1. Dwi Purwanto
2. Isbandiyah
3. Ardhiani Indra Rizkyana
4. Eni Purwanti
5. Nurwidi
6. Misnovriana
7. Sunandar
PROGSUS STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Kita diajarkan doa munajat yang berbunyi :
Ya Tuhan kami, tak satupun makhluk ciptaan-Mu ini yang tak berguna
(Q/3:191). Ayat ini mengandung arti bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan
konsep yang sangat sempurna. Suatu makhluk meski sekecil bakteri pun, telah di
desain oleh Sang Pencipta sebagai bagian dari ekosistem alam. Sebagaimana yang
telah disebutkan di depan bahwa dalam sistem alam ini, manusia diberi predikat
oleh Allah sebagai khalifah-Nya dimana manusia diberi wewenang dan tanggung
jawab mengelola alam ini bagi kehidupannya.
Setiap kewenangan tanggung jawab, pastilah di dalamnya terkandung hak
dan kewajiban. Oleh karena itu amanah Tuhan kepada manusia sebagai khalifah-
Nya ialah bahwa manusia dibebani kewajiban, dan bersamaan dengan itu manusia
diberi hak, termasuk hak pemanfaatan alam. Dalam al Quran, jelas sekali
disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi ini untuk manusia(Q/2 :29)
Manusia diberi hak untuk mengelola alam ini, mengkonsumsi yang
dibutuhkan, tetapi di tangan manusia pula diletakan tanggung jawab pemeliharaan
kelestarian alam. Oleh karena tu manusia tidak boleh sewenang-wenang terhadap
alam, karena akan berdampak merusak ekosistem yang pada gilirannya akan
menyulitkan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam perspektif ilmu akhlak, maka
manusia pun harus berakhlak kepada alam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari
khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.1 Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq
merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia,
seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa
Yunani kata khuluq ini disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya
adab kebiasaan, perasaan batin kecenderungan hati untuk melakukan
perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.2
3
1 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 11
2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 3
3 Syahminan Zaini, Isi Pokok Ajaran Al Quran, (Jakarta: Kalam Mulia, 1996), hlm. 201
4 Asmaran A. S.,Pengantar studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 182
3. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
pelestarian alam yang bersifat umum dan yang khusus;
4. bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil
manfaat yang sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya
menjadi makmur;
5. manusia berkewajiban mewujudkan mewujudkan kemakmuran
dan kebahagiaan di muka bumi.5
4
5 M. Yatimin, op. cit, hlm. 231
6 Asmaran, op. cit, hlm. 183
7 M. Yatimin, op. cit, hlm. 231
8 Ibid, hlm. 231-232
5
9 Ibid, hlm. 232
10 Syahminan Zaini, op. cit, hlm. 224
Allah berfirman :
6
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al
Baqarah[2] : 22)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.(QS. Al Baqarah[2] : 168)11
7
11 M. Yatimin, op. cit. hlm. 232-233
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ajaran Islam yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Sifat ini
banyak menentukan karakter seseorang, khususnya dalam pergaulan
kemasyarakatan. Seseorang yang berakhlak rendah, ia dibenci dan di
asingkan dari masyaraakat. Sebaliknya, ia dihargai, disegani, bahkan
menjadi panutan dalam masyarakat.
Keberadaan dan kehancuran suatu umat ditentukan oleh akhlak itu
sendiri. Selama masih berakhlak mulia, berarti umat manusia utuh dan jika
akhlak mulai lenyap itulah pertanda hancurnya umat.
Akhlak kepada Allah merupakan perwujudan dari keimanan kita yang
kita tujukkan dengan ibadah kita. Akhlak kepada sesama manusia berarti
kita harus berbuat baik kepada sesama manusia tanpa memandang kepada
siapa orang tersebut, sehingga kita mampu hidup dalam masyarakat yang
aman dan tenteram. Akhlak kepada alam merupakan bentuk tanggung jawab
dan rasa syukur kita kepada Allah dengan segala sesuatu yang Ia berikan,
selain itu karena Allah telah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi
ini maka kita harus menjaga, melestarikan dan memanfaatkan segala yang
ada di alam ini tanpa berlebih-lebihan.
8
DAFTAR PUSTAKA