain itu, tidak terdapat bagian saran dalam penelitian ini
yang membuat pembaca sulit untuk menemukan cara
pengembangan dari kelanjutan penelitian ini.
Tahun 2022
REVIEW ARTIKEL
Komponen Review
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama masa pandemi
tahun 2020-2021. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling, menghasilkan sampel
sebesar 10 perusahaan.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis statistik deskriptif, analisis korelasi, uji asumsi klasik
(uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas), analisis regresi linear berganda, dan uji
hipotesis (uji t, uji F, dan koefisien determinasi).
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah data laporan
keberlanjutan dan laporan keuangan tahunan untuk periode
2020-2021. Sumber data yang digunakan diperoleh dari website
www.idx.co.id.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang ada pada penelitian ini yaitu dalam
mengukur biaya lingkungan masih memasukkan semua biaya
CSR, yang mana biaya tersebut tidak murni menggunakan biaya
lingkungan saja. Dalam menghitung nilai perusahaan yang
menggunakan indikator Tobin’s Q masih menggunakan harga
saham tutup buku sehingga untuk investor hasil penelitian ini
masih belum bisa menjadi acuan untuk investasi pada periode
berikutnya karena saat itu laporan keuangan perusahaan masih
belum dipublikasikan.
KRITISI ARTIKEL
Komponen Kritik
Hasil dan Pembahasan - Hasil dan pembahasan sudah memaparkan hasil olah data
menggunakan SPSS 26.0 serta temuannya yang dijelaskan
dengan tabel-tabel hasil pengujian yang dilakukan oleh
penulis.
- Bahasa yang digunakan oleh penulis sudah cukup jelas dan
detail sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca dan
tidak menimbulkan kesalahpahaman.
- Hasil dan pembahasan sudah dijelaskan dengan lengkap
sesuai dengan teknik analisis yang digunakan oleh penulis
mulai dari analisis statistik deskriptif, analisis korelasi, uji
asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji
hipotesis.
Kesimpulan dan Saran - Kesimpulan yang dibuat penulis sudah sesuai dengan
temuan yang disajikan dalam hasil penelitian.
- Penulis telah mencantumkan saran kepada pemerintah
dalam membuat dan menetapkan regulasi yang
berhubungan dengan kewajiban pengungkapan akuntansi
manajemen lingkungan, biaya lingkungan, dan kinerja
lingkungan.
- Penulis juga telah mencantumkan keterbatasan
penelitiannya, dan sudah mencantumkan saran-saran yang
bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya.