Anda di halaman 1dari 19

POKADULU SEBAGAI KOMUNIKASI SOSIAL MASYARAKAT MUNA

DI DESA MADAMPI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA


BARAT
PENDAHULUAN

Dalam masyarakat Muna istilah gotong royong sangat populer dan

diistilahkan dengan pokadulu yang merupakan sistem pengerahan tenaga

tambahan dari luar kalangan keluarga untuk saling mengisi kekurangan tenaga

pada masa-masa sibuk dalam aktivitas bercocok tanam, membangun rumah,

membangun sarana umum, dan membangun sarana ibadah.

Budaya pokadulu melibatkan banyak individu dengan karateristik yang

berbeda-beda. Hal ini menimbulkan adanya komunikasi yang sangat kompleks

dimulai dari komunikasi antar pribadi kemudian akan menjadi komunikasi

kelompok. Komunikasi antarpribadi terjadi ketika salah seorang masyarakat

menyampaikan pesan kepada masyarakat lainnya, misalnya ia akan menanam

jagung. Informasi yang ia sampaikan akan diteruskan dari mulut kemulut yang

akan menyebar menjadi percakapan kelompok. Interaksi dalam budaya

pokadulu dimulai pada tatanan individu sebelum pelaksanaan kegiatan hingga

pada tatanan kelompok pada saat kegiatan berlangsung hingga berakhir.

Pokadulu (gotong royong), konsep inilah yang selalu dipegang teguh oleh

masyarakat Muna. Konsep yang selama ini diyakini dapat memelihara

kebersamaan antara petani baik yang masih dalam satu kerabat maupun dengan

kerabat yang lain. Konsep pokadulu ini dimaksudkan, agar dalam setiap

pekerjaan yang dilakukan tidak dirasa berat. Konsep pokadulu tersebut dapat

dilihat dari keterlibatan semua petani dalam mempersiapkan perlengkapan

pelaksanaan upacara dan diimplementasikan dalam kegiatan perladangan

berpindah seperti dewei (membabat rumput), dekatondo (memagar), detisa

(menanam), sampai dengan detongka (memanen).


Dalam budaya pokadulu ada beberapa aturan yang tidak tertulis seperti

bahasa yang digunakan dalam interaksi ketika melakukan suatu kegiatan yang

merupakan bagian dari


budaya pokadulu yang dikenal dengan bahasa katengka atau bahasa kiasan

yang biasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang yang lebih tua.

Kegiatan pokadulu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh petani,

meskipun tidak disadari oleh para petani, namun konsep pokadulu yang ada

dalam kegiatan perladangan berpindah dapat memberikan manfaat secara tidak

langsung terhadap kegiatan pertanian. Salah satu sifat fungsional adalah fungsi

laten yakni fungsi yang tidak diharapkan akan tetapi memberikan mafaat kepada

komunitas petani.

Konsep-konsep di atas pada dasarnya mengajarkan sifat resiprositas di

antara petani yang satu dengan petani yang lainnya. Konsep tersebut selalu

ditanaman dalam diri setiap petani mulai dari generasi muda sampai dengan orang

tua. Pokadulu tersebut dilakukan di mulai dari salah satu keluarga petani yang

kemudian saling bergiliran untuk saling membantu, sehingga dengan demikian

pekerjaan yang berat terasa ringan.

Pokadulu mendekatkan individu atau golongan pada sebuah tradisi

masyarakat Muna, yang artinya kegiatan sosial masyarakat secara bergotong

royong. Konsep ini pada dasarnya mengajarkan sifat resiprositas di antara

petani yang satu dengan petani yang lainnya. Konsep tersebut selalu ditanaman

dalam diri setiap petani mulai dari generasi muda sampai dengan orang tua.

Pokadulu tersebut dilakukan di mulai dari salah satu keluarga petani yang

kemudian saling bergiliran untuk saling membantu, sehingga dengan demikian

pekerjaan yang berat terasa ringan.

Pokadulu, memberikan sebuah pembelajaran akan pentingnya

kebersamaan, kolektifitas, dan atau gotong royong. Misalnya dalam bercocok


tanam, nelayan dalam mencari ikan, pelajar dalam menyelesaikan tugas, dan

pekerja dalam memecahkan masalah pekerjaan.

Budaya pokadulu merupakan warisan dari nenek moyang masyarakat

Muna yang masih terjaga sampai saat ini khsususnya di Desa Madampi.

Budaya pokadulu dalam


pelaksanaannya tidak terdapat aturan tertulis tetapi setiap masyarakat akan patuh

terhadap norma yang ada tanpa harus terus diingatkan. Setiap anggota tahu apa

yang boleh dilakukan atau tidak dimana aturan ini hanya disampaikan dari mulut

kemulut yang diwariskan dari generasi kegenerasi. Setiap anggota berhak

mendapatkan hak yang sama dan kewajiban yang sama sesuai dengan

kemampuannya.

Desa Madampi yang mayotitas warganya bekeja sebagai petani dengan

presentase sekitar 90% dan sisanya bekerja sebagai pedagang, tukang kayu,

tukang batu dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sampai saat ini terus melakukan

budaya pokadulu untuk mempermudah segala jenis pekerjaan yang membutuhkan

banyak energi dan memakan waktu yang cukup lama, pokadulu biasanya

dilakukan dalam kegiatan bercocok tanam, dalam hajatan keluarga, ataupun

pembangunan rumah dan sarana umum. Uniknya budaya pokadulu dalam

pelaksanaannya setiap anggota atau masyarakat dapat diwakili oleh setiap anggota

keluarga, seperti dalam kegiatan bercocok tanam kepala keluarga atau ibu

berhalangan hadir dapat digantikan oleh salah satu anaknya, atau orang yang

tinggal dalam satu atap meskipun ia bukan keluarga inti.

Degradasi tatanan sosial budaya, berimbas dalam kehidupan

masyarakat Muna khususnya masyarakat Desa Madampi. Nilai-nilai gotong-

royong, saling menghargai, cinta kasih sebagai warisan budaya, tidak terlepas

dari berbagai pengaruh globalisasi. Meskipun berada dibawah bayang-bayang

globalisasi namun budaya pokadulu masih tetap dilakukan di Desa Madampi

sebagai warisan leluhur.

Teori Hubungan Sosial


Teori ini dikemukakan oleh Melvin L. DeFleur, menjelaskan bahwa

hubungan sosial secara informal berperan penting dalam merubah perilaku

seseorang ketika diterpa pesan komunikasi massa. Pesan media disampaikan

melalui perantara/tidak langsung (opinion leader). Opinion leader adalah

orang yang secara informal dapat mempengaruhi tindakan


atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka orang sedang mencari-cari

informasi (opinion seeker) atau yang sekedar menerima informasi secara pasif

(opinion recipient). Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak

diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung dari media

massa.

Informasi melalui media massa tersebar melalui hubungan-hubungan

sosial di dalam masyarakat. Teori ini berhubungan dengan teori Two Step

Flow Communication. Orang yang sering terlibat dalam komunikasi dengan

media massa itu disebut dengan pemuka pendapat (sebagai terjemahan dari

opinion leader), karena pada kenyataannya mereka berperan penting dalam

membantu pembentukan pengumpulan suara dalam rangka pemilihan

umum.mereka tidak hanya meneruskan informasi, tetapi juga menjadi pengaruh

interprestasi khalayak sekitar terhadap pesan komunikasi yang mereka

terima. Suatu penelitian menemukan adanya semacam kegiatan informasi

melalui dua tahapan besar. Pertama, informasi bergerak dari media kepada

orang-orang yang secara relatif banyak pengetahuannya (well informed).

Kedua, informasi bergerak dari orang-orang itu melalui saluran antarpribadi

(interpersonal channels) mereka yang kurang diterpa media dan banyak

bergantung pada orang lain mengenai suatu informasi. Situasi komunikasi seperti

ini dikenal sebagai arus komunikasi dua tahap (two step flow of communication).

Asumsi-asumsi dalam teori hubungan sosial:

 Informasi bergerak dari media kepada orang-orang yang secara relatif banyak

pengetahuannya (well informed).


 Informasi bergerak dari orang-orang itu melalui saluran antarpribadi (interpersonal

channels) mereka yang kurang diterpa media dan banyak bergantung pada orang

lain mengenai suatu informasi.

 Opinion Leader tidak hanya meneruskan informasi, tetapi juga interpretasi

terhadap pesan komunikasi yang mereka terima.


 Seorang pemuka pendapat (opinion leader) dalam berkomunikasi dengan media

massa berperan penting dalam membantu pembentukan persepsi dan interpretasi

khalayak sekitar dalam menanggapi pesan komunikasi massa yang mereka terpa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pokadulu sebagai komunikasi sosial masyarakat Muna di Desa Madampi

Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat merupakan salah satu penelitian

kualitatif dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pokadulu

sebagai komunikasi sosial masyarakat Muna. Tradisi pokadulu adalah warisan

budaya masyarakat Muna terdahulu yang bernama pokaowa yang artinya

gotong royong. Pokadulu biasa dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan berat

dengan tujuan untuk mempermudah suatu pekerjaan dan mempercepat waktu

penyelesaian pekerjaan yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori hubungan hubungan

sosial. Teori ini menjelaskan menjelaskan bahwa hubungan sosial secara informal

berperan penting dalam merubah perilaku seseorang ketika diterpa pesan

komunikasi massa. Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung

(opinion leader). Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat

mempengaruhi tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka orang

sedang mencari-cari informasi (opinion seeker) atau yang sekedar menerima

informasi secara pasif (opinion recipient). Pada dasarnya pesan-pesan

komunikasi massa
lebih banyak diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung

dari media massa.

Informasi melalui media massa tersebar melalui hubungan-hubungan

sosial di dalam masyarakat. Informasi bergerak dari orang-orang itu melalui

saluran antarpribadi (interpersonal channels) mereka yang kurang diterpa media

dan banyak bergantung pada orang lain mengenai suatu informasi. Situasi

komunikasi seperti ini dikenal sebagai arus komunikasi dua tahap (two step flow

of communication).

Dalam pelaksanaan tradisi pokadulu terjadi komunikasi yang sangat

kompleks dengan melibatkan beberapa orang dalam kelompok. Teori hubungan

sosial akan menjelaskan bagaimana informasi bergerak dari orang-orang itu

melalui saluran antarpribadi (interpersonal channels) mereka yang kurang

diterpa media dan banyak bergantung pada orang lain mengenai suatu informasi.

Informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informasi mengenai

dilakukannya suatu kegiatan yang membutuhkan banyak tenaga. Dimana

informasi yang disebarkan hanya dari mulut kemulut sehingga ketika

kegiatan dilakukan tanpa undangan secara khusus masyarakat yang akan datang

membantu. Pokadulu biasanya dilakukan dalam kegiatan bercocok tanam,

pembangunan rumah, dan dalam hajatan keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pokadulu di Desa

Madampi Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat dilakukan dalam kegiatan

pembangunan rumah, bercocok tanam, perkawinan, dan kedukaan. Dalam

pembangunan rumah dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat pedesaan

di Indonesia khususnya di Kabupaten Muna Barat budaya dalam mendirikan


rumah masih dikenal dengan istilah pokadulu (gotong royong). Budaya ini

merupakan budaya asli masyarakat lokal Kabupaten Muna Barat. Dimana

pokadulu pada prinsipnya merupakan modal sosial dalam melaksanakan

pembangunan, baik itu untuk kepentingan pribadi maupun dalam kepentingan

umum. Dalam kepentingan pribadi pokadulu sebagai modal sosial tampak

dalam mendirikan rumah.


Dalam bidang pertanian masyarakat saling bahu-membahu untuk

bekerja sama melalui kegiatan (pokadulu). Hal ini juga mendorong petani

membuka lahan pertanian yang luas karena adanya dukungan tenaga dari

masyarakat petani lainnya. Bila kebun tersebut diolah sendiri masyarakat

merasa agak malas dibandingkan dengan bekerja melalui pokadulu.

Melalui aktivitas pokadulu masyarakat saling memberikan motivasi untuk

bekerja dalam mengolah lahan kebun. Dalam aktivitas pokadulu biasanya

ada penggerak dari salah seorang anggota masyarakat. Penggerak ini

berfungsi memberikan informasi kepada masyarakat petani lainnya bahwa ada

anggota dalam kelompok tani tersebut yang membutuhkan tenaga.

Perkawinan merupakan kegiatan sosial yang membutuhkan

kerjasama dengan orang lain. Biasanya orang-orang yang tidak aktif

dalam kegiatan perkawinan, maka pada saat melakukan acara perkawinan

keluarganya juga kurang direspon oleh masyarakat lainnya. jadi selalu

terjadi timbal balik dalam arti (pokadulu). Keterlibatan anggota masyarakat

dalam sebuah prosesi perkawinan berlangsung tanpa ada unsur paksaan,

dilakukan secara ikhlas dan semata-mata dalam bingkai kebersamaan.

Kematian juga tampak aktivitas sosial kemasyarakatan. Saling

memberi untuk saling meringankan beban pihak keluarga yang berduka

sudah merupakan tradisi masyarakat Muna. Tradisi ini merupakan

gambaran kuatnya pokadulu di tengah-tengah masyarakat. Partisipasi

masyarakat dalam pokadulu pembuatan kuburan merupakan penghormatan

dan penghargaan bagi almarhum/almarhuma selama hidup. Pokadulu

merupakan abdi masyarakat terhadap yang meninggal karena mereka


merupakan satu kesafuan dalam karya selama hidup ditengah-tengah

masyarakat.

Budaya pokadulu dalam masyarakat bergeser disebabkan oleh faktor

pendidikan. Dimana orang-orang yang berpendidikan umunnya berprofesi

sebagai pegawai negeri atau pengusaha senantiasa menggunakan uang dalam

melaksanakan pembangunan. Kemajuan


dibidang pendidikan telah melahirkan perubahan-perubahan baru atau

pergeseran- pergeseran dalam masyarakat. Semakin sempitnya waktu serta

munculnya kemandirian masyarakat dalam ekonomi telah menggeser

pokadulu dalam kegiatan sosial kearah kegiatan yang sifatnya materialisme.

Keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat menjadi dasar dari

penghargaan terhadap hasil karya orang lain. Hal ini berdampak pada

semakin lunturnya budaya pokadulu dalam masyarakat. Pekerjaan pokadulu

hanya dapat dilakukan pada pekerjaan- pekerjaan yang kurang kompleks.

Sedangkan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus masyarakat

menghargai hal ini dengan materi berupa uang.

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni

perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka,

dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan nonna

sosial merupakan salah satu dampak dari adanya globaiisasi. Ilmu

pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.

Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-

batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung

mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga

melibatkan manusia secara menyeluruh.

Globalisasi menyebabkan manusia lebih menonjolkan kemandirian

pribadi, kurang memperhitungkan lagi aspek kelompoknya seperti dalam

budaya pokadulu. Sehingga hal ini menyebabkan adanya-kesenjangan sosial,

di mana masyarakat yang maju semakin maju dan miskin semakin melarat.

Dengan kata lain kepedulian sosial semakin berkurang.


Masyarakat Muna sebenarnya sudah menemukan pola untuk melawan

globalisasi yang menyeret masyarakat ke arah individualisme. Masalahnya

adalah belum ada diantara masyarakat yang menyerukan untuk bersatu

melalui gerakan pokadulu dalam


melawan kapitalisme yang terus menggerogoti sendi-sendi kehidupan.

Budaya pokadulusebagai wujud dari kearifan lokal di Kabupaten Muna

dan dibarengi dengan kesadaran yang tinggi dapat melawan dan

mempertahankan masyarakat dari terpaan globalisasi saat ini.

KESIMPULAN

Dari pembahasan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam kegiatan pokadulu terjalin kebersamaan yang mempererat tali

silturahmi antara semua anggota dan mempermudah semua kegiatan yang berat

menjadi ringan, dimana didalamnya terdapat komunikasi sosial antara semua

anggota karena terjalin hubungan dalam kelompok. Pokadulu dilakukan dalam

kegiatan pembangunan rumah, bercocok tanam, perkawinan, dan kedukaan.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2004. Psikologi. Jakarta: Penerbitan Bumi Aksara.


Aminuddin. 1998. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar
Baru. Budiman, Hikmat. 2002. Lubang Hitam Kebudayaan.Yogyakarta: Kanisius.

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Devito, Joseph, A. 1989. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Book.


Effendy, Onong Uchana. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung : PT.Rosdakarya.
. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
. 2003. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia
Pustaka
Maskurun. 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Yudistira.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosda
Karya.
Parera. J. D. 1991. Sintaksis (Edisi Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wahab, Abdul. 1995. Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga.

Sumber Elektronik :

https://albadrln.wordpress.com/2012/07/27/definisi-definisi-arti-makna-dan-
maksud/

http://yulirahmawati93.blogspot.com/2013/07/simbol-simbol-berkomunikasi-
komunikasi.html
novitakusumawardanii.blogspot.co.id/2013/02/pengolompokan-masyarakat-

diferensiasi.html http://blognyanaghperawat.blogspot.com/2012/02/budaya-

budaya-suku-muna.html http://www.pengertianpakar.com/2015/09/pengertian-

budaya-unsur-dan-ciri-cirinya.html http://jurnal-

sdm.blogspot.com/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan-bentuk.html

Anda mungkin juga menyukai