Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYIMPANGAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN MASYARAKAT, BANGSA, DAN NEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu :

Dikha Anugrah, S.H, M.H

Disusun Oleh :

- Rida Komariah (20230610063)


- Zea Septiani (20230610090)
- Rucika Cikal Baelah (20230610121)
- Fika Khoirunnisa Kurnia Illahi (20230610080)
- Muhamad Choerul Ridwan (20230610128)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KUNINGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah berjudul “Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila
Dalam Kehidupan Masyarakat, Bangsa, Dan Agama” dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas
bantuan para pihak yang berkontribusi dengan membantu pencarian
data untuk makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Pancasila. Selain itu, pembuatan
makalah juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis maupun pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan maka kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah
semakin lebih baik. Akhir kata, semoga makalah dapat berguna.

Kuningan, 11 Oktober 2023

Penulis

I
KATA PENGANTAR........................................................................................................I
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Penyimpangan Sila-Sila Pancasila......................................................................3
B. Penyebab Terjadinya Penyimpangan Pancasila..................................................4
1. Ditetapkannya Demokrasi Terpimpin.................................................................4
C. Dampak Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila......................................................5
D. Solusi tindakan penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari..................................................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

II
III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar


pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan
pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-
undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi
bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena
konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh
menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap
warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila
tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya
menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa
memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa
manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila
sangat berguna dan bermanfaat.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari
keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam
kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan
kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan
sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu
suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri
dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam
persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhineka Tunggal Ika.

1
Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam
keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar
kebudayaan yang menyatukan 2 budaya dengan yang lain. Karena
ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja penyimpangan yang terjadi pada masing-masing sila ?


2. Mengapa penyimpangan itu bisa terjadi ?
3. Bagaimana dampak penyimpangan dalam nilai-nilai Pancasila ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi


pada masing-masing sila Pancasila.
2. Untuk mengetahui apa penyebab penyimpangan itu terjadi.
3. Untuk mengetahui dampak penyimpangan dalam nilai-nilai
Pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyimpangan Sila-Sila Pancasila

Penyimpangan Nilai Pancasila Dalam memenuhi fungsinya


sebagai dasar negara, terdapat beberapa contoh kasus penyimpangan
yang terjadi. Lima nilai Pancasila yang masing-masingnya
menggambarkan sebuah cara hidup pada akhirnya tidak dijadikan
pedoman karena faktor-faktor tertentu.

Berikut ini contoh penyimpangannya:


1. Penyimpangan Sila Pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Munculnya gerakan radikal dari sebuah kelompok yang
membonceng agama merupakan salah satu contohnya. Dari sini,
mereka tidak menghargai keberagaman agama dan menganggap bahwa
kelompok mereka yang paling benar di antara yang lain.

2. Penyimpangan Sila Kedua: “Kemanusiaan yang Adil dan


Beradab”
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kasus
penyimpangan tidak diperhatikan. Contohnya dapat dilihat dari kasus
penggusuran rumah warga miskin dan tidak mendapatkan tindak lanjut
atau bantuan. Dari sini, keadilan adab yang ditekankan tidak dijadikan
pedoman hidup.
3. Penyimpangan Sila Ketiga: “Persatuan Indonesia”
Persatuan berarti menyatakan diri sebagai bagian dari negara
Indonesia. Dalam kasus penyimpangan, terdapat Organisasi Papuan
Merdeka (OPM) yang masih ada hingga sekarang. Mereka ingin
memisahkan daerah Papua Barat dari NKRI dan merdeka sebagai
negara sendiri.

3
4. Penyimpangan Sila Keempat: “Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
Musayawarah dijalankan untuk memecahkan masalah
(mencapai sebuah kemufakatan). Akan tetapi, penyimpangan terjadi
ketika pimpinan musyawarah lebih condong ke satu pihak. Dengan
kata lain, contoh penyimpangan ada ketika salah satu pihak mengalami
rugi akibat musyawarah yang tidak adil.
5. Penyimpangan Sila Kelima: “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”
Adil ini hampir sama dengan bunyi sila kedua. Nilai yang berusaha
ditekankan adalah seluruh warga negara Indonesia punya hak dan
kewajiban yang sama. Contoh penyimpangan terjadi ketika hak
seorang warga negara tidak diberikan, diskriminasi etnis, dan bentuk
ketidakadilan lainnya

B. Penyebab Terjadinya Penyimpangan Pancasila


1. Ditetapkannya Demokrasi Terpimpin

Pada masa pemerintahan orde lama (1945-1966), ada beberapa


contoh penyimpangan Pancasila, salah satunya Presiden menjadi
bersikap otoriter.
Ini berhubungan dengan ditetapkannya demokrasi terpimpin,
yang cenderung berpusat pada kekuasaan presiden sebagai pemimpin
besar revolusi.
Dalam pandangan Soekarno, demokrasi terpimpin adalah
demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan.
Namun, dalam penerapannya kekuasaan presiden menjadi lebih
besar dan mengarah pada perilaku yang otoriter. Pada masa demokrasi
terpimpin, juga ditetapkan pengangkatan presiden seumur hidup
karena tidak adanya aturan tentang jabatan presiden seumur hidup.
Bahkan Presiden juga membuat penentuan Presiden (penpres) tanpa

4
ada persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kekuasaan
yang berlebihan inilah yang memicu terjadinya penyimpangan
Pancasila.
2. Pemahaman terhadap Pancasila Terbatas

Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada Sidang PPKI


tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi
kemerdekaan. Pada saat itu, pemerintah masih terus belajar
membentuk negara setelah lepas dari campur tangan
penjajah. Penerapan Pancasila belum dilaksanakan secara maksimal,
karena pemahaman rakyat terhadap Pancasila juga masih terbatas.
Keterbatasan pemahaman Pancasila ini juga terjadi di kursi
pemerintahan, sehingga pihak atas secara tidak sadar telah
menyimpangkan Pancasila.
Banyak penyimpangan Pancasila yang terjadi pada masa awal
kemerdekaan merupakan contoh keterbatasan pemahaman
tersebut. Pancasila Jadi Indoktrinasi Pancasila dijadikan indoktrinasi
pada masa pemerintah orde baru. Menurut KBBI, indoktrinasi adalah
pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan
mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu
kebenaran dari arah tertentu saja. Masa Orde Baru yang dipimpin oleh
Presiden Soeharto dimulai dari 1966 hingga 1998.
Pada masa orde baru, Pancasila digunakan sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan Presiden dan melemahkan aspek
demokrasi. Melemahnya demokrasi ditandai oleh kebebasan pers
atau penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, dan radio yang
dibatasi. Berbagai surat kabar dan majalah yang menyinggung bisnis
dan kasus pelanggaran hukum diberedel atau dicabut peredarannya.

C. Dampak Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila

Penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dapat memiliki dampak


negatif, antara lain:

5
1. Pemecah belah masyarakat: Penyimpangan terhadap nilai-nilai
Pancasila dapat memecah belah masyarakat karena
menghasilkan perbedaan pandangan dan konflik antara
kelompok-kelompok yang berbeda.
2. Ketidakstabilan sosial: Penyimpangan dapat menyebabkan
ketidakstabilan sosial karena masyarakat mungkin menjadi
tidak harmonis dan tidak sejalan dalam menjalani kehidupan
bersama.
3. Pelanggaran hak asasi manusia: Penyimpangan bisa
mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk hak-
hak seperti kebebasan berpendapat, beragama, dan lainnya.
4. Pelanggaran hukum: Penyimpangan terhadap nilai-nilai
Pancasila dapat menghasilkan pelanggaran hukum yang
merugikan individu atau masyarakat secara umum.
5. Merusak kohesi sosial: Penyimpangan dapat merusak kohesi
sosial dalam masyarakat, yang diperlukan untuk pembangunan
dan kemajuan bersama.
6. Penting untuk memahami dan mempromosikan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar yang mempersatukan masyarakat
Indonesia

D. Solusi tindakan penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila


dalam kehidupan sehari-hari

Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak sejalan dan


bahkan bertentangan dengan ajaran yang terkandung di dalam
Pancasila. Sebagai ideologi Negara Pancasila sebenarnya sudah
mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia, berupa
nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Menilik pada realita yang ada, banyak
masyarakat Indonesia yang kurang paham bahkan mulai melupakan
ajaran pancasila hingga mereka tidak menggunakan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan. Berkurangnya pemahaman mengenai

6
Pancasila pada masyarakat ipengaruhi anyak hal, misalnya
menurunnya sosialisasi nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat,
pendidikan mengenai pengamalan nilai- nilai pancasila yang kurang
dalam masyarakat, sikap apatisme, serta berkembangnya hedonisme
dan materalisme.

