Anda di halaman 1dari 25

UJIAN TENGAH SEMESTER

“PERWUJUDAN NILAI PANCASILA DALAM ASPEK PENEGAKAN


HUKUM,POLITIK EKONOMI DAN NILAI SOSIAL BUDAYA”

Dosen Pengampu:

Dr. Indah Harlina , SH., MH

Disusun Oleh :

ANDIKA WILDAN

ANANDA 3022210126

Jakarta

Universitas Pancasila

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................2

BAB I ABSTRAK...............................................................................................................................................4

BAB II PENDAHULUAN...................................................................................................................................6

BAB III PERMASALAHAN / POKOK MASALAH.................................................................................................9

BAB IV METODE PENELITIAN.......................................................................................................................10

BAB V HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN.................................................................................................11

a.Aspek hukum dalam perwujudan nilai pancasila...........................................................................11

b.Implementasi Pancasila dalam Ranah Politik Indonesia dalam perwujudan nilai Pancasila.........13

1. Sila pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa”................................................................................13

2. Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan Beradab”.....................................................................14

3. Sila ketiga “Persatuan Indonesia”...............................................................................................15

4. Sila keempat “ Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan”.........................................................................................16

5. Sila kelima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan”......................................17

c.sistem hukum ekonomi Indonesia yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila..........................17

d.Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang sosial budaya berhubungan dengan


berkembangnya sistem nilai sosial dan budaya di masyarakat........................................20

BAB VI KESIMPULAN....................................................................................................................................23

BAB VII SARAN.............................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................25
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Kepancasilaan.
Saya telah Menyusun makalah ini dengan sebaik – baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
saya, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya.Mudah – mudahnya makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Selamat membaca!

Jakarta, 12 April 2024

ANDIKA WILDAN ANANDA


BAB I ABSTRAK

Hukum yang dijiwai oleh Pancasila adalah hukum yang berasaskan semangat kerukunan.
Karena itu hukum secara langsung diarahkan untuk mewujudkan keadilan sosial yang memberikan
kepada masyarakat sebagai kesatuan masing-masing warga masyarakat(Kesejahteraan sosial) yang
merta dan keseimbanagan yang proporsional (Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi
Pancasila Tahun 2020, n.d.). Prinsip kesopanan berkaitan dengan prinsip kerukunan.

Dalam rangka mewujudkan politik sehat, maka nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila perlu diinternalisasikan dalam setiap kegiatan politik. Baik politik yang dilakukan oleh
pemerintahan negara, maupun politik yang dilakukan oleh organisasi,lembaga, bahkan
perorangan.

Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang berkualitas untuk kemajuan bangsa. Oleh
karena itu kita harus mampu meningkatkan sumber daya manusia yang menjunjung tinggi
Pancasila dan bermartabat bagi persatuan dan kesatuan. Penerapan pancasila dalam kehidupan
sosial budaya ini merupakan dasar untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih maju.
ABSTRACT

The law that is imbued with Pancasila is a law that is based on the spirit of harmony.
Therefore, law is directly directed at realizing social justice which provides society as a unity for
each member of society (social welfare) that is immediate and proportional balance (Draft Law
on the Guidance of the Pancasila Ideology of 2020, n.d.). The principle of politeness is related to
the principle of harmony.
In order to realize healthy politics, the values contained in Pancasila need to be
internalized in every political activity. Both politics carried out by state governments, as well as
politics carried out by organizations, institutions, and even individuals.
The Indonesian nation needs a quality generation for the nation's progress. Therefore, we
must be able to increase human resources that uphold Pancasila and are dignified for unity and
integrity. The application of Pancasila in socio-cultural life is the basis for making the
Indonesian nation more advanced.
BAB II PENDAHULUAN

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang diundangkan dalam
berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersamaan dengan batang tubuh UUD 1945.1
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai
Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa Pancasila adalah
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya
diakui, dan menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari.
Terdapat pada Pancasila sebagai dasar negara secara das sollen dan das sein di Sila ke-
4 yaitu “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan” Amanat atau nilai yang terkandung dalam sila ke-4 ini adalah bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat (nilai demokrasi) dengan melalui demokrasi tidak langsung (adanya
lembaga perwakilan). Nilai ini mengutamakan kepentingan negara dan bangsa diatas
kepentingan pribadi dan golongan, namun tetap menghargai kepentingan pribadi dan golongan
tersebut. Selain itu, nilai lain yang terkandung dalam sila ini adalah asas musyawarah mufakat
dalam merumuskan sesuatu atau menyelesaikan suatu persoalan.

1
UUD 1945
Secara formal, penjabaran dari sila ini terdapat dalam pasal-pasal dalam UUD NRI
tahun 1945 diantaranya :

1) Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar.
2) BAB VII (Pasal 19 sampai dengan 22B) mengenai Dewan Perwakilan Rakyat
3) BAB VIIB (Pasal 22E) mengenai Pemilihan Umum.

