Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG MELESTARIKAN LINGKUNGAN

MELESTARIKAN LINGKUNGAN

MATA KULIAH TAFSIR TARBAWI

Dosen Pengampu : Dr. Sri Lestari,M.Pd.I

Disusun oleh:

1. Masagus Ruslan
2. David Saputra
3. Idi fitrah
4. Latifatul karimah
5. Siti mutamimah
6. Syaiful bahri
7. Sri wulandari

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1
INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NUR LAMPUNG

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Pendidikan yang baru dan termasuk yang penting untuk masa sekarang
adalah pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkenaan dengan kepentingan
lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat
mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau perusakan.
Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasululloh SAW kepada para
sahabatnya. Abu Darda ra pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh
oleh Rasululloh SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam
pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun
yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Alloh
SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Alloh
SWT.
Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasullloh SAW berdasarkan
wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur’an yang membahas
tentang lingkungan. Pesan-pesan Al-Qur’an mengenai lingkungan sangat jelas dan
prospektif.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas
secara luas mengenai al-qur’an dan lingkungan, karena al-qur’an telah menjelaskan
tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan meletakkan dasar dan prinsipnya
secara global.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud lingkungan hidup?
2. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan hidup?
3. Bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan hidup?
4. Bagaimana bentuk-bentuk lingkungan hidup dan apa faktor penyebabnya?
5. Bagaimana usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup?

2
6. Bagamana peran agama terhadap lingkungan hidup?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian lingkungan hidup
2. Mengetahui hubungan manusia dengan lingkungan hidup
3. Mengetahui cara menjaga keseimbangan lingkungan hidup
4. Mengetahui bentuk-bentuk lingkungan hidup dan faktor penyebabnya
5. Mengetahui usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup
6. Mengetahui peran agama terhadap lingkungan hidup

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan Hidup menurut Soewondo (1982: 187-188) adalah semua
benda dan kondisi, termasuk manusia dan tingkah lakunya yang ada dalam ruang
yang kita tempati yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan serta
mensejahterakan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.Sedangkan menurut UURI
No 4 Tahun 1982 tentang “ketentuan pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup”
dalam pasal 1menyatakan bahwa Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lainnya (Jaya, 1988: 8).
Islam dalam kamus ilmiah Populer Kontemporer (Alex, 2004: 264) adalah
Damai, Tentram, Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan kitab
suci Al Qur’an. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa Islam
agama pembawa damai dan ketentraman serta kemaslahatan,
mengharuskanumatnya untuk senantiasa melindungi, memelihara serta
melestarikan lingkunganhidup demi kelangsungan hidup secara keseluruhan (baik
mahluk hidup ataupun yang mati, yang berakal ataupun tidak) karena semua
elemen tersebut merupakan wujud nyata ciptaan Allah Subhanahu waTa’ala.
B. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Hidup
Hubungan manusia dengan alam atau lingkungan hidup atau hubungan
dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang
ditaklukkan atau antara tuan dengan hambanya, tetapi hubungan kebersamaan
dalam ketundukan kepada Allah SWT. Karena kemampuan manusia dalam
mengelolah bukanlah akibat ketentuan yang dimilikinya, tetapi akibat anugerah dari
Allah SWT (Shihab, 1994:295).
Allah SWT. Menciptakan manusia dan menugaskannya menjadi khalifah.
Kekhalifahan mengandung tiga unsur pokok yang diisyaratkan dalam Al Qur’an
(Q.S. Al Baqarah [2]:30). Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Manusia sebagai khalifah

4
2. Bumi menjadi tempat tinggal manusia
3. Tugas kekhalifahan, yang dibebankan kepadanya oleh Allah SWT.
Menurut Thalhah (2008: 26-27) kekhalifahan menuntut pemeliharaan,
bimbingan, pengayoman, dan pengarahan seluruh mahluk agar mencapai tujuan
penciptaan. Melalui tugas kekhalifahan, Allah SWT. Memerintahkan manusia
membangun alam ini sesuai dengan tujuan yang dikehendaki Nya.

“… Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan memerintahkan
kamu memakmurkannya…”(Q.S. Hud [11]:61).
Kekhalifahan juga mengandung arti “bimbingan agar setiap makhluk
mencapai tujuan penciptaannya”.Dalam pandsangan agama, seseorang tidak
dibenarkan memetik buah sebelum siap untuk dimanfaatkannya dan bunga sebelum
berkembang, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk ini
untuk mencapai tujuan penciptaannya.Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Ahqaf
ayat 3 yang berbunyi:

  ‫ق َوأَ َج ٍل ُم َس ًّمى‬
ِّ ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما إِال بِ ْال َح‬ َ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫َما َخلَ ْقنَا ال َّس َما َوا‬
ُ َ ‫َوالَّ ِذ‬
‫ُون‬
َ ‫ْرض‬ ِ ‫ين َكفَرُوا َع َّما أ ْن ِذرُوا ُمع‬
“Kami tidak ciptakan langit dan bumi serta apa yang berada diantara
keduanya kecuali dengan (tujuan) yang hak dan dalam waktu yang ditentukan”
(QS. Al- Ahqaf [46]:3).
Tugas kekhalifahan ini mengundang manusia untuk tidak hanya
memikirkan kepentingan dirinya sendiri, kelompok atau bangsa dan sejenisnya,
tetapi ia harus berpikir dan bersikap untuk kemaslahatan semua pihak. Ia tidak
boleh bersikapsebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya,
karena sesungguhnya yang mampu menundukkan alam hanyalah Allah, manusia

5
tidak mempunyai kemampuan sedikitpun kecuali kemampuan yang dianugerahkan
kepadanya.
Menurut pandangan agama manusia dituntut untuk mampu menghormati
proses-proses yang sedang tumbuh, terhadap apa saja yang ada. Etika agama
terhadap alam mengantar manusia untuk bertanggung jawab sehingga ia tidak
melalukan perusakan dengan demikian, dengan kemampuan yang dimilikinya,
manusia juga dituntut untuk dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih
mengembangkan kualitas hidupnya. Bagi manusia, selai sebagai tempat tinggalnya,
lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan sebagai:
1. Media   penghasil    bahan   kebutuhan   pokok   (sandang,pangan, danpapan;
2. Wahana   bersosialisasi  dan berinteraksi   dengan   makhluk  hidup atau manusia
lainnya;
3. Sumber energi;
4. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukungkelangsungan
hidup   manusia; serta
5. Media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain yang
dapat dilindungi untuk dilestarikan
Untuk itulah maka setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai
sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri. Bukankah Allah telah mengecam
sikap perusakan di bumi? Sehingga sudah sepantasnya Al Qur’an dan hadits
dijadikan landasan berpijak guna tercapainya kelestarian lingkungan (Shihab, 1994:
295).
C. Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup
Masyarakat adalah kumpulan sejumlah manusia dalam arti yang seluas
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Yang perlu
digaris bawahi disini adalah bahwa masyarakat terdiri manusia-manusia yang
kepadanya Allah SWT. Telah menganugerahi beragam aneka potensi, terlepas
apakah potensi tersebut cenderung untuk melakukan kebaikan atau keburukan, dan
mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan masing-masing (Thalhah. 2008: 31).
Salah satu tuntutan terpenting Islam dalam hubungannya dengan lingkungan
hidup adalah bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan dan habitat yang ada.,
tanpa merusaknya.

6
Karena tak diragukan lagi bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu di
alam ini dengan perhitungan tertentu.Seperti dalam firman Nya, dalam surah Al
Mulk ayat 3.

“Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang” (Q.S Al-Mulk [67]: 3).
Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dalam semesta ini dengan sia-sia
danserampangan. Dia tidak pernah pula meletakkan  sesuatu bukan pada
tempatnya.Sebab jikaitu terjadi, berarti telah menafikan hikma Dzat yang Maha
Bijaksana.”Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-bainya”(As-
Sajdah: 7). Kemudian pada ayat yang berbeda, Al Qur’an kembali mengulang
kenyataan diatas secara gamblang, tanpa sedikit keraguan apa pun.

vٍ‫ ر‬v‫ َد‬vَ‫ ق‬vِ‫ ب‬vُ‫ه‬v‫ا‬vَ‫ ن‬v‫ ْق‬vَ‫ ل‬v‫ َخ‬v‫ ٍء‬v‫ي‬vْ v‫ َش‬v‫ َّل‬v‫ ُك‬v‫ا‬vَّ‫ن‬vِ‫إ‬
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran”. Q.S Al-Qomar
[54]:49).

v‫ ْم‬vَ‫ ل‬v‫ َو‬v‫ ا‬v‫ ًد‬vَ‫ ل‬v‫ َو‬v‫ ْذ‬v‫خ‬vِ vَّ‫ت‬vَ‫ ي‬v‫ ْم‬vَ‫ ل‬v‫و‬vَ v‫ض‬
ِ v‫ر‬vْ vَ ‫أْل‬v‫ ا‬v‫ َو‬v‫ت‬ ُ v‫ ْل‬v‫ ُم‬vُ‫ه‬vَ‫ ل‬v‫ ي‬v‫ ِذ‬vَّ‫ل‬v‫ا‬
ِ v‫ ا‬v‫ َو‬v‫ ا‬v‫ َم‬v‫ َّس‬v‫ل‬v‫ ا‬v‫ك‬
vُ‫ ه‬v‫ َر‬v‫ َّد‬vَ‫ق‬vَ‫ ف‬v‫ ٍء‬v‫ي‬vْ v‫ َش‬v‫ َّل‬v‫ ُك‬v‫ق‬َ vَ‫ ل‬v‫ َخ‬v‫ َو‬v‫ك‬ vِ v‫ ْل‬v‫ ُم‬v‫ ْل‬v‫ ا‬ v‫ ي‬vِ‫ ف‬v‫ك‬
ٌ v‫ ي‬v‫ ِر‬v‫ َش‬vُ‫ه‬vَ‫ ل‬v‫ن‬vْ v‫ ُك‬vَ‫ي‬
v‫ ا‬v‫ ًر‬v‫ ي‬v‫ ِد‬v‫ ْق‬vَ‫ت‬
“Dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia telah menetapkan ukurannya
serapi-rapinya”. (Al-Furqon [25]:2).

7
َ َ‫) َعلَّ َمهُ ْالبَي‬٣( ‫ان‬
‫ان‬ َ ‫ق اإل ْن َس‬
َ َ‫) َخل‬٢( ‫آن‬َ ْ‫ َعلَّ َم ْالقُر‬ )١( ‫الرَّحْ َم ُن‬
)٥( ‫ان‬ ٍ َ‫) ال َّش ْمسُ َو ْالقَ َم ُر ِب ُح ْسب‬٤(
“Matahari dan bulan bredar menurut perhitungan.Dan tumbuh-tumbuhan serta
pohon-pehonan, keduanya tunduk kepada Nya.Dan Allah telah meninggikan langit
dan Dia telah meletakkan neraca keadilan.Supaya kamu jangan melampaui batas
tentang neraca itu.Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu”. (Ar-Rahman [55]: 5-9) dalam Qaradhawi
(2002:234-235).
Menurut Thalhah (2008: 34) Manusia diberikan kesempatan untuk berpikir,
tanpa merenungkan keadaansekitarnya dengan teliti dan bijaksana, seseorang tidak
akan pernah melihat kenyataan atau bahkan tidak memikirkan sedikitpun mengapa
dunia diciptakan dan siapa yang membuat keteraturan besar ini bergerak dengan
ritme begitu sempurna. Karenanya Rasulullah SAW. Bersabda: “Janganlah kalian
berpikir tentang Wujud Tuhan melainkan, berpikirlah tentang apa-apan yang Dia
ciptakan”. (H.R Ar-Rabi’ ibnu Huabaib).
Oleh karena itu, manusia harus saling menjaga satu sama lain, untuk
menjaga keseimbangan alam, sebab tanpa begitu, niscaya bumi akan rusak
berantakan.Padahal sebetulnya alam ini mempunyai konsep keseimbangan
tersendiri dan saling melengkapi antara elemen-elemennya, kalaulah salah satu
elemen tersebut ada yang melewati batas, niscaya akan ada dari elemen di jagad
raya ini yang mampu meredap.Sehingga kemudian segala sesuatunya akan kembali
pada tatanan keseimbangan yang adil. Hanya saja pengerusakan keseimbangan di
alam raya ini disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung
jawab.Perbuatan tidak terkontrol dan telah keluar dari ketentuan yang ada. Selain
itu pengrusakan juga disebabkan oleh usahanya untuk mengubah fitrah Allah yang
telah ditetapkan pada diri dan alam sekitarnya. Termasuk pula perbuatan yang
diluar batas dalam berinteraksi dengan makhluk-makhluk lain.
Di abad ini, campur tangan umat manusia terhadap lingkungan cenderung
meningkat. Dan terlihat semakin meningkat lagi teriutama pada beberapa

8
dasawarsa terakhir.Tindakan-tindakan mereka merusak keseimbanganlingkungan
serta merusak keseimbangan elemen- elemennya.Terkadang karena
terlaluberlebihan, dan terkadang pula terlalu meremehkan.Masalah kerusakan
lingkungan hidup dan akibat-akibat yang ditumbulkan bukanlah suatu hal yang
asing lagi di telinga setiap orang. Degan mudah dan sistematis setiap orang dapat
menunjuk dan mengetahui apa saja jenis kerusakan lingkungan hidup itu dan apa
saja akibat yang ditimbulkanya. Yang menjadi masalah adalah bahwa pengetahuan
yang sama atas pengenalan kerusakan lingkungan hidup dan akibat yang
ditimbulkan tersebut belum terjadi dalam hal pemeliharaan dan perawatan
lingkungan hidupbelum ada kesadaran yang kuat.

D. Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya


Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas
maupun kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami
penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas
lingkungan ini menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan
lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan
penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat dikarenakan proses alam dan karena
aktivitas manusia.
1. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau
peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi
keseimbanganlingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat
memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material-
material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu
vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan adanya gempa
bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.
Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan
yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan
permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. Uap belerang yang keluar
dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena dapat

9
meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu vulkanis sangat
berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan
hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika
(Si) yang sangat tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di
dedaunan tidak dapat hilang dengan sendirinya.
Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis
sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan gunung memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu untuk
kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan ledakan dan tingkat
kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke kondisi normal,
maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena mengalami
proses peremajaan tanah.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan
endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan menimbulkan
kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan
bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran
sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak,
dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan
menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang
menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Masih ingatkah kalian dengan peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh
Darussalam di penghujung tahun 2004 yang lalu? Contoh peristiwa gempa
bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi yang terjadi
pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dengan
kekuatan 9,0 skala richter. Peristiwa tersebut merupakan gempa paling
dasyat yang menelan korban diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa. Gempa
bumi juga pernah melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei
2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter.
c. Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik.
Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan
dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan
sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi

10
terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah
basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat
juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan
di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun
karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air.
Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya
lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya
tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia. Bencana
banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim
penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di
Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa
daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda
banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.
d. Tanah anah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir.
Bencana alam ini dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak
kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah,
merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta
berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda
beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak miring atau
berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda
daerah Karanganyar (JawaTengah) pada bulan Desember 2007.
e. Badai/Angin Topan
Angin topan terjadi karena perbedaan tekanan udara yang sangat
mencolok di suatu daerah sehingga menyebabkan angin bertiup lebih
kencang. Di beberapa belahan dunia, bahkan sering terjadi pusaran angin.
Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai tumbuhan,
memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat
membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda
beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di
Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin
topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
f. Kemarau Panjang.

11
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana
ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah
sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini
menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-
sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan
menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan
dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang
dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.

a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya
bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan
efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan
jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara,
pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain,
disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil
(minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-
mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar
oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa
dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Pencemaran tanah disebabkan karena
sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di
dalam tanah.
Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau
obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian,
sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun
bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin
berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut
akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.

12
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak
dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai
bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan
sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti
sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air
laut.
Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu
kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel.
Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin
kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik.
Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan
bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan
pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged),
susahtidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
b. Degradasi Lahan
Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan
terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan
lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak
memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan, misalnya
lahan kritis, kerusakan ekosistem laut,dankerusakan hutan.
Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun
karenaeksploitasi. Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi
hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan
menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk
menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti
rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu
daerah dapatberkurang.Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah
manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran,
kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang
ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan
tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan
tanah longsor.

13
E. Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita
sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya
merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah
mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum
bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan
lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut
antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan - Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.  
2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor148/11/SK/4/1985tentang Penga
manan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. 

Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan


dengan cara-cara berikut ini:  
1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta
mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
2. Memberikan perlakuan   khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
3. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta
melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan,
sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat
terjaga.
4. Menciptakan   dan   menggunakan   barang-barang hasil industri yang ramah
lingkungan.

14
5. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-
besaran.

F. Peran Agama dalam Melestarikan Lingkungan Hidup


Agama Islam adalah agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk
bumi.Bisa dibayangkan betapa besarnya dampak kebaikannya kepada lingkungan
hidupjika seluruh penganut agama Islam memiliki kesadaran yang sama untuk
memberikan perhatian yang serius terhadap lingkungan hidup.Maka dari itu kiranya
saat ini para tokoh Islam sangat perlu menggali lebih jauh unsur-unsur keagamaan
mereka, entah itu unsur teologis, fiqih atau unsur-unsur ajaran yang lainnya agar
dapat membantu atau memotivasi para penganut yang lain untuk semakin mencintai
dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
1. Pendekatan Teologis
Disadari bahwa Al Qur’an sedikit sekali berbicara tentang kejadian alam
(kosmogoni), Namun bukan berarti bahwa Al Qur’an tidak memberikan
perhatian yang serius terhadap lingkungan hidup. Mungkin dengan alasan
bahwa pada saat Al Qur,an diturunkan masalah lingkungan hidup belumnlah
menjadi masalah yang mendesak, sehingga permasalahan alam ketika itu bisa
terjawab oleh Al Qur’an. Sekarang ini yang terpenting adalah bukan masalah
minimnya Al Qu’an dalam menjawab persoalan lingkungan hidup, tetapi justru
sebaliknya bagaimana menggunakan sedikit teks atau ajaran-ajaran dalam Al
Qur’an tentang kejadian alam atau lingkungan hidup dapat dijadikan dasar
pengembangan pemikiran bagi umat islam untuk semakin peduli terhadap
pelestarian lingkungan hidup.
Dalam bagian tertentu Al Qur’an mengatakan bahwa Allah adalah pemilik
yang mutlak dari alam semesta dan penguasa alam semesta yang tak dapat
disangkal disamping pemeliharaanya yang maha pengasih. Karena kekuasaan
Nya yang mutlak maka jika Allah hendak menciptakan langit dan bumi,maka
Dia berkata kepada keduanya: “Jadilah kalian, baik dengan suka maupun
dengan terpaksa”. (Q.S Al- Fussilat [41]:11).

15
v‫ا‬vَ‫ه‬vَ‫ ل‬v‫ َل‬v‫ا‬vَ‫ق‬vَ‫ ف‬v‫ن‬vٌ v‫ ا‬v‫خ‬vَ v‫ ُد‬v‫ َي‬v‫ ِه‬v‫ َو‬v‫ ِء‬v‫ ا‬v‫ َم‬v‫ َّس‬v‫ل‬v‫ ا‬v‫ى‬vَ‫ل‬vِ‫ إ‬v‫ى‬vٰ v‫ َو‬vَ‫ ت‬v‫ ْس‬v‫ ا‬v‫ َّم‬vُ‫ث‬
v‫ن‬vَ v‫ ي‬v‫ ِع‬vِ‫ئ‬v‫ ا‬vَ‫ ط‬v‫ا‬vَ‫ ن‬v‫ ْي‬vَ‫ت‬vَ‫ أ‬v‫ا‬vَ‫ت‬vَ‫ل‬v‫ا‬vَ‫ ق‬ v‫ا‬vً‫ ه‬v‫ر‬vْ v‫ َك‬v‫و‬vْ vَ‫ أ‬v‫ ا‬v‫ ًع‬v‫و‬vْ vَ‫ ط‬v‫ا‬vَ‫ي‬vِ‫ ت‬v‫ ْئ‬v‫ ا‬v‫ض‬
ِ v‫ر‬vْ vَ ‫ أْل‬vِ‫ ل‬v‫َو‬
Dari ungkapan tersebut dapat dimaknai secara luas bahwa semestinya
manusia dan alam sebagai makhluk ciptaan Allah sudah seharusnya saling
mengasihi seperti Allah sendiri mengasihi mereka sebagai ciptaan Nya. Petikan
ayat-ayat Al Qur,an tentang alam tersebut kiranya dapat dijadikan dasar atau
pedoman teologis guna membangun atau memperkokoh, bahwa Al Qur,an
secara langsung memberikan tempat terpenting terhadap ciptaan Allah dan
unsur-unsur alam.Oleh karena itu tidak ada alasan cukup kuat bagi manusia
untuk seenaknya melakukan eksploitasi terhadap alam atau lingkungan hidup
.Sebaliknya diharapkan akan muncul kesadaran mereka untuk menghargai
alam/ lingkungan hidup sebagai sesuatu yang mempunyai kedudukan tinggi
(Rahman, 1983: 95).
2. Pendekatan fiqih
Mengapa pendekatan fiqih perlu dalam membahas masalah lingkungan
hidup, pertama-tama karena fiqih yang berarti juga sebagi sistem pemikiran
hukum Islam.Dapat memberi kepastian bagi mereka yang meyakininya.Dengan
adanya kepastian tersebut umat Islam tidak lagi ragu bahwa masalah
lingkungan hidup adalah masalah yang sangat penting untuk diperhatikan.
Selanjutnya kepastian tersebut dapat diharapkan menjadi sumber motivasi yang
sangat kuat bagi umat Islam khususnya untuk semakin peduli terhadap
lingkungan hidup (Munawar, 1995: 311).
Apalagi melihat situasi modern seperti saat ini yang dengan jelas-jelas
ditandai oleh kerusakan lingkungan hidup yang begitu dhsyat, rasanya fiqih
tentang lingkungan hidup perludikembangkan terus menerus agar dapat
menjawab kebutuhan zaman yang semakin menekankan pentingnya
perlindungan terhadap lingkungan hidup.Dengan kata lain pengembangan fiqih
lingkungan hidup kini bisa menjadi suatu pilihan penting ditengah krisis-krisis
ekologis yang secara sistematis disebabkan oleh keserakahan manusia dan
kecerobohan penggunaan teknologi.
Islam sebagai agama yang secara organik memperhatiakn manusia dan
lingkungannya memiliki potensi amat besar untuk melindungi bumi. Dalam Al

