Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Muhammad Halim
Asmiranda
Nizar Mashuri
Muhammad Yunus
Andi Shabrizal

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE


2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pancasila.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
dunia pendidikan.

Parepare, 09 September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat...........................................................................3
2.2 Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat.....................6
2.3 Urgensi dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat.......................................................8
2.4 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat.........................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara memilki landasan kokoh dan pandangannya dalam kehidupan
bermasyarakat. Landasan yang menjadi sistem filsafat atau fundamental negara yang
mengatur arah dan tujuan suatu negara. Landasan ini tentunya memiliki nilai-nilai yang
dijunjung tinggi sebagai budaya normatif yang memberi arah dari setiap keputusan yang
diambil. Nilai-nilai ini merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang sudah tertanam dan
melekat dalam bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya sehingga menimbulkan tekad
untuk mewujudkannya.

Indonesia memiliki pandangan hidup yang memuat konsep dasar berkehidupan yang lebih
baik dan gagasan mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Pancasila merupakan
philosofische grondslag (fundamen filsafat negara), landasan kokoh dan tolak ukur bangsa
Indonesia dalam berkehidupan berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia bermakna bahwa segala aktivitas masyarakat Indonesia selalu berkaitan erat
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap-tiap sila Pancasila. Yang mana semua sila
Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan satu sama lain.

Mempelajari Pancasila sebagai suatu sistem filsafat lebih dalam menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia kita diatur terhadap suatu sistem yang kompleks yang memiliki
nilai luhur dan merupakan perwujudan nilai-nilai atau amalan-amalan yang telah lama
melekat dalam diri bangsa Indonesia. Sehingga dalam pengamalannya dapat menunjukkan
identitas bangsa yang lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan
makalah ini dapat menjelaskan Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, menguraikan kajian,
sumber, urgensi dan esensi, serta dinamika dan tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kajian Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Bagaimana Pancasila sebagai sistem filsafat dilihat dari sumber historis, sosiologis,
dan politis?
3. Bagaimana urgensi dan esensi Pancasila sebagai sistem filsafat?
4. Apa yang menjadi dinamika dan tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kajian Pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politis Pancasila sebagai sistem
filsafat.
3. Untuk mengetahui urgensi dan esensi Pancasila sebagai sistem filsafat.
4. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat


2.1.1 Pengertian Filsafat
Istilah “filsafat” berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang mana
merupakan gabungan dari philos yang berarti cinta atau philia yang berarti
persahabatan dan kata sophos yang berarti kebijaksanaan. Mempelajari filsafat
merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa
menjadi konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia.
Adapun pengertian filsafat menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Bertrand Russel
Filsafat bisa dikatakan sebagai suatu usaha seseorang untuk menjawab pertanyaan
tidak secara dogmatis atau dangkal seperti ketika melakukan aktivitas sehari-hari.
Namun memberi jawaban secara kritis, yakni dengan menyelidiki permasalahan
yang ditimbulkan dari pertanyaan yang muncul, jawaban tersebut nantinya
menjadi dasar menjalani kehidupan.
b. Immanuel Kant
Filsafat ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal dan puncak segala pengetahuan
yang tercakup dalam empat persoalan, yakni apa yang bisa diketahui (metafisika),
apa yang seharusnya dilakukan (etika), sampai mana harapan kita (agama) dan
apa hakikat manusia (antropologi).
c. W.J.S Poerwadarminta
Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan menggunakan akal budi
mengenai sebab, asas hukum dan sebagainya. Ketimbang segalanya yang ada di
alam semesta maupun mengetahui kebenaran dan arti dari adanya sesuatu.
d. Nasroen
Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya, makna alam dan
tujuan hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan di
dalam diri tersebut. Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau
membantu orang lain, filsafat digunakan sebagai pedoman dalam memberi makna
hidup.

3
2.1.2 Pancasila sebagai Suatu Filsafat
Filsafat Pancasila adalah sebuah konsep pemikiran filosofis yang berfokus pada nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Filsafat Pancasila menggabungkan aspek-aspek filosofis
dengan nilai-nilai kearifan lokal dan prinsip-prinsip demokrasi yang diakui secara
universal. Istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “lima prinsip”
atau “lima asas”. Pancasila sebagai suatu produk filsafat yang digunakan sebagai
suatu pandangan hidup.
Filsafat Pancasila berfungsi sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan atau
penyelenggaraan negara. Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia,
baik rakyat, pemerintah, wilayah maupun aspek negara lainnya, harus didasarkan
pada Pancasila.
Filsafat Pancasila memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari
Filsafat Pancasila:
a. Landasan Ideologis Negara
Filsafat Pancasila menjadi landasan ideologis negara Indonesia. Nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Pancasila dijadikan pedoman dalam pembentukan hukum,
kebijakan, dan institusi negara. Ini membantu menjaga keutuhan dan stabilitas
negara.
b. Pemersatu Bangsa
Filsafat Pancasila memiliki peran penting dalam mempersatukan masyarakat
Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa. Prinsip Bhinneka
Tunggal Ika mencerminkan semangat toleransi dan keragaman, yang membantu
menjaga harmoni dan persatuan dalam masyarakat.
c. Panduan Etika dan Moral
Nilai-nilai Pancasila, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan
sosial, memberikan panduan etika dan moral bagi warga negara. Ini mendorong
tindakan yang menghormati martabat manusia dan berkontribusi pada
pembangunan yang berkelanjutan.
d. Pedoman dalam Pembangunan
Prinsip-prinsip Pancasila, terutama keadilan sosial, menjadi panduan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Filsafat ini mendorong

4
usaha untuk mengurangi kesenjangan sosial, memperbaiki distribusi kekayaan,
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Dasar Pendidikan Nasional
Filsafat Pancasila menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di Indonesia.
Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila membantu membentuk generasi
muda yang memiliki kesadaran nasional, etika yang baik, dan semangat
kebangsaan.
2.1.3 Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) yang berarti
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu entitas yang berinteraksi.
Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya interdependensi (kesalingbergantungan).
b. Output sesuai dan konsisten dengan tujuan yang sudah direncanakan.
c. Eksistensi kesatuan (totalitas) dipengaruhi oleh komponen-komponennya, dan
sebaliknya.
d. Sebagai suatu kesatuan yang mempunyai masukan (input) dan keluaran (output)
atau tujuan tertentu.
e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang komples
Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan
suatu asas peradaban. Sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan
bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasi oleh sila-sila
lainnya. Secara demikian ini maka pancasila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Adapun ciri- ciri sistem Filsafat Pancasila antara lain:
a. Sila- sila pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh
tidakdapat dipisah- pisahkan.
b. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh
dapatdigambarkan sebagai berikut:
- Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2, 3,4 dan 5
- Sila 2, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1 dan mendasari danmenjiwai sila 3,4
dan 5
- Sila 3, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1 dan sila 2,
danmendasari dan menjiwai sila 4 dan 5
5
- Sila 4, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1, 2 dan 3,
danmendasari dan menjiwai sila 5
- Sila 5, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4

Berikut inti dari tiap-tiap sila Pancasila:


a. Sila 1 mengenai “Tuhan”, sebagai kausa prima.
b. Sila 2 mengenai “Manusia”, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
c. Sila 3 mengenai “Satu”, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
d. Sila 4 mengenai “Rakyat”, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan
gotong royong.
e. Sila 5 mengenai “Adil”, yaitu memberi keadilan pada individu dan orang lain.