Dalam implementasinya, sila ke-4 ini telah terwujud dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemilihan umum sebagai pelaksanaan dari
kedaulatan rakyat, serta adanya lembaga perwakilan (DPR) yang mewakili rakyat diantaranya
dalam merumuskan berbagai kebijakan. Namun perwujudannya ini masing mengalami
kelemahan di beberapa sisi, diantaranya pada aktor yang menjalankannya. Lembaga
perwakilan rakyat yang ada tidak cukup representatif dalam mengemban amanah rakyat yang
diwakilinya, dan justru mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan. Terbukti dengan
adanya berbagai kasus korupsi yang menjerat anggota DPR2.

Adanya lembaga perwakilan rakyat yang representatif ini berangkat dari adanya pemilu
yang tidak demokratis. Menjelang pemilu, calon-calon wakil rakyat ini melakukan kampanye
besar-besaran, bahkan tak jarang yang melakukan money politics demi memperoleh dukungan
dari rakyat. Kegiatan ini tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Maka setelah menjabat,
banyak anggota DPR yang melakukan korupsi, demi mengembalikan dana kampanye yang
telah ia keluarkan menjelang pemilu tersebut. Selain money politics, lembaga perwakilan
rakyat ini juga kurang representatif terhadap rakyat dalam pembuatan kebijakan-kebijakan.
Terbukti dengan banyaknya kebijakan yang tidak pro-rakyat, namun justru menguntungkan
golongan- golongan tertentu.

Sila ke-5 “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”,Terdapat amanat atau nilai
yang terkandung dalam sila ini adalah adanya suatu nilai keadilan dari segi sosial yang
mencakup berbagai aspek kehidupan manusia yang berhak dimiliki oleh seluruh rakyat
Indonesia. Keadilan

2
Peraturan DPR
yang berhak diperoleh tersebut meliputi berbagai hal, diantaranya untuk memperoleh kehidupan
yang layak, kebebasan memeluk agama, memperoleh pendidikan, serta keadilan dan persamaan
di muka hukum. Nilai keadilan ini erat kaitannya dengan hak asasi manusia serta hak dan
kewajiban warga negara.

Dalam pelaksanaannya, nilai-nilai ini telah ditegaskan secara jelas dalam pasal-pasal
UUD NRI 1945, yaitu mengenai Hak Asasi Manusia. Kebijakan-kebijakan dalam rangka
mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat pun sudah ada, namun demikian, pelaksanaannya
belum merata atau menyeluruh hingga meliputi semua daerah di Indonesia3.

Implementasi pancasila dalam bidang ekonomi sebagai pembangunan ekonomi nasional,


yang sebenarnya merupakan tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia. Implementasi
pancasila dibidang ekonomi era globalisasi lebih didasarkan pada nilai-nilai moral. Hakikat nilai-
nilai luhur tersebut telah menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia selama berabad-abad.
Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia harus selalu dipatuhi dan dijadikan pedoman
dalam berinteraksi antar individu maupun kelompok, yang seringkali diabaikan dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Akibat masuknya aset global dari berbagai belahan dunia, eksistensi Pancasila
kini terancam karena kebebasan yang berlebihan.
Sosial dan budaya adalah suatu unsur terkecil dalam tatanan hidup bersama.
DalamTatanan hidup bersama, sosial dan budaya berkaitan dengan nilai-nilai pancasila.
Menyimpangnyanilai- nilai pancasila dalam sosial budaya masa kini mengakibatkan
permasalahan-permasalahan yang mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pemahaman dan kesadaran akan sosialbudaya yang berpancasila diharapkan dapat
dikembangkan kembali. Dengan memperbaiki sosial dan budaya berarti memperbaiki juga
kualitas sumber daya manusia dari akar-akarnya. Dengan begitu, sosial dan budaya mampu
mendorong kesejahteraan dan kedamaian dalam tatanan hidup bersama yang penuh dengan rasa
aman. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin dibutuhkan peranannya dalam
pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai karakter sosial dan budaya yangadadalam
pancasila harus diterapkan kepada warga negara untuk menciptakan kesadaran dan rasa
nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Dalam sosial budaya ini meliputi tentang sikap, etika,
dan berkarakter kewarganegaraan.

3
UUD NRI 1945, yaitu mengenai Hak Asasi Manusia
BAB III PERMASALAHAN / POKOK MASALAH

1. Bagaimana aspek hukum dalam perwujudan nilai pancasila?


2. Bagaimana Implementasi Pancasila dalam Ranah Politik Indonesia dalam perwujudan
nilai-nilai pancasila?
3. Bagaimana sistem hukum ekonomi Indonesia yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila?
4. Bagaimana Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang sosial budaya berhubungan
dengan berkembangnya sistem nilai sosial dan budaya di masyarakat.
BAB IV METODE PENELITIAN

Makalah yang saya susun ini menetapkan penelitian kualitatif karena sesuai dengan
tujuan mempelajari perwujudan nilai-nilaipancasila dalam aspek penegakan
hukum,politik,ekonomi,dan sosial budaya. Selain itu, kajian ini dilakukan dengan studi
kepustakaan (Library research) agar dapat menentukan konsep perwujudan nilai-nilai pancasila
di era digital secara holistik. Selanjutnya sumber data dalam kajian ini didapat melalui beberapa
tahapan seperti pencarian sumber. Yang membahas terkait nilai-nilai Pancasila, mengidentifikasi
sumber-sumber yang mengandung nilai-nilai Pancasila dan mengimplikasikan yang didasarkan
nilai-nilai Pancasila serta perwujudan di era digital. Kemudian data yang sudah terkumpul
melalui tahapan audisi. Analisis tersebut terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Di dalam penulisan ini saya juga melakukan pendekatan secara kualitatif. Teori-teori
yang dirujuk dipilih sesuai dengan topik yang relevan. Sumber-sumber data diambil melalui studi
literatur. Data- data yang ada diolah dengan menganalisis teori-teori dan penelitian dari peneliti
sebelumnya.
BAB V HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

a. Aspek hukum dalam perwujudan nilai pancasila

Hukum yang dijiwai oleh Pancasila adalah hukum yang berasaskan semangat kerukunan.
Karena itu hukm secara langsung diarahkan untuk mewujudkan keadilan sosial yang
memberikan kepada masyarakat sebagai kesatuan masing-masing warga
masyarakat(Kesejahteraan sosial) yang merta dan keseimbanagan yang proporsional (Rancangan
Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila Tahun 2020, n.d.). 4Prinsip kesopanan berkaitan
dengan prinsip kerukunan. Asas ini juga merupakan asas bagaimana tata hubungan antar warga
negara, dimana anggota masyarakat diharapkan berperilaku sesuai dengan realitas sosial,
termasuk dalam pelaksanaan hak dan kewajiban hukum yang diharapkan dari warga masyarakat
agar berperilaku sedemikian rupa. . cara bahwa mereka tidak meremehkan diri mereka sendiri
atau orang lain . Ciri lain yang menjadi ciri hukum pancasila adalah asas kerukunan. Prinsip ini
menuntut terwujudnya kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain aspek kebenaran dan
asas-asas hukum yang berlaku, pemecahan masalah yang konkrit berdasarkan asas ini juga harus
dapat menyesuaikan diri dengan proses- proses dalam masyarakat secara keseluruhan, dengan
memperhatikan emosi-emosi yang sebenarnya hidup dalam masyarakat .5
Selain itu, untuk menetapkan Pancasila dalam politik hukum nasional, maka ketentuan
Pancasila harus dipandang sebagai suatu sistem nilai, sehingga Pancasila pada dasarnya
merupakan satu kesatuan. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pernyataan adalah sebagai
berikut:
1. Azas ketuhanan Yang Maha Esa meliputi nilai segala hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan dan penyelenggaraan negara, dari moralitas negara, dari tata
krama penyelenggaraan negara, kebijakan negara, pemerintahan negara, hukum
negara dan peraturan. , kemerdekaan, dan hak asasi manusia. Itu harus dijiwai
dengan nilai-nilai warga negara. Nilai percaya pada satu Tuhan.

4
(Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila Tahun 2020, n.d.)
5
(Supranto, 2019).
2. Asas kemanusiaan yang adil dan beradab adalah nilai-nilai manusia sebagai
makhluk berbudaya, beretika, beragama, dan berkeadilan dalam hubungannya
dengan sesama dan lingkungannya.
3. Nilainya dalam asas persatuan dan kesatuan bahwa negara Indonesia merupakan
persekutuan antara yang dijabarkan dalam Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai
nasionalisme harus tercermin dalam semua aspek penyelenggaraan negara.
4. Prinsip-prinsip umum yang dipandu oleh kearifan Nilai bagi negara, bagi rakyat,
dan bagi mereka, terletak pada kearifan dalam berdiskusi/berekspresi. Nilai-nilai
demokrasi diimplementasikan secara penuh dalam kehidupan bernegara, baik
dalam aspek moral kenegaraan, dalam aspek politik, maupun dalam aspek hukum
dan perundang-undangan.
5. Prinsip keadilan sosial bagi seluruh Indonesia meliputi nilai-nilai yang menjadi
tujuan negara sebagai tujuan bersama. Nilai keadilan menjadi kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari (keadilan sosial) yang ditujukan untuk kesejahteraan
seluruh warga negara.
Sistem Hukum Nasional pada hakikatnya adalah Sistem Hukum Pancasila seperti yang
dikatakan oleh seorang ahli hukum Nawawi. Apabila dijelaskan terperinci, sistem hukum
Pancasila adalah Sistem Hukum Nasional yang berorientasi pada 3 pilar/nilai keseimbangan
Pancasila, 6yaitu :
1. berorientasi pada nilai-nilai “Ketuhanan” (bermoral religius);
2. berorientasi pada nilai-nilai “Kemanusiaan” (humanistik);
3. berorientasi pada nilai-nilai “Kemasyarakatan” (nasionalistik; demokratik;
berkeadilan sosial).
Kemudian, pernyataan dari seorang ahli hukum Mochtar Kusumaatmadja bahwa pada negara
hukum seperti Republik Indonesia seharusnya menganut asas dan konsep Pancasila yang ada
pada pembukaan UUD 1945, yaitu:
1. Asas Ketuhanan (mengamanatkan bahwa tidak boleh ada produk hukum nasional yang
anti agama).
2. Asas Kemanusiaan (mengamanatkan bahwa hukum nasional harus menjamin, melindungi
hak asasi manusia).

6
(Supranto, 2019)
3. Asas Kesatuan dan Persatuan (mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus
merupakan hukum nasional yang berlaku bagi seluruh bangsa Indonesia, berfungsi
sebagai pemersatu bangsa).
4. Asas Demokrasi (mengamanatkan bahwa kekuasaan harus tunduk pada hukum yang adil
demokratis).
5. Asas Keadilan Sosial (mengamanatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang
sama bahwa semua orang sama dihadapan hukum).

Hukum harus berlandaskan pada Pancasila, Produk hukum boleh diubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan pergaulan masyarakat, tentunya pancasila harus menjadi kerangka
berpikir. Pancasila dapat memandu hukum nasional dalam berbagai bidang.

b. Implementasi Pancasila dalam Ranah Politik Indonesia dalam


perwujudan nilai-nilaiPancasila

Dalam rangka mewujudkan politik sehat, maka nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila perlu diinternalisasikan dalam setiap kegiatan politik. Baik politik yang dilakukan oleh
pemerintahan negara, maupun politik yang dilakukan oleh organisasi,lembaga, bahkan
perorangan. Jika semua warga negara memahami nilainilai itu dan menginternalisasikannya,
maka kehidupan berbangsa dan bernegara ini akan berjalan harmonis. Berikut nilai-nilai
Pancasila dalam bidang politik7:

1. Sila pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa”

Pada Sila Ketuhanan Yang Maha Esa setiap warga negara harus memiliki keimanan yang
kuat kepada Tuhan. Dengan keyakinan yang kuat, kehidupan yang berpedoman pada agama pun
akan mengantarkan manusia pada kehidupan yang harmonis dengan manusia lainnya. Ajaran-
ajaran yang terdapat dalam tiap agama.
Kegiatan politik pun jika berlandaskan pada agama akan berjalan baik dan minim konflik.
Dengan adanya saling menghargai dan menyayangi itu, kekuasaan yang dipegang siapapun akan
diterima bersama-sama dengan baik. Hal ini karena adanya kesadaran bahwa penguasa yang
paling

7
Adhayanto, O. Implementasi NilaiNIlai Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Pembentukkan
Peraturan Perundang-Undangan.
berkuasa adalah Tuhan semata. Sehingga siapapun yang memiliki mandat sebagai pemegang
kekuasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, akan dijalankan sebaik-baiknya.
Selaras dengan hal ini, Budiardjo (Haryanti, A dan Puji lestari, 2019):mengemukakan
bahwa kekuasaan bersifat luas. Yang artinya manusia merupakan subjek sekaligus objek dari
kekuasaan. Hal ini dicontohkan misalnya seorang Presiden sebagai subjek kekuasaan yang
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, tetap harus tunduk kepada Undang-Undang yang
berlaku (objek kekuasaan). Dengan keyakinan akan kekuasaan Tuhan juga, pemimpin yang
memegang kekuasaan tidak akan berbuat sesukanya, kehendaknya, tanpa mempertimbangkan
dampak yang akan dirasakan oleh rakyatnya. Sehingga pemimpin yang memiliki keyakinan yang
kuat terhadap Tuhan selalu berusaha untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang merugikan
rakyatnya. Seperti halnya korupsi, KKN dan berbagai perbuatan tak merugikan lainnya. 8
Begitupun dengan rakyatnya. Rakyat yang berkeyakinan kuat kepada Tuhannya akan
menerima keputusan dari pemimpinnya. Karena rakyat pun yakin, Tuhan memilih pemimpinnya
sebagai pemimpin yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Kecemburuan-kecemburuan
yang terjadi antar pelaku politik akan mudah diatasi. Hal ini dapat terwujud dengan baik jika
kedua belah pihak sama-sama memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan. Jika salah satu saja
yang memiliki keyakinan kuat itu, maka kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan berjalan
dengan baik.

2. Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan Beradab”

Pada Sila kedua ini, telah dicantumkan dengan jelas bahwasanya setiap kegiatan politik
untuk bangsa dan negara harus mengedepankan kemanusiaan yang adil dan beradab. Adanya sila
kemanusiaan yang adil dan beradab seharusnya mampu menjadi pengingat terhadap pelaksanaan
politik di Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang yang memanusiakan manusia, serta
bangsa berkeadilan.
Rasa kemanusiaan harus terus dipupuk, dipelihara dan dikelola dengan baik. Karena
dengan adanya rasa kemanusiaan, praktik-praktik politik yang licik dan merugikan manusia
lainnya akan minim terjadi. Penguasa tidak akan mau mengorbankan rakyatnya demi keuntungan
pribadi. Dan rakyat tidak akan menjatuhkan penguasanya yang adil. Rasa kemanusian ini
agaknya

8
(Haryanti, A dan Puji lestari, 2019)
kian hari kian berkurang. Terlihat dari maraknya berita palsu, fitnah, saling menghujat antar
warga negara demi hanya untuk menduduki suatu kekuasaan. Dapat dibayangkan, jika dalam
upaya perolehan posisi di pemerintahan saja sudah berani mengesampingkan rasa kemanusiaan,
apalagi jika nantinya telah menduduki posisi itu. Pemimpin yang otoriter, kabinet yang ricuh,
rakyat yang tertindas dan tak berdaya akan menjadi plot yang menyedihkan dalam perjalanan
negara Indonesia.

3. Sila ketiga “Persatuan Indonesia”

Dalam sila ketiga ini juga, persatuan merupakan hal yang sangat penting bagi negara
Indonesia. Negara dengan keberagaman yang luar biasa kaya ini memerlukan persatuan yang
kuat. Tentunya persatuan yang kuat sangat diperlukan jika eksistensi bangsa Indonesia ingin
terus ada. Keberagaman yang kaya ini dapat menjadi sebuah keuntungan sekaligus boomerang
tersendiri. Keberagaman yang dikelola dengan baik menggunakan tali pengikat yaitu berupa
toleransi akan menjadi katalisator dalam kemajuan negara Indonesia. Berbagai Keragaman itu
bisa membentuk ide-ide dan gagasan yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Politik yang
terjadi dengan menggunakan toleransi akan melahirkan suatu hasil yang indah. Layaknya pelangi
dengan berbagai warna itu diatur menurut aturan tertentu. Kehidupan yang harmonis akan
tercipta jika keragaman itu dimaknai sebagai sebuah anugerah Tuhan Yang Maha Esa.9
Namun sebaliknya yang akan terjadi jika kebergamanan tidak dikelola dengan baik.
Pertikaian, pertengkaran, hingga peperangan dapat terjadi. Ketidakmampuan dalam memaknai
keberagaman itu akan memecah belah bangsa Indonesia dengan mudah. Jika persatuan ini terus
saja diabaikan dan tidak dikelola, maka umur dari bangsa Indonesia tidak akan bertahan lama.
Peperangan Antar suku, agama, ideologi dapat terjadi dengan mudah. Mungkin saja Bangsa
Indonesia hanya tinggal nama. Apalagi jika keberagaman ini masuk ke ranah politik maka pihak
yang berkuasa akan mengendalikan sepenuhnya kekuasaan tanpa memperhatikan toleransi lagi.

9 Anggara, S. (2013). Sistem Politik Indonesia (Vol. 1, No. 1). CV Pustaka Setia
4. Sila keempat “ Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”

Dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Permusyawaratan/ Perwakilan ini ditegaskan
pula bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat,bahwa kedaulatan rakyat merupakan esensi dari
demokrasi Pancasila. Oleh karena itu, rakyatlah yang sesungguhnya berkuasa atas negara
Indonesia. Itu artinya seluruh rakyat juga berhak untuk menjadi pemimpin di pemerintahan10.
Indonesia yang memakai sistem pemerintahan demokrasi juga membuka peluang sebesar-
besarnya bagi rakyat yang ingin memasuki pemerintahan. Namun dalam prakteknya
pemerintahan tidaklah dipimpin oleh seluruh rakyat yang ada dari Sabang hingga Merauke.
Tetapi dilakukan oleh perwakilan perwakilan tiap daerah. Para wakil itulah yang akan
menyampaikan aspirasi rakyat. Sayangnya dalam kenyataan di lapangan, para wakil-wakil ini
tidak menjalankan amanah yang diembannya dengan baik. Kekuasaan yang diperoleh seolah
menghipnotis tujuan awal yaitu penyambung lidah rakyat. Seringkali ditemui wakil-wakil rakyat
yang memberikan janji-janji palsu. Hal seperti inilah yang akhirnya membuat pemerintah
kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Politik pun hanya dijadikan alat untuk memperoleh
kekuasaan yang sepihak. Kekuasaan yang hanya memberikan keuntungan pribadi.
Kepekaan sosial, rasa kemanusian dan keyakinan yang kuat lagi-lagi harus dimiliki setiap
warga negara. Tidak hanya dimiliki, tetapi dihidupkan. Terus hidup dan bertumbuh sehingga
kekuasaan tidak lagi menghipnotis para wakil rakyat untuk menjalankan amanahnya. Selain Itu,
dalam sila keempat ini terdapat nilai perwakilan. Nilai perwakilan ini salah satunya mewujud
pada sistem otonomi daerah. Daerah-daerah di Indonesia memiliki kewenangan untuk mengelola
daerahnya sendiri. Yang dalam hal ini gubernur dan pemerintahan provinsi menjadi wakil dari
pemerintahan pusat di daerah.
Namun sejak tahun 2000, terjadi permasalahan pada sistem otonomi daerah ini. Terjadi
ketidakharmonisan Antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan pusat. Ketidakharmonisan
Ini pun berdampak pada banyak aspek. Salah satunya adalah banyaknya perda yang bermasalah.
pemahaman akan nilai perwakilan, kerakyatan dan persatuan dari sila keempat ini sangat perlu
dilakukan. Tidak hanya rakyat biasa, para penguasa seperti bupati, walikota dan Gubernur harus
memahami hal ini11. Caranya dengan menerima, menghormati, dan menghargai setiap perbedaan

10
Widodo (2015)
11
Hadi, K. (2010). SatuDasawarsaRelasiPolitikLokal dalamKonteksOtonomi Daerah. JurnalIlmuPolitik, Vol. I, No. 2.
yang ada. Juga mengetahui dan memahami tugas dan fungsi masing-masing. Sehingga sistem
perwakilan itu berjalan dengan baik.

5. Sila kelima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan”

Keadilan yang adil bagi seluruh rakyat, bukan hanya adil bagi para penguasa. Inilah yang
harus dipahami. Bahwa keadilan adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap kebijakan
yang dibuat jika berasaskan pada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia maka tidak akan ada
rakyat yang protes terhadap pemerintah. Semua kebijakan yang berkeadilan akan diterima
dengan baik. Membentuk keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. sistem hukum ekonomi Indonesia yang berlandaskan pada nilai-


nilai Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sebagaimana dinyatakan dalam Tap MPRS No.XX/MPRS/1966,


pada hakikatnya adalah pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum serta cita-cita moral luhur
yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia. Dilihat dari kedudukannya,
Pancasila sumber hukum yang paling tinggi, yang berarti menjadikan Pancasila sebagai ukuran
dalam menilai hukum di Indonesia. Aturan-aturan hukum yang diterapkan dalam masyarakat
harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan sesuai dengan kepribadian dan falsafah hidup
bangsa Indonesia. 12

12
Tap MPRS No.XX/MPRS/1966
Pancasila secara dinamis dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman yang akan terus
bergerak maju. Dalam pembangunan sistem hukum ekonomi nasional maka harus mengacu
pada:
1. Pancasila.
Pancasila sebagai landasan awal dari politik hukum dan peraturan per-UU ini
dimaksudkan agar kebijakannya sejalan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia dengan tetap membuka diri terhadap berbagai hal-hal yang positif yang diharapkan
akan membawa kemajuan.
2. UUD 1945
Merupakan landasan formal dan konstitusional dalam politik hukum dan peraturan
Perundang-undangan sehingga setiap kebijakannya mendapatkan legitimasi konstitusional
sebagai salah satu bentuk penjabaran negara berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) dan asas
konstitusionalisme.

3. Peraturan atau Kebijakan implementatif dari politik peraturan perundang-undangan.


Yang dimaksud disini adalah peraturan atau kebijakan yang memuat aturan-aturan yang
berkaitan dengan politik hukum dan peraturan Perundang-undangan yang bersifat implementatif
dari landasan filosofis, konstitusional, operasional, formal, dan prosedural.

Sistem Ekonomi Pancasila Menurut seorang ahli Mubyarto Sistem Ekonomi Pancasila
adalah “aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku
ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 13
Ciri Ekonomi Pancasila menurut Mubyarto :
a. Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.
b. Komitmen pada upaya pemerataan.
c. Kebijakan ekonomi nasionalis.
d. Keseimbangan antara perencanaan terpusat.
e. Pelaksanaan secara terdesentralisasi.
Sistem Ekonomi Pancasila adalah keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang
dilaksanakan atau dipergunakan oleh Bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita yang telah

13
ahli Mubyarto Sistem Ekonomi Pancasila
ditetapkan. Landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Maka dari
itu sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama); Kemanusiaan yang adil dan beradab
(tidakmengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas
kekeluargaan, sosio-nasionalisme, serta sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan
(mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial
(adanya persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang
perorangan).Dalam sistem ekonomi Pancasila keadilan menjadi sangat utama dalam sistem
ekonomi Indonesia. 14

14
Pancasila dan UUD 1945
d. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang sosial budaya berhubungan
denganberkembangnya sistem nilai sosial dan budaya di masyarakat.

