Anda di halaman 1dari 20

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Dasar Negara

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Filsafat Pancasila
yang ampu oleh Bu Habibah

Disusun Oleh:
Nama: Jeremy Aditya Susanto
NPM: 23130210174

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Analisis............................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5

2.1 Apa Itu Pancasila?.......................................................................................................5


2.2 Apa itu Ideologi?...........................................................................................................

2.3 Apa itu Filsafat dan Hubungannya dengan Pancasila?................................................

2.4 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Lingkungan


Masyarakat…………………………………………………………..

2.5 Dampak Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Lingkungan Masyarakat……….

2.6 Ancaman dan Tantangan Terhadap Ideologi dan Nilai-Nilai Pancasila…………….

BAB III PENUTUP........................................................................................................18

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................18
3.2 Saran ........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia, kita tidak terlepas dengan
pandangan dan nilai-nilai yang membentuk diri kita sebagai bagian dari rakyat Indonesia,
yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang dibentuk waktu rapat
BPUPKI tahun 1945 sebelum Indonesia merdeka. Pancasila adalah sebuah dasar negara
yang menjadi pedoman hidup rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dan menjadi acuan hukum serta undang-undang demi keadilan bagi negara Indonesia.
Pancasila adalah hasil penggabungan dari berbagai perbedaan pandangan dan ideologi
yang ada di negara kita menjadi satu ideologi pemersatu negara Indonesia. Tanpa
Pancasila, negara Indonesia tidak akan pernah terbentuk menjadi negara kesatuan yang
terdiri oleh banyaknya suku, beragamnya agama, ras dan antar golongan. Pancasila telah
menjadi ideologi persatuan dan kesatuan dari seluruh elemen-elemen masyarakat.

Dengan adanya Pancasila, masyarakat dapat hidup damai dan aman menjalankan
kehidupannya sebagai masyarakat Indonesia ditengah banyaknya perbedaan SARA
(Suku, Agama , Ras, dan Antar golongan). Namun, bukan berarti dengan adanya
Pancasila, negara akan damai dan tentram selalu. Banyak sekali tantangan atau ancaman
yang mengancam ideologi Pancasila sebagai dasar negara, terutama melalui masyarakat
itu sendiri. Contoh ancaman terhadap Pancasila sebagai ideologi dasar negara antara lain,
Westernisasi, Liberalisme, Komunisme, Radikalisme, Fanatisme terhadap SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antar golongan) dan segala bentuk penyebaran pengaruh dan ideologi
yang anti terhadap Pancasila.

Dengan adanya ancaman terhadap Pancasila yang mempengaruhi keutuhan bangsa


dan negara, maka masyarakat Indonesia sudah ditanami pemahaman mengenai Pancasila
sebagai ideologi bangsa sejak dari kecil. Penanaman ideologi dan nilai-nilai Pancasila
sejak usia kecil sangatlah penting karena jika ada salah satu oknum yang tidak tertanam
ideologi Pancasila dan dipengaruhi oleh pengaruh atau ideologi lain yang bertentangan
dengan Pancasila maka dapat berpotensi menimbulkan perpecahan dan kekacauan di
dalam masyarakat Indonesia dan berpotensi merusak persatuan bangsa dan negara. Oleh
karena itu, pada pembuatan karya tulis ini saya akan menjelaskan penerapan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi dasra negara kepada lingkungan masyarakat.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan penulis maka permasalahan yang
akan dikaji dalam penganalisisan ini adalah :
1. Apakah itu Pancasila
2. Apa itu Ideologi?
3. Apa itu Filsafat dan hubungannya dengan Pancasila?
4. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Lingkungan Masyarakat ?
5. Dampak Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Lingkungan Masyarakat?
6. Ancaman dan Tantangan Terhadap Ideologi dan Nilai-Nilai Pancasila
1.3 Tujuan Analisis
Tujuan dari analisis karya tulis ini adalah untuk mengetahui pentingnya filsafat dan
ideologi secara dasar, serta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu,
pembuatan karya tulis ini juga bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
masyarakat terhadap ideologi Pancasila dalam mengembangkan wawasan kebangsaan
terhadap masyarakat Indonesia sesuai dengan UUD 1945.
1.4 Manfaat penulisan
o Agar mahasiswa mengenal dan memahami akan ideologi dan filsafat Pancasila
o Agar menambah wawasan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai nilai-nilai
Pancasila serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat
o Pentingnya mempelajari Pancasila sebagai wawasan kebangsaan dalam
bermasyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu Pancasila?

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi Indonesia yang menjadi landasan dalam
pembangunan dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Soekarno, Pancasila
adalah filosofi hidup bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya
sekedar dasar negara, tetapi juga merupakan panduan moral yang harus dijadikan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan


aktivitas kehidupan bernegara. Pancasila tidak hanya sekadar dasar negara, tetapi juga
merupakan panduan moral, cita-cita perjuangan, sumber hukum, dan cerminan identitas
bangsa Indonesia. Pancasila itu juga tidah hanya sekedar simbol persatuan dan
kebanggaan bangsa Indonesia, namun sebagai acuan kehidupan, berbangsa dan bernegara
seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.

Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,


yaitu :

1. Sebagai jiwa bangsa Indonesia

2. Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia

3. Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia

4. Sebagai dasar negara

5. Sebagai sumber dari dari segala hukum

6. Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan

7. Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa

Pancasila adalah petunjuk dalam kehidupan bernegara bagi masyarakat. Layaknya arah
yang tidak pasti dari kapal tanpa kompas, demikian juga negara akan tanpa arah bila tidak
ada Pancasila. Dengan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila, diharapkan kita
dapat menjalankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga tercipta masyarakat yang adil, beradab, dan berkeadilan sosial.

2.2 Apa itu Ideologi?

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea
berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran.
Ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya mencakup nilai-nilai tertentu demi
mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut juga sebagai identitas
dari sebuah negara karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting dimana
ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang memperkuat identitas sebuah masyarakat
negara.

ideologi memiliki fungsi lainnya, yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Sebagai
fungsi kognitif berarti ideologi dapat dijadikan sebuah landasan bagi suatu bangsa dalam
berkehidupan dunia. Sedangkan, fungsi orientasi dasar berarti ideologi merupakan hal yang
dapat dijadikan sumber wawasan dan makna bagi rakyat, serta dapat menjadi pembimbing
bagi rakyatnya dalam mencapai tujuan. Fungsi lain ideologi adalah sebagai alat dalam
pencegahan terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat dan berperan sebagai pemersatu
keberagaman yang ada agar masyarakat tidak mudah terpecah-belah.

Fungsi Pancasila sebagai ideologi dasar negara Indoensia, yaitu:

1. Berfungsi untuk memberikan kepada masyarakat Indonesia agar bisa


mengembangkan sekaligus memelihara identitas bangsa Indoensia.
2. Memberikan pengawasan terhadap setiap perilaku masyarakat serta bersikap kritis
terhadap berbagai macam usaha agar cita-cita bangsa yang ada di dalam Pancasila
dapat terwujud.
3. Mengarahkan seluruh bangsa Indonesia supaya bisa mencapai tujuannya terutama
yang berkaitan dengan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
4. Memelihara, memperkuat, serta menyatukan semua bangsa Indonesia agar menjadi
satu kesatuan, sehingga persatuan bangsa Indonesia tetap terus terjaga dan
mengurangi terjadinya konflik antar anggota masyarakat.
5. Berfungsi untuk dijadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi bangsa Indonesia, sehingga kehidupan bermasyarakat dapat dijalani denga
harmonis.
Dari beberapa fungsi Pancasila sebagai ideologi negara di atas dapat dikatakan bahwa
Pancasila memiliki fungsi utama berupa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

2.3 Apa itu Filsafat dan Hubungannya Dengan Pancasila

Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang
mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti
yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’. Filsafat adalah sebuah ilmu
yang berusaha mencari sebab secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia.
Filsafat juga dapat menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai
kehidupan yang dicita-citakan.

Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan
dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan melihat secara menyeluruh
dengan segala hubungan. Filsafat Pancasila adalah sebuah konsep pemikiran filosofis yang
berfokus pada nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Filsafat Pancasila menggabungkan aspek-aspek filosofis dengan nilai-nilai kearifan lokal


dan prinsip-prinsip demokrasi yang diakui secara universal. Istilah “Pancasila” berasal dari
bahasa Sanskerta yang berarti “lima prinsip” atau “lima asas”. Pancasila diartikan sebagai
filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa mendalam yang dilakukan oleh the founding
father atau para pendiri bangsa Indonesia dan dituangkan dalam suatu sistem.

Pancasila sebagai filsafat mengandung nilai, pandangan dan pemikiran yang bisa menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila memiliki beberapa
fungsi penting dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berikut
adalah beberapa fungsi utama dari Filsafat Pancasila:

1. Landasan Ideologis Negara

Filsafat Pancasila menjadi landasan ideologis negara Indonesia. Nilai-nilai dan


prinsip-prinsip Pancasila dijadikan pedoman dalam pembentukan hukum, kebijakan,
dan institusi negara. Ini membantu menjaga keutuhan dan stabilitas negara.

2. Pemersatu Bangsa
Filsafat Pancasila memiliki peran penting dalam mempersatukan masyarakat
Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa. Prinsip Bhinneka Tunggal
Ika mencerminkan semangat toleransi dan keragaman, yang membantu menjaga
harmoni dan persatuan dalam masyarakat.

3. Panduan Etika dan Moral

Nilai-nilai Pancasila, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial,
memberikan panduan etika dan moral bagi warga negara. Ini mendorong tindakan
yang menghormati martabat manusia dan berkontribusi pada pembangunan yang
berkelanjutan.

4. Pedoman dalam Pembangunan

Prinsip-prinsip Pancasila, terutama keadilan sosial, menjadi panduan dalam


perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Filsafat ini mendorong usaha
untuk mengurangi kesenjangan sosial, memperbaiki distribusi kekayaan, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Dasar Pendidikan Nasional

Filsafat Pancasila menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di Indonesia.


Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila membantu membentuk generasi muda
yang memiliki kesadaran nasional, etika yang baik, dan semangat kebangsaan.

Ada beberapa aspek sudut pandang yang mendasari Pancasila sebagai filsafat diantaranya
yaitu aspek ontologi, aksiologi, dan epistemologi. Ontologi adalah bidang filsafat yang
mempelajari sebuah arti dari keberadaan suatu hal. Dalam aspek ontologi, eksistensi
Pancasila adalah suatu hal yang realistis dan nyata. Hal ini disebabkan karena di dalam
Pancasila dijelaskan tentang keberadaan tuhan serta kehidupan bangsa Indonesia yang
majemuk merupakan hal yang nyata.

Dari sila pertama ‘Ketuhanan yang maha Esa’, menunjukkan bahwa Pancasila mengakui
adanya keberadaan Tuhan yang maha Esa sebagai pencipta alam semesta ini. Dalam sila
kedua pancasila, manusia merupakan makhluk Tuhan yang membutuhkan kejiwaan dan
religius, yang seharusnya dipelihara secara baik dalam kesatuan yang harmonis dan dinamis.
Dalam sila ketiga, ‘Persatuan Indonesia’, Pancasila mengakui adanya metafisis ‘satu’, tidak
dapat dibagi dan utuh.
Sedangkan dalam sila keempat ‘Kerakyatan yang dipimpin dalam kebijaksaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, Pancasila mengakui adanya rakyat. Hakikat rakyat
merupakan pilar dari sebuah Negara yang berdaulat. Dari sila kelima, Pancasila mengakui
adanya metafisis ‘baik’ yaitu sebuah keadilan. Keadilan akan terpenuhi jika masyarakat
melaksanakan kewajiban dan hak-hakya sebagai masyarakat individu dan bernegera juga
terpenuhi.

Sedangkan dari sisi Aksiologi, Pancasila memiliki nilai-nilai yang mendasari terciptanya
hak dan kewajiban dalam sebuah kehidupan bermasyarakat yang majemuk. Aksiologi adalah
ilmu filsafat yang mempelajari tentang arti, sumber dan jenis sebuah nilai serta tingkatan dan
hakikat yang ada dalam nilai tersebut. Jadi, hal yang ingin dicapai dari ilmu aksiologi adalah
manfaat yang terdapat dalam pengetahuan itu sendiri.

Dari teori kausalitas Aristoteles, Pancasila memenuhi kriteria nilai intrinsik dan juga
instrumental. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila memiliki manfaat sebagai dasar negara
Indonesia dan menjadi pandangan hidup bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, Mac Scheler
mengemukakan tiga jenis nilai yaitu nilai material, vital dan kerohanian. Nilai material adalah
sesuatu yang berwujud, sedangkan nilai vital adalah sesuatu yang dianggap penting.

Nilai kerohanian adalah sesuatu yang berhubungan dengan psikis manusia individu. Ada
empat unsur dalam nilai kerohanian yaitu, kebenaran, kebaikan, keindahan dan kekudusan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan nilai kerohanian yang
meliputi nilai material dan vital.

