Nama : Febrianti
Kelas : ManajemenB
Nim :4522012049
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan sebagai kaidah negara yang
fundamental. Hal ini menuntut Pancasila untuk bersifat tegas, kuat, dan tidak bisa diubah
oleh siapapun. Setiap sila Pancasila memiliki nilai yang harus dipegang teguh oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Keberadaan fungsi dan tujuannya sangat berpengaruh terhadap setiap
elemen di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman terhadap masing-masing fungsi dan tujuan agar dapat dicerminkan pada
kehidupan seharihari.Keterkaitan antara Pancasila dengan berbagai elemen kehidupan telah
membentuk sebuah sistem yang menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan
tertentu.Lahirnya nilai-nilai filosofi dijadikan sebagai bahan perenungan oleh para pendiri
negara untuk mencari identitas bangsa Indonesia. Kadar kebenaran dari nilai-nilai yang ada
digali hingga mencapai akar hakikatnya. Hal ini memunculkan sifat spekulatif dalam
membuktikan sistem filsafat dari Pancasila. Selain itu, setiap bagian kebenaran dan
pernyataannya yang berhubungan secara menyeluruh dijadikan sebagai inti mutlak tata
kehidupan masyarakat Indonesia.Seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat
secara langsung maupun tidak langsung telah memunculkan masalah baru yang lebih
kompleks. Capaianruang lingkup yang dihadapi pun kian meluas dan perlu diadakan
pengkajian lebih lanjut. Dalam hal ini, berbagai macam bentuk prinsip, karakteristik, dan
objek pada sistem filsafat mulai dimunculkan. Tujuannya tidak lain untuk membuktikan
kebenaran dari nilai-nilai filosofi yang dikaitkan dengan perkembangan zaman yang ada.
Upaya pendekatan terhadap nilai-nilai tersebut bisa dijadikan sebagai pandangan awal untuk
memahami sistem filsafat yang terkandung di dalam Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pancasila dan filsafat?
2. Apa saja karakteristik, prinsip-prinsip serta hakikat pancasila sebagai filsafat?
3. Bagaimana pengertian pancasila sebagai suatu filsafat?
4. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?
5. Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis,
epistemologis, sertaaksiologis?
BAB II PEMBAHASAN
B. Pengertian Pancasila dan Filsafat
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila yang
artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mempunyai lima
sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan diatas suatu
pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri dari lima dasar atau lima asas.
Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut Notonegoro Pancasila merupakan
dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar
falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan
Negara Indonesia. Selain menjadi dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup,
Pancasila juga sebagai sistemfilsafat. Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani
“philein” yang berarti cinta dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut
asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuan.
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran yang sejati. Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan
fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. (Arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan Sikap
yang sangat dijunjung tinggi. (Arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (Arti
komprehensif,
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. (Arti analisis linguistik).
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia
dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-fundamental).
Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie (cita-cita
bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh parapendiri bangsa
Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.
C. Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat
➔Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri yang
berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan pengertian
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah,
maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan
yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut
● Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwaisila
3,4, dan 5,
● Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwai; sila
4 dan 5.
● Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer.
e. Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya
sendiri.
f. Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan
masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan
berkembang dalam kehidupan sehari-hari.
➔Prinsip-prinsip
Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam
hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa
Indonesia sendiri.
2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila
yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);
3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta
4) Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan
diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.Inti atau esensi
sila-sila Pancasila meliputi:
❖Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;atu, yaitu kesatuan memiliki
kepribadian sendiri.
❖Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royong.
❖Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi
haknya.
➔Hakikat
Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya yang
berwujud konsep pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif. Pengamalan
secaraobjektif adalah pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan
(berupa pasal-pasal UUD, ketetapan MPR, Undang-Undang Organik, dan peraturan
peraturan pelaksanaan lainnya. Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan yang
dilakukan oleh manusia individu, baik sebagai pribadi, warga bermasyarakat, ataupun
sebagai pemegang kekuasaan.
Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata
cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa Pancasila
benar-benar suatu sistem filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia, nama Indonesia ini
ditambahkan karena objek materialnya seperti telah diutarakan di muka adalah dari bangsa
Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari nenek moyang kita sejak lama,
dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adat istiadatnya, kebudayaannya, serta
kepercayaan dan agama-agamanya.
Dari pengertian serta ciri ciri dari sistem itu sendiri, maka Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat juga harus menerapkan hal tersebut sebagai syarat bahwa Pancasila berperan
sebagai suatu sistem filsafat, sehingga memiliki ciri ciri sebagai berikut, yaitu:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengankata
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka
itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut:
a. Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5.
b. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
c. Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
d. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
e. Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.
Dari situlah Pancasila bisa dikatakan sebagai suatu sistem filsafat, dimana Pancasila
menjadi satu kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), tiap sila Pancasila
mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak
saling bertentangan, dan keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang
sistematis (majemuk tunggal). Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan
konsepkonsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia,
melainkan juga bagi manusia pada umumnya.
E. Objek dari Filsafat Pancasila
Objek dari filsafat Pancasila itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu objek material dan
objek formal. Yang pertama adalah objek material adalah segala yang ada danmungkin ada.
Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu Tuhan, manusia, dan
alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar negara rumusannya jelas yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari rumusan tersebut maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia, satu,
rakyat, dan adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam tiga saja, yaitu
Tuhan, manusia dan alam semesta untuk mewakili objek satu, rakyat, dan adil, sebab hal-hal
yang bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada alam semesta itu sendiri. Dengan demikian
dari segi objek material Pancasila dapat diterima.
Kedua yaitu objek formal, yaitu hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri.
Melihat dari kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas kata dasar
dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa, jika suatu kata dasar
diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi abstra(bersifat abstrak) benda
kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat hakikat dari bendanya. Misalnya
kemanusiaan, maknanya adalah hakikat abstrak dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap
dan tidak berubah. Demikian juga dalam sila-sila Pancasila yang lainnya, yaitu KeTuhanan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Khusus untuk persatuan, awalan per menunjukkan suatu
proses menuju ke awalan ke yang nantinya diharapkan menjadi kesatuan juga. Dengan
analisis penjabaran ini, maka Pancasila memenuhi syarat juga dalam hal objek formalnya.
B. Saran
Pemahaman Pancasila sebagai sistem filsafat diharapkan mampu memberikan
gambaran bagi masyarakat untuk lebih berpikir kritis, sistematis, dan mendasar terhadap
sistem filsafat yang terkait dengan Pancasila. Proses aktualisasi dari tiap-tiap nilai Pancasila
perlu diajarkan dan diperbaiki kembali agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap
teori dan contoh permasalahan yang disinggung. Ada baiknyapula, jika sikap
perealisasiannya ini selalu diimbangi dengan jalan berpikir yang tetap memperhatikan
penyaringan atau selektif terhadap banyaknya perkembangan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisna, Budi. (2006). Teori Kebenaran Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Jurnal
Filsafat. 39(1). 57-76.https://media.neliti.com/media/publications/78946-ID-teori-
kebenaranpancasila-sebagai-dasar.pdf
Pasaribu, R.B.F. (2013). Pancasila sebagai Sistem Filsafat
.http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files28 /36630/bab-03-
pancasilasebagai-sistem-filsafat.pdf. Diakses pada 20 Desember 2022 Safitri, Rada. Konsep
Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Makalah.