Anda di halaman 1dari 9

AKHLAK KEPADA ALAM

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Munawir, S.Th.I, M.Si

2 PGMI A

Disusun Oleh

Akbarina 1123305002
Dian Windiasih 1123305006
Alfam Atthamimy 1123305024

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

PURWOKERTO

2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN

ِ ‫َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ هَذا َب‬


Kita diajarkan doa munajat yang berbunyi : ‫اطلا‬
“Ya Tuhan kami, tak satupun makhluk ciptaan-Mu ini yang tak berguna
(Q/3:191). Ayat ini mengandung arti bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan
konsep yang sangat sempurna. Suatu makhluk meski sekecil bakteri pun, telah di
desain oleh Sang Pencipta sebagai bagian dari ekosistem alam. Sebagaimana yang
telah disebutkan di depan bahwa dalam sistem alam ini, manusia diberi predikat
oleh Allah sebagai khalifah-Nya dimana manusia diberi wewenang dan tanggung
jawab mengelola alam ini bagi kehidupannya.
Setiap kewenangan tanggung jawab, pastilah di dalamnya terkandung hak
dan kewajiban. Oleh karena itu amanah Tuhan kepada manusia sebagai khalifah-
Nya ialah bahwa manusia dibebani kewajiban, dan bersamaan dengan itu manusia
diberi hak, termasuk hak pemanfaatan alam. Dalam al Qur’an, jelas sekali
disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi ini untuk manusia(Q/2 :29)
‫س َم َاوات‬ َ ‫س َّوا ُه َّن‬
َ ‫س ْب َع‬ َ َ‫س َماء ف‬ ِ ‫ُه َو الَّذِي َخلَقَ لَ ُكم َّما فِي األ َ ْر‬
َّ ‫ض َج ِميعا ا ث ُ َّم ا ْست ََوى ِإلَى ال‬
‫ع ِليم‬ ْ ‫َو ُه َو ِب ُك ِل ش‬
َ ‫َيء‬
Manusia diberi hak untuk mengelola alam ini, mengkonsumsi yang
dibutuhkan, tetapi di tangan manusia pula diletakan tanggung jawab pemeliharaan
kelestarian alam. Oleh karena tu manusia tidak boleh sewenang-wenang terhadap
alam, karena akan berdampak merusak ekosistem yang pada gilirannya akan
menyulitkan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam perspektif ilmu akhlak, maka
manusia pun harus berakhlak kepada alam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari
khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.1 Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq
merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia,
seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa
Yunani kata khuluq ini disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya
adab kebiasaan, perasaan batin kecenderungan hati untuk melakukan
perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.2

B. AKHLAK KEPADA ALAM


Alam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta
isinya, selain Allah. Allah melalui al quran mewajibkan kepada manusia
untuk mengenal alam semesta beserta isinya.3

Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk


mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke
bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh
karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam
sekitarnya, yakni melestarikannya dengan baik.4 Ada kewajiban manusia
untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini didasarkan kepada hal-hal sebagi
berikut :
1. bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi;
2. bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan
oleh al quran;

1 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 11


2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 3
3 Syahminan Zaini, Isi Pokok Ajaran Al Qur’an, (Jakarta: Kalam Mulia, 1996), hlm. 201
4 Asmaran A. S.,Pengantar studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 182

3
3. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
pelestarian alam yang bersifat umum dan yang khusus;
4. bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil
manfaat yang sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya
menjadi makmur;
5. manusia berkewajiban mewujudkan mewujudkan kemakmuran
dan kebahagiaan di muka bumi.5

Manusia wajib bertanggung jawab terhadap kelestarian alam atau


kerusaakannya, karena sangat memengaruhi kehidupan manusia. Alam yang
masih lestari pasti dapat memberi hidup dan kemakmuran bagi manusia di
bumi. Tetapi apabila alam sudah rusak maka kehidupan manusia menjadi
sulit, rezeki sempit dan dapat membawa kepada kesengsaraan. Pelestarian
alam ini waajib dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat, bangsa dan
negara.6

Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula mereka


hidup secara berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat-tempat yang
menyediakan hidup dan makan. Mereka lalu berpindah-pindah dari suatu
tempat ke tempat lain setelah bahan makanan habis dan tidak didapat. Namun
seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, bukan berarti ketergantungan
dan kebutuhannya terhadap alam semakin berkurang. Mereka tetap
membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan
hidupnya. Untuk itu, manusia harus menjaga keharmonisan hubungannya
dengan alam dan makhluk di sekitarnya, yaitu dengan cara berakhlak yang
baik kepadanya.7 Dalam ajaran Islam, akhlak kepada alam seisinya dikaitkan
dengan tugas manusia sebagi khalifah di muka bumi.8

5 M. Yatimin, op. cit, hlm. 231


6 Asmaran, op. cit, hlm. 183
7 M. Yatimin, op. cit, hlm. 231
8 Ibid, hlm. 231-232

4
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al Baqarah[2] : 30).

Akhlak manusia terhadap alam bukan hanya semata-mata untuk


kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan
memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga
kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat terjaga.9
Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan
cara melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :
1. melarang penebangan pohon-pohon secara liar;
2. melarang perburuan binatang secara liar;
3. melakukan reboisasi;
4. membuat cagar alam dan suaka margasatwa;
5. mengendalikan erosi;
6. menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai;
7. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada
seluruh lapisan masyarakat;
8. memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya.10

9 Ibid, hlm. 232


10 Syahminan Zaini, op. cit, hlm. 224

5
Manusia di bumi sebagai khalifah, mempunyai tugas dan kewajiban
terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan
baik.

Allah berfirman :

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al Qashash[28] :77)

Adapun akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan


adalah sebagai berikut.

1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah


berfirman :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal. (QS. Ali Imran[3] : 190)
2. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam
dan isinya ini untuk manusia. Allah berfirman :

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan


langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan

6
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al
Baqarah[2] : 22)

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk


kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS Al
Baqarah[2] : 29)

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan


dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai
waktu yang ditentukan".(QS. Al Baqarah[2] : 36)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.(QS. Al Baqarah[2] : 168)11

11 M. Yatimin, op. cit. hlm. 232-233

BAB III

7
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ajaran Islam yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Sifat ini
banyak menentukan karakter seseorang, khususnya dalam pergaulan
kemasyarakatan. Seseorang yang berakhlak rendah, ia dibenci dan di
asingkan dari masyaraakat. Sebaliknya, ia dihargai, disegani, bahkan
menjadi panutan dalam masyarakat.
Keberadaan dan kehancuran suatu umat ditentukan oleh akhlak itu
sendiri. Selama masih berakhlak mulia, berarti umat manusia utuh dan jika
akhlak mulai lenyap itulah pertanda hancurnya umat.
Akhlak kepada Allah merupakan perwujudan dari keimanan kita yang
kita tujukkan dengan ibadah kita. Akhlak kepada sesama manusia berarti
kita harus berbuat baik kepada sesama manusia tanpa memandang kepada
siapa orang tersebut, sehingga kita mampu hidup dalam masyarakat yang
aman dan tenteram. Akhlak kepada alam merupakan bentuk tanggung jawab
dan rasa syukur kita kepada Allah dengan segala sesuatu yang Ia berikan,
selain itu karena Allah telah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi
ini maka kita harus menjaga, melestarikan dan memanfaatkan segala yang
ada di alam ini tanpa berlebih-lebihan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Islam. Jakarta :


AMZAH
Asmaran. 1999. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Lembaga Studi Islam dan
Kemasyarakatan
Mustofa, Ahmad. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia
Surin, Bachtiar. 1978. Terjemah dan Tafsir Al Quran 30 Juz. Bandung : Fa.
Sumatra
Zaini, Syahminan. 1989. Isi Pokok Ajaran Islam. Jakarta : Kalam Mulia

Anda mungkin juga menyukai