Dari sisi Epistemologi, pancasila adalah sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan
dan memiliki dasar yang memiliki kekuatan hukum, sebagaimana tercantum dalam UUD
1945. Epistemologi sendiri berasal dari kata Yunani ‘episteme’ dan ‘logos’. Episteme
memiliki arti pengetahuan, kebenaran. Dan logos artinya pikiran atau teori. Jadi Epistemologi
dapat diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar.

Kebenaran dari Pancasila dapat dianalisis menggunakan empat teori kebenaran, teori
koherensi, korespondensi, pragmatis dan performatis. Dari teori koherensi, Pancasila dapat
dinyatakan benar jika nilai-nilai dari sila-sila pancasila memiliki kesinambungan. Menurut
teori korespondensi, Pancasila dinyatakan benar jika memiliki kesesuaian dengan realitas
kehidupan warga Negara Indonesia.
Dari teori pragmatis, Pancasila dapat dinyatakan benar jika Pancasila memiliki manfaat
bagi masyarakat. Dan menurut teori performatis, Pancasila dinyatakan benar jika Pancasila
dapat merubah perilaku, budaya, sikap, dan semangat masyarakat Indonesia. Pada sila ketiga
dan keempat Pancasila dikemukakan metode untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Hal ini
berarti Pancasila ketiga dan keempat memenuhi epistemologi Pancasila.

Menjadikan pancasila sebagai dasar negara berarti setiap aspek penyelenggaraan Negara
dan peraturannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila. Pancasila
sebagai dasar filsafat Negara secara tidak langsung merupakan sumber untuk peraturan dan
hukum yang berlaku. Dengan kata lain, Pancasila menjadi dasar yang mutlak untuk peraturan
tata tertib hukum negara di Indonesia. Pancasila memiliki kedudukan sebagai sumber hukum
di Indonesia.

Selain memiliki banyak sekali pengertian, arti, hingga teori filsafat Pancasila juga
memiliki tujuan, antara lain:

1. Menciptakan bangsa Indonesia yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjadikan bangsa Indonesia yang tentram dan adil secara ekonomi maupun sosial.
3. Menjadikan bangsa Indonesia saling menghormati antar sesama dan menghargai Hak
Asasi Manusia.
4. Menciptakan bangsa Indonesia yang menjung-jung tinggi nilai demokrasi.
5. Menumbuhkan rasa nasionalisme kepada bangsa Indonesia

Filsafat Pancasila tidak hanya sebagai teori, tetapi juga dijalankan dalam praktik
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila menjadi pedoman bagi
pembuatan undang-undang, kebijakan pemerintah, serta dalam membangun masyarakat yang
berkeadilan dan beradab. Filsafat Pancasila terus berkembang seiring waktu, menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai universal, tetapi prinsip-prinsip dasarnya
tetap menjadi fondasi utama dalam membangun negara Indonesia.

2.4 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Lingkungan Masyarakat

Penerapan nilai-nilai Pancasila harus kita wujudkan dalam bentuk perilaku dan perbuatan
kita sehari-hari di lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat terutama di daerah
tempat tinggal saya, setiap orang harus mengakui terlebih dahulu bahwa ideologi Pancasila
sebagai dasar negara dan menjadi pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta
mempraktikan perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan Pancasila. Beberapa contoh
konkret penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan saya beri contoh
sesuai sila-sila dalam Pancasila:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
 Tidak melakukan penistaan terhadap suatu agama, seperti melakukan perusakan
rumah-rumah ibadah.
 Membina kerukunan hidup antarumat beragama.
 Membina kerja sama dan tolong-menolong antarumat beragama.
 Bersikap toleransi kepada umat agama lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
 Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang Maha Esa.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Membantu orang yang sedang mengalami kesusahan.
 Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
 Mengembangkan sikap saling menghormati.
3. Persatuan Indonesia
 Bangga dan cinta terhadap tanah air, bangsa, dan negara.
 Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
 Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.
 Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.
 Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
 Mengutamakan dan menghargai musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
menyelesaikan permasalahan.
 Ikut serta dalam pemilihan umum, presiden, dan kepala daerah.
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
 Melakukan kegiatan untuk mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.
 Menghormati hak-hak orang lain.

Ada berbagai macam perwujudan Pancasila dalam kehidupan berasyarakat terutama dalam
kehidupan kita sehari-hari.

 Perwujudan nilai Pancasila dalam aspek kehidupan beragama

Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Negara juga telah menjamin
kebebasan beragama lewat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29. Artinya, setiap warga
negara Indonesia berhak memeluk dan meyakini kepercayaan yang dianut tanpa perlu diusik
dan diganggu. Selain itu, kita sebagai warga negara Indonesia juga harus menjunjung tinggi
nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama. Jangan sampai kita merasa paling benar
hingga justru menyalahkan orang lain yang agamanya berbeda dengan kita.

 Perwujudan nilai Pancasila dalam aspek politik dan hukum

Lembaga negara ini harus sesuai dengan sistem pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Dalam hal hak asasi manusia, demokrasi dan penerapan hukum di Indonesia,
Pancasila merupakan standar yang harus jadi patokan dalam melaksanakannya. Sila keempat
dan kelima sangatlah berperan dalam aspek politik serta hukum. Segalanya termasuk
pemilihan wakil rakyat harus dilaksanakan secara demokratis. Dari segi hukum, seluruh
rakyat Indonesia berhak mendapatkan kesempatan dan juga keadilan yang sama. Tidak boleh
ada diskriminasi apa pun dalam pelaksanaannya.

 Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam aspek ekonomi

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, dengan


prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Selain
itu, dari sisi kemanusiaan juga tak boleh diabaikan. Perekonomian yang baik tidak hanya
menguntungkan satu pihak saja, namun juga harus memerhatikan keadilan terhadap pihak-
pihak lainnya.

2.5 Dampak Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Lingkungan Masyarakat

Penerapan nilai-nilai Pancasila dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap


lingkungan masyarakat. Sebagai dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia, Pancasila terdiri
dari lima prinsip utama yang merupakan landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dampak penerapan nilai-nilai Pancasila terhadap lingkungan masyarakat dapat terlihat dalam
beberapa hal:

1. Persatuan dan Kesatuan

Pancasila menekankan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Nilai-nilai ini


mengajarkan pentingnya saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat.
Ketika diterapkan dengan baik, nilai-nilai ini dapat memupuk toleransi, mengurangi konflik,
dan memperkuat ikatan sosial antara beragam kelompok di masyarakat.

2. Keadilan Sosial

Prinsip keadilan sosial dalam Pancasila berfokus pada upaya untuk mencapai kesejahteraan
bersama bagi seluruh lapisan masyarakat. Penerapan nilai ini mengarah pada upaya
mengurangi kesenjangan sosial, memberikan akses yang lebih merata terhadap sumber daya,
pendidikan, kesehatan, dan kesempatan yang adil bagi setiap individu dalam masyarakat.

3. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Nilai-nilai kemanusiaan dalam Pancasila menekankan perlunya memperlakukan sesama


manusia dengan adil, hormat, dan penghargaan. Penerapan nilai ini membangun sikap empati,
saling peduli, dan gotong royong dalam membantu individu yang membutuhkan, memperkuat
rasa solidaritas dalam masyarakat.

4. Demokrasi yang Dipimpin oleh Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Pancasila mendorong adanya proses demokratis dalam pengambilan keputusan. Nilai ini
membuka ruang partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dan pengambilan
kebijakan. Ketika diterapkan dengan baik, ini dapat memperkuat partisipasi publik dan
memberikan wadah bagi semua suara dalam proses pengambilan keputusan.

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai ini menekankan pentingnya pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun
terkait dengan kepercayaan agama, penerapan nilai ini dapat memberikan landasan moral
yang kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Di dalam ideologi Pancasila, terdapat norma-norma yang dapat kita gunakan dalam dasar
kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan . Di antara lain norma – norma yang
terkandung didalam Pancasila yakni :

1. Norma Agama

Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua rakyat
Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan adanya norma ini
diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama nya masing –
masing dan saling menghargai.

2. Norma Moral atau Norma Kesusilaan

Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti kita atau etika
kita.Norma moral ini menentukan bagaimana cara kita dapat menilai lingkungan masyarakat
maupun di dalam rumah . Norma ini berasal dari diri sendiri bagaimana kita menyikapi
lingkungan agar kita dapat diterima dan mudah untuk bersosialisasi.

3. Norma kesopanan

Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama maupun kadang juga disebut norma
adat . Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku dimasyarakat , pada
suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar – dasar norma kesopanannya . Sanksi dari
norma ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.

4. Norma Hukum

Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh negara atau pihak
setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam mengatur dan juga memaksa setiap
rakyat. Contohnya adalah negara membuat sebuah peraturan perundang – undangan tentang
lalu lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih teratur. Sanksi yang didapat
dari norma ini biasanya didapatkan pada persidangan resmi yang dipimpin hakim.

