PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen Pengampu :
Anggota Kelompok :
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Rasa angayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta waranugraha- Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat. Semoga makalah ini dapat membantu dan mempermudah teman-
teman dalam mempelajari materi tentang Ajaran Pancasila terkhususnya
mengetahui apa sesungguhnya Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Materi yang
kami sajikan dalam makalah ini, kami dapat dari berbagai sumber.
Kami selaku penyusun Makalah menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dalam penulisan serta kelengkapan materi. Oleh karena itu
kritik dan saran dari Bapak serta teman-teman sangat penting untuk lebih
sempurnanya makalah ini.
Demikian Pengantar yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan
terima kasih atas partisipasi dan respon Bapak serta teman-teman. Akhir kata
kami tutup dengan Parama santih.
Om Santih santih santih om.
Hormat kami
Penyusun Makalah
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM..............................................................................................................i
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan sebagai kaidah negara
yang fundamental. Hal ini menuntut Pancasila untuk bersifat tegas, kuat, dan tidak
bisa diubah oleh siapapun. Setiap sila Pancasila memiliki nilai yang harus dipegang
teguh oleh seluruh masyarakat Indonesia. Keberadaan fungsi dan tujuannya sangat
berpengaruh terhadap setiap elemen di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap masing-masing fungsi dan tujuan
agar dapat dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.Keterkaitan antara Pancasila
dengan berbagai elemen kehidupan telah membentuk sebuah sistem yang
menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.
1
3. Bagaimana pengertian pancasila sebagai suatu filsafat?
4. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?
5. Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis, epistemologis,
serta aksiologis?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pancasila dan filsafat.
2. Untuk mengetahui karakteristik, prinsip-prinsip serta hakikat pancasila
sebagai fiolsafat.
3. Untuk mengetahui pengertian pancasila sebagai suatu filsafat.
4. Untuk mengetahui objek dari filsafat pancasila.
5. Untuk mengetahui bagaimana pancasila melalui pendekatan dasar
ontologis, epiostemologis, serta aksiologis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pancasila dan Filsafat
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang berarti lima dan
Sila yang berarti asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang
mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan diatas suatu pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri
dari lima dasar atau lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli,
menurut Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafat Negara Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafat dan ideologi negara yang
diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara
Indonesia. Selain menjadi dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan
hidup, pancasila juga sebagai sistem filsafat.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta dan “sophia”
yang berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat menurut asal katanya berarti kebenaran
yang sejati. Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya
sebagaimana yang dikemukakan oleh Titus, Smith & Nolan sebagai berikut :
3
Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie
(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat,
karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang
dilakukan oleh parapendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu
system yang tepat.
4
➢ Prinsip - Prinsip Filsafat Pancasila
1. Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan.
Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam
bangsa Indonesia sendiri.
2. Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila
di dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran
formal);
3. Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka;
4. Kausa Finalis adalah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang
diusulkannya pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
5
Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat
filsafat yang ternyata cock diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan
dan mengukuhkadan bahwa Pancasila benar-benar suatu sistem filsafat.
Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia, nama Indonesia in ditambahkan
karena objek materialnya seperti telah diutarakan di muka adalah dari
bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari nenek
nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari
kebiasaannya, adat istiadatnya, Kebudayaannya, serta kepercayaan dan
agama-agaman ya.
Dari pengertian serta ciri ciri dari sistem itu sendiri, maka Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat juga harus menerapkan hal tersebut sebagai syarat bahwa
6
Pancasila berperan sebagai suatu sistem filsafat, sehingga memiliki cin ciri sebagai
berikut, yaitu :
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dari situlah Pancasila bisa dikatakan sebagai suatu sistem filsafat, dimana
Pancasila menjadi satu kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), tiap sila
pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tiap sila pancasila tidak dapat berdiri
sendiri dan tidak saling bertentangan, dan keseluruhan sila pancasila merupakan
suatu kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal). Membahas Pancasila sebagai
filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan
saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada
umumnya.
7
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dari mumsan tersebut maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia,
satu, rakyat, dan adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam
tiga saja. yaitu Tuhan manusia dan alam semesta untuk mewakih objek satu, rakyat,
dan adil. sebab hal-hal yang bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada alam
semesta itu sendiri. Dengan demikian dari segi objek material Pancasila dapat
diterima.
Kedua yaitu objek formal, yaitu hakikat dari segala sesuatu yang ada itu
sendiri Melihat dari kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas
kata dasar dengan tambahan awalan ke per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa,
jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi
abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat
hakikat dari bendanya. Misalnya kemanusiaan, maknanya adalah hakikat abstrak
dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap dan tidak berubah. Demikian juga
dalam sila-sila Pancasila yang lainnya, yaitu Ke Tuhanan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Khusus untuk persatuan awalan per menunjukkan suatu proses
menuju ke awalan ke yang nantinya diharapkan menjadi kesatuan juga. Dengan
analisis penjabaran ini, maka Pancasila memenuhi syarat juga dalam hal objek
formalnya.
8
melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Subjek pendukung pokok dari
sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang
berketulan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
bersatu, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta yang berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya
adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila
secara ontologis memiliki hal-hal yang mailak, yaitu terdiri atas sustman kodrat,
raga dan jiwa, jasmani dan rohani.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pancasila yang dihubungkan dengan filsafat muncul dari hasil peremgan para
pendiri negara yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang menjalankan
keludupan masyarakat luas. Terbangunnya sistem filsafat disini memiliki hakikat
satu kesatuan utuh dari beberapa elemen yang memiliki tujuan tertentu dengan
menjalankan fungsi yang saling ketergantungan Keterkaitan antara objek, prinsip,
dan karakteristik Pancasila sebagai filsafat harus selaras dengan hakikatnya. Sila-
sila di dalam Pancasila dijadikan sebagai tolakan dalam mengamalkan nilai-
nilainya dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Pemahaman Pancasila sebagai sistem filsafat diharapkan mampu memberikan
gambaran bagi masyarakat untuk lebih berpikir kritis, sistematis, dan mendasar
terhadap sistem filsafat yang terkait dengan Pancasila. Proses aktualisasi dari tiap-
tiap nilai Pancasila perlu diajarkan dan diperbaiki kembali agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman terhadap teori dan contoh permasalahan yang disinggung Ada
baiknya pula, jika sikap perealisasiannya ini selalu dimbangi dengan jalan berpikir
yang tetap memperhatikan penyaringan atau selektif terhadap banyaknya
perkembangan yang terjadi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Judul Buku: Cerdas, Kritis, Dan
Aktif Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi).
Penerbit: Erlangga, Jakarta
Pancasila.pdf..
11