Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAPAT

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. M. Ali Sulaiman Azuhdy : 062340833069
2. Wisnu : 062340833082

Dosen Pembimbing : Fadela Septi Wahyuni M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA


PROGRAM STUDI D4
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang


telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Fisapat”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu dosen yang telah


membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan
hati , kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.

Palembang, 2 Oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang
menyokong negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak
terombang ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya
ideologi merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan
distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat sesuatu yang bersifat dialektis
antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin
realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal.
Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga
membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu,
dimana Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita sebut Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah
indonesia menunjukan bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan
hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan
yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam
masingmasing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia,
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwasanya
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum
dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila
dari kehidupan bangsa Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan
kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan
dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi. Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu
kita dalam berpikir lebih kritis mengenai arti Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa pengertian dari Pancasila dan Filsafat ?
 Bagaimana pengertian Pancasila sebagai suatu filsafat?
 Apa saja objek dari filsafat Pancasila?
 Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar Ontologis, Epistemologis, serta
Aksikologis?
 Apa hakekat dari Pancasila?

1.3 Tujuan Penulis


 Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila dan Filsafat.
 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Pancasila sebagai suatu
filsafat.
 Untuk mengetahui objek dari filsafat Pancasila
 Untuk mengetahui dan memahami Pancasila melalui pendekatan dasar
Ontologis, Epistemologis, serta Aksikologis.
 Untuk mengetahui hakekat dari Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsapat

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri
dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia4. Pancasila merupakan hasil perumusan dari nilai-nilai
luhur yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia sejak zaman pra-
kolonial hingga zaman kemerdekaan

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu cara pandang atau


pandangan hidup bangsa Indonesia yang menyeluruh, terpadu, konsisten, dan
koheren tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta. Pancasila
mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan bagi
pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan,
manusia, alam, negara, dan dunia. Pancasila juga berfungsi sebagai pedoman atau
arah bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilihat dari dua aspek, yaitu
genetivus objectivus dan genetivus subjectivus. Genetivus objectivus berarti
nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya
berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat.
Genetivus subjectivus berarti nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk
mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan
hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan jati diri atau identitas
bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pancasila
menunjukkan ciri khas atau karakteristik bangsa Indonesia yang religius,
humanis, nasionalis, demokratis, dan adil.

Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan dasar atau fondasi bagi


pembangunan nasional di semua bidang. Pancasila menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
ekonomi, sosial, politik, hukum, pertahanan, keamanan, lingkungan hidup, dan
lain-lain.

Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan arah atau tujuan bagi


bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional. Pancasila menjadi pedoman
atau acuan bagi bangsa Indonesia dalam menentukan visi, misi, strategi, program,
kebijakan, dan aksi-aksi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan nilai atau norma bagi


bangsa Indonesia dalam berperilaku dan bertindak. Pancasila menjadi ukuran
atau standar bagi bangsa Indonesia dalam menilai baik dan buruk, benar dan
salah, adil dan tidak adil, layak dan tidak layak, pantas dan tidak pantas, dan
sebagainya.

Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan jiwa atau semangat bagi


bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan dan masalah. Pancasila menjadi
sumber kekuatan dan kepercayaan diri bagi bangsa Indonesia dalam mengatasi
berbagai hambatan dan rintangan, serta memanfaatkan berbagai peluang dan
potensi yang ada.

2.2 Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila Sebagai Sistem Filsapat


Beberapa alasan diperlukannya kajian Pancasila sebagai sistem filsafat
antara lain, yang pertama yaitu filsafat Pancasila sebagai genetivus objectifus dan
genetifus subjectifus. Genetivus objectifus memiliki arti bahwa nilai-nilai
Pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofinya berdasarkan
sistem dan cabang filsafat yang berkembang di Barat. Sedangkan genetivus-
subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi berbagai
aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Yang kedua, yaitu landasan ontologis filsafat
Pancasila. Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas
hakikat dan raison d’etre sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara
Indonesia. Yang ketiga, yaitu landasan epistemologis filsafat Pancasila. Landasan
epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman
(empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah pandangan
yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Yang keempat, yaitu landasan aksiologis Pancasila. Landasan aksiologis
Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Kajian Pancasila sebagai sistem filsafat diperlukan supaya kita tau dan
paham tentang Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia, karena pada
jaman era globalisasi ini banyak tatangan yang muncul, seperti munculnya aliran
kapitalisme yang meletakkan kebebasan individual secara berlebihan yang dapat
menimbulkan dampak negatif, seperti gaya hidup konsumerisme. Untuk itu,
diperlukan kajian Pancasila sebagai sistem filsafat supaya masyarakat dapat
menjadikan Pancasila sebagai pedoman atau dasar dalam menghadapi tantangan
globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan.

2.3 Sumber Historis, Sosilogis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Filsapat


1. Sumber historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

a. Sila ke-1 : masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai


kepercayaan dalam agama-agama yang hidup di Indonesia.

b. Sila ke-2 : Kemanjuran konsepsi internasionalisme yang berwawasan


kemanusiaan yang adil dan beradab menemukan ruang pembuktiannya
segera setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

c. Sila ke-3 : Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang


menakjubkan karena kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat
menyatu dalam suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia.
d. Sila ke-4 : Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat memang merupakan fenomena baru di
Indonesia, yang muncul sebagai ikutan formasi negara republik
Indonesia merdeka.

e. Sila ke-5 : Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia dahulunya adalah


bangsa yang hidup dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini
kemudian dirampas oleh kolonialisme (Yudi-Latif, 2011: 493--494).

2. Sumber sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

- Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami Pancasila sebagai


sistem filsafat yang sudah dikenal masyarakat Indonesia dalam bentuk
pandangan hidup, Way of life yang terdapat dalam agama, adat istiadat,
dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia.

- Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila


sebagai sistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.

Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satu

kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila


merupakan suatu kesatuan utuh yang yang saling terkait dan saling berhubungan
secara koheren.

3. Sumber politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

- Kelompok pertama meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem


filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara
tahun 1958 dan 1959, tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.

- Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila


sebagai sistem filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato
politik Habibie 1 Juni 2011.
Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat mengemuka ketika
Soekarno melontarkan konsep Philosofische Grondslag, dasar filsafat negara.
Artinya, kedudukan Pancasila diletakkan sebagai dasar kerohanian bagi
penyelenggaran kehidupan bernegara di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai