Kelompok 1:
1L – MAN
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya
para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
• Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan
Sila yang artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang
mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan diatas suatu pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri
dari lima dasar atau lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli,
menurut Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara
Indonesia. Selain menjadi dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan
hidup, Pancasila juga sebagai sistem filsafat.
• Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani “ philein ” yang berarti cinta dan “
Sophia ” yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta
akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuan. Secara sederhana,
filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran yang sejati. Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan
fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila
lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu
dengan yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut:
• Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
• Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan
menjiwaisila 3,4, dan 5,
• Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
• Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari
dan menjiwai sila 5.
• Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer.
e. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer.
f. Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari
dirinya sendiri
g. Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia
dan masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh,
hidup, dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari.
➢ Prinsip - Prinsip
Dari pengertian serta ciri ciri dari sistem itu sendiri, maka Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat juga harus menerapkan hal tersebut sebagai syarat bahwa
Pancasila berperan sebagai suatu sistem filsafat.
Objek dari filsafat Pancasila itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu objek
material dan objek formal. Yang pertama adalah objek material adalah segala yang
ada dan mungkin ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga
hal, yaitu Tuhan, manusia, dan alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada,
sebagai dasar negara rumusannya jelas yaitu:
Dari rumusan tersebut maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia,
satu, rakyat, dan adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam
tiga saja, yaitu Tuhan, manusia dan alam semesta untuk mewakili objek satu,
rakyat, dan adil, sebab hal-hal yang bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada
alam semesta itu sendiri. Dengan demikian dari segi objek material Pancasila dapat
diterima.
Kedua yaitu objek formal, yaitu hakikat dari segala sesuatu yang ada itu
sendiri. Melihat dari kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas
kata dasar dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa,
jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi
abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat
hakikat dari bendanya. Misalnya kemanusiaan, maknanya adalah hakikat abstrak
dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap dan tidak berubah. Demikian juga
dalam sila-sila Pancasila yang lainnya, yaitu KeTuhanan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Khusus untuk persatuan, awalan per menunjukkan suatu proses
menuju ke awalan ke yang nantinya diharapkan menjadi kesatuan juga. Dengan
analisis penjabaran ini, maka Pancasila memenuhi syarat juga dalam hal objek
formalnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/36630/bab-03-
pancasila-sebagai-sistem-filsafat.pdf