Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMPLEMENTASI SILA KEDUA PANCASILA

KEMANUSIAAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Disusun Oleh:
Intan Apriyanti (22010054)
Arum Redtna Rabia (22010239)
Ghea Yolanda Meysaro (22010201)
Melinsa (2200019)

Dosen Pembimbing:
Heru purnawan,M,Si

FAKULTAS HUKUM
YAYASAN SEMARAK BENGKULU
UNIVERSITAS PROF.DR.HAZAIRIN,S.H BENGKULU
T.A 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Makalah ini adalah tentang “Implementasi Sila Kedua Pancasila,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yang bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak yang turut berpatisipasi langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah
ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohamad Zaini selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang memberikan tugas ini, dan terima kasih juga
kepada rekan-rekan mahasiswa/i teman sejawat yang turut memberikan dukungan baik
berupa materil maupun moril.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan baik
dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi kami untuk
kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca sekalian umumnya dan bagi kami khususnya untuk memahami Implementasi Sila
Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab lebih mendalam lagi.

Bengkulu,22 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN..............................................................................................2
BAB II ISI..................................................................................................................................3
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
A. KESIMPULAN...............................................................................................................7
B. SARAN...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
LAMPIRAN.............................................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang
tubuh UUD 1945.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana
yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terbentuknya Pancasila melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Pancasila berasal dari kata Panca yaitu lima dan Sila yang
berarti prinsip. Jadi dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima prinsip. Lima sila tersebut
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Meskipun dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu
dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang
sistematis.
Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila ke-dua mengandung nilai yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Hal itu karena seorang manusia
dalam melakukan aktifitas sehari-hari tidak lepas dari manusia lain. Sehingga sila ke-dua
tersebut mampu memberikan dasar kepada kita sebagai manusia agar senantiasa
memanusiakan orang lain dalam kehidupan. Selain itu, dalam sila ke-dua juga terdapat
nilai keadilan di mana menuntut kita sebagai manusia yang tidak dapat lepas dari manusia
lainnya harus menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pancasila ?
2. Apa yang dimaksud dengan kemanusiaan yang adil dan beradab ?
3. Apa alasan pentingnya keberadaan sila kedua ?
4. Apa saja nilai-nilai yang terdapat dalam sila kedua pancasila ?
5. Bagaimana implementasi sila kedua pancasila ?
6. Apa contoh kasus yang menyalahi sila kedua pancasila ?
7. Bagaimana analisis kasus yang menyalahi sila kedua pancasila ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar memahami pengertian pancasila
2. Agar dapat memahami peran dan fungsi tentang kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam bermasyarakat.
4. Sebagai pedoman menjadi masyarakat yang patuh pada konstitusi Negara Indonesia.
5. Mengenal alasan pentingnya keberadaan sila kedua.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Arti Pancasila Bagi Bangsa Indonesia yaitu sebagai landasan kokoh yang mengukuhkan
identitas kolektif kita. Sebagai pilar utama negara dan panduan bagi pembangunan,
Pancasila meresap dalam setiap aspek kehidupan kita. Melalui Pancasila, kita
meneguhkan persatuan di tengah keragaman budaya, suku, dan agama yang kaya.
Pancasila tak hanya menawarkan paradigma politik, tetapi juga nilai-nilai moral yang
melingkupi keberagaman kita. Ia menegaskan bahwa kekuasaan berasal dari rakyat, dan
demokrasi adalah panggilan kita untuk berpartisipasi dalam perencanaan masa depan kita
sendiri.
Di dalam Pancasila, kita menemukan konsep keadilan sosial yang mengusung ideal
pemerataan hak dan kesejahteraan. Ini membuktikan bahwa tak ada perbedaan yang
mampu merampas martabat seseorang.
Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta India (Kasta
Brahmana), yaitu kata “Panca” yang artinya Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar.
Sehingga arti Pancasila secara harfiah adalah Lima Dasar. Pancasila adalah suatu ideologi
dan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan
mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar
dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan semua komponen di
seluruh wilayah Indonesia.

B. Pengertian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna dari
makhluk–makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kata adil memiliki arti
bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran/norma-norma yang objektif
dan tidak subjektif, sehingga tidak sewenang-wenang. Kata beradab berasal dari kata adab,
yang memiliki arti budaya. Jadi, adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup,
keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma-
norma sosial dan kesusilaan/moral yang ada dimasyarakat. Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan mendasari ketiga
sila berikutnya. Sila ke-2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan
norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua

3
manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat
universal.

C. Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua


Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan
derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak),
memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta,
rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan
hewan. Nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dan harus
kita terapkan, antara lain: Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Pemahaman nasionalisme yang
berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila merupakan sesuatu yang amat penting
untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong
royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih
mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan
negaranya. Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya
degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita
diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya
sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui,
banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini
sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah
mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya.

D. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Sila Kedua Pancasila


Di dalam Pancasila, kita menemukan konsep keadilan sosial yang mengusung ideal
pemerataan hak dan kesejahteraan. Ini membuktikan bahwa tak ada perbedaan yang
mampu merampas martabat seseorang.
Kandungan Nilai dalam Sila Kedua Pancasila Nilai yang terkandung dalam sila kedua
Pancasila adalah nilai kemanusiaan. Indonesia adalah negara bangsa yang merdeka,
bersatu, dan berdaulat tanpa mengenal chauvinistik atau kecintaan berlebih pada tanah air
dan merendahkan bangsa lain. Indonesia merupakan bagian dari masyarakat bangsa-
bangsa di dunia. Indonesia merupakan bagian dari kemanusiaan universal yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan mengembangkan persaudaraan berdasarkan nilai
4
keadilan dan keadaban. Bangsa Indonesia mengakui dan memperlakukan kesederajatan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Mahas Esa.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira serta memahami adanya
perbedaan suku, ras, agama, dan kepercayaan. Perbedaan ini dianggap sebagai
keniscayaan dan tidak boleh menimbulkan konflik. Nilai Sila Kedua Pancasila
Pengamalan nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila adalah perwujudan bahwa
manusia adalah makhluk yang bermoral dan berbudaya.
Berikut wujud pengamalan sila kedua Pancasila: Mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong. Mengembangkan sikap
tidak semena-mena terhadap orang lain. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani
membela kebenaran dan keadilan. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerja sama dengan bangsa lain. Saling menghargai pendapat antarsesama.
Menyeimbangkan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.
Didalam pancasila sila kedua memiliki arti yakni segenap bangsa dan rakyat Indonesia
diakui serta diperlakukan sebagaimana mestinya sesuai harkat serta martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Nilai nilai pancasila ini dilandasi pada pernyataan bahwa semua
manusia memiliki derajat, martabat, hak dan kewajiban yang sama. Nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila sila kedua antara lain adalah:
 Manusia memiliki hak dan martabat yang sama dan sejajar.
 Timbulnya pengakuan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang paling sempurna.
 Dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan akan mendapat perlakuan adil dari dan
kepada manusia lain.
 Setiap manusia memiliki rasa solidaritas dan tenggang rasa yang tinggi sehingga mereka
tidak bisa bertindak seenaknya sendiri.

E. Implementasi sila kedua pancasila


Pemahaman nilai Pancasila sila kedua, seperti pada bunyinya yaitu
"Kemanusiaan yang adil dan beradab". Implementasi lain dari sila kedua adalah moral
dari norma yang berlaku. Moral merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi. Contohnya sebagai makhluk hidup kita layaknya saling

5
menghormati hak dan kewajiban yang dimiliki individu lain. Seperti pada butir-butir
sila kedua Pancasila, antara lain:

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Pada pengamalannya adalah kita sebagai
manusia yang memeluk agama yang diakui di Indonesia harus memanusiakan
manusia. Contohnya: Menghormati hak-hak dan kewajiban yang dimiliki masing-
masing orang sehingga tidak terjadi pelanggaran HAM, salah satu hak yang dimiliki
oleh manusia adalah kebebasan berpendapat dan mengeluarkan suaranya. Kita juga
tidak boleh terlalu ikut mencampuri urusan orang lain.

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Sebagai masyarakat di
Indonesia yang memiliki keberagaman seperti yang tercantum dalam makna Bhinneka
Tunggal Ika, kita sebagai makhluk sosial tidak boleh menganggap suatu
kalangan/golongan lebih unggul. Dalam Islam (bagi pemeluknya) kita harus bersikap
Tawadhu atau tidak sombong, karena pada hakikatnya seluruh ciptaan Allah memiliki
derajat yang sama dengan kelebihan dan kekurangan yang dapat untuk saling
melengkapi.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Penerapan butir
ini dapat dilakukan dalam lingkungan sehari-hari seperti anak yang menyayangi
orangtua dan saudaranya, murid yang menghormati gurunya. Rasa dari sikap saling
mencintai tidak selalu harus diucapkan namun dapat berupa perlakuan, seperti anak
yang mendengarkan nasihat orangtua, bersikap disiplin di dalam kelas, menjaga
perbuatan atau perkataan kita agar tidak menyakiti sesama.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. Tenggang rasa
sikap kita dalam menyikapi perbedaan sehingga tidak menyakiti ataupun
menyinggung orang lain. Contohnya adalah rasa toleransi dan empati. Dalam
kehidupan sehari-hari sikap toleransi dapat dilakukan seperti menghormati nilai
budaya atau agama milik orang lain, tidak menghina/merendahkan budaya atau agama
orang lain. Sikap empati sendiri dapat dilakukan dengan cara menghibur teman ketika
terkena musibah, ikut merasa senang bila teman mendapat kesenangan, menanyakan
kabar kepada teman, bersilaturahmi.Mengembangkan sikap tidak semena-mena
terhadap orang lain. Sikap tidak semena-mena terhadap orang lain tidak hanya dalam
perbuatan namun juga melalui lisan. Seperti tidak meninggalkan komentar buruk/jahat
di sosial media orang lain, tidak memaki orang lain, tidak melakukan plagiarisasi,
mengutamakan 4 kata dasar; tolong, maaf, terimakasih, permisi.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal ini kita sebagai manusia
layaknya memiliki pemahaman bahwa kita semua adalah sama derajat, saling
membantu sesama, memberikan dukungan pada teman yang sedang sedih/terkena
musibah, melakukan kegiatan sukarela bila ada bencana, menghormati yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda, menyapa bila berpapasan, tidak

6
merendahkan/menghina orang lain, berani mengemukakan kebenaran, teguh dalam
memerjuangkan keadilan.

