Anda di halaman 1dari 16

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

BUTIR-BUTIR SILA KE 2

ANGGOTA KELOMPOK :

1.Dimas Prasetio (D1A023042)


2.M.Rifky gunawan (D1A023102)
3.Andi Saputra (D1A023114)
4.Kevin Dexa (D1A023198)
5.M.Bintang DwiCahya (D1A023210)
6.Febrian Pratama Putra (D1A023222)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Husda Marwan,S.P.,M.P.

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I........................................................................................................................... 3
I PENDAHULUAN..................................................................................................... 3
1.1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA ......................................... 3
1.2 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA .................................... 4
1.3 BUTIR BUTIR SILA KE 2....................................................................... 6
1.4 TUJUAN.................................................................................................... 7
BAB II ......................................................................................................................... 8
II IMPLEMENTASI BUTIR BUTIR PANCASILA SILA KE 2 DALAM
PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH.............................................. 8

2.1 BUTIR KE 1............................................................................................... 8


2.2 BUTIR KE 2 .............................................................................................. 8
2.3 BUTIR KE 5............................................................................................... 9
2.4 BUTIR KE 8............................................................................................... 9
BAB III ....................................................................................................................... 10
III TANTANGAN DALAM MASYARAKAT UNTUK
MENGIMPLEMENTASIKAN BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA KE 2
(CONTOH KASUS ).................................................................................................. 10

3.1 BUTIR KE 8.............................................................................................. 10


3.2 BUTIR KE 10............................................................................................ 11
3.3 BUTIR KE 5.............................................................................................. 12
BAB IV......................................................................................................................... 14
IV KESIMPULAN ................................................................................................... 14
4.1 KESIMPULAN......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat bahwa


Pancasila adalah tujuan negara yang memiliki dasar dan pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah
bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan sebagai pedoman bertingkah
laku, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.Sebagai dasar
negara, Pancasila menjadi dasar atas seluruh pasal-pasal yang terdapat dalam UUD
1945. Tidak hanya itu, Pancasila juga merupakan cita-cita hukum yang dituangkan
dalam Peraturan Perundang-Undangan Negara Indonesia.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang melandasi pemikiran tindakan


negara serta menjadi dasar hukum negara Indonesia.KBBI mendefinisikan Pancasila
sebagai dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri
atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan
beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. erkait kedudukan, diterangkan M. Syamsudin dkk. dalam Pendidikan
Pancasila: Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislaman dan Keindonesiaan,
kedudukan atau fungsi Pancasila sebagai dasar negara dapat ditinjau dari berbagai
aspek, yakni aspek historis, kultural, yuridis, dan filosofis. Secara historis, Pancasila
dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar negara Indonesia Merdeka.
Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini digali dan
didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dituangkan
menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.

3
Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah hasil budaya
bangsa. Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda melalui

pendidikan. Jika tidak diwariskan, negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang
penting. Penting untuk diingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki
kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya.

Secara yuridis, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tercantum di dalam


Pembukaan UUD 1945. Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki kekuatan yang
mengikat. Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila
dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut.Pancasila sebagai ideology negara berarti
Pancasila dijadikan ideologi sebagai pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam
menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila
menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi
manusia, dan bekerja sama.

1.2 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos.
Idea berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil
pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian
asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan.Ideologi juga disebut a system of ideas
yang akan mengatur seluruh hasil pemikiran tentang kehidupan, lalu melengkapinya
dengan berbagai sarana juga kebijakan serta strategi, dimana tujuan yang ingin dicapai
disesuaikan dengan kenyataan nilai-nilai yang ada dalam filsafat yang menjadi
sumbernya.

Berarti, dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang


isinya mencakup nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Ideologi disebut juga sebagai identitas dari sebuah negara. Karena ideologi
sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting untuk sebuah negara, dimana ideologi
digunakan sebagai sebuah hal yang memperkuat identitas sebuah masyarakat
negara.Seperti halnya kartu identitas yang umumnya dimiliki setiap orang sebagai tanda

4
pengenal, ideologi juga dapat digunakan sebagai tanda pengenal dari sebuah bangsa.
Selain itu, ideologi memiliki fungsi lainnya, yaitu fungsi kognitif dan orientasi
dasar.Sebagai fungsi kognitif berarti ideologi dapat dijadikan sebuah landasan bagi
suatu bangsa dalam berkehidupan dunia. Sedangkan, fungsi orientasi dasar berarti

ideologi merupakan hal yang dapat dijadikan sumber wawasan dan makna bagi rakyat,
serta dapat menjadi pembimbing bagi rakyatnya dalam mencapai tujuan.

Ideologi memiliki kedudukan yang sentral bagi setiap bangsa. Hal tersebut
disebabkan ideologi peranannya mencakup berbagai hal dan menjadi pedoman bagi
masyarakat dalam mencapai tujuannya.Peran lain yang dimiliki ideologi adalah sebagai
alat dalam pencegahan terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat. Tentunya hal ini
dengan tujuan agar masyarakat dapat tetap hidup dalam rasa tentram sekaligus memiliki
rasa solidaritas yang tinggi. Ideologi juga memiliki peranan sebagai pemersatu bangsa.
Karena pada dasarnya tiap bangsa di dunia ini memiliki keberagaman suku, bahasa,
adat, budaya, dan agama.

Ideologi disini berperan sebagai pemersatu keberagaman yang ada agar


masyarakat. Tentu saja hal tersebut memiliki tujuan agar tercipta kehidupan bernegara
yang baik. Ideologi sebagai identitas bangsa Indonesia terlihat dari ideologi Pancasila
yang dimiliki. Ideologi Pancasila dirumuskan oleh Panitia Sembilan berdasarkan pidato
oleh Ir. Soekarno.Peran Pancasila sebagai ideologi negara memberi bimbingan kepada
masyarakat Indonesia dalam menentukan sikap dan tingkah laku. Nilai-nilai yang
terkandung dalam kelima asas Pancasila dijadikan patokan aturan oleh bangsa ini dalam
berbuat di kehidupan bermasyarakat serta bernegara.

Kedudukan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila adalah


sebagai aturan tentang moral. Oleh karena itu, pelaksanaannya juga harus berdasarkan
pada keyakinan dan kesadaran penggunanya.Apabila aturan Pancasila sebagai ideologi
negara dilanggar, maka hukumannya adalah berupa sanksi moral dan sosial. Mereka
yang melanggar dan tidak berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan terkena
sanksi hukum. Ada baiknya mereka merasa malu dengan segala sikap dan tingkah
lakunya yang melanggar norma Pancasila.Pancasila sebagai ideologi negara mengalami

5
beberapa masa perkembangan. Seperti halnya Pancasila di masa orde lama, Pancasila di
masa orde baru, dan Pancasila di era reformasi. Berbagai pihak dan para ahli sepakat
apabila ideologi Pancasila merupakan kumpulan gagasan yang disepakati bersama dan
merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Hasil kesepakatan yang menyatakan Pancasila
sebagai ideologi negara ini yang harus dipertahankan dan dipraktikkan dalam kehidupan
bernegara yang berbeda-beda suku bangsa ini.

Dengan Pancasila sebagai ideologi negara juga berperan dalam pembentukan


Undang-Undang Dasar Negara 1945. Selain itu, Pancasila juga berperan sebagai
pedoman dalam pembuatan Undang-Undang, baik itu pada tingkat daerah atau tingkat
nasional. Oleh sebab itu, dengan adanya Pancasila, maka setiap peraturan perundang-
undangan yang telah dibuat harus berdasarkan suara dari rakyat serta cerminan dari
bangsa Indonesia.

Pancasila juga digunakan agar bangsa Indonesia memiliki akar maupun dasar
yang kuat serta memiliki identitas yang jelas dan menjadi ciri khas yang
membedakannya dengan bangsa lain.

1.3 BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA KE 2

Sila ke-2 dalam Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Sila
ke-2 ini merupakan perwujudan dari nilai kemanusiaan, bahwa manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama. Wujud pengamalan Sila ke-2
Pancasila ini dirinci lagi menjadi 10 butir, antara lain:

1.Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2.Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

6
4.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8.Berani membela kebenaran dan keadilan.

9.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

1.4 TUJUAN

Tujuan dibuatnya karya ilmiah dan studi kasus tentang butir-butir Pancasila sila ke 2
yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab adalah untuk mengetahui lebih dalam makna-
makna yang terkandung ataupun nilai-nilai penting lebih dalam mengenai Pancasila
terutama pada sila ke 2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

7
BAB II

IMPLEMENTASI BUTIR BUTIR PANCASILA SILA KE 2 DALAM


PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

2.1 BUTIR KE 1

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

= Kita harus memperlakukan manusia sebagaimana mestinya sesuai dengan


harkatnya,kita harus memperlakukan manusia dengan baik ,jikalau tidak sesuai
peraturan maka aka nada undang” yang berisi , Pasal 335 ayat (1) butir 1 KUHP
“Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah: 1. barang siapa secara melawan hukum memaksa orang
lain supaya melakukan,perlakuan yang tak menyenangkan, atau dengan memakai
ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak
menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain”

2.2 BUTIR KE 2

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

= Kita tidak boleh membeda bedakan manusia dalam hal apapun ,atau melakukan
deskriminasi terhadap seseorang ,ada undang undang jika kita melakukan hal tersebut
terdapat pada Undang - Undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.

8
2.3 BUTIR KE 5

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

= Sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan” dalam Pasal 335
ayat (1) butir 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946, janganlah kita melakukan hal
yang semena mena kepada orang lain,kita harus sopan bahkan izin terlebih dahulu bila
ingin melakukan apapun kepada orang lain,Undang-undang tersebut berisi Hukum
Pidana menjadi berbunyi: “Barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain
supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai
kekerasan, atau dengan memakai ancaman.

2.4 BUTIR KE 8

Berani membela kebenaran dan keadilan

= kita harus berani jika benar,kita harus membela kebenaran dan keadilan ,sesuai
undang undang jika menolak keadilan .Di dalam Pasal 28 D ayat (1) UUD RI 1945 juga
secara tegas menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hokum.

