Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Pancasila dengan judul “Pancasila Sebagai
Ideologi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pancasila
di Universitas Brawijaya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini, untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk menjadi acuan bagi penyusun untuk meningkatkan kualitas penulisan kami.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian ideologi.
2. Mendeskripsikan makna pancasila sebagai ideologi.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud ideologi internaisonal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ideologi
Pengertian Ideologi – Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya
gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi.
Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang
ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’,
suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik
atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah
seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman
dan cita-cita hidup.
Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi
secara fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara
yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua
tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang
doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan
secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau
aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang
pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak
dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya
prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui
kehidupan keluarga, system pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan
sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai
atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan
(internalization),contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural
diartikan sebagai system pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap
kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asa pendapat (kejadian) yang memberikan
arah dan tujuan untuk keberlangsungan hidup.
b. Sosialisme
Sosialisme tumbuh sebagai kritik atas kapitalisme, khususnya
kapitalisme produksi. Menurut Michael Newman, sosialisme adalah
ideologi yang minimal ditandai oleh:
1) Komitmen untuk menciptakan masyarakat yang egilitarian
(sama)
2) Seperangkat kepercayaan bahwa orang bisa membangun sistem
egalitarian alternatif yang di dasarkan pada nilai-nilai
solidaritas dan Kerjasama
3) Pandangan yang optimistik yang memandang manusia dan
kemampuan dapat bekerja sama antara satu dengan lainnya
4) Keyakinan untuk perubahan secara nyata di dunia ini melalui
agen-agen yang terdiri dari mereka yang sadar
Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari dari ideologi-ideologi
yang muncul kemudian dimana satu sama lain kerap bertolak belakanng
dalam kegiatannya. Ideologi tersebut adalah Sosialisme Utopia,
Komunisme, Anarkisme, Sosia Demokrasi, dan sejenisnya
c. Liberalisme
Liberasime berkembang sejalan dengan kapitalisme. Perbedaanya,
kapitalisme berdasarkan determinisme ekonomi, sementara liberalisme
tidak semata didasarkan pada ekonomi melainkan jug afilsafat, agama,
dan kemanusiaan. Menurut J.Salwyn liberalisme merupakan perilaku
berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada
nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritasm dan bangsa.
Tokoh liberalisme adalah John Locke dan John Stuart Mill. Locke
melalui karyanya “Two Treatises of Government” mensyaratkan tujuan
pemerintahan untuk melindungi hak milik yang diperintah. Sementara Jon
Stuart Mill melalui karyanya “On Liberty” yang mengawali sistem
demokrasi dengan mekanisme suara terbanyak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang
menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asa pendapat (kejadian) yang memberikan
arah dan tujuan untuk keberlangsungan hidup.
Dengan berdasar pada pengertian dan makna ideologi sebagai pandangan hidup,
Pancasila telah disepakati oleh bangsa Indonesia sebagai ideologi nasional NKRI.
Pancasila berfungsi sebagai acuan untuk memecahkan segala perbedaan dan
merupakan petunjuk kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia. Hal
tersebut sesuai dengan karakteristik ideologi sebagai asas atau pemikiran yang
memancarkan sistem problem solving yang bersumber dari asas pemikirannya.
Selain ideologi pancasila, terdapat ideologi internasional yang terdiri dari 3
ideologi, yaitu kapitalisme, sosialisme, dan liberalisme. Kapitalisme berarti paham
ekonomi yang didasarkan pada penginvestasian uang dalam rangka menghasilkan
uang. Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu kapitalisme pedagang, kapitalisme
produksi, dan kapitalisme finansial. Sosialisme adalah konsep induk dari dari
ideologi-ideologi yang muncul kemudian dimana satu sama lain kerap bertolak
belakang dalam kegiatannya. Sedangkan liberalisme Menurut J.Salwyn merupakan
perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada
nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritasm dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fahna, A. L. (2018). Tugas Kewarganegaraan Ideologi.
Al-Jihad, R. S. (2018). Pancasila ideologi dunia: sintesis kapitalisme, sosialisme, dan
Islam. Pustaka Alvabet.
Azikin, A. (2018). KONSEP DAN IMPLEMENTASI IDEOLOGI PANCASILA
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN. Jurnal Kebijakan
Pemerintahan, 1(No.2), 77-90. Url: https://doi.org/10.33701/jkp.v1iNo.2.1098.
Diakses pada tanggal 26 September 2021.
Disdikpora. (2016). Artikel Pengertian Ideologi. Url:
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/artikel-pengertian-
ideologi-
35#:~:text=Pengertian%20Ideologi%20%E2%80%93%20Ideologiberasal%20d
ari%20kata,%3D%20mengetahui%2C%20melihat%20dengan%20budi.&text=
Gunawan%20Setiardjo%20mengemukakan%20bahwa%20ideologi,pedoman%
20dan%20cita%2Dcita%20hidup. Di akses pada tanggal 25 September 2021.
Jimly Asshiddiqie, S. H. (2008). Ideologi, Pancasila, dan konstitusi. Mahkamah
Konstitusi, 10-23.