Kelompok 1 :
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya karena telah memberi nikmat sehat dan juga kesempatan sehingga kami bisa
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Korelasi Antara Umat Muslim Dengan
Ekologi”. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dari Umi Dr. Hj. Romlah, M. Pd.I Pada
mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup. Kami berharap Agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi kami pribadi dan juga para pembacanya.
Tidak lupa juga pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepad
Umi Dr. Hj. Romlah, M. Pd.I Selaku dosen pada mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup di
Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, Fakultas Adab, Universitas Islam
Negeri Raden intan Lampung, karena telah memberi arahan yang sangat membantu dalam
penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat tebuka dengan senang hati bila ada yang ingin
memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat lebih baik lagi baik dalam segi
penulisan maupun tata letak bahasanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar lingkungan hidup dalam lingkup agama islam.
2. Untuk mengetahui korelasi antara umat muslim dengan Ekologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 M. Muhtarom Ilyas, “ Lingkungan Hidup Dalam Pandangan Islam “, Jurnal Sosial Humaniora, Vol.1 No.2,
November 2008, hal 155
2 Ibid., hal 155-156.
3 Ibid , hal 156.
3
prioritas pembangunan yang Secara strategi mampu menjangkau sebanyak mungkin segi
kehidupan4
Islam diturunkan sebagai sebuah pedoman. Tujuannya agar manusia dapat
menentukan mana yang baik dan yang batil. Islam merupakan agama samawi yang ajarannya
berisi perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebaikan manusia. Kebaikan itu tak hanya di
dunia, tetapi juga di akhirat.Islam pun memberi petunjuk bagi seluruh kehidupan manusia,
termasuk dalam memperlakukan alam dan lingkungan hidup. Muslim mempunyai panduan
jelas dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Mereka didorong untuk ramah pada
lingkungan dan tak m erusaknya.5
Cendekiawan Muslim Yusuf Al Qaradhawi dalam bukunya yang berjudul Islam
Agama Ramah Lingkungan mengatakan, menjaga lingkungan sama dengan menjaga jiwa.
Menurut dia, ini tak diragukan lagi. Sebab, rusaknya lingkungan, pencemaran, dan pelecehan
terhadap keseimbangannya akan membahayakan kehidupan manusia.Lebih jauh, ia
menegaskan, menjaga lingkungan juga sama dengan menjaga keturunan, yang berarti
keturunan manusia di muka bumi. Kerusakan yang dibuat sekarang akan diwariskan kepada
generasi mendatang. Merekalah yang kelak menanggung akibat dari kerusakan tersebut.Tak
hanya itu, Al Qaradhawi mengatakan bahwa menjaga lingkungan juga sama dengan menjaga
harta. Allah SWT membekali manusia dengan harta untuk menjalani kehidupan di bumi.
Harta itu bukan hanya uang, tetapi bumi, pohon, dan tanaman pun adalah harta. 6
Dalam Islam juga ada ajaran untuk hidup berharmoni dengan alam, seperti Alquran
menyatakan bahwa seluruh alam semesta adalah milik Tuhan (QS Al Baqarah, 2:284).
Manusia diberi izin tinggal di dalamnya untuk sementara dalam rangka memenuhi tujuan
yang telah direncanakan dan ditetapkan Tuhan (QS Al Ahqaf, 46: 3). Dengan begitu alam
bukanlah milik hakiki manusia. 7
Kepemilikan manusia hanyalah amanat, titipan atas pinjaman yang pada saatnya harus
dikembalikan dalam keadaannya seperti semula. Bahkan manusia yang baik justru akan
mengembalikan titipan tersebut dalam keadaan yang lebih baik dari ketika dia menerimanya.
Nabi bersabda : ”Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik dalam mengembalikan utangnya.”
Titipan yang dikembalikan tersebut selanjutnya akan didistribusikan kembali bagi orang atau
generasi sesudahnya sampai hari kiamat. 8
Dalam ayat lain Tuhan juga mengecam manusia yang merusak alam. Dia sangat tidak
menyukai orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi (QS Al Baqarah, 2:60, 205;
Al Aíraf, 7:56, 85; Al Qashash, 28: 88; Al Syuíara, 26: 183 dll)(Muhammad, 2005). Tindakan
merusak alam merupakan bentuk kedzaliman dan kebodohan manusia,Alquran juga
menggambarkan kebinasaan ummat terdahulu akibat tindakan merusak alam. Semua
perbuatan manusia yang dapat merugikan kehidupan manusia merupakan perbuatan dosa dan
4
kemungkaran. Siapa saja yang menyaksikan tindakan tersebut berkewajiban
menghentikannya. Negara sebagai pengawas alam berkewajiban menyeret pelakunya ke
pengadilan agar dia mempertanggungjawabkan perbuatannya. 9
Keseimbangan lingkungan akan sangat tergantung kepada usaha Manusia. Selama
manusia bisa memanfaatkan sumber daya alam secara teratur Dan tidak berlebihan, manusia
akan mendapat keuntungan dari alam. Manusia Selalu berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya. Ia mempengaruhi dan Dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya, ia berbentuk dan
dibentuk oleh Lingkungan hidupnya. Oleh karenanya, ‘kehidupan makhluk’, baik tumbuhan
Maupun binatang termasuk manusia saling terkait dalam suatu tatanan Lingkungan hidup.
Misalnya bila terjadi gangguan yang luar biasa terhadap Salah satu unsur jenis makhluk dari
lingkungan hidup oleh karena kegiatan Manusia atau proses alam, maka akan terjadi pula
gangguan terhadap Keseimbangan dalam lingkungan hidup (ekosisitem) secara menyeluruh.
Antara individu dengan lingkungannya itu setiap saat terjadi suatu Kerja balik yang
terus-menerus. Dalam konteks interaksi (kerja balik) ini Individu berada dalam posisi sebagai
subyek atau obyek. Sebagai subyek Berarti individu mempengaruhi atau memberikan reaksi
kepada lingkungan, Dan sebagai objek berarti individu dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan
Demikian, berarti kedudukan individu selalu dalam sikap subjek-objek”. Adapun sikap yang
mungkin dilancarkan individu sebagai reaksi Terhadap lingkungannya dapat berbentuk :
1) Bertahan diri terhadap lingkungan.
2) Memetik guna daripada lingkungan.
3) Partisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan.
4) Penyesuaian diri (adaptasi)
Maka dari itu kita sebagai manusia yang tinggal dibumi sudah seharusnya kita
menjaga lingkungan disekitar kita dalam rangka menjaga keseimbangan alam.Sebagai
makhluk berakal, sudah seharusnya manusia bisa mengubah pola hidup yang lebih ramah
agar tidak membahayakan lingkungan.Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa menjaga
kelestarian alam, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan
plastik, tidak menebang pohon, banyak menanam pohon, dan masih banyak lagi.Hal tersebut
sebagai bentuk nyata agar bumi yang kita tinggali bisa tetap indah, lestari, dan nyaman untuk
ditinggali hingga generasi-generasi selanjutnya.Untuk mewujudkan alam yang lestari
membutuhkan kerja sama yang baik dari setiap orang. Perlu saling mengingatkan agar orang-
orang di sekitar kita bisa menjaga kelestarian alam.
9 Ibid.
5
Dalam ajaran islam sangat menganjurkan dan peduli akan Alam, bahkan sangat
banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan Manusia untuk memelihara dan mengelola
alam guna keberlangsungan Hidup manusia, sehingga manusia mesti peka terhadap isu-isu
Lingkungan hidup. Hubungan agama islam dan konsep ekologis Islam menurut Nasr bahwa
krisis yang dialami manusia, salah Satunya yaitu krisis lingkungan yang terjadi akibat dari
ulah manusia modern yang cenderung meninggalkan dimensi spiritualitasnya. Dengan
semakin canggihnya teknologi menjadikan manusia modern mudah megeksploitasi alam
tanpa menggunakan unsur spiritualnya. Pandangan spiritualitas menurut Nasr merupakan hal
yang sangat penting dalam kehidupan manusia demi keberlangsungan bumi dan isinya.
Kerusakan alam dan lingkungan hidup yang lebih dahsyat bukanlah disebabkan oleh proses
alam yang semakin tua, akan tetapi justru akibat dari ulah tangan-tangan manusia yang selalu
berdalih memanfaatkannya, yang sesungguhnya sering kali mengeksploitasi tanpa
mempedulikan kerusakan-kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya (Fadjar, 2005) 10
Hasil riset pada masyarakat kontemporer yang antara lain Dilakukan oleh
Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) serta puluhan badan riset dalam
kelompok G-8 (Negara-Negara maju) dan G-20 (Negara ekonomi besar berjumlah 20)
Menyimpulkan bahwa peningkatan suhu permukaan bumi, Kerusakan lingkungan hidup serta
terkurasnya sumber daya alam Disebabkan oleh aktivitas manusia sepanjang sejarah,
sehingga Dalam skala global, eksplotasi sumber daya alam yang semakin Intensif di berbagai
kawasan dunia dilakukan oleh masyarakat Industri yang nampaknya tidak memiliki
kompetensi dan Kecerdasan ekologis (Supriatna, 2016).11
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terbesar Dan teristimewa di antara
makhluk lainnya, sehingga manusia Mampu mewujudkan perbuatan yang paling tinggi pula.
Mufid (2010). Manusia sebagai makhluk kosmis (microcosmos, istilah Dari Ibnu Maskawih)
yang dibekali dengan perangkat lengkap dengan Semua persyaratan, syarat yang menyatakan
bahwa manusia sebagai Suatu kesatuan jiwa raga dalam hubungan timbal balik dengan dunia
Dan sesamanya. Di era modern ini peniadaan hal-hal yang bersifat sakral (tardisi) menjadikan
penyebab terjadinya krisis ekologi, hal ini Sejalan dengan pendapat Nasr (dalam Syakur,
2008)Bahwa Peniadaan hal-hal yang bersifat sakral dalam era modern ini Merupakan salah
satu faktor penyebab terjadinya krisis ekologi dan Proses dehumanisasi yang menyertainya
seperti yang diderita saat Ini. Bahkan akar-akar budaya modernitas yang dianggap sebagai
Penyebab terserabutnya pandangan tradisional religius terhadap Alam semesta, yakni alam
sebagai tanda-tanda kebesaran sang Pencipta. Krisis ekologi yang terjadi di muka bumi
menjadikan Diskusi-diskusi dalam bidang sains dan agama terasa mendesak, Jika setiap
manusia dari berbagai perspektif yang berbeda tidakdapat menyepakati keprihatinan bersama
akan dunia, maka sistem Kehidupan di muka bumi terancam bahaya kehancuran akibat ulah
Daripada manusia.12
Manusia bertanggung jawab terhadap keberlanjutan ekosistem karena manusia
diciptakan sebagai khalifah (Nahdi, 2008). Dalam konteks Al-Quran memandang manusia
sebagai “wakil” atau “khalifah” Allah di bumi, untuk memfungsikan kekhalifahannya Tuhan
telah melengkapi manusia potensi intelektual dan spiritual sekaligus (Hafsin, 2007)10. Sesuai
10 Watsiqotul dkk, “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di Muka Bumi Perspektif Ekologis Dalam Ajaran
Islam”, Jurnal Penelitian, Vol. 12, No. 2, Agustus 2018, hal. 356-357.
11 Ibid., hal. 357.
12 Ibid , hal. 358-359.
6
dengan UU RI Nomor 23 Tahun 1997 yang menyatakan pengertian lingkungan hidup itu
sendiri yang didalamnya telah melibatkan peranan manusia dan perilakunya dalam
menyejahterakan makhluk hidup dan dirinya. Karena secara etika manusia berkewajiban dan
bertanggung jawab terbesar terhadap lingkungan dibandingkan dengan makhluk lainnya. 13
Allah menganugrahi akal kepada manusia, dan dengan akal itulah Allah menurunkan
agama. agama sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan, merupakan dasar untuk
mengatur bagaimana berhubungan dengan sang pencipta dan hubungan dengan alam semesta.
Manusia dalam agama merupakan bagian dari lingkungan hidupnya, sehingga manusia
ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini. Seperti dalam firman Allah, yaitu:
ُ الد َم ٰۤا َء َونَحنُ نُ َسبِ ُح بِ َحمدِكَ َونُ َق ِد
س ِ ُض َخلِيفَة ۗ َقالُ ْٓوا اَتَجعَ ُل فِي َها َمن يُّفسِ دُ فِي َها َويَس ِفك َ َواِذ َقا َل َربُّكَ لِل َم ٰۤل ِٕى َك ِة ِانِي َجاعِل فِى
ِ اْلر
َلَكَ ۗ قَا َل اِن ِْٓي اَعلَ ُم َما َْل تَعلَ ُمون
Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30)14
Dalam konsep ekologi manusia, terdapat berbagai macam Pandangan dalam
memandang hubungan antara manusia dan Alam. Islam mengakui keberadaan semua
makhluk hidup di muka Bumi sebagai kesatuan atas penciptaan dari sang khalik, sehingga
Jika terjadi kerusakan terhadap ciptaan Allah, hal ini merupakan pengingkaran terhadap
ciptaan Allah. Bahkan lebih dalam lagi, Islam memiliki prinsip-prinsip dasar dalam upaya
melestarikan Lingkungan hidup dan sumber daya alam. Kewajiban manusia untuk mengelola
alam dan menjaga Akan diminta pertanggungjawabannya, sehingga manusia tidak Berhak
berlaku sewenang-wenang dalam memimpin dan mengelola Alam. Mengenai kewajiban
manusia sebagai khalifah atau penguasa (pemimpin) yang harus bertanggung jawab atas
perbuatannya Terdapat pada hadits nabi yaitu “masing-masing kamu adalah orang yang
Bertanggung jawab, maka akan diminta (kelak) pertanggungjawabannya, Raja adalah orang
yang bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinya, Dan dia (penguasa) akan dimintai
pertanggungjwabannya tentang mereka, Seorang laki-laki kepala rumah tangga bertanggung
jawab atas keluarganya Dan akan dimintai pertanggungjawabannya tentang mereka, dan
seora ng Perempuan sebagai ibu rumah tangga harus bertanggung jawab atas suami Dan
anak-anaknya dan akan dimintai pertanggungjawabannya tentang Mereka, pembantu
bertanggung jawab atas harta majikannya, dan akan Diminta pertanggungjawabannya tentang
itu, ingatkah bahwa masing-masing Kamu adalah orang yang bertanggung jawab, dan setiap
kamu akan dimintai Pertanggungjawaban atas apa yang kamu lekolanya” (HR. Imam Bukhari
Dari Abdullah Ibnu Umar). 15
7
Islam sebagai agama dalam kehidupan sejatinya memiliki Visi dan misi rahmah li al-
Alamin (kebaikan bagi semesta alam), Dengan mewujudkan visi dan misi tersebutlah Allah
menugaskan Kepada manusia sebagai khalifah di Bumi. Seperti yang dijalaskan dalam surat
Al-Ahzab [33] ayat 72, yaitu:
ظلُوما َج ُهو اْل ۗ ض وال ِج َبا ِل فَا َ َبينَ اَن يَّحمِ لنَها واَشفَقنَ مِ نها و َح َملَها اْلِن َس
َ َانُ اِنَّه كَان ِ علَى السَّمو
َ َع َرضنَا اْلَ َمانَة
َ َ َ َ َ َ ِ ت َواْلَر َ اِنَّا
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu
sangat zalim dan sangat bodoh”. (QS. AL-Ahzab: 72)16
Tugas manusia sebagai khalifah adalah untuk menjaga dan bertanggungjawab atas
dirinya, sesama manusia dan alam yang menjadi sumber penghidupan. Karena sudah menjadi
kewajiban bagi manusia yang merupakan khalifah di bumi memiliki dua bentuk sunatullah
yang harus dilakukan, yaitu baik kewajibannya antara manusia dengan tuhannya, antara
sesama manusia sendiri, dan antara manusia dengan ekosistemnya. Kewajiban tersebut haru
dilaksanakan karena merupakan amanah dari Allah sang pencipta. Tanggung jawab manusia
terhadap moral agama sebagai khalifah di bumi yaitu mengelola sebaik-baiknya alam semesta
dan kehidupan sosial didalamnya. Kehidupan manusia sangat tergantung kepada komponen-
komponen lain dalam ekosistem sehingga secara moral manusia terhadap alam dituntut untuk
bertanggungjawa kepada kelangsungan, keseimbangan dan kelestarian alam yang menjadi
sumber kehidupannya.17
Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup, baik alam ataupun
lingkungan sosial merupakan tugas daripada khalifah dalam upacara memformasi bumi,
Madjid menegaskan bahwa muara dari semua prinsip kekhalifahan manusia adalah reformasi
bumi (Madjid, 2009)22. Permasalahan lingkungan alam semakin berkembang seiring
berjalannya waktu dan saling terkait secara global. Bahkan masing-masing manusia dalam
setiap negara berlomba-lomba merusak sumber daya alam dengan dilakukannya
pembangunana yang dilakukan, khususnya yang paling banyak berada di negara berkembang.
Tugas dari seorang khalifah menjadikan perlindungan bagi umat dan menjaga kelestarian
alam (ekosistem), sehingga khalifah dan umat harus bersatu dan saling mencintai guna
menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat islam dan keberlangsungan hidup. 18
Manusia telah mendapatkan mandat untuk menjadi khalifah fi al-ardli (pengganti atau
Wakil Allah SWT di bumi) yang mengharuskannya tidak hanya mengambil manfaat dari
Alam untuk memenuhi kebutuhannya, namun juga mengelola dan menjaganya secara
Bijaksana agar tetap seimbang, harmonik, terukur dan lestari. Tugas sebagai khalifah itu
Diberikan bersamaan dengan tugas individualnya sebagai ‘abdullah (hamba Allah) untuk
Menunaikan kewajiban-kewajiban ibadah personalnya, antara lain melalui hubungan vertikal
Dengan Allah SWT. Kekhalifahan dalam konteks ini meliputi tiga unsur yakni manusia, alam
16 Ibid.
17 Ibid., hal, 367.
18 Ibid.
8
raya serta Hubungan manusia dan alam raya. Hubungan manusia dan alam tidak dipandang
sebagai Hubungan penakluk dan yang ditaklukkan, tapi hubungan dalam kebersamaan dan
Ketundukan kepada Allah SWT. Bahkan hubungan antara manusia dan alam diposisikan
Sebagai pemelihara yang saling membutuhkan satu sama lain. Artinya, dalam konteks tugas
manusia sebagai khalifah adalah memelihara dan memakmurkan bumi (Shihab, 1992: 29 dan
295).19
19 Saefullah, “Nalar Ekologi Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Penelitian, Vol. 13, No.2, 2016. hal, 118-119.
9
Bab III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan,
tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia dalam pandangan islam, alam semesta termasuk
bumi seisinya adalah ciptaan Tuhan dan diciptakan dalam keseoimbangan, proporsional dan
terukur atau mempunyai ukuran-ukuran, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Sebagai
makhluk berakal, sudah seharusnya manusia bisa mengubah pola hidup yang lebih ramah
agar tidak membahayakan lingkungan.Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa menjaga
kelestarian alam, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan
plastik, tidak menebang pohon, banyak menanam pohon, dan masih banyak lagi.Hal tersebut
sebagai bentuk nyata agar bumi yang kita tinggali bisa tetap indah, lestari, dan nyaman untuk
ditinggali hingga generasi-generasi selanjutnya.Untuk mewujudkan alam yang lestari
membutuhkan kerja sama yang baik dari setiap orang. Perlu saling mengingatkan agar orang-
orang di sekitar kita bisa menjaga kelestarian alam.
Manusia adalah Khalifah di muka bumi ini, Tugas manusia sebagai khalifah adalah
untuk menjaga dan bertanggungjawab atas dirinya, sesama manusia dan alam yang menjadi
sumber penghidupan. Karena sudah menjadi kewajiban bagi manusia yang merupakan
khalifah di bumi memiliki dua bentuk sunatullah yang harus dilakukan, yaitu baik
kewajibannya antara manusia dengan tuhannya, antara sesama manusia sendiri, dan antara
manusia dengan ekosistemnya. Kewajiban tersebut haru dilaksanakan karena merupakan
amanah dari Allah sang pencipta. Tanggung jawab manusia terhadap moral agama sebagai
khalifah di bumi yaitu mengelola sebaik-baiknya alam semesta dan kehidupan sosial
didalamnya. Kehidupan manusia sangat tergantung kepada komponen-komponen lain dalam
ekosistem sehingga secara moral manusia terhadap alam dituntut untuk bertanggungjawa
kepada kelangsungan, keseimbangan dan kelestarian alam yang menjadi sumber
kehidupannya.
B . Saran
Bumi sangat penting untuk kita jaga keseimbangan ekosistem dan dilestarikan agar
kita dapat mengambil manfaatnya dan dapat kita wariskan terhadap generasi selanjutnya.
Oleh sebab itu kita semua harus mengintropeksi diri, tanyakan pada benak diri kita sendiri,
sudahkah selama ini kita peduli dengan keadaan lingkungan disekitar kita, kalau belum,
marilah mulai detik ini kita sama-smaa memupuk rasa cinta kita terhadap keberlangsungan
ekosistem di bumi yang kita tinggali ini agar keseimbangan ekosistem dibumi ini dapat
terjaga dan terpelihara sehingga akan dapat diwariskan oleh generasi selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11