EKOLOGI MANUSIA
DISUSUN OLEH :
NIM : 64722401S171124
KELAS : 5A
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini antara lain :
PEMBAHASAN
2.3.3. Informasi
Informasi merupakan bagian dari konsep ekosistem. Dalam ekosistem terjadi
keteraturan karena adanya arus materi dan energi yang dikendalikan oleh informasi
antara komponen dalam ekosistem itu. Informasi itu bisa berupa fisik atau benda,
sifat, warna, kelakuan, suhu, keadaan, bentuk, isyarat. Menerima informasi berarti
seseorang itu mendapat pengetahuan baru yang intensitasnya tergantung dari besar
kecilnya bobot informasi yang diterima seseorang.
Dalam konteks ekologi manusia, informasi itu datang dari sesama manusia
dalam bentuk-bentuk yang kompleks. Di antaranya dalam bentuk ilmu, budaya,
politik, ekonomi, sosial, dan kepentingan kehidupan lain. Peristiwa musibah tsunami
di Aceh telah menebarkan informasi ke segenap penjuru dunia bahwa di Aceh ada
musibah dan banyak menelan korban jiwa, materi dan trauma masyarakat. Kemudian
masyarakat dunia merespon dengan rasa empati dan simpati berupa ucapan, bantuan
materi, infrastruktur, pengobatan, psikoterapi, dan sebagainya. Hubungan timbal balik
antar manusia seperti ini bisa terjadi dengan baik karena adanya informasi melalui
berbagai media secara langsung dan tidak langsung.
2.4. Ekologi Manusia
Dari pengertian ekologi manusia seperti yang telah dikemukakan sebelumnya
di atas yang patut kita perhatikan adalah ketika manusia dipengaruhi oleh ekosistem
diperlukan adanya kemampuan beradaptasi, sebaliknya ketika manusia harus
mempengaruhi ekosistemnya diperlukan mengembangkan program sebagai media
kontrol ekosistem itu sehingga apa yang akan dilakukan tidak terjadi distorsi dan
destruksi. Oleh karena itu dalam sistem pengelolaan lingkungan, ekologi yang
dibutuhkan ialah ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Adapun keterlibatan manusia
dalam ekosistemnya ialah:
Pertama, manusia terlibat langsung sebagai bagian dari unsur-unsur dalam
sebuah bentuk ekosistem secara imanen dengan komponen lainnya. Misalnya
manusia, tumbuhan, hewan dan benda mati, yang saling berinteraksi dalam sebuah
sistem atau ekosistem melalui proses rantai makanan.
Kedua, manusia secara transendental tidak terlibat langsung sebagai bagian
dari unsur-unsur dalam sebuah proses ekosistem bersama komponen lainnya.
Misalnya ekosistem dari sebuah kawasan seperti ekosistem rawa, ekosistem hutan,
dan ekosistem biota laut.
Ketiga, namun demikian baik manusia terlibat langsung ataupun tidak terlibat
langsung dalam proses ekosistem itu, ia tetap dituntut untuk berperan memberikan
komitmen dan integritasnya terhadap ekosistem itu. Pola komitmen itu harus
berdasarkan moral agama, moral manusia, etika lingkungan dan norma-norma
lainnya, agar ekosistem-ekosistem yang berlangsung di planet bumi ini tetap dalam
tatanan keseimbangan ekologis.
2.5.3. Budaya
Budaya adalah produk dari akal manusia dan merupakan anugerah Tuhan.
Dengan budaya manusia mampu mengembangkan aktifitas dan kreativitasnya hingga
pada tingkat yang luar biasa.
Ada pemikiran bahwa korelasi antara akal dengan agama merupakan satu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Karena akallah, maka agama diturunkan. Dengan
akalnya manusia dapat bermanipulasi, berpura-pura, munafik, berbohong, menipu
dan seterusnya sehingga dapat merusak tata kehidupan manusia itu sendiri dan
ekosistemnya. Oleh karena itu perlunya diturunkan agama merupakan alat kontrol
bagi kelakuan manusia yang diperbuat berdasarkan budayanya.
2.5.4. Agama
Agama inilah yang menjembatani antara akal dengan pancaindra plus
intuitifnya. Tanpa spiritual maka hubungan antara akal dengan pancaindra itu akan
terputus. Dalam konteks manusia memerlukan aturan dan norma untuk membatasi
mana tugas, mana kewajiban, mana tanggung jawab, mana hak-hak seseorang
terhadap diri, terhadap orang lain, terhadap alam dan terhadap Tuhannya yang
menciptakan seluruh alam termasuk dirinya.
2.5.5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Teknologi atau ilmu teknik yaitu kemampuan teknik yang berdasarkan
pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan pula pada proses teknis. Teknologi ini
juga diartikan sebagai pengetahuan untuk menggunakan daya cipta manusia dalam
usaha meningkatkan kesejahteraannya.
Jadi teknologi itu merupakan wujud dari rekayasa akal manusia sehingga
antara teknologi dengan akal merupakan kesatuan fungsional yang tidak dapat
dipisahkan.
2.6.4. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu dari sekian problem kependudukan.
Kesehatan itu amat mahal karena bagian dari anugerah dan kenikmatan Allah yang
tidak ternilai harganya. Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor,
yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan alam, faktor sosial budaya atau kultur, dan
faktor prilaku.
2.6.5. Pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok biologis, artinya manusia
tanpa makan akan mati. Kekuatan menahan makan dapat diukur dengan hari,
kemampuan menahan minum hanya dapat bertahan dalam beberapa jam, dan
kekuatan menahan nafas atau oksigen hanya hitungan menit.
Jadi makan, minum, dan oksigen merupakan kebutuhan pokok biologis
makhluk hidup, termasuk manusia. Apa artinya seseorang memiliki rumah mewah
dan kendaraan mewah jika bahan makanan dikehendaki oleh Allah tidak tersedia
sama sekali. Apapun nafkah dicari, makan merupakan kebutuhan instan yang wajib
dipenuhi setiap saat. Minimal manusia harus makan dua kali dalam sehari.
2.6.6. Hukum
Manusia mengadakan kontak-kontak sosial di bidang peradilan, pembuatan
undang-undang, pembuatan peraturan, pembuatan instruksi dan keputusan, tata tertib,
hak asasi manusia. Masih banyak lagi sektor kehidupan sosial lainnya yang termasuk
dalam konteks manusia dalam tinjauan hukum.
3.1. Kesimpulan
Manusia seharusnya menyadari kedudukan dan tanggung jawab dirinya, serta
bagaimana idealnya beretika dengan ekosistemnya, dimana di dalam ekosistem
berlaku hukum timbal balik yang saling menguntungkan. Suatu ekosistem akan
berlangsung dalam batas-batas hukum alam antara satu komponen dengan komponen
lainnya.
Kehidupan manusia sangat tergantung kepada komponen-komponen lain
dalam ekosistem itu sehingga secara moral alam manusia dituntunt untuk
bertanggung jawab kepada keutuhan, kelangsungan, keseimbangan, dan kelestarian
alam yang menghidupi dirinya sebagai wujud dari komitmen dan integritasnya
terhadap ekosistem.
Oleh karena itu manusia harus menjadikan alam sebagai tema sentral dalam
hal:
1. Memanfaatkan sumber-sumber daya alam tetap dalam batas-batas toleransi tidak
melampaui daya dukung lingkungan.
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam arti melestarikan fungsi sumber daya alam
melalui:
a. Kebijaksanaan penataan lingkungan hidup.
b. Pemanfaatan sumber daya alam.
c. Pengembangan sumber daya alam.
d. Pemeliharaan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
e. Pemulihan keutuhan sumber daya alam dalam ekosistemnya terutama sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
f. Pengawasan berbagai bentuk aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber
daya.
g. Pengendalian terhadap dampak lingkungan hidup.
h. Menciptakan, menerapkan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
3. Pembangunan berkelanjutan. Setiap pembangunan harus distandarisasikan
kepada pembangunan berwawasan lingkungan hidup. Bukan saja layak teknis dengan
menerapkan teknologi canggihnya dan layak ekonomis, akan tetapi juga harus layak
lingkungan hidup.
4. Membangun keserasian dan keseimbangan ekosistem. Memanfaatkan sumber
daya alam harus tetap dalam pertimbangan masa depan.
5. Melestarikan fungsi lingkungan hidup dimana daya dukung dan daya tampung
lingkungan masih dalam batas toleransi.
6. Menjaga baku mutu lingkungan, dimana setiap kegiatan harus diukur dengan
standar baku mutu lingkungan untuk mendukung kelestarian fungsi-fungsi komponen
ekosistem.
7. Konservasi sumber daya alam, yaitu pengelolaan, perlindungan, pemeliharaan
fungsi-fungsi lingkungan tetap dalam keserasian, keseimbangan, ketersediaan, dan
dalam berkesinambungan.