16
Qur’an sendiri kata “bumi” (ardh) disebut sebanyak 485 kali dengan konteks
dan arti yang beragam.Dibagian lain komponen-komponen lain di bumi dan
lingkungan hidup juga disebut dama Al Qur’an dan Hadits.

Sebagai contoh manusia sebagai pusat lingkungan yang disebut sebagai


kholifah terdapat dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 30)

vِ‫ ض‬v‫ر‬vْ vَ ‫أْل‬v‫ ا‬v‫ي‬vِ‫ ف‬v‫ ٌل‬v‫ ِع‬v‫ ا‬v‫ َج‬v‫ِّي‬v‫ن‬vِ‫ إ‬v‫ ِة‬v‫ َك‬vِ‫ اَل ئ‬v‫ َم‬v‫ ْل‬vِ‫ ل‬v‫ك‬ َ v‫ ُّب‬v‫ َر‬v‫ َل‬v‫ا‬vَ‫ ق‬v‫ ْذ‬vِ‫ إ‬v‫َو‬
ُ vِ‫ ف‬v‫ ْس‬vَ‫ ي‬v‫ َو‬v‫ا‬vَ‫ه‬v‫ ي‬vِ‫ ف‬v‫ ُد‬v‫ ِس‬v‫ ْف‬vُ‫ ي‬v‫ن‬vْ v‫ َم‬v‫ا‬vَ‫ه‬v‫ي‬vِ‫ ف‬v‫ ُل‬v‫ َع‬v‫ج‬vْ vَ‫ت‬vَ‫ أ‬v‫ا‬v‫و‬vُ‫ل‬v‫ا‬vَ‫ ق‬vۖ vً‫ة‬vَ‫ف‬v‫ي‬vِ‫ ل‬v‫َخ‬
v‫ك‬
َ vَ‫ ل‬v‫س‬
v‫ِّي‬v‫ن‬vِ‫ إ‬v‫ َل‬v‫ا‬vَ‫ ق‬vۖ v‫ك‬ vُ vِّ‫د‬vَ‫ق‬vُ‫ ن‬v‫و‬vَ v‫ك‬
َ v‫ ِد‬v‫ ْم‬v‫ َح‬vِ‫ ب‬v‫ِّ ُح‬v‫ ب‬v‫ َس‬vُ‫ ن‬v‫ن‬vُ v‫ح‬vْ vَ‫ ن‬v‫ َو‬v‫ َء‬v‫ ا‬v‫ َم‬vِّ‫د‬v‫ل‬v‫ا‬
v‫ن‬vَ v‫ و‬v‫ ُم‬vَ‫ ل‬v‫ ْع‬vَ‫ اَل ت‬v‫ ا‬v‫ َم‬v‫ ُم‬vَ‫ ل‬v‫ ْع‬vَ‫أ‬
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".Segala yang dilangit dan bumi ditundukkan oleh Allah kepada
Manusia, Q.SAl-Jasiyah [45]:13.Manusia, bumi dan makhluk ciptaan lainnya di
alam semesta ini adalah sebuah ekosistem yang kesinambungannya amat
tergantung padamoralitas manusia sebagai khalifah di bumi.
Dalam kerangka pemikiran tersebut, maka melindungi, merawat dan
melestarikan lingkungan hidup menjadi semakin jelas sebagai suatu kewajiban
setiap muslim, karena menurut ajaran Islam sesungguhnya melestarikan
lingkungan hidup sama dengan:
a. Menjaga Agama, dimana perbuatan dosa yang dapat mencemari lingkungan
akan menodai sustansi dari keberagamaan yang benar, dan secara tidak

17
langsung meniadakan tujuan eksistensi manusia di permukaan bumi ini,
serta menodai fungsi ke kholifahan yang dibebankan padamanusia.

b. Menjaga Jiwa,maksudnya perlindungan terhadap kehidupan psikis manusia


dan keselamatan mereka.Sehingga kasus-kasus pembunuhan sebagai sebuah
dosa besar.Begitu pentingnya harga sebuah jiwa, hingga Al Qur’an sendiri
menegaskan dalm surat Al Maidah ayat 32.

vَ vِ‫ ل‬v‫ َذ‬vٰ v‫ ِل‬v‫ج‬vْ vَ‫ أ‬v‫ن‬vْ v‫ِم‬


v‫ن‬vْ v‫ َم‬vُ‫ه‬vَّ‫ن‬vَ‫ أ‬v‫ َل‬v‫ي‬vِ‫ئ‬v‫ ا‬v‫ َر‬v‫ ْس‬vِ‫ إ‬v‫ي‬vِ‫ن‬vَ‫ ب‬v‫ى‬vٰ vَ‫ ل‬v‫ َع‬v‫ا‬vَ‫ ن‬v‫ ْب‬vَ‫ ت‬v‫ َك‬v‫ك‬
v‫ ا‬v‫ َم‬vَّ‫ن‬vَ‫ أ‬v‫ َك‬vَ‫ ف‬v‫ض‬
ِ v‫ر‬vْ vَ ‫أْل‬v‫ ا‬v‫ي‬vِ‫ ف‬v‫ ٍد‬v‫ ا‬v‫ َس‬vَ‫ ف‬v‫و‬vْ vَ‫ أ‬v‫س‬ ٍ v‫ ْف‬vَ‫ ن‬v‫ ِر‬v‫ ْي‬v‫ َغ‬vِ‫ ب‬v‫ ا‬v‫ ًس‬v‫ ْف‬vَ‫ ن‬v‫ َل‬vَ‫ت‬vَ‫ق‬
v‫ا‬vَ‫ ي‬v‫ح‬vْ vَ‫ أ‬v‫ ا‬v‫ َم‬vَّ‫ن‬vَ‫ أ‬v‫ َك‬vَ‫ ف‬v‫ا‬vَ‫ه‬v‫ا‬vَ‫ ي‬v‫ح‬vْ vَ‫ أ‬v‫ن‬vْ v‫ َم‬v‫ َو‬v‫ ا‬v‫ ًع‬v‫ ي‬v‫ ِم‬v‫ َج‬v‫س‬ vَ v‫ا‬vَّ‫ن‬v‫ل‬v‫ ا‬v‫ َل‬vَ‫ت‬vَ‫ق‬
ِ v‫ا‬vَ‫ِّن‬v‫ي‬vَ‫ ب‬v‫ ْل‬v‫ا‬vِ‫ ب‬v‫ا‬vَ‫ن‬vُ‫ ل‬v‫ ُس‬v‫ ُر‬v‫ ْم‬vُ‫ ه‬v‫ ْت‬v‫ َء‬v‫ ا‬v‫ َج‬v‫ ْد‬vَ‫ق‬vَ‫ ل‬v‫و‬vَ vۚ v‫ ا‬v‫ ًع‬v‫ ي‬v‫ ِم‬v‫ َج‬v‫س‬
v‫ َّم‬vُ‫ ث‬v‫ت‬ vَ v‫ا‬vَّ‫ن‬v‫ل‬v‫ا‬
v‫ن‬vَ v‫و‬vُ‫ ف‬v‫ ِر‬v‫ ْس‬v‫ ُم‬vَ‫ ل‬v‫ض‬ v
‫ر‬ْ
v َ
v ‫أْل‬ v
‫ا‬ v
‫ي‬ vِ ‫ف‬ v
‫ك‬َ v
ِ ‫ل‬ َ
v
‫ذ‬ ٰ v‫ َد‬v‫ ْع‬vَ‫ ب‬v‫ ْم‬vُ‫ ه‬v‫ ْن‬v‫ ِم‬v‫ ا‬v‫ر‬vً v‫ ي‬vِ‫ ث‬v‫ َك‬v‫ن‬vَّ v‫إ‬
v
ِ ِ
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, dan membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh anusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kedhidupan manusia,
maka seakan-akan dia memelihara kehidupan manusia seluruhnya”.(Q.S
Al Maida [5]: 32)
c. Menjaga Keturunan, dimaksudkan adalah keturunan umat Islam diatas
bumiyaitu menjaga keberlangsungan generasi masa depan dengan menjaga
segala bentuk eksploitasi sumber-sumber rezeki yang menjadi hak generasi
yang akan datang.
d. Menjaga Akal, dalam pengertian luas mengandung arti menjaga manusia
dengan seluruh unsur penciptaanya , jasmani, akal dan jiwa.Maka upaya
menjaga keberlangsungan hidup manusia tidak akan berjalan kecuali kalau

18
akalnya di jaga oleh karenanya mereka berbeda dengan hewan.Pengrusakan
lingkungan hidup yang dilakukan manusia selain berakibat pada diri
manusia juga dikatagorikan sebagai perbuatan gila,karena tidak lagi bisa
menjaga keseimbangan dalam berpikir,keseimbangan antara yang maslahat
dan yang merusak.
e. Menjaga Harta, harta disini bukan hanya uang, emas dan permata saja,
tetapi bumi dan isinya adalah harta yang wajib dilestarikan (Qaradhawi,
2002: 236).
Oleh karena itu rasa sangat perlu sekali gagasan-gagasan yang telah
terungkap diatas diintegrasikan dan disosialisasikan kepada segenap umat
muslim dan selanjutnnya pada masyarakat yang luas dengan cara yang
baru.Dalam hal ini khususnya para Ulama’ memiliki peran yang sangat penting
untuk mewujudkan gagasan-gagasan dalam rangka pelestarian lingkungan
hidup. Ulama’ harus meyakinkan publik bahwa tanggung jawab atas kerusakan
lingkungan hidup menjadi tanggung jawab/ beban setiap muslim, bukan hanya
institusi atau lembaga saja.
Pandangan-pandangan tersebut diatas tentunya sangat bermanfaat untuk
menanggapi krisis lingkungan hidup saat ini serta dijadikan dasar motivasi bagi
umat islam yang hendak mewujudkan kepeduliannya terhadap lingkungan
hidup.

19
BAB III
KESIMPULAN

1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya.
2. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup yaitu manusia sebagai khalifah
dibumi yang menjadi tempat tinggalnyamemiliki amanah dari Allah SWT untuk
senantiasa melestarikan, menjaga serta merawat bumi sebagai tempat tingalnya.
3. Allah SWT telah menganugerahi kepada manusia beragam potensi yang seharusnya
digunakan manusia untuk menjaga keseimbangan alam. Dengan melakukan hal-hal
yang dapat menunjang kebaikan bagi alam, maka selama itu kehidupan manusia
akan aman dan nyaman.
4. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan menyebabkan kondisi lingkungan
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup
yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat
dikarenakan proses alam dan karena aktivitas manusia.
5. Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab manusia
sebagai khalifah di bumi. Upaya pelestarian lingkungan telah tercantum dalam
Peratutan Undang-undang serta dapat dilakukan dengan kesadaran masing-masing
manusia.
6. Melindungi, merawat dan melestarikan lingkungan hidup menjadi suatu kewajiban
setiap muslim, karena menurut ajaran Islamsesungguhnya melestarikan lingkungan
hidup sama dengan menjaga agama, menjaga jiwa (Q.S Al Maida [5]: 32),
menjaga keturunan, menjaga akal dan menjaga harta.

20
.

DAFTAR PUSTAKA

Alex. (2004). Kamus Ilmiah Populer Kontemporer. Suarabaya: Karya Harapan.

Jaya, E. (1988). Kumpulan peraturan bidang Lingkungan Hidup. Jakarta: Bineka

Munawar, B. (1995). Kotekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina.

Qaradhawi, Y. (2002). Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Rahman, F. (1983). Tema pokok Al Qur,an, diterjemahkan dari Mayor Themes of Al


qur’an terbitan Bibliotheca Islamica,Chicago, 1980. Bandung: Pustaka

Shihab, Q. (1994). Membumikan Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan


Masyarakat. Bandung: Mizan.

Soewondo, N. (1982). Hukum dan Kependudukan di Indonesia. Bandung: Binacipta.

Thalhah, M. (2008). Fiqih ekologi. Yogyakarta: Total Media.

21

Anda mungkin juga menyukai