Pancasila semestinya senantiasa digunakan sebagai acuan dan


pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila bukanlah kumpulan
kalimat yang harus dihafalkan saja. Tetapi harus diresapi dan
diaktualisasikan dalam kehidupan. Nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya harus direalisasikan, tidak hanya sekedar paham saja.
Penanaman

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang didalamnya


terkandung lima sila yang mempunyai nilai-nilai penting disetiap
silanya. Pancasila juga dijadikan sebagai dasar hukum di Indonesia
sehingga hukum di Indonesia berpatok pada pancasila. Secara
etimologis, Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca
dan syila, panca berarti lima dan syila berarti alas atau dasar, jadi
pancasila berarti lima dasar yanng harus ditaati dan dilaksanakan.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik seharusnya kita
menghormati pancasila sebagai landasan hukum. Beberapa
masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai pancasila tetapi ada
juga beberapa masyarakat yang justu melakukan penyimpangan
pada lima sila yang tercantun dalam pancasila tersebut dan tidak
menghargai nilai-nilai pancasila.

B. Saran

Dari sekian banyak penyimpangan nilai sila yang dilakukan


menandakan bahwa tidak relevannya bangsa Indonesia dengan
nilai pancasila. Oleh sebab itu maka seharusnya masyarakat di
Indonesia terutama Pemerintah harus berusaha untuk memahami
nilai-nilai pancasila dan menerapkannya kedalam tindakan dan
perbuatannya.. Bung Karno bahkan pernah berkata jika kita
melupakan nilai-nilai pancasila maka bangsa ini akan hancur
berkeping-keping. “Apabila bangsa Indonesia ini melupakan

8
pancasila, tidak melangsungkan dan bahkan mengamalkan maka
bangsa ini akuan hancur berkeping-keping. Oleh karena itu
manusia Indonesia harus mengimplementasikan seluruh nilai-nilai
pancasila tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”
(Bung Karno)
Pancasila yang seharusnya menjadi ideologi negara Indonesia,
tetapi pada kenyataannya pancasila hanya mengendap sebagai
simbol dan belum mampu dimaknai hingga memberikan kesatuan
dan persatuan bagi bangsa. Pemaknaan pancasila selama berpuluh-
uluh tahun ini cenderung bersifat top-down dari negera ke rakyat
dan makna pancasila sendiri tereduksi sedeikian rupa karena
pancasila kerap dijadikan alat stabilisasi dan pelanggaran
kekuasaan oleh orang yang memiliki kekuasaan.
Alhasil Pancasila tidak pernah benar-benar menjadi falsafah
negara sehingga terjadilah ideologi yang bertentangan dengan
nilai-nilai pancasila muncul secara nyata. Seharusnya Warga
negara Indonesia khususnya pemerintah dan orang-orang yang
mempunyai kekuasaa sadar dan lebih bisa berdialog dalam hidup
bersama melalui nila-nilai pancasila, selalu menghargai harkat dan
martabat orang lain, tidak berbuat perbuatan tercela seperti
menghina dan sebagainya, harkat dan martabat manusia juga harus
dijunjung dengan cara yang adil dan beradab, saling mencintai
sesama manusia, mengedepankan rasa kebangsaan bersama untuk
persatuan dan kesatuan antara warga negara Indonesia yang
akhirnya akan membawa kedamaian dan ketentraman antar sesama
warga negara Indonesia. Jika bangsa Indonesia mampu memahami
secara komprehensif nilai-nilai Pancasila kemungkinan besar tidak
akan terjadi bahkan tidak mungkin ada kasus-kasus yang
menyimpang nilai-nilai Pancasila seperti yang saya sebutkan tadi
karena Pancasila sendiri adalah pemersatu bagsa Indonesia

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A (2017) Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini


Dewantara, A (2017) Alangkah hebatnya negara gotong royong
(Indonesia dalam kacamata Soekarno)

Dewantara, A (2017) Filsafat moral (Pergumulan etis keseharian


hidup manusia

10
11

Anda mungkin juga menyukai