9
BAB III

TANTANGAN DALAM MASYARAKAT UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN


BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA KE 2 (CONTOH KASUS )

3.1 BUTIR KE 8

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Judul berita ini : Nenek Asyani Terdakwa Pencuri Kayu Divonis 1 Tahun Penjara

Asyani didakwa mencuri dua batang pohon jati milik perhutani untuk dibuat tempat tidur.
Namun Asyani membantah dengan alasan batang pohon jati itu diambil dari lahannya

10
sendiri oleh almarhum suaminya 5 tahun silam, enek Asyani divonis 1 tahun penjara dengan
masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda Rp 500 juta subsider 1 hari hukuman percobaan.

Pada studi kasus ini/ pada berita ini sangat tidak menjunjung butir ke 8 sila ke 2,kasus ini
sangat tidak adil,sang nenek hanya mengambil 2 buah kayu dan itupun untuk kebutuhan
tempat tinggal nenek tersebut,namun mengapa nenek harus kena hokum dan kena
denda?,keadilan pada kasus ini sangat tidak terlihat.padahal pada kasus lain banyak sekali
koruptor yang mendapatkan hukuman lebih ringan disbanding nenek ini,kenapa masih ada
manusia yang sangat tega dengan nenek ini.para koruptor banyak mengambil atau mencuri
uang rakyat/negara yang juga bukan hak para koruptor tersebut,nenek tersebut hanya
mengambil 2 buah kayu,kami sangat sedih pada kasus ini.tidak ada keadilan pada berita ini
dan tidak mencerminkan butir ke 8 pancasila sila ke 2.

3.2 BUTIR KE 10

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa


lain.

Judul berita ini : Pelajar tending nenek di taspel hingga tersungkur

11
Sumatera Utara (Sumut), menendang seorang nenek yang berjalan hingga jatuh
tersungkur. Orang tua (ortu) pelajar meminta maaf atas aksi kurang ajar tersebut.
"Saya perwakilan ortu murid minta maaf sebesar-besarnya terhadap korban atas
tindakan anak kami dalam waktu pergi ke sekolah melakukan tindak kekerasan terhadap
seorang ibu," kata perwakilan ortu pelajar, Maraindo Harahap, Senin (21/11/2022).

Pada studi kasus/berita ini,perilaku para pelajar sangat tidak mencerminkan butir ke 10
pancasila pada sila ke 2,padahal mereka siswa pelajar.sangat kurang ajar dan tidak ber
etika,tidak menghormati yang lebih tua.para pelajar tersebut tidak seharusnya berprilaku
tersebut.pada berita ini kami sangat kesal dan tidak terima karena para pelajar tersebut
hanya meminta maaf beserta orang tua mereka.seharusnya mereka diberi hukuman yang
pantas,prilaku pelajar tersebut jauh dari kata menghormati orang.

3.3 BUTIR KE 5

. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Judul berita ini : Keluarga korban Plumpang tolak perlakuan semena-mena oknum di

RS Polri

12
Keluarga dari jenazah atas nama Sumiati (71), korban kebakaran depo Pertamina
Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Acep Hidayat (53) menolak perlakuan semena-mena
oleh oknum pengirim titipan surat dari PT Pertamina (Persero) di RS Polri
Kramatjati.Acep menuturkan, saat ingin mengeluarkan jenazah almarhumah Sumiati di
Rumah Sakit Polri Kramat Jati, ada pria yang tiba-tiba menyodorkan sepucuk surat
pernyataan tidak boleh menuntut perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu,
dengan imbalan diberi uang senilai Rp10 juta per jenazah.

Pada studi kasus/ berita ini,pendapat kami oknum tersebut sangat semena mena
menuntut untuk tidak menuntun oknum tersebut,padahal keluarga korban berhak atas
tersebut.sangat semena mena dan tidak mencerminkan butir ke 5 pancasila sila ke 2.

13
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 kesimpulan

Saling mencintai antar sesama manusia. Mencintai itu tidak hanya dalam bentuk
sayang dan cinta yang dipahami banyak orang. Cinta di sini adalah mencintai orang lain
seperti mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri berarti mencintai fisik, jiwa dan
pikiran kita.Dan seperti pada kasus kasus yang telah dibahas mari kita perbaiki
sikap,etika,perbuatan kita sebagai bangsa Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Herman, Pancasila Dalam Kedudukuan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara,


Jakarta:Manggu Makmur Tanjung Lestari,2019. Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran

PPKn di SD/MI Kelas Rendah, Bandung: Citapustaka Media,2002. Notonagoro,


Pancasila Secara Ilmiah Populer,

Jakarta: Bumi Aksara,1996. Pohan, Fachruddin, Kembali Memahami Pancasila,


Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional,1981.

https://news.detik.com/berita/d-6417362/pelajar-tendang-nenek-di-tapsel-hingga-
tersungkur-orang-tua-minta-maaf

https://www.liputan6.com/news/read/2219231/nenek-asyani-terdakwa-pencuri-
kayu-divonis-1-tahun-penjara

https://www.antaranews.com/berita/3432579/keluarga-korban-plumpang-tolak-
perlakuan-semena-mena-oknum-di-rs-polri

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai