Anda di halaman 1dari 24

Ijtimaiya : Journal of Social Science Teaching

Vol. 02 No. 01 Tahun 2018


Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Institut Agama Islam Negeri Kudus
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Ijtimaia
issn: 2580-8990

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN


HIDUP DALAM ISLAM

Ahmad Fataha1
aDosen IAIN Kudus; 1ahmadfatah@stainkudus.ac.id

Informasi artikel ABSTRACT

Sejarah artikel: This study aims to discuss the value of education and environmental
Diterima conservation in the Islamic view. The discussion of environmental
Revisi conservation is factual and contextual. This will be more interesting
Dipublikasikan √ if viewed from the view of Islam. The environment in Islam with
Keyword: variants pivots the awareness that everything is God's and should be
Value Of Education, used for the purposes that God has set forth. This is indeed the
Environmental essence of the manifestation of a servant's gratitude towards the
Conservation, Islam favors given by the creator. Man as the holder of the mandate
(khalîfah Allâh fî al-ardh) is commanded to use the mandate of the
management of the earth and its contents in the framework of
obedience to Allah subhanahu wata'ala.

ABSTRAK

Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk membahas nilai pendidikan dan
Pendidikan nilai, pelestarian lingkungan dalam pandangan Islam. Diskusi tentang
Pelestarian pelestarian lingkungan bersifat faktual dan kontekstual. Hal ini
Lingkungan, Islam akan lebih menarik jika dilihat dari pandangan Islam. Lingkungan
dalam Islam dengan berbagai varian berporos pada kesadaran
bahwa semuanya adalah milik Allah dan harus digunakan untuk
tujuan yang telah ditetapkan Allah. Ini adalah esensi dari
manifestasi rasa syukur seorang hamba terhadap nikmat yang
diberikan oleh sang Pencipta. Manusia sebagai pemegang mandat
(khalifah Allah fi al-ardh) diperintahkan untuk menggunakan
mandat pengelolaan bumi dan isinya dalam kerangka ketaatan
kepada Allah subhanahu wata'ala.

Copyright © 2018 Tadris IPS Institut Agama Islam Negeri Kudus. All RightReserved

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


1
A. PENDAHULUAN kelangsungan kehidupan makhluk

Lingkungan hidup adalah hidup.

objek kajian yang menarik, baik dari Namun ada beberapa berita

sudut pandang idealitas maupun tentang kerusakan lingkungan,

realitas. Apalagi jika dihubungkan kerusakan hutan, kerusakan

dengan pendidikan Islam. Secara ekosistem laut dan lain sebagainya.

realitas ada beberapa hal penting Diantaranya adanya berita bahwa

yang perlu menjadi perhatian bagi hingga Oktober 2015 1.081 hektar

pemerhati lingkungan dan pemerhati hutan di Jawa Tengah terbakar.

pendidikan. Diantaranya adalah Penyebab utama dari kebakaran

terjadinya kebakaran hutan. Hutan tersebut adalah ulah manusia (Suara

merupakan sumber penting dalam Merdeka, 2015). Hal ini baru tentang

kehidupan manusia. Hutan menjadi hutan, dan baru didaerah Jawa

sumber oksigen, maka disebutlah Tengah. Padahal luas hutan Indonesia

sebagai “paru-paru” dunia. Hutan sangat luas yang menyebar

juga sebagai sumber air, karena dari diberbagai provinsi.

sekian milyaran tumbuhan menjadi Pendidikan bertujuan untuk

penopang dan penyimpan air bagi memanusiakan manusia.

kehidupan. Hutan juga sebagai Indikatornya adalah terbentuknya

sumber dari berkembangnya flora manusia yang memiliki kesadaran

(dunia tumbuhan) dan fauna (dunia dan pemahaman serta keterampilan

hewan). Singkat kata, hutan secara sebagai individual person maupun

riil merupakan bagian penting dari social person. Sementara tujuan

lingkungan hidup yang memiliki pendidikan Islam adalah

peran dan kontribusi bagi terbentuknya insan kamil untuk

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


2
menuju kebahagiaan dunia akhirat. termasuk didalamnya, atau

Ini menunjukkan bahwa proses lingkaran yang terlingkung dalam

pendidikan adalah proses suatu daerah atau sekitarnya,

internalisasi nilai-nilai dan bekerja sebagaimana mestinya

pengetahuan agar manusia memiliki yang dapat mempengaruhi

pemahaman dan keseimbangan penghidupan dan kehidupan

dalam berbagai aspek. Pemahaman manusia, binatang, tumbuh-

dan keseimbangan aspek individual tumbuhan ataupun makhluk yang

dan sosial, aspek dunia dan akhirat. lainnya (Poerwadarminta, 1976:

Dan yang lebih penting lagi adalah 192). Dalam kamus lingkungan

adanya pemahaman dan hidup yang disusun Michael

keseimbangan aspek hubungan Allaby, lingkungan hidup itu

dengan Allah, hubungan dengan diartikan sebagai the phisycal,

sesama manusia dan hubungan chemical and biotic condition

dengan lingkungan alam. Hal inilah surrounding and organism (Allaby,

yang membuat kajian tentang 1979).

pendidikan Islam dan lingkungan Seorang ahli ilmu

hidup menjadi menarik, inspiratif dan lingkungan (ekologi) Prof. Dr. Ir.

solutif. Otto Soemarwoto, lingkungan

adalah jumlah semua benda dan

B. PEMBAHASAN kondisi yang ada dalam ruang

1. Konsepsi Lingkungan Hidup yang kita tempati yang

Secara bahasa lingkungan mempengaruhi kehidupan kita

hidup diartikan sebagai daerah (Soemarwoto, 1977: 11).