F. Kasus yang Menyalahi Pancasila Sila Kedua


Peristiwa Pembantaian keji, biadab dan tidak berperikemanusiaan terhadap warga di
daerah Mesuji, Provinsi Sumatera Selatan baru-baru ini dinilai merupakan pidana berat
dan pelanggaran HAM terbesar pada tahun 2011 ini. Ironisnya, terjadi praktek pemaksaan
kehendak oleh pihak PT Silva Inhutani dan perusahaan asal Malaysia, serta adanya proses
pembiaran terjadinya aksi pembantaian secara sadis oleh aparat penegak hukum baik
aparat TNI maupun Polri.
Demikian dikatakan Ketua Umum LSM-PERINTIS, Hendra Silitonga mencermati
kasus pelanggaran HAM terberat pada tahun 2011 ini yang terjadi di Provinsi Sumsel,
yang menelan korban sedikitnya 30 tewas, serta ratusan lainnya luka-luka berat dan
ringan.
Bila kronologis kasus pembunuhan berencana dan terorganisir itu sebegitu parahnya,
maka sudah sewajarnya pucuk pimpinan TNI maupun Polri di Jakarta yang tidak mampu
berbuat banyak agar segera mundur, serta oknum aparat yang terlibat dipecat secara tidak
hormat.
Dugaan pembantaian massal petani ini terkuak saat para petani mendatangi Komisi III
Bidang Hukum DPR pagi tadi. Para petani yang didampingi Mayor Jenderal (Purn) Saurip
Kadi membawa bukti rekaman video pembantaian 30 petani di Tulang Bawang Induk dan
Tulang Bawang Barat, Lampung. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian yang
dilakukan dengan keji oleh orang-orang berseragam aparat. Ada dua video yang merekam
proses pemenggalan dua kepala pria.
Sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala
memegang kepala yang telah terpenggal. Selain merekam pembunuhan keji lainnya, video
lain memperlihatkan kerusakan rumah penduduk. Peristiwa ini berawal dari perluasan
lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun
1997 itu diduga menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.
PT Silva Inhutani sendiri tidak mengetahui adanya peristiwa keji itu. Perusahaan
membantah ada peristiwa pembantaian massal petani di lokasi perusahaannya. “Indonesia
itu negara hukum, bagaimana mungkin bisa terjadi peristiwa seperti itu?” kata Sudirman
yang mengaku sebagai staf akunting PT Silva Inhutani kepada wartawan lewat telepon,
7
Rabu 14 Desember 2011. Sebelumnya, dua staf di perusahaan itu menyatakan Sudirman
adalah pejabat di perusahaan itu yang membawahi masalah Lampung. (sumber:
Rajawalinews.com).

G. Analisis Kasus yang Menyalahi Sila Kedua Pancasila


Menurut kami, kasus pelanggaran HAM di Mesuji ini sungguh tidak beradab dan
termasuk jenis kejahatan kemanusiaan menurut jenis pelanggaran HAM, yaitu
pembunuhan secara keji. Kalau ini tidak diatasi, maka Indonesia akan dipandang sebagai
negara yang penegakan HAM-nya sangat rendah. Peristiwa ini juga sangat melanggar sila
kedua pancasila.
Agar tidak terulang lagi, maka nilai-nilai Pancasila itu perlu disosialisasikan dan
dihayati. Dari kasus di atas, bias dilihat bahwa sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan
itu menjadi penting, terutama perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia agar
mereka memperlakukan karyawan dan masyarakat sekitar sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

8
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia serta merupakan sumber kejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka warga Indonesia menjadikan Pancasila
sebagai perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat dan kehidupan
kenegaraan. Implementasi dari sila kedua lebih mengutamakan pada rasa saling
menghargai, tenggang rasa dan keadilan terhadap manusia. Bukan malah mengambil hak
orang lain seperti kasus penganiayaan di atas. Dengan kata lain nilai dan makna sila kedua
yaitu dalam kehidupan kenegaraan haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai
dan adil.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan perwujudan nilai kemanusiaan
sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama, dalam kehidupan bernegara
yang harus senantiasa dilandasi moral kemanusiaan untuk saling menghargai meskipun
terhadap perbedaan, baik dalam kehidupan pemerintah negara, politik, ekonomi, hukum,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta dalam kehidupan bersama dalam negara
lain. Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia,
setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman
Pancasila oleh setiap masyarakat, hingga menyeluruh ke dunia.

B. SARAN
Kita sebagai manusia harus menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai akan
kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status, sosial, maupun
agama, kita juga harus mengembangkan sikap saling mencintai, menghargai,
menghormati, tenggang rasa, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Maka
penting bagi setiap orang untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila. Dengan
demikian, maka akan mampu menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, dan hak dan kewajiban sebagai warga negara serta menciptakan
perdamaian antar umat manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/330408220/Pancasila-Sila-Ke-2

https://nasional.tempo.co/read/371846/begini-kasus-pembantaian-mesuji-versi-polisi

http://etikaberwarganegara.blogspot.com/2013/12/implementasi-sila-kedua-kemanusian-
yang.html?m

10

Anda mungkin juga menyukai