Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki
hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah
mengalami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor,
misalnya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai
pendapatmengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing,
antara lain :
a. Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal.
b. Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi.
c. Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas.
d. Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan
saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian
bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk
suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari
pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, dengan masyarakat bangsa dan Negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa
kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari
pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan
berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme,
komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu. Fungsi Filsafat Pancasila :
a. Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental / mendasar dalam
kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan
perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat
dikembangkan oleh filsafat.
b. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau
tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan).
c. Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan
terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).
Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia
1. Dasar Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai silsafat hidup Bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis,
findamental dan menyeluruh. Dasar pemikiran filosofis itu terkandung dalam setiap sila
Pancasila, selain itu secara kasualitas bahwa nilai-ni lai Pancasila bersifat objektif dan
subjektif. Artinya essensi nilai-nilai Pancasila bersifat universal.
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara
Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi negara Indonesia terutama dalam
pelaksanaan dan penyelengaraan negara. Selain itu bahwa nilai-nilai Pancasila juga
merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan. Hal tersebut juga
meliputi moralitas para penyelengara negara dan seluruh warga negara. Oleh karena itu
bagi Bangsa Indonesia dalam era reformasi ini seharusnya bersifat rendah hati untuk
mawas diri, agar kesengsaran rakyat tidak semakin bertambah.
Kedudukan dan pandangan integralistik sebagai sistem filsafat
Pancasila merupak suatu sistem filsafat . dalam sistem itu masing-masing sifat yang
saling terkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Didalam pancasila terdapat
filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubungan manusia dan tuhan,
hubungan dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungan. Pancasila
memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia dalam pancasila tersimpul hal-hal asasi
tentang manusia. Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk itu menjadi dasar
Negara Indonesia yang bersifat majemuk tunggal. Dapat diungkapkan bahwa bangsa
Indonesia yang memiliki perbedaan juga memiliki kesamaan nasib dan juga memiliki
sejarah kehidupan. Jadi Negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala
golongan bagian dan seluruh anggotanya berhubungan dengan erat satu dengan yang
lainnya.
Dasar Negara sebagai sistem filsafat
Pengertian Ideologi
Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu (idea) berarti perawakan, gagasan, dan buah pikiran dan (logia) yang berarti ajaran.
Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
(science des ideas).
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam
berbagai bidang kehidupan seperti:
1. Bidang politik, termasuk bidang hokum, pertahanan, dan keamanan.
2. Bidang sosial.
3. Bidang kebudayaan.
4. Bidang keagamaan.
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan
pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
1. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan hidup, pandangan
dunia, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, kepada
generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi erat sekali hubungannya dengan filsafat. Karena filsafat merupakn dasar dari
gagasan yang berupa ideology. Filsafat memberikan dasar renungan atas ideologi itu
sehingga dapat dijelmakan menjadi suatu gagasan untuk pedoman bertindak. Dari sudut
etimologinya, filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua buah kata, yaitu
(filos) berarti cinta dan (Sophia) berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Jadifilsafat berarti
cinta akan kebenaran atau kebijaksanaan. Arti kata inilah yang kemudian dirangkumkan
menjadi suatu makna bahwa filsafat adalah suatu renungan atau pemikiran yang sedalam-
dalamnya untuk mencari kebenaran.
Karena filsafat itu tersusun dalam suatu keseluruhan, kebulatan, dan sistematis maka
pemikiran filsafat harus berdasarkan kejujuran dalam penemuan hakikat dari suatu obyek
yang menjadi titik sentral pemikiran.
Di sini jelas bahwa hubungan ideologi dan filsafat itu sukar dipisahkan. Ideologi berdiri
berdasarkan landasan tertentu yaitu filsafat. Dan masalah ideologi adalah masalah pilihan.
Ketepatannya tergantung kepada jiwa bangsa itu sendiri. Ideologi yang dianngapnya benar
dan sesuai dengan jiwa bangsa, apa lagi yang telah terbukti tetap dapat bertahan dari
segala godaan dan cobaan ideologi lain melalui gerakan-gerakan atau pemberontakan akan
memperkuat keyakinan pentingnya mempertahankan ideology.
Ideologi Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, menurut Muhammad Yamin dalam dalam bahasa
sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu:
· Panca artinya lima
· Syila artinya batu sendi, alas, dasar
· Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila yang memiliki arti secara
harfiah harfiah yaitu dasar yang memiliki lima unsur.
Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam ideologi Pancasila mengakui atas kebebasan hak-
hak masyarakat. Selain itu bahwa manusia menurut Pancasila memiliki kodrat sebagai
makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga nilai-nilai Ketuhanan
senantiasa menjiwai kehidupan manusia dalam hidup negara dan masyarakat. Kebebasan
manusia dalam rangka demokrasi tidak melampaui hakikat nilai-nilai Ketuhanan, bahkan
nilai Ketuhanan terjelma dalam bentuk moral dalam ekspresi kebebasan manusia.
Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk
melanggengkan komunis.
Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam politik
mementingkan individu.
• Ekonomi
Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan rakyat.
Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara, Monopoli
Negara.
• Agama
Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Komunisme > Individu tidak penting – Masyrakat tidak penting, Kolektivitas yang
dibentuk negara lebih penting.
Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat diabdikan bagi
individu.
• Ciri Khas
Pancasila > Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.
Liberalisme > Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum, Menolak dogmatis.
Kedudukan dan fungsi pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukandan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokkan maka
akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat Negara
dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang merupakan kristalisasi
nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-
unsur kebudayaanluar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi
kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu bias dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu
melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam Pancasila
sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu
menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya. Dari
pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gagasan
kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Satu pertanyaan yang sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri negara
Republik Indonesia adalah “ atas dasar apakah negara Indonesia didirikan?” ketika mereka
bersidang untuk pertama kali di lembaga BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna hidup
bagi bangsa Indonesia harus ditemukan dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia
sendiri yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang dimiliki, diyakini, dan dihayati
kebenarannya oleh masyarakat sepanjang masa dalam sejarah perkembangan dan
pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.
Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik. Merela menciptakn tata nilai yang mendukung tata
kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak, dan cirri masyarakat dan bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang
demikian itu merupakan suatu kenyatan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
1. Ideologi Liberalisme
2. Ideologi Komunis
3. Ideologi Pancasila
B. MACAM-MACAM IDEOLOGI
Ideologi Pancasila mempunyai perbedaan-perbedaan dengan ideologi lainnya. Berikut ini
akan disampaikan perbedaan-perbedaanya dari berbagai aspek antara lain sebagai berikut :
1. Unsur keyakinan.
2. Unsur mitos.
3. Unsur loyalitas.
Negara penganut yaitu: Amerika serikat, Argentina, Yunani, Rusia, Zimbawe, Australia,
Jerman , Spanyol, Swedia dll.
2. Ideologi Komunis
Ideologi komunis adalah suatu paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi dan golongan, paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu
yang ada disuatu Negara dikuasai secara mutlak oleh Negara tersebut.
Negara yang masih menganut adalah Tiongkok, Vietnam, Korea utara, Kuba dan Laos.
3. Ideologi Pancasila
Berdasarkan proses kausalitas sebagai Ideologi pancasila adalah suatu ajaran yang tersusun
sistematis dan diyakini kebenarannya, karena didasarkan atas nilai-nilai pancasila.
Proses terjadinya pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi besar lainya seperti
liberalisme, komunisme, sosialisme dan lain sebagainya. Pancasila digali dan di
kembangakan oleh para pendiri Negara dengan melalui pengamatan, pembahasan dan
konsensus yang cermat nilai-nlai pancasila yang bersumber dari budaya yang memiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri disublimasikan menjadi suatu prinsip hidup kebangsaan dan
kenegaraan bagi bangsa Indonesia.
1. Politik Hukum
Pancasila : Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan
individu dan masyarakat.
Sosialisme : Demokrasi untuk kolektivitas, diutamakan kebersamaan, masyarakat sama
dengan Negara.
Komunisme : Demokrasi rakyat, berkuasa mutlak satu parpol, hukum untuk melanggengkan
komunis.
Liberalisme : Demokrasi Liberal, Hukum untuk melindungi individu,dalam politik
mementingkan individu.
2. Ekonomi
Pancasila : Peran Negara ada untuk tidak terjadi monopoli dan lain-lain yang merugikan
rakyat.
Sosialisme : Peran Negara kecil, kapitalisme, monopolisme.
Komunisme : Peran Negara dominan, demi kolektivitas berarti demi Negara, monopoli
Negara.
Liberalisme : Peran Negara kecil, swasta mendominasi, kapitalisme, monopolisme,
persaingan bebas.
3. Agama
Pancasila : Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Sosialisme : Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan, diutamakan
kebersamaan.
Komunisme : Agama harus dijauhkan dari masyarakat, atheis.
Liberalisme : Agama urusan pribadi, bebas beragama ( memilih agama/atheis).
Ciri Khas