(kawasan dan sebagainya), yang

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


3
Lingkungan hidup adalah satuan-satuannya digolongkan

kesatuan ruang dengan semua sebagai komponen. 2) Daya,

benda, daya, keadaan dan disebut juga dengan energy. 3)

makhluk hidup, termasuk Keadaan, disebut juga kondisi

manusia dan perilakunya, yang atau situasi. 4) Perilaku atau

mempengaruhi kelangsungan tabiat. 5) Ruang, yaitu wadah

perikehidupan dan kesejahteraan berbagai komponen berada. 6)

manusia serta makhluk hidup Proses interaksi, disebut juga

lainnya (Undang-Undang saling mempengaruhi, atau biasa

Republik Indonesia No. 23 Tahun pula disebut dengan jaringan

1997 tentang Lingkungan Hidup). kehidupan (Siahaan, 2004: 6).

Menurut Khaelany, lingkungan Dengan memahami unsur-

adalah segala sesuatu yang ada di unsur diatas, maka secara umum

sekitar tempat hidup atau tempat Unsur-unsur lingkungan hidup

tinggal kita (Khaelany, 1996: 77). dapat dibedakan menjadi tiga:

Menurut Nommy H.T. Pertama, Unsur Hayati (Biotik)

Siahaan merumuskan unsur- yaitu unsur lingkungan hidup

unsur lingkungan sebagai yang terdiri dari makhluk hidup,

berikut: 1) Semua benda, berupa seperti manusia, hewan, tumbuh-

manusia, hewan, tumbuhan, tumbuhan, dan jasad renik.

organisme, tanah, air, udara, Kedua, Unsur Fisik (Abiotik),

rumah, sampah, mobil dan lain- yaitu unsur lingkungan hidup

lain. Keseluruhan yang yang terdiri dari benda-benda

disebutkan ini digolongkan tidak hidup, seperti tanah, air,

sebagai materi. Sedangkan udara, iklim, dan lain-lain. Ketiga,

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


4
Unsur Sosial Budaya, yaitu manusia, binatang, jasad

lingkungan sosial dan budaya renik, tumbuh-tumbuhan dan

yang dibuat manusia yang sebagainya

merupakan sistem nilai, gagasan, c. Lingkungan sosial (Social

dan keyakinan dalam perilaku Environment), yaitu manusia-

sebagai makhluk sosial. manusia lain yang berada di

Kehidupan masyarakat dapat sekitar atau kepada siapa kita

mencapai keteraturan berkat mengadakan hubungan

adanya sistem nilai dan norma pergaulan (Ansyari, 1977:

yang diakui dan ditaati oleh 18).

segenap anggota masyarakat. Dengan memahami

Menurut Fuad Ansyari, pembagian lingkungan hidup

lingkungan hidup ada tiga bagian diatas dapat dipahami bahwa

yaitu: \ lingkungan memiliki cakupan

a. Lingkungan fisik (Physical yang luas dan meliputi berbagai

Environment), Yaitu segala aspek kehidupan.

sesuatu di sekitar kita yang 2. Islam dan Lingkungan Hidup

bersifat benda mati seperti Islam adalah agama yang

gedung, sinar, air dan lain- sangat memperhatikan

lain kelestarian dan keseimbangan

b. Lingkungan biologis Lingkungan hidup, di dalam

(Biological Environment), Alquran telah banyak

yaitu segala sesuatu yang memberikan informasi spiritual

berada di sekitar kita yang kepada manusia untuk selalu

bersifat organis, seperti menjaga dan melestarikan

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


5
lingkungan, sebab apa yang Allah hidup berada dalam suatu sistem

berikan kepada manusia semata- yang terdiri atas komponen-

mata merupakan suatu amanah, komponen yang bekerja secara

hal tersebut dalam Alquran teratur sebagai suatu kesatuan,

banyak membuktikan bahwa atau seperangkat unsur yang

Islam adalah agama yang secara teratur saling berkaitan

mengajarkan kepada umatnya sehingga membentuk suatu

untuk bersikap ramah totalitas (Depdikbud, 1990: 849).

lingkungan, diantara beberapa Dengan demikian lingkungan

pembahasan tentang lingkungan hidup merupakan semua ciptaan

dalam Alquran antara lain: Allah SWT yang memiliki

lingkungan sebagai suatu sistem, keterkaitan antara yang satu

tanggung jawab manusia untuk dengan yang lainnya dan

memelihara lingkungan hidup, terbentuk dalam sebuah sistem

larangan merusak lingkungan, yakni hukum Allah SWT. Telah

sumber daya vital dan dijelaskan didalam Alquran surat

problematikanya, peringatan Al-Hijr ayat 19-20 yang artinya:

mengenai kerusakan lingkungan “Dan Kami telah menghamparkan

hidup yang terjadi karena ulah bumi dan menjadikan padanya

tangan manusia dan pengelolaan gunung-gunung dan Kami

yang mengabaikan petunjuk tumbuhkan padanya segala

Allah serta solusi pengelolaan sesuatu menurut ukuran. Dan

lingkungan (Majid, 1997: 194). Kami telah menjadikan untukmu

Seperti dijelaskan di bumi keperluan-keperluan

sebelumnya bahwa lingkungan hidup, dan (Kami menciptakannya

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


6
pula) makhluk-makhluk yang keterkaitan yang sangat erat,

kamu sekali-kali bukan pemberi karena nilai Islam pada dasarnya

rezeki kepadanya”(Depag RI: memberikan penataan yang

263). bersifat saling berangkulan

Hal ini senada dengan antara berbagai lapangan hidup

pengertian lingkungan hidup, manusia, seperti kehidupan

yaitu sistem yang merupakan sosial, politik, ekonomi dan

kesatuan ruang dengan semua budaya Nilai-nilai Islam itu pada

benda, daya, keadaan, dan hakikatnya adalah kumpulan dari

makhluk hidup termasuk prinsip-prinsip hidup, ajaran-

manusia dan perilakunya yang ajaran tentang bagaimana

menentukan perikehidupan serta manusia seharusnya

kesejahteraan manusia dan menjalankan kehidupannya di

makhluk hidup lainnya. Atau bisa dunia ini, yang mana satu prinsip

juga dikatakan sebagai suatu dengan lainnya saling terkait

sistem kehidupan dimana membentuk satu kesatuan yang

terdapat campur tangan manusia utuh tidak dapat dipisah-

terhadap tatanan ekosistem. Di pisahkan dan wujud nilai-nilai

dalam Islam tidak terdapat Islami tersebut harus dapat

pemisahan antara teologi dan ditransformasikan dalam

duniawi, pada dasarnya semua lapangan kehidupan, dari

hal ikhwal yang menyangkut manifestasi dalam nilai akhlak.ini

kehidupan manusia baik sebagai lah yang akan mengatur pola

individu maupun hubungan hubungan manusia dengan

dengan lingkungannya adalah lingkungan hidup.

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


7
Selanjutnya, menurut secara luas, tauhid juga dapat

Dede Rodin dalam jurnal Al- dimaknai sebagai kesatuan

Tahrir, Vol. 17, No. 2 November (unitas) seluruh ciptaan; manusia

2017 menjelaskan tentang maupun alam dalam relasi-relasi

pandangan Al Qur`an tentang kehidupan.

lingkungan (ekologi). Dari Dalam bahasa lain, tauhid

beberapa term yang digunakan mengandung makna kesatuan

Alquran untuk menyebut (unitas) antara Tuhan, manusia,

lingkungan (ekologi), tampak dan alam sehingga relasi antara

bahwa Alquran telah merespon ketiganya harus berjalan

masalah lingkungan sebelum seimbang dan harmonis.

teori ekologi itu lahir. Dalam Penghilangan salah satu kutub

paradigma tafsir ekologi, dapat akan menyebabkan

dirumuskan prinsip-prinsip etis- ketidakharmonisan.

teologis yang ditawarkan Penghilangan kutub Tuhan akan

Alquran (Islam) sebagai agama menyebabkan sekulerisme yang

ramah lingkungan atau agama mengeksploitasi alam dan

hijau (greendeen) (Rodin, 2017). berujung pada krisis ekologi.

Prinsip-prinsip tersebut antara Sedangkan penghilangan kutub

lain: Pertama, prinsip tauhid. alam, akan menjadikan manusia

Secara harfiah, tauhid berarti miskin pengetahuan dan

kesatuan (unitas), yang secara peradaban. Doktrin tauhid inilah

absolut berarti mengesakan Allah yang sebagaimana dikatakan

dan sekaligus membedakannya Ismail Raji al-Faruqi, menjadi

dari makhluk-Nya. Akan tetapi pandangan dunia

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


8
(weltanschauung) yang memahami alam secara sia-sia

memberikan penjelasan secara merupakan pandangan orang-

holistik tentang realitas. orang kafir (QS. Ṣād: 27), apalagi

Setiap tindakan manusia jika sampai melakukan

yang berhubungan dengan pengrusakan terhadap alam

makhluk lain, harus dilandasi (Rodin, 2017).

keyakinan tentang keesaan dan Kedua, prinsip bahwa

kekuasaan Allah yang mutlak. alam dan lingkungan adalah

Karenanya, tidak sempurna iman bagian dari tanda-tanda (ayat)

seseorang jika tidak peduli Allah di alam semesta. Oleh

lingkungan. Karenanya, manusia karena itu, Alquran memberikan

yang beriman dituntut untuk nama fenomena alam dengan

memfungsikan imannya dengan istilah āyat [pl. āyāt] yang berarti

meyakini bahwa konservasi “tanda”, yakni tanda adanya

lingkungan hidup adalah bagian Allah, tanda kebesaranNya atau

dari iman tersebut. Sebaliknya, tanda perjalanan menuju

orang yang merusak lingkungan kebahagiaan dunia (zahir) dan

dapat dikategorikan kafir akhirat (batin). Baik manusia

ekologis (kufr al-bī’ah). Karena di maupun alam (lingkungan)

antara tanda-tanda kebesaran adalah tanda-tanda Allah, yang

Allah adalah adanya jagad raya saling berhubungan satu sama

ini. Karena itu, merusak lain dan saling tergantung. Dalam

lingkungan sama halnya dengan pandangan Seyyed Hossein Nasr,

ingkar (kafir) terhadap signifikansi alam ini selaras

kebesaran Allah karena dengan signifikansi Alquran,

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


9
dimana Alquran merupakan yang memadai dalam mengelola

representasi wahyu yang alam semesta. Karenanya, tidak

terhimpun dalam lambang sedikit ayat-ayat Alquran yang

bahasa tulisan dan kata (the mengajak manusia untuk

recorded Qur’an), sedangkan meneliti dan menyelidiki langit

alam merupakan representasi dan bumi, segala sesuatu yang

wahyu yang terhampar (Qur’an of dapat dilihat di lingkungan

creation) yang memiliki nilai (binatang, awan, bulan, matahari,

yang sama dengan the recorded pegunungan, hujan, angin, dan

Qur’an. Karena itu, keduanya sebagainya) dan semua

sama-sama disebut dengan ayat- fenomena alam (Rodin, 2017).

ayat Tuhan. Yang pertama ayat Ketiga, prinsip kedudukan

yang menunjuk pada bagian dari manusia sebagai hamba Allah

surah-surah Alquran, dan yang (‘abdullāh) dan wakil Allah di

kedua ayat yang menunjuk pada bumi (khalīfatullāh fi al-arḍ).

kebesaran Tuhan yang Sebagai hamba Allah manusia

terhampar pada diri manusia dan berkewajiban untuk mengabdi

alam semesta. Dalam hal ini kepada-Nya (QS. al-Dhāriyāt: 56)

manusia diperintahkan untuk sehingga konservasi lingkungan

membaca “tanda-tanda” (āyāt) bagian dari pengabdian (ibadah)

alam semesta (lingkungan) yang seseorang kepada Sang Khalik.

diperlihatkan oleh Sang Maha Sedangkan sebagai khalifah Allah

Pencipta dan Pengatur di bumi (QS. al-Baqarah: 30)

lingkungan. Untuk itu, manusia manusia bertugas mewakili Allah

harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengurus dan

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


10
memakmurkan bumi dengan adalah hubungan sebagai

segala isinya (QS. Hūd: 61). pemelihara yang saling

Prinsip ini membuat manusia membutuhkan satu sama lain.

harus menyadari seutuhnya Maka tugas manusia adalah

bahwa, dia adalah aktor memelihara dan memakmurkan

penanggung jawab dalam alam (Rodin, 2017). Untuk

mengelola alam semesta, menjalankan misi kekhalifahan

sekalipun dia dibolehkan tersebut, Allah Swt. Allah

mengambil manfaatnya, tetapi menundukkan alam semesta itu

dia tetap harus memelihara dan untuk manusia (taskhīr) (QS.

menjaga kelestariannya dan Luqmān: 20; Ibrāhīm: 32-33; al-

dilarang merusaknya (QS. al- Jāthiyah: 12-13). Selain itu,

Qaṣaṣ: 77) (Rodin, 2017). manusia juga dibekali dengan

Dalam perspektif Alquran, berbagai potensi untuk

arti kekhalifahan memiliki tiga mengubah kehidupan di dunia ke

unsur, yaitu (1) manusia arah yang lebih baik (QS. al-Ra‘d:

(sendiri) yang dinamai khalifah, 11), ditetapkan arah yang harus

(2) alam raya, yang disebut ia tuju (QS. al-Dhāriyāt: 56),

dalam QS. al-Baqarah: 21 sebagai dianugerahkan kepadanya

bumi, dan (3) hubungan manusia petunjuk untuk menjadi pelita

dengan alam dan segala isinya, dalam perjalanan (QS. al-

termasuk dengan manusia Baqarah: 38), dan ditetapkan

(istikhlāf [tugas-tugas tujuan hidupnya, yakni mengabdi

kekhalifahan]). Selanjutnya kepada Ilahi (QS. al-Dhāriyāt:

hubungan manusia dengan alam 56).

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


11
Keempat, prinsip amanah, harus dikembalikan kepada

yakni amanah untuk Pemiliknya (Rodin, 2017).

memanfaatkan sumber daya Perhatian Islam

alam dan lingkungan dengan mengajarkan umatnya untuk

sebaik-baiknya dan penuh selalu menghormati lingkungan

tanggungjawab dalam batas- hidup juga dijumpai dalam hadits

batas kewajaran ekologis. Untuk seperti anjuran melakukan

itu, manusia dalam penghijaunan, bahkan juga

memanfaatkan sumber daya memberikan ancaman yang

alam, tidak diperkenankan sangat keras terhadap manusia

mengeksploitasi secara yang melakukan kerusakan,

sewenang-wenang, terutama menebang pohon disepanjang

sumber daya umum yang tidak jalan, taman-taman, terlebih lagi

dimiliki perorangan, seperti air, penggundulan hutan, gunung dan

sungai, laut, hutan, dan lain-lain. bukit merupakan dosa besar, hal

Dalam pandangan Alquran, ini didasarkan dari dampak besar

pemilik hakiki lingkungan adalah yang dirasakan oleh semua

Allah (QS. al-Baqarah: 284, Ali makhluk yang hidup di muka

‘Imrān: 109, 129, 180, 189; al- bumi. sebagai mana di

Nisā’: 126, 131, 132, 170, 171; al gambarkan dalam sebuah hadis

Maidah: 17-18, 40, 120; al-A‘rāf: yang artinya: “Barang siapa yang

157; al-Taubah: 116; Yūnus: 55, menebang pohon tanpa alasan

66).Sedangkan kepemilikan maka Allah akan meletakkan

manusia bersifat titipan atau kepalanya di dalam api neraka”

pinjaman yang pada saatnya (Abi Daud, Juz 2 : 782). Dalam

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


12
Hadits lain dari Qatadah dari yang mengajarkan ilmu, orang

Anas Rasulullah bersabda: “Tidak menyewakan aliran sungai,

ada seorang muslim yang membuat sumur, bercocok tanam

menanami suatu tanaman atau kurma, membangun masjid, orang

bercocok tanam di atasnya, yang mewariskan mushaf al-

kemudian dimakan burung, Qur‟an dan orang yang

manusia atau hewan kecuali meninggalkan anak saleh yang

baginya pahala sedekah” selalu memohonkan ampun

(Tirmidzi, tt: 666). kepada orang tuanya” (al

Nilai–nilai cinta terhadap Haitami, 1407: 167).

lingkungan hidup yang diajarkan Dari beberapa Hadis di

dalam Islam menggambarkan atas memberikan gambaran

suatu entitas nilai tauhid yang bahwa bumi sebagai tempat di

mana mencintai dan mana tumbuh-tumbuhan atau

melestarikan lingkungan tanaman berada, pemiliknya

sehingga bermanfaat bagi yang mempunyai kesempatan untuk

lain adalah merupakan ibadah bersedekah sebagai bagian dari

dan terkandung pahala amal ibadah. Ketentuan ajaran

didalamnya, begitu juga dalam Islam kepada manusia untuk

Hadits lain riwayat sahabat Anas, mengelola lingkungan hidup dan

Rasulallah juga bersabda: “Tujuh isinya juga dibarengi dengan

perkara yang pahalanya akan larangan untuk mengeksploitasi,

selalu mengalir bagi seorang hal ini sebagai upaya pelestarian

hamba setelah ia meninggal dunia kekayaan bumi karena Islam

di alam kuburnya yaitu seorang mengajarkan perlunya menjaga

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


13
keseimbangan hidup lingkungan wata'ala, alam adalah segenap

sekitar, disisi lain juga sesuatu ciptaan Allah SWT

mengandung makna bahwa (makhluk), sedangkan Allah

betapa pentingnya bercocok subhanahu wata'ala ialah Sang

tanam (menanam pohon) bahkan Pencipta (Khalik), maka didalam

sampai akhir usia manusia di Al-Qur‟an dijelaskan Allah

planet ini selama hayat masih di subhanahu wata'ala bergelar

kandung badan, kita masih tetap “Rabbul „alamien” yang artinya

di ajarkan untuk tetap menanam Tuhan Alam Semesta, dalam

pohon Melihat ayat Alquran dan menerang kan alam semesta,

hadits diatas maka dapat diambil selain kata “alamien”. Alquran

kesimpulan bahwa pembahasan sering juga menggunakan kalimat

lingkungan hidup dalam Islam “assamaawaat wal ardh”, artinya

meliputi; 1) Lingkungan hidup semua langit dan bumi. Pada

sebagai ciptaan Allah mencakup asalnya Allah SWT menciptakan

alam raya dan seluruh isinya alam ini dengan keseimbangan

dengan Allah sebagai pusatnya . dan keadilan, ini lah hukum dasar

2) Manusia dan lingkungan hidup yang dengannya langit dan bumi

yakni manusia disamping sebagai bisa tegak, dengan neraca

hamba Allah juga sebagai keadilan ini binatang, tumbuhan

Khalifah – Nya dan 3) Alam dan gunung, sungai, daratan dan

sebagai amanah yang harus lautan akan hidup secara

dijaga dan dilestarikan. seimbang, sebagaimana firman

Lingkungan Hidup sebagai Allah dalam surat Al-Mulk ayat 3

ciptaan Allah subhanahu yang artinya: “Yang Telah

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


14
menciptakan tujuh langit menyatakan bahwa Allah adalah

berlapis-lapis. kamu sekali-kali pencipta dan pemilik mutlak dari

tidak melihat pada ciptaan Tuhan setiap kekuatan dan kekayaan di

yang Maha Pemurah sesuatu yang alam semesta ini, kalaupun

tidak seimbang. Maka Lihatlah manusia secara individu

berulang-ulang, Adakah kamu mempunyai hak untuk memiliki

lihat sesuatu yang tidak harta termasuk harta dalam

seimbang” (Depag RI: 562). bentuk tanah, maka sifat

Keseimbangan yang kepemilikanya secara teologis

terjadi ialah menganut hukum bersifat nisbi dan relatif karena

Allah SWT (sunnatullah), dalam pemilik hakikinya adalah Allah.

setiap unsur dan bagian dari Hal ini ditegaskan Allah dalam

alam ini bergerak mengikuti surat Ali Imran ayat 109 yang

hukum yang tertentu dan artinya: “Kepunyaan Allah lah

berdasarkan pada hubungan segala yang ada di langit dan di

teratur yang menunjukkan bumi, dan kepada Allah lah

kesatuan tadbir dan peraturan. dikembalikan segala sesuatu”

Sesuai dalam Alquran surat Al Dengan mendasarkan

Furqaan ayat: 2 yang artinya: pada kajian sumber-sumber

“….dan Dia menciptakan segala tekstual di atas, maka diskursus

sesuatu, lalu menetapkan ukuran- lingkungan hidup dalam Islam

ukurannya dengan tepat. Segala dengan berbagai varian berporos

hal tentang hakikat penciptaan pada kesadaran bahwa semuanya

dalam Islam menyandarkan nilai- adalah milik Allah dan sudah

nilai transenden teologi yang seharusnya digunakan untuk

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


15
kepentingan yang sudah sifat kemanusiaan dan

digariskan Allah. Inilah keterbatasan seperti makan,

sesungguhnya esensi dari minum, kebahagiaan dan lain

manifestasi sikap syukur seorang sebagainya. Penunjukan kata

hamba terhadap berbagai nikmat ini ditujukan Allah SWT

yang diberikan sang penciptanya. kepada seluruh manusia tanpa

Manusia sebagai pemegang terkecuali.

mandat (khalîfah Allâh fî al-ardh) b. Al-Insan digunakan untuk

diperintahkan untuk menunjukkan totalitas

menggunakan amanat manusia sebagai makhluk

pengelolaan bumi dan isinya jasmani dan rohani, dengan

dalam kerangka ketaatan kepada seluruh totalitasnya, jiwa dan

Allah SWT. raga. Manusia yang berbeda

3. Aspek Manusia dalam antara seseorang dengan yang

Pemberdayaan Lingkungan lain, akibat perbedaan fisik,

Hidup mental, dan kecerdasan.

Dalam Alquran setidaknya pemaknaan manusia melalui

ada tiga kata yang digunakan kata ini terlihat bahwa

untuk menunjuk makna manusia, manusia adalah makhluk Allah

yaitu Al-Basyar, Al-Insan, dan Al- SWT yang memiliki sifat-sifat

Nas (Nizar, 2001: 44). manusiawi yang bernilai

a. Al-Basyar secara etimologis positif dan negatif, dan

dapat difahami bahwa mengfungsikan tugas dan

manusia merupakan makhluk kedudukannya dimuka bumi

biologis yang memiliki segala dengan senantiasa selalu

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


16
mendasari aktifitasnya baik manusia dimintai tanggung jawab

fisik maupun psikis sesuai atas perbuatan sebagai hasil oleh

dengan nilai-nilai ajaran Islam. akalnya. Mengenai kelebihan itu,

c. Al-Nas memiliki pemaknaan Allah SWT berfirman

yang lebih umum dari Al-Insan (“Katakanlah : “Dialah yang

dimana An-Nas menunjukkan menciptakan kamu dan

manusia sebagai makhluk menjadikan bagi kamu

sosial. pendengaran, penglihatan dan

Manusia adalah makhluk hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu

sempurna yang dianugerahi akal, bersyukur.”) (al Mulk, 23).

dengan akal itu manusia bisa Dalam hal kesempurnaan

berpikir, memilih yang benar dan wujud dan kelengkapan indra hati

yang salah, memilih yang baik dan akal, ayat-ayat tersebut menyuruh

buruk, dan dengan akal itu manusia agar bersyukur kepada

manusia bisa mengembangkan Allah SWT dan semua yang

kehidupannya. Akal itulah yang dilakukannya itu akan dituntut

merupakan kelebihan manusia tanggung jawabnya. Suruhan dan

dibanding makhluk-makhluk tuntutan itu sebagai isyarat

lainnya, di samping memiliki kepada manusia untuk

indra utama, pendengaran dan memanfaatkan apa yang

penglihatan. Oleh karena itu Allah dimilikinya dengan sebaik-

SWT bertanya kepada manusia : baiknya kemudian akan

Afalā Ta‟qiluun ? afalā dikembalikan dalam bentuk yang

tatadzakkarūn? afalā seburuk-buruknya kecuali mereka

tatafakkarūn. Karena akal itu pula yang beriman dan beramal shaleh.