Di era modern ini juga ditandai dengan kemajuan teknologi yang menimbulkan
beberapa perubahan dalam kebiasaan masyaratakat, salah satu contoh dampak akibat dari era
modern ini masyarakat yang mengikuti trend dari negara lain dan transformasi
budaya .Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak memperdulikan nilai – nilai Pancasila
sebagai ideologi dan pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman
tersebut. Sehingga banyaknya kasus – kasus yang membuat kehidupan Bersama di Indonesia
menjadi tidak teratur . Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia sudah mulai
merubah dasar dalam kehidupan Bersama mereka seperti :

 Mulai hidup secara individualisme

 Tidak menghargai orang – orang disekitar

 Berpakaian seperti orang barat

 Melakukan kegiatan – kegiatan dan kebiasaan orang luar

Dengan adanya perkembangan zaman tersebut, penerapan Pancasila sebagai dasar


kehidupan Bersama di Indonesia wajib untuk dikembangan dan di upgrade agar penyuluhan
dan juga penerapan Pancasila di lingkungan masyarakat menjadi lebih fleksibel dan juga
sesuai dengan adanya perkembangan zaman.

Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap menerapkan berbagai hal – hal positif
yang terkandung dalam Pancasila agar Pancasila tidak hilang dan tetap menjadi bagian dari
perkembangan zaman meskipun pada masa sekarang banyak sekali anak – anak muda yang
selalu mengikuti perkembangan budaya barat dan juga lebih konsumtif daripada orang pada
zaman dahulu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam era modern yang tidak sesuai
dengan kehidupan rakyat Indonesia sehari – harinya :

1. Budaya berpakaian orang luar

Budaya berpakaian yang selalu terupdate dengan style luar bahkan dengan harga yang sangat
tinggi juga dapat membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi terganggu, dengan
perkembangan atau update hal tersebut biasanya menyebabkan kesenjangan dengan orang-
orang disekitar sehingga norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut
diabaikan.

2. Kebiasaan – kebiasaan orang luar

Orang – orang luar yang biasanya melakukan hal – hal yang diperlukan pada lingkungannya
seperti minum – minuman keras untuk menghangatkan tubuh , tetapi beberapa orang di
Indoneseia menyalahi dan meminum minuman keras tersebut tanpa alasan yang jelas
sehingga membuatnya mabuk dan dapat membuat perilakunya di lingkungan masyarakat
tidak terkontrol.

3. Cara berbicara
Orang luar berbicara tanpa adanya adat dan istiadat sehingga mereka biasanya berbicara
dengan hal yang sama terhadap orang tua bahkan teman tanpa adanya perbedaan bahasa yang
digunakan. Karena hal tersebut kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan anak
muda yang merupakan pilar dari bangsa ini harus tetap menerapkan Pancasila dalam
kehidupan sehari – harinya di Indonesia.

Dengan penerapan nilai-nilai Pancasila yang kokoh dan terintegrasi dalam kehidupan
sehari-hari, masyarakat dapat mengalami dampak positif seperti harmoni sosial,
kesejahteraan bersama, penghargaan terhadap perbedaan, dan keadilan yang lebih merata.
Bagaimanapun, penerapan nilai-nilai ini juga memerlukan kesadaran kolektif dan tindakan
nyata dari seluruh elemen masyarakat untuk benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-
hari.

2.6 Ancaman dan Tantangan Terhadap Ideologi dan Nilai-Nilai Pancasila

Terdapat beberapa ancaman dan tantangan terhadap ideologi dan nilai-nilai Pancasila di
Indonesia, yang meliputi:

1. Ekstremisme Ideologi

Ekstremisme ideologi, baik yang berasal dari kelompok radikalisme agama maupun ideologi
politik tertentu, bisa menjadi ancaman serius terhadap nilai-nilai Pancasila. Kelompok-
kelompok ini mungkin menolak atau menentang prinsip-prinsip kebhinekaan, persatuan, atau
kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.

Kelompok-kelompok yang mengadopsi ideologi radikal dalam agama tertentu, seperti


Islamisme radikal atau juga kelompok yang menggunakan agama sebagai justifikasi untuk
kekerasan. Contohnya, kelompok seperti Jemaah Islamiyah (JI) yang terlibat dalam
serangkaian aksi terorisme di Indonesia.

2. Sentimen Etnis dan Agama

Sentimen etnis atau agama yang berkembang menjadi ancaman bagi ideologi Pancasila.
Terkadang, ada ketegangan antar-grup atau diskriminasi yang bertentangan dengan semangat
persatuan dalam Pancasila. Selain itu, sentimen etnis dan agama dapat menimbulkan adanya
gerakan separatis di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Papua atau Aceh, yang
menggunakan kekerasan atau ideologi ekstrem dalam upaya untuk memisahkan diri dari
Indonesia
3. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kesenjangan sosial dan ekonomi yang besar dapat menjadi tantangan. Jika masyarakat
merasa ada ketidakadilan atau ketimpangan yang signifikan dalam pembagian sumber daya,
hal ini bisa merongrong prinsip keadilan sosial yang diadvokasi dalam Pancasila. Selain itu,
kesenjangan ekonomi dan sosial dapat menimbulkan krisis yang mempengaruhi masyarakat
untuk melakuka kekerasan, hingga kekacuan.

4. Penyebaran Hoaks dan Disinformasi

Penyebaran informasi palsu atau hoaks terutama di media sosial, dapat mengancam stabilitas
dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan nilai-nilai dasar seperti keadilan,
kebenaran, dan demokrasi. Hal ini dapat menimbulkan krisis ketidapercayaan pada
pemerintah maupun dalam masyarakat dan hanya percaya pada kelompnya sendiri berdasarka
kesamaan sesama identitas.

5. Radikalisasi di Ruang Digital

Radikalisasi online dan pengaruh negatif dari media sosial dapat merusak persatuan dan
toleransi dalam masyarakat, terutama di antara generasi muda. Penggunaan media sosial dan
internet untuk menyebarkan ideologi radikal, merekrut anggota, dan mempromosikan
kekerasan telah menjadi ancaman yang signifikan di Indonesia. Hal ini dapat melibatkan
penyebaran propaganda ekstrem yang sangat mempengaruhi kaum remaja, terutama dalam
isu-isu agama dan politik karena dapat menimbulkan terorisme dan menebarkan kekacauan
dimana-mana.

6. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan Kepemimpinan yang Tidak Bermoral

Korupsi, kolusi, nepotisme dan kepemimpinan yang tidak bermoral dapat merusak prinsip
kemanusiaan, integritas nasional, keadilan sosial, kejujuran dan persatuan serta kesatuan
bangsa yang menjadi bagian integral dari nilai-nilai Pancasila.

7. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing

Pengaruh budaya asing yang tidak terkendali bisa menggeser nilai-nilai lokal dan tradisional,
mengakibatkan penurunan rasa nasionalisme atau kehilangan identitas nasional. Di tengah
globalisasi, budaya asing memasuki Indonesia melalui berbagai media seperti film, musik,
makanan, dan gaya hidup. Ancaman terhadap budaya lokal bisa menjadi perdebatan subjektif.
Namun, beberapa orang di Indonesia khawatir bahwa budaya asing bisa mengancam identitas
dan keberagaman budaya lokal. Contohnya:

1. Dominasi Budaya Pop Asing: Musik, film, dan gaya hidup dari luar negeri, terutama
dari Barat, seringkali mendominasi pasar di Indonesia. Hal ini kadang-kadang
dianggap mengancam budaya lokal karena bisa menggeser preferensi dan nilai-nilai
budaya lokal.

2. Westernisasi: Pengaruh budaya Barat yang begitu kuat dalam gaya berpakaian,
perilaku, dan norma-norma sosial bisa mengancam tradisi dan adat istiadat lokal.
Misalnya, nilai-nilai tradisional bisa tergerus dengan adopsi nilai-nilai Barat yang
berbeda.

3. Perubahan Gaya Hidup: Munculnya pola hidup baru yang diadopsi dari budaya
asing, seperti pola makan fast food, gaya hidup urban, atau konsumerisme yang
berlebihan, bisa mempengaruhi budaya lokal yang lebih tradisional.

8. Ekstremisme Politik

Kelompok-kelompok yang mengadopsi ideologi politik ekstrem, baik dari spektrum kiri
maupun kanan, yang dapat mengancam stabilitas negara. Misalnya, gerakan komunis ekstrem
atau gerakan ekstrem kanan yang menggunakan kekerasan atau ideologi radikal dalam upaya
untuk mencapai tujuan politiknya.

Menghadapi ancaman dan tantangan ini, penting bagi pemerintah, lembaga, dan masyarakat
sipil untuk bekerja sama dalam membangun pendidikan yang memperkuat nilai-nilai
Pancasila, memperkuat kesadaran akan pentingnya persatuan dalam keberagaman, serta
memperkuat sistem keadilan sosial dan demokrasi untuk mencapai tujuan dari nilai-nilai
dasar Pancasila.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia yang menjadi ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Kata "Pancasila" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari dua kata:
"panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip atau asas. Pancasila terdiri dari lima
prinsip dasar yang merupakan landasan utama dalam membentuk negara Indonesia. Kelima
prinsip ini adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip ini mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa. Meskipun Indonesia mengakui beragam agama, prinsip ini menegaskan bahwa
negara Indonesia tidak memihak pada satu agama tertentu.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mendorong sikap keadilan, kesetaraan, dan
martabat manusia. Prinsip ini menuntut perlakuan adil terhadap semua orang tanpa
memandang latar belakang, status sosial, atau keyakinan.

3. Persatuan Indonesia: Menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa


Indonesia dalam keragaman suku, budaya, agama, dan bahasa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan: Menggarisbawahi demokrasi sebagai prinsip dasar
dalam berbangsa dan bernegara. Prinsip ini menekankan partisipasi rakyat dalam
pengambilan keputusan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam musyawarah
untuk mencapai mufakat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Prinsip ini mengusung konsep
keadilan sosial, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh kesejahteraan dan keadilan dalam segala aspek kehidupan.

Pancasila dijadikan sebagai dasar negara dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
menjadi panduan dalam pembentukan kebijakan negara, serta menjadi pedoman moral dan
etika bagi masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi simbol kebinekaan, kesatuan, dan
kerukunan dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Penerapan nilai-nilai dan filsafat
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia memiliki dampak yang signifikan dalam
membentuk sikap, perilaku, dan interaksi sosial masyarakat.

Penerapan nilai-nilai Pancasila bukan hanya sekadar dalam bentuk formalitas konstitusi,
tetapi juga sebagai bagian integral dari budaya dan norma-norma yang membentuk kehidupan
bermasyarakat di Indonesia. Dalam setiap tindakan dan interaksi sehari-hari, upaya untuk
menjunjung nilai-nilai Pancasila akan membentuk masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkeadilan serta menjaga persatuan dalam keberagaman.
3.2 Saran

Saran yang saya berikan di dalam karya tulis ini, Pancasila sebagai warisan dasar negara
kita tidak hanya jadikan sebagai pengingat melalui upacara bendera ataupun hanya sekedar
menghafalkan dan membaca sila-sila dari Pancasila. Namun, nilai-nilai dari Pancasila harus
kita terapkan dlm kehidupan kita sehari-hari, baik itu lam kehidupan bermasyarakat,
lingkungan pendidikan, tempat kerja hingga rumah tangga. Dengan cara itulah, kita dapat
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita masing-masing.

Selain itu, sikap bela negara sangat diperlukan sebagai sebgai dasar dalam menerapkan isi
dari nilai-ilai Pancasila. Oleh karena itu, saya juga menyarankan untuk adanya pelatihan
wajib militer bagi kaum remaja dengan tujuan untuk membentuk karakter dan visi-misi
Pancasila dalam menerapkannya di kehidupan mereka sehari-hari.

3.3 Daftar Putaka

Yusuf Aris Mochamad. (2021). Pengalaman Nilai-Nilai Pacasila dalam Kehidupan Kita
Sehari-hari. Gramedia Blog. Diakses pada tahun 2021
https://www.gramedia.com/literasi/pengamalan-nilai-nilai-pancasila/

Zuhriyah Umi. (2023). Makna Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan. Tirto.id. Diakses
pada tanggal 24 November 2023. https://tirto.id/makna-pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan-gSzz

Novrizaldi. (2020). Mengurai Konsepsi Gotong Royong dalam Pancasila. Kemenko PMK.
Diakse pada taggal 01 Oktober 2020. https://www.kemenkopmk.go.id/mengurai-konsepsi-
gotong-royong-dalam-pancasila

Dewi Rosmala Maya Nenden. (2020). Bersama Mewujudkan Indonesia Maju Dalam
Naungan Pancasila. Diakses pada tanggal 08 Juni 2020.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jabar/baca-artikel/13168/Bersama-Mewujudkan-
Indonesia-Maju-Dalam-Naungan-Pancasila.html

Ardhani, Marshandha Della dkk. (2022). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. (Jurnal, Universitas Sebelas Maret,2022) diakses
dari https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/download/16167/8109

Anda mungkin juga menyukai