Bentuk pengimplementasian makna pancasila dalam kehidupan sosial budaya yang


beragam di Indonesia dapat dilakukan dengan senantiasa menghormati dan menghargai
perbedaan yang ada baik perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan lainnya. Dalam Lingkungan
lingkup sekolah maupun kampus, pengimplementasian makna pancasila dapat dilakukan dengan
adanya berbagai organisasi mahasiswa sebagai wadah untuk berkumpulnya mahasiswa dari
berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan segala keberagaman mereka tanpa adanya
diskriminasi. Hal tersebut merupakan salah satu implementasi nilai pancasila yang mampu
membuat bangsa kita semakin kuat dengan keberagaman budayanya, karena keberagaman
bukanlah suatu hal yang harus dipermasalahkan, tetapi keberagaman tersebutlah yang menjadi
pengikat persatuan bangsa Indonesia.15
Implementasi nilai-nilai Pancasila yang terdiri dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan di tengah-tengah masyarakat merupakan sebuah obat mujarab yang
akan menyembuhkan kerusakan sosial budaya Indonesia. Selain itu, nilai-nilai Pancasila
memiliki sifat yang dapat dipakai dan diakui kekuatannya oleh semua negara, yaitu sifat
universal dan objektif. Pancasila dapat menuntun masyarakat untuk bersikap baik dan menuju
kemajuan. Namun, Pancasila tidak akan melakukan semua itu jika tidak ada penggerak karena
hakikatnya Pancasila hanyalah sebuah hasil pemikiran yang tak memiliki anggota gerak jika
tidak ada yang menggerakkannya, yaitu manusia itu sendiri.
Dengan kehidupan sosial dan budaya yang menerapkan sila Pancasila, kita bisa
mengajarkan masyarakat untuk mengenal dan berhubungan baik dengan saudara sebangsa dan
setanah air, serta tidak mudah terprovokasi. Sosial dan budaya di Indonesia semakin lamakini
semakin terlupakan. Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berbeda- beda, dari suku, budaya, agama, dan bahasa. Sekarang ini perbedaan tersebut bahkan
sering dijadikan faktor dan alasan untuk memperpecah belah Indonesia. Perbedaan yang ada
dijadikan sebagai bahan provokasi antara golongan satu dengan golongan yanglain. Memudarnya
rasa nasionalisme terhadap bangsa kini juga sudah dirasakan. Tetapi perpecahan itu tidak akan
terjadi jika warga negara paham akan Bhineka Tunggal Ika dan makna pancasila, serta
menerapkan nilai-

15
Inahasari, Endah Dwi. 2019. “Peran Pancasila Dalam Kehidupan Sosial Dan Budaya”
nilai pancasila dalam kehidupan sosial budaya masyarakat. Upaya Penerapan nilai-nilai Pancasila
tersebut akan mendorong warga negara untuk lebih mengedepankan persatuan dalam perbedaan,
daripada kepentingan individu dan kelompok yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan
yang sudah diciptakan bangsa Indonesia.
Dinamika sosial budaya terus mengalami perubahan dan pola kehidupan manusia terus
berubah.Perubahan sosial dan budaya dapat dijelaskan sebagai perubahan dalam kehidupan
masyarakat, termasuk perubahan budaya, di mana nilai dan gaya hidup telah berubahdari
tradisional menjadi modern. Perubahan tersebut menyebabkan berubahnya sistem sosial,
termasuk nilai, sikap dan perilaku masyarakat. Beberapa perubahan sosial budaya di masa kini
salah satunya yaitu adanya perubahan dalam cara berkomunikasi. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang luar biasa dalam cara kita
berkomunikasi dari waktu ke waktu. Saat ini telepon genggam atau handphone telah
menggunakan sistem teknologi yang canggih sehingga membuat manusia tidak hanya dapat
bertukar informasi, tetapi juga dapat berbagi foto dan video dengan orang lain. Tetapi
semakin canggih sistem teknologi di era sekarang, banyak orang yang malah menjadi tidak
peduli dengan sekitar. Kemajuan teknologi hampir mengarah pada semua aspek kehidupan
bermasyarakat dan juga akan mengubah gaya hidup seseorang dalam berinteraksi.
Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang sosial budaya berhubungan
denganberkembangnya sistem nilai sosial dan budaya di masyarakat. Hal ini membuat kita harus
sadar dan terus mengarahkan agar nilai sosial dan budaya yang ada tetap sesuai dengan
pancasila. Contoh nilai sosial yang sesuai dengan pancasila, seperti musyawarah dan gotong
royong. Kedua nilai ini harus dipertahankan di tengah perkembangan nilai sosial di masyarakat.
Tak hanya dipertahankan, nilai sosial itu juga harus diajarkan dan diwariskan pada generasi
muda agar tidak hilang. Selain itu, budaya yang ada di setiap daerah juga harus diwariskan.Tak
hanya untuk melestarikan budaya, hal ini juga berguna untuk mencegah perkembangan budaya
yang bertentangan dengan nilai pancasila.Selanjutnya, kita juga harus bisa menghargai budaya,
ras, dan kepercayaan orang lain, serta tidak melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun.16

16
Jannah A.N. & Dewi D.A. (2021). Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Sosial Budayadi Masyarakat Abad-21.
Dengan sosial dan budaya yang berlandaskan pancasila, kita perlu menekankan agar
seluruh masyarakat paham akan perbedaan yang ada di negara indonesia, yang seharusnya
sekarang sudah tidak perlu dijelaskan lagi bahwa negara Indonesia adalah negara yang berbeda
beda golongannya. 17
Penerapan nilai pancasila dapat dimulai dari diri sendiri misalnya dengan menghargai dan
menghormati adanya perbedaan agama, menempatkan sesama manusia sebagai makhluk tuhan
dengan segala martabat dan hak asasi, menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan
pribadi dan golongan, menjunjung tinggi sosial kemasyarakatan, serta mengembangkan sikap
tolong menolong, kekeluargaan, dan gotong royong.

17
Rahmah, Afifah. 2019. " Contoh Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalamBidangSosial Budaya"
BAB VI KESIMPULAN

Hukum yang berlandaskan Pancasila adalah bahwa pendekatan tersebut mengutamakan


keadilan, kemanusiaan dan demokrasi. Penegakan hukum yang berlandaskan Pancasila harus
menjunjung tinggi nilai-nilai dasar kemanusiaan, sehingga keadilan bisa ditegakkan dengan
mengutamakan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, sumber dari segala sumber hukum dengan
pengimplementasian nilai-nilai Pancasila. Rasa kemanusiaan menjadi harus terus dipupuk,
dipelihara dan dikelola dengan baik. Dengan adanya rasa kemansiaan, praktik-praktik politik
yang merugikan dan tidak berkeadilan akan terhindarkan.
Ekonomi menurut Pancasila berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya
walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan
bebas yang saling mematikan. Penerapan Pancasila dalam bidang ekonomi yaitu dengan
menerapkan sistem ekonomi Pancasila yang menekankan pada harmoni dalam mekanisme harga
dan sosial, bukan pada mekanisme pasar yang bersasaran ekonomi kerakyatan agar rakyat bebas
dari kemiskinan, keterbelakangan, penjajahan/ketergantungan, rasa was-was, dan rasa
ketidakadilan dalam kegiatan ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dengan sosial budaya. Sebagai warga Indonesia,
kita diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial dan
budaya, salah satunya yaitu dengan cara mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama serta
mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi maupun golongan. Bangsa
Indonesia membutuhkan generasi yang berkualitas untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu kita
harus mampu meningkatkan sumber daya manusia yang menjunjung tinggi Pancasila dan
bermartabat bagi persatuan dan kesatuan. Penerapan pancasila dalam kehidupan sosial budaya ini
merupakan dasar untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih maju.
BAB VII SARAN

1. Penegakan hukum yang berlandaskan pancasila juga harus menerapkan prinsip-prinsip


demokrasi dalam prosesnya, seperti transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan kebebasan
berpendapat. Dalam hal ini, penegakan harus berjalan secara adil dan diskriminatif, serta
menghindari praktik-praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
2. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, sumber dari segala sumber hukum haruslah
dihidupkan kembali. Caranya adalah dengan pengimplementasian nilai-nilai Pancasila.
3. Dengan sosial budaya, kita perlu memberikan pengertian bagi seluruh masyarakat
Indonesia agar mampu memahami perbedaan dan keragaman budaya yang ada di
Indonesia. Pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sosial budaya dapat
dimulai dari diri sendiri dengan mengembangkan sikap saling menghargai, menghormati
perbedaan antar suku dan ras, memperlakukan manusia lain sebagai makhluk tuhan
sesuai dengan hak asasi manusia, mengedepankan kepentingan bersama diatas
kepentingan individu dan kelompok, menjunjung tinggi nilai sosial kemasyarakatan, serta
hidup rukun dalam keberagaman dan gotong royong.
DAFTAR PUSTAKA

1) Jimly Asshiddiqie. (2020). Hukum Tata Negara Indonesia. Sinar Grafika.


2) Rohardjo, S. (2019). Hukum dan perubahan Sosial. Rajawali Pers
3) Romli Atmasasmita. (2019). Hukum dan Keadilan: Sebuah Pengantar. Rajawali Pers
4) Adhayanto, O. Implementasi NilaiNIlai Pancasila sebagai Dasar Negara dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan.
5) Agustino, L., & Yusoff, M. A. (2019). Politik lokal di Indonesia: Dari otokratik ke
reformasi politik.
6) Baswir, R. (2009). Ekonomi Kerakyatan vs Neoliberalisme. Yogyakarta: Tim Ahli Pusat
Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada
7) Tryanti, N. (2019). Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembentukan Hukum di Era
Globalisasi Ekonomi.
8) Tinjauan buku Mubyarto Membangun Sistem Ekonomi Repository UGM (hlm.88 – 96)
9) Inahasari, Endah Dwi. 2019. “Peran Pancasila Dalam Kehidupan Sosial Dan Budaya
10) Lailiyah, Risma A, Destya Rahmadani, dan Diah Ayu Rahmadani. 2021. "Implementasi
Nilai- Nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya untuk Membangun Karakter Bangsa
11) Syakti D.M.W. & Trisiana A. (2021). Implementasi Pancasila dalam Kehidupan
BerbangsadanBernegara. Global Citizen:

Anda mungkin juga menyukai