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


17
Perwujudan syukur Pandangan klasik tentang

manusia itu tentu bukan sekedar pendidikan pada umumnya

secara lisan, namun berupa sikap dikatakan pranata yang dapat

dan tindakan yang positif bagi menjalankan tiga butir sekaligus.

dirinya, lingkungannya dan sesuai Pertama, menyiapkan generasi

dengan aturan-aturan yang telah muda untuk memegang peranan

di gariskan Allah dalam Alquran tertentu dalam masyarakat di

dan Hadis. Jadi, syukur masa yang akan datang. Kedua,

diaktualisasikan dalam bentuk mentransfer (memindahkan)

kontribusi-kontribusi positif pengetahuan sesuai dengan

manusia dalam melestarikan peranan yang diharapkan. Ketiga,

lingkungan hidup dengan mentransfer nilai-nilai dalam

memberdayakan akal dan rangka memelihara ketuhanan

potensi-potensinya. Dengan dan kesatuan masyarakat sebagai

demikian, sebetulnya secara prasyarat kelangsungan

konsep Islam memiliki concern masyarakat dan peradaban

terhadap pelestarian lingkungan (Langgulung, 1980: 92).

hidup. Selanjutnya tinggal pada Penekanan makna pendidikan

diri manusia itu sendiri untuk Islam ialah menuju terhadap

dapat menginternalisasikan nilai- pembentukan kepribadian,

nilai ajaran Islam tersebut dalam perbaikan sikap mental yang

bentuk pola fikir (mindset) dan memadukan iman dan amal saleh

pola hidup (way of life). Sehingga yang bertujuan pada individu dan

tercipta harmoni kehidupan, masyarakat, penekanan

dunia maupun akhirat. pendidikan yang mampu

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


18
menanamkan ajaran Islam dengan 4. Nilai-nilai Pendidikan dan

menjadikan manusia yang sesuai Konservasi Lingkungan hidup

dengan cita-cita Islam yang dalam Islam

berorientasi pada dunia akhirat Pendidikan bertujuan

dan dasar yang menjadikan acuan untuk memanusiakan manusia.

Pendidikan Islam merupakan Indikatornya adalah terbentuknya

sumber nilai kebenaran dan manusia yang memiliki kesadaran

kekuatan yang mengantarkan dan pemahaman serta

kepada kreativitas yang dicita- keterampilan sebagai individual

citakan. Nilai-nilai yang person maupun social person.

terkandung harus mencerminkan Sementara tujuan pendidikan

yang universal dan yang dapat Islam adalah terbentuknya insan

mengevaluasi kegiatan aspek kamil untuk menuju kebahagiaan

manusia, serta merupakan dunia akhirat. Ini menunjukkan

standar nilai yang dapat bahwa proses pendidikan adalah

mengevaluasi kegiatan yang proses internalisasi nilai-nilai dan

sedang berjalan. Maka dalam hal pengetahuan agar manusia

ini konsep pendidikan menurut memiliki pemahaman dan

Islam, tidak hanya melihat bahwa keseimbangan dalam berbagai

pendidikan itu sebagai upaya aspek. Pemahaman dan

mencerdaskan semata keseimbangan aspek individual

(pendidikan intelek, kecerdasan) dan social, aspek dunia dan

melainkan sejalan tentang konsep akhirat. Dan yang lebih penting

tentang manusia dan hakikat lagi adalah adanya pemahaman

eksistensinya. dan keseimbangan aspek

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


19
hubungan dengan Allah, di antaranya dengan

hubungan dengan sesama pengembangan Sumber Daya

manusia dan hubungan dengan Manusia yang handal,

lingkungan alam. Hal inilah yang pembangunan lingkungan

membuat kajian tentang berkelanjutan, dan kembali pada

pendidikan Islam dan lingkungan petunjuk Allah SWT dan Rasul-

hidup menjadi menarik, inspiratif Nya dalam pengelolaan

dan solutif. lingkungan hidup. Adapun syarat

Menurut Aan Najib dari SDM handal antara lain SDMsadar

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan akan lingkungan dan

UIN Sunan Ampel Surabaya berpandangan holistis, sadar

menjelaskan tentang solusi hukum, dan mempunyai

pengelolaan lingkungan hidup. komitmen terhadap lingkungan.

Proses kerusakan lingkungan Kita diajarkan hidup serasi

berjalan secara progresif dan dengan alam sekitar kita, dengan

membuat lingkungan tak nyaman sesama manusia dan dengan Allah

bagi manusia, bahkan jika terus SWT. Allah berfirman: “Dan

berjalan akan dapat membuatnya tiadalah Kami mengutus kamu,

tidak sesuai lagi untuk kehidupan melainkan untuk (menjadi)

kita. Itu semua karena ulah tangan rahmatan lil’alamiin” (QS. Al-

manusia sendiri, sehingga Anbiya’ [21]: 107). Pandangan

bencananyajuga akan menimpa hidup ini mencerminkan

manusia itu sendiri QS. Ar-Rum pandangan yang holistis terhadap

[30]: 41-42. Untuk mengatasinya, kehidupan kita, yaitu bahwa

pendekatan yang dapat dilakukan manusia adalah bagian dari

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


20
lingkungan tempat hidupnya. komitmen terhadap masalah-

Dalam pandangan ini sistem sosial masalah lingkungan hidup.

manusia bersama dengan sistem Pandangan holistik berarti

biogeofisik membentuk satu semua permasalahan kerusakan

kesatuan yang disebut ekosistem dan pengelolaan lingkungan

sosiobiogeofisik, sehingga manusia hidup menjadi tanggung jawab

merupakan bagian dari ekosistem semua pihak (pemerintah, LSM,

tempat hidupnya dan bukannya masyarakat, maupun orang

hidup diluarnya. Oleh karenanya, perorang) dan semua wilayah

keselamatan dan kesejahteraan (baik lokal, regional, nasional,

manusia tergantung dari maupun internasional). Atau

keutuhan ekosistem tempat dalam konsep lingkungan hidup

hidupnya. Jika terjadi kerusakan harus dikelola secara integral,

pada ekosistemnya, manusia akan global dan universal menuju

menderita. Karena itu walaupun prosperity dan sustainability

biogeofisik merupakan sumber (Najib, tt). Lebih lanjut, Aan Najib

daya bagi manusia, namun juga mengungkapkan metode-

pemanfaatannya untuk kebutuhan metode pendidikan lingkungan

hidupnya dilakukan dengan hati- hidup.

hati agar tidak terjadi kerusakan a. Dengan pembiasaan, anak-

pada ekosistem. Dengan begitu anak dirumah sejak dini

manusia akan sadar terhadap diajari cara membuang dan

hukum yang mengatur lingkungan mengelola sampah dan

hidup dari Allah SWT dan tanaman. Dengan demikian

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


21
rasa cinta lingkungan akan terintegrasi ke semua mata

tertanam. pelajaran. Pendidikan ini

b. Menjadikan sekolah sebagai merupakan sistem

sekolah adiwiyata, Lingkungan pembelajaran yang

sekolah yang bersih dan sehat menjadikan alam dan

mencerminkan keberadaan lingkungan sekitarnya sebagai

warga sekolah yang ada mulai media dengan tema-tema alam

dari siswa, guru, staf, dan lingkungan.

karyawan, sampai orang tua e. Pembelajaran yang

siswa bertanggung jawab mengintegrasikan tema

terhadap penciptaan lingkungan merupakan suatu

lingkungan. proses yang

c. Pembelajaran dilakukan berkesinambungan dalam

secara active learning dan mengembangkan fitrah dan

joyfull learning di luar kelas. fungsi manusia dengan

Dengan kegiatan di luar kelas, pendekatan guru sebagai

siswa diharapkan memiliki Uswatun Hasanah,

kualitas keimanan yang f. Pendekatan yang digunakan

meningkat, akhlaq mulia, memberikan pengajaran

kesadaran lingkungan yang leaning by doing yang

terwujud melalui perilaku mengkondisikan siswa pada

ramah lingkungan untuk alam sekitar dan kehidupan

meningkatkan kualitas hidup. nyata, dengan suasana

d. Pembelajaran Pendidikan menyenangkan untuk

Lingkungan Hidup yang mengembangkan kecerdasan

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


22
Intelektual (IQ), Kecerdasan DAFTAR PUSTAKA

Emosional (EQ) dan

Kecerdasan Spiritual (SQ) Ansyari, Fuad. 1977. Prinsip-prinsip

untuk mempersiapkan anak Masalah Pencemaran Lingkungan.

menjadi kholifah Allahl fil ardh Jakarta: Ghalia Indonesia.

(Najib, tt). Al-Haitami, Ali Ibn Abi Bakr. 1407.

Majma‟ al-Zawâid juz 1. (Bairut:

C. SIMPULAN Dar al-Kutub Al-Arabi, 1407 H.

Lingkungan hidup dalam Islam Bin Aziz, Abdul Majid. 1997. Mujizat Al-

dengan berbagai varian berporos Qur‟an dan As-Sunnah Tentang

pada kesadaran bahwa semuanya IPTEK. Jakarta: Gema Insani

adalah milik Allah dan sudah Press.

seharusnya digunakan untuk Daud Abu. Sunan Abu Dawud, Juz 2.

kepentingan yang sudah digariskan Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa

Allah. Inilah sesungguhnya esensi Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

dari manifestasi sikap syukur seorang Khaelany. 1996. Islam, Kependudukan

hamba terhadap berbagai nikmat dan Lingkungan Hidup. Jakarta:

yang diberikan sang penciptanya. PT Rineka Cipta, cet. Ke-1, Jilid 1.

Manusia sebagai pemegang mandat Langgulung, Hasan. 1980. Beberapa

(khalîfah Allâh fî al-ardh) Pemikiran Tentang Pendidikan

diperintahkan untuk menggunakan Islam. Bandung: Al-Maarif.

amanat pengelolaan bumi dan isinya Najib, Aan. Nilai-nilai Pendidikan

dalam kerangka ketaatan kepada lingkungan hidup dalam Al-

Allah subhanahu wata'ala. Qur`an (Prosiding Halaqoh

Nasional & Seminar Internasional

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


23
Pendidikan Islam). Surabaya:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Ampel,

digilib.uinsby.ac.id

Nizar, Samsul. 2001. Dasar-Dasar

Pemikiran Pendidikan Islam.

Jakarta: PT Gaya Media Pratama.

Porwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus

Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

PN Balai Pustaka.

Rodin, Dede. 2017. Al Qur`an dan

Konservasi Lingkungan: Telaah

Ayat-ayat Ekologis. Semarang:

Jurnal Al-Tahrir, Vol. 17, 2.

Siahaan, N.H.T. 2004. Hukum

Lingkungan dan Ekologi

Pembangunan. Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama, edisi 2.

Soemarwoto, Otto. 1997. Permasalahan

Lingkungan Hidup. Jakarta : Bina

Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.

23 Tahun 1997 tentang

Lingkungan Hidup.

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 1 – 100


24

Anda mungkin juga menyukai