2.2 Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
2.2.1 Sumber Historis Sila-Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat
a. Sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Bangsa Indosnesia sejak dahulu telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-
agama lokal, yakni pengaruh Hindu dan Budha selama kurang lebih 14
abad,pengaruh Islam selama 7 abad, dan pengaruh Kristen selama 4 abad. Hal ini
ditunjukkan dengan sistem peribadatan berbagai keyakinan agama yang masih
hidup dan meluas di Indonesia. Agama dan keyakinan terhadap Tuhan memainkan
peran sentral dalam mendefinisikan sistem sosial di Indonesia.
b. Sila ke-2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Nilai kemanusiaan masyarakat Indonesia lahir dari pengalaman
masyarakatIndonesia. Bangsa Indonesia telah lama dikenal sebagai negara
maritim dan telahmenjelajah ke seluruh pelosok nusantara bahkan dunia. Hal itu
membentuk karakterbangsa Indonesia yang kemudian disebut oleh
Soekarno dengan istilahinternasionalisme atau kemanusiaan. Efektivitas
konsep internasionalisme denganperspektif kemanusiaan yang adil dan beradab
memiliki ruang untuk pembuktiannyatak lama setelah Indonesia mendeklarasikan
kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesiamelahirkan negara yang berwawasan global
dan kearifan lokal, berkomitmen untukmewujudkan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, dankeadilan sosial, serta memperindah
hak asasi manusia dalam suasana kekeluargaanIndonesia
c. Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”

6
Bangsa Indonesia mencerminkan keragaman dan kesatuan lama dan
baru.Indonesia adalah negara yang luar biasa beragam, karena keragaman sosial,
budaya,dan wilayah dapat diintegrasikan ke dalam komunitas politik nasional
Indonesia
d. Sila ke-4 “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”
Sejarah menunjukkan bahwa bekas kerajaan Indonesia adalah kerajaan
feodalyang diperintah oleh seorang raja yang otokratis. Namun
demikian, nilai-nilaidemokrasi telah dikembangkan dan dipraktikkan
dalam budaya nusantara sampaibatas tertentu. Setidaknya di unit-unit politik
kecil, seperti desa di Jawa, Nagari diSumatera Barat, Bangal di Bali, dll.
Tan Malaka mengatakan bahwa pemahamantentang kedaulatan rakyat
sebenarnya tumbuh dalam budaya Minangkabau dankekuasaan raja dibatasi
oleh kepatuhannya pada keadilan dan etika. Kemudian, Hattamenambahkan
bahwa tradisi demokrasi nusantara memiliki dua unsur, yaitu; hakuntuk
memprotes pemerintahan raja yang tidak adil dan hak untuk mundur
darikekuasaan raja yang tidak adil.
e. Sila ke-5 “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Bangsa Indonesia memiliki impian sejak lama agar masyarakat Indonesia adil dan
makmur. Pahlawan bangsa telah banyak mengorbankan waktu, pikiran,
tenaga,bahkan nyawa untuk merealisasikan impian tersebut
2.2.2 Sumber Sosiologis Sila-Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila menurut sumber sosiologis dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Kelompok pertama, kumpulan orang yang memahami Pancasila hanya
sebagai pandangan hidup yang bersifat praktis di dalam setiap aspek
kehidupan.. Kelompok kedua, kumpulan para ilmiah-akademis yang memahami
Pancasila sebagai sistem filsafat dengan acuan ilmu yang mereka miliki yaitu
sebagai sebuah satu keutuhan yang tak dapat dipisahkan dan saling berhubungan
satu sama lain..
2.2.3 Sumber Politis Sila-Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Awal mula adanya Pancasila sendiri merupakan bagian dari konsensus politik yang
selanjutnya berubah menjadi sebuah sistem filsafat. Pancasila menurut sumber politis
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:

7
a. Kelompok pertama, sumber politis Pancasila dimulai dari sidang BPUPKI,
sidang PPKI, dan kuliah umum yang disampaikan oleh Soekarno antara tahun
1958 hingga 1959. Pancasila sebagai sebuah sistem filsafat dapat dilihat
berdasarkan kuliah umum yang telah diberikan oleh Soekarno. Setiap
sila dijelaskan secara rinci pada kuliah umum tersebut
b. Kelompok kedua, mencakup semua aspek Pancasila sebagai sistem
filsafat yang dicetuskankembali pada masa reformasi oleh Habibie dalam
sebuah pidatonya pada tanggal 1 Juni 2011. Pidato yang disampaikan oleh
Habibie pada tanggal 1 Juni 2011 memberikan gambaran tentang Pancasila
sebagai sumber politis di masa reformasi. Poin pembahasan yang
disampaikan oleh Habibie dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
sejak awalkemerdekaan hingga reformasi.
2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan nilai-nilai Pancasila
sehinggaperlu pembaharuan.
3. Makna dari pentingnya pembaharuan terhadap Pancasila.
4. Pentingnya implementasi dari nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara

2.3 Urgensi dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat


2.3.1 Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Hal-hal pentng yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem
filsafat meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga
diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan
juga merdeka dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan
bangsa, baik secara materiil maupun spiritual.
b. Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar
dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam
menghadapi berbagai ideologi dunia.
c. Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk
menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan

8
dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan
rakyat banyak.
d. Keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus
way of thinking bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi
antara tindakan dan pemikiran. Bahaya yang ditimbulkan kehidupan modern
dewasa ini adalah ketidakseimbangan antara cara bertindak dan cara berpikir
sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan mental dari suatu bangsa.
2.3.2 Esensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Esensi Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk. Artinya, setiap
makhluk hidup, termasuk warga negara harus memiliki kesadaran yang otonom
(kebebasan, kemandirian) di satu pihak, dan berkesadaran sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa yangakan dimintai pertanggungjawaban atas semua tindakan
yang dilakukan. Artinya, kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan
tanggung jawab tertinggi adalah kepada Sang Pencipta.
b. Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu,
sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan).
c. Ketiga; hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3
jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real
adalah bumi tempat orang dilahirkandan dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang
dialami secara fsik sehari-hari. Tanah air formal adalah negara bangsa yang
berundang-undang dasar, yang mana manusia Indonesia menjadi salah seorang
warganya, yang membuat undang-undang, menggariskan hukum dan peraturan,
menata, mengatur dan memberikan hak serta kewajiban, mengesahkan atau
membatalkan, memberikan perlindungan, dan menghukum, memberikan paspor
atau suratpengenal lainnya. Tanah air mental bukan bersifat territorial karena tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh
ideologi atau seperangkat gagasan vital.
d. Keempat; hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya,
keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk

9
mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli
pendapat minoritas.
e. Kelima; hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan
distributif, legal, dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat
membagi dari negara kepada warga negara. Keadilan legal adalah kewajiban
warga negara terhadap negara atau dinamakan keadilan bertaat.

2.4 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat


2.4.1 Dinamika Pancasila
Dinamika Pancasila dapat kita urutkan mulai dari masa awal kemerdekaan
Indonesia hingga masa reformasi sekarang ini. Adapun pembagian dinamika
Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Masa Soekarno, Pancasila dikenal dengan istilah “Philosofische
Grondslag”. Gagasan tersebut dijadikan sebagai dasar kerohanian bagi para
pendiri bangsa dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
pada era ini lebih dititik beratkan sebagai filsafat Indonesia yang berakar
dari akulturasi budaya bangsa Indonesia.
b. Masa Soeharto, Pancasila mengarah kepada hal yang lebih praktis lagi
dibandingkan era sebelumnya yang dikenal dengan istilah “Weltanschauung”. Hal
ini membuat Pancasila tidak hanya sebagai sumber kebenaran dan kebijaksanaan
semata, tetapi juga sebagai pedoman hidup sehari-hari.
c. Masa reformasi, Pancasila tidak terlihat eksistensinya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pancasila pada era ini lebih ke arah seperti barang yang terletak
begitu saja di sebuah lorong sunyi di balik hiruk-pikuk kehidupan
bangsa Indonesia yang terus berkembang.
2.4.2 Tantangan Pancasila
Tantangan yang muncul terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat diantaranya
sebagai berikut:
a. Kapitalisme adalah paham yang menyatakan bahwa tiap individu pemilik
modalmemiliki kekuasaan untuk mengembangkan usaha miliknya dengan
meraupuntung sebanyak-banyaknya sebagai tindakan untuk membantu
menyejahterakanmasyarakat. Tantangan kapitalisme terhadap Pancasila
adalah kebebasan yang diberikan kepada individu tersebut dapat

10
disalahgunakannya, seperti memonopol iperdagangan, konsumerisme yang tinggi,
dll.
b. Komunisme adalah paham yang muncul sebagai perlawanan terhadap
paham kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Kepemilikan modal
dikuasai oleh negara sepenuhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
tanpa pandang bulu. Tantangan komunisme terhadap Pancasila adalah dominasi
negara dalam setiap hal kehidupan masyarakat membuat fungsi rakyat
dalam kehidupan bernegara tidak memiliki arti sama sekali.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat Pancasila adalah sebuah konsep pemikiran filosofis yang berfokus pada nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat,
dikarenakan tiap silanya saling berkaitan satu sama lain sehingga membentuk sistem
yang kompleks yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Tiap silanya
mengandung perwujudan dari nilai luhur bangsa Indonesia yang telah melekat lama dari
zaman dahulu.

Awal mula Pancasila sebagai filsafat dapat diuraikan berdasarkan; sumber historis,
sumber sosiologis, dan sumber politis. Seiring dengan berjalannya waktu, Pancasila
mengalami dinamika dan tantangan dari berbagai ideologi. Mulai dari ideologi
kapitalisme hingga ideologi komunisme yang sewaktu-waktu dapat mengancam
eksistensi dari ideologi Pancasila yang telah menjadi ideologi bangsa Indonesia

3.2 Saran
Setelah mengetahui lebih dalam mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat, perlu
kiranya kita sebagai bangsa Indonesia mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Agar tercipta
lingkungan bermasyarakat yang lebih baik.

Pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Kekurangan ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
penulis berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun, agar penulis menjadi lebih baik ke depannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fkip.umsu.ac.id. (2023, 30 Agustus). Pengertian Filsafat Pancasila dan Penerapannya dalam


Kehidupan. Diakses pada 08 September 2023, dari
https://fkip.umsu.ac.id/2023/08/30/pengertian-filsafat-pancasila-dan-penerapannya-
dalam-kehidupan/

Gramedia.com. Filsafat Adalah: Pengertian, Tokoh, Pandangan, dan Cabang Ilmunya.


Diakses pada 08 September 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/filsafat-
adalah/

Katadata.co.id. (2022, 28 Januari). Sistem Adalah Suatu Kesatuan, Berikut Teori dan
Cirinya. Diakses pada 08 September 2023, dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f37503ef773/sistem-adalah-suatu-kesatuan-
berikut-teori-dan-cirinya

Nurmailis, Dewi Kintia, dkk. 2021. Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat Dan Dinamika Serta Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
Makalah. Dikutip dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/pancasila/sumber-historis-
sosiologis-politis-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-dan-dinamika-serta-tantangan-
pancasila-sebagai-sistem-filsafat/42612026. Diakses pada 08 September 2022.

Rahmadani, Bayu Ageng, dkk. 2019. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Makalah. Dikutip
dari
https://www.academia.edu/42339345/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_SISTE
M_FILSAFAT. Diakses pada 08 September 2023.

Sampoernauniversity.ac.id. (2022, 09 Februari). Filsafat: Pengertian, Tujuan, Karakteristik,


dan Manfaatnya. Diakses pada 08 September 2023, dari
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/pengertian-filsafat-dan-manfaat-dalam-
kehidupan/

Studocu.com. Ciri-Ciri Sistem Filsafat Pancasila. Diakses pada 08 September 2023, dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-syarif-hidayatullah-
jakarta/pancasila/ciri-ciri-sistem-filsafat-pancasila/42964230

13
14

Anda mungkin juga menyukai