Christy Arum 23:55
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian bagi bayi khususnya neonatus merupakan indikator dalam menilai status kesehatan masyarakat suatu bangsa dan kini
digunakan juga sebagai ukuran untuk menilai kualitas pengawasan antenatal.
Dalam 30 tahun terakhir ini angka kematian bayi turun dengan mencolok, tapi angka kematian perinatal dalam 10 tahun terakhir kurang
lebih menetap. Misi MPS (Making Pregnancy Safer) di Indonesia tahun 2001-2010 antara lain adalah menurunkan angka kematian
neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup dari 77,3-137,7 per 1000 (referrai hospital) untuk mencapai sasaran tersebut. Intervensi
yang sangat kritis adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang terampil dan dapat memberikan pelayanan medik. Dengan adanya
standart pelayanan medik. Dengan adanya standar tersebut para petugas kesehatan mengetahui kinerja apa yang diharapkan dari mereka
apa yang harus mereka lakukan pada setiap tingkat pelayanan, serta kompetensiapa yang diperlukan.
Mengingat masa neonata/bayi baru lahir adalah masa penentu. Perkembangan dan pertumbuhan bayi/anak selanjutnya serta diperlukan
perhatian dan penanganan yang terpadu dan berkesinambungan, maka penyusun tertarik untuk mengambil kasus bayi baru lahir di
RSAL Surabaya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa Akademi Kebidanan mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secara menyeluruh dan terpadu.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu
1. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir.
2. Mengidentifikasi masalah.
3. Mngantisipasi masalah potensial.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. merencanakan dan melaksanakan asuhan kabidanan.
6. mengevaluasi hasil tindakan.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir cukup komplek dan mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka
penulis membatasi makalah ini pada Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir umur 2 jam di Ruang Bersalin E1 RSAL Surabaya.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Studi Kepustakaan
Sebagai pedoman dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan
perawatan bayi baru lahir.
1.4.2 Praktek Langsung
Suatu tindakan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien untuk memperoleh data mengenai keluhan serta
keadaan klien maka penulis mengadakan pendekatan pada keluarga, mengobservasi dan melaksanakan asuhan kebidanan, mengobservasi
dan memantau keadaan klien sampai dengan klien pulang atau sampai dengan masalah berhasil ditangani.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
Bab 2 Landasan Teori
2.1 Konsep Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Normal
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan BBL
2.2.1 Pengertian Asuhan BBL
2.2.2 Hasil yang Diharapkan
2.2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan
Bab 3 Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Pengembangan Rencana
Bab 4 Pembahasan
Bab 5 Penutup
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB 2
LANDASAN TEORI
f. Pemeriksaan bayi
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
2) Perubahan metabolisme karbohidrat/glukosa
Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi
harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara:
a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
3) Perubahan suhu tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan
lingkungan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui:
vaporasi : cairan menguap pada kulit yang basah.
Konduksi : kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan langsung dengan benda/alat yang suhunya lebih dingin.
onveksi : terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin (25oC atau kurang)
d) Radiasi adalah kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh permukaan yang lebih dingin.
4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu:
a) Penutupan foramen ovale atrium jantung.
b) Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh:
a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun
karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan selanjutnya tekanannya. Kedua kejadian ini membantu
darah dengan kandungan oksigen sedikit mengatur ke paru-paru untuk mengalami proses oksigenasi ulang.
b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbakarnya sistem pembuluh baru. Dengan peningkatan tekanan pada atrium kiri foramen ovale secara fungsi
akan menutup.
5) Perubahan sistem gastrointestinal, ginjal
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas, juga hubungan antara osephagus bawah
dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung sendiri sangat
terbatas kurang dari 30 cc.
Faeces pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental disebut mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah
cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai
hari ke 2-3. pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan.
Air kencing.
Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam yang harus dicatat adalah kencing
pertama, frekuensi kencing berikutnya, serta warnanya bila tidak kencing/menetes/perubahan warna kencing yang berlebihan.
2.1.6 Persiapan Alat
1. Pengisapan lendir (mucus extrator)
2. Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi.
3. Tempat tidur bayi dan incubator bayi.
4. Alat untuk resusitasi untuk pernafasan.
5. Obat-obatan tetes mata profilaktik (larutan poraknitrat 1%) atau salep (salep tetra siklin 1% atau salep mata evytromisin 0,5%).
6. Tanda pengenal bayi (identifikasi) yang sama dengan ibu.
7. Alat pemotong, pengikat dan antiseptik tali pusat.
8. Stop watch dan termometer.
2.1.8 Rawat Gabung
Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi beserta ibu dirawat satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada
di samping ibu sejak segera setelah bayi lahir sampai pulang.
(Sulaiman S.: 1983)
2.2.2 Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandart pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan,
dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.
Natal
Jika selama persalinan tidak terjadi komplikasi, tidak terdapat cacat bawaan pada bayi, berat badan lebih dari bats minimal dan umur
kehamilan ibu yang cukup bulan maka proses tumbuh kembang bayi dapat maksimal. (Prawiroharjo : 1998)
b. Data obyektif
Periksaan bayi secara sistematis mulai dari kepala, muka, lengan dan tangan, dada dan abdomen terakhir tangkai, kaki spina dan
genetalia. Identifikasi warna dan aktifitas bayi, ukuran lingkar kepala, BB serta TB bayi.
- Kesadaran dan reaksi di sekelilingnya
Kenali kurangnya reaksi terhadap rangsangan, rangsangan sakit atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
- Keaktifan
Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang simetris pada waktu bangun, adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan
pada waktu menangis.
- Tanda-tanda vital
Suhu: normalnya 36,5oC – 37,5oC
< 36,5o C merupakan gejala awal hipotermia.
> 37,5o C merupakan gejala awal hipertermia.
Nadi: normalnya 120 x/mnt – 160 x/mnt
Pernafasan: 40 – 60 x/mnt adalah pernafasan normal
< 40 x/mnt atau > 60 x/mnt, bayi sukar bernafas
(IBI : 2003)
- Berat badan
Normalnya 2500 – 3000 gr. (IBI : 2003)
- Panjang badan
Panjang badan normal pada bayi baru lahir sekitar 48 – 50 cm.
(IBI : 2003)
- Lingkar kepala
Cirkum ferentia sub ocsipito bregmatika 32 cm
Cirkum ferentia fronto occipitalis 34 cm
Circum ferentia mento occipitalis 35 cm
(Sulaiman S : 1983)
- Inspeksi
Kepala : besar, bentuk, ubun-ubun, sufura, molase, caput succe daneum/cephal haemotoma.
Muka : bayi tanpa ekspresi
Mata : tanda-tanda infeksi yakni pus
Tanpa perdarahan berupa bercak merah yang akan hilang dalam waktu 6 minggu.
Telinga : periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala, kelainan daun/bentuk telinga.
Hidung dan mulut : bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
Leher : pembengkakan dan benjolan.
Dada : melihat adanya cedera akibat persalinan, bentuk dada, puting susu, bunyi nafas, bunyi jantung dan acesoriasis mamae.
Bahu, lengan, tangan : gerakan bahu, lengan dan tangan, jumlah jari-jari.
Perut : bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis (menggambarkan hernia umbilikalis), perdarahan tali pusat, benjolan pada perut.
Genetalia:
Pada perempuan : lubang vagina, uretra berlubang, pada bayi aterm labia mayora sudah menutupi labia minora.
Pada laki-laki: pada bayi aterm testis sudah turun dalam scrofum, lubang pada ujung penis : pada bayi normal terdapat pada ujung dari glans penis
disebut orifisium uretra. Pada bayi yang tidak normal (kelainan) = apispadia (lubang di bagian dorsal dan hipospadia (lubang di bagian
ventral).
Tungkai dan kaki : gerakan normal, bentuk tampak normal dan jumlah jari.
Spina/punggung : pembengkakan atau ada cekungan, adanya benjolan tumor (spina bifida).
Anus : spinger ani, mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak waspada atresra ani.
Kulit dan kuku : normal kulit berwarna kemerahan, kadang selaput kulit mengelupas ringan, waspada timbulnya kulit dan warna yang tidak rata (cutis
marmmorata), bercak biru yang sering didapat disekitar bokong (mongolion spot) akan hilang pada umur 1-5 th. Vernik tidak perlu
dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi. Pada bayi dismatur kulit bayi mengeriput dan kuku bayi panjang.
- Palpasi
Kepala : Fontanel minor belum menutup, fontanel mayor belum menutup.
Fontanel minor menutup pada minggu ke 6-8.
Fontanel mayor menutup pada bulan ke 16-18.
Ada tidaknya caput succedaneum/cephal haematoma.
Perbedaan:
Caput succedaneum Cephal haematom
· ada waktu lahir dan mengecil setelah lahir. Ada waktu lahir atau timbul sesudah lahir dan dapat membsar
setelah lahir.
Tidak melampaui batas tulang tengkorak.
· Melewati batas-batas tulang tengkorak.
· Berisi cairan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limphe.
Dada : puting susu mengeluarkan whiten milk pada bayi aterm.
Perut : tidak ada pembesaran hepar dan lien.
Pelipatan paha : tidak ada pembesaran kelenjar limphe, tidak bernia inguinalis.
- Auskultasi
Dada : tidak ada wheezing, tidak terdapat ronchi, bunyi jantung bayi normal 120-160 x/mnt.
Perut : bising usus +
- Perkusi
Perut : tidak kembung
- Perkembangan refleks
· Rooting reflek (mencari puting)
Muncul pada saat lahir, berdurasi sampai usia 2 bulan.
· Grassping reflek (menggenggam)
Muncul pada saat lahir, berdurasi sampai usia 2 bulan.
· Morro reflek (terkejut)
Muncul pada saat lahir, hilang sekitar 2-3 bulan.
· Tonick neck reflek (tonus leher)
Muncul pada saat lahir, hilang sekitar usia 2-3 bulan.
· Sucking reflek (menghisap)
Muncul pada saat lahir, hilang sekitar usia 2-3 bulan.
· Babynsky reflek (jari-jari kaki fleksi)
Muncul pada saat lahir, hilang sampai usia 2-3 bulan.
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Bersalin E1 Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.
I. Pengkajian
Tanggal : 6 – 6 – 2006 Jam : 01.00
A. Data Subyektif
1. Biodata
sien : By. Ny. “SI”
.lahir : 6 – 6 – 2006 jam. 01.00
: 2 (dua)
ter : 23.91.38
ak : Anak kandung
ah : Tn. “DH”
: 35 th
: Islam
ngsa : Madura/Indonesia
an : S1
n : Swasta
: Jl. Welirang, Madura
u : Ny. “SI”
: 32 rh
: Islam
ngsa : Jawa/Indonesia
an : D3
n : Ibu Rumah Tangga
: Jl. Welirang, Madura
2. Keluhan utama
Tidak ada.
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Kehamilan
Ibu mengatakan periksa kehamilan teratur di madura 8x, di RSAL 5x dan selama hamil ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit. Sewaktu
hamil, ibu tidak pernah menggunakan obat-obatan atau jamu. Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan (astma, DM) maupun
penyakit menular (hepatitis, TBC). Selama hamil tua ibu tidak mendapat imunisasi TT.
Ibu mengatakan pernah abortus pada saat hamil pertama pada saat usia kehamilannya 1,5 bulan, dan ini adalah hamil yang ke-3.
b. Kelahiran
Bayi lahir tanggal 6-6-2006 jam 01.00, spontan ditolong bidan di RSAL dr. Ramelan Surabaya, jenis kelamin perempuan, bayi segera
menangis, tidak cacat, APGAR 7-8, ketuban jernih, lilitan tali pusat 1 x serat. Lendir dihisap dengan slym suiger steril mulai dari mulut-
hidung sampai bersih. Kemudian tali pusat diklem di kedua tempat dengan klem tali pusat steril lalu dipotong diantaranya dengan gunting
steril, setelah itu tali pusat diolesi dengan bethadine, placenta dilahirkan dengan cara peregangan tali pusat terkendali dalam keadaan
lengkap. Pelepasan placenta = para sentralis, dengan pengeluaran secara schultze.
c. Nifas
Bayi tidak langsung menetek pada ibu karena ASI belum keluar, bayi sehat tidak ada kelainan.
Berat badan lahir : 2750 gr
Panjang badan lahir : 48 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar lengan : 10 cm
4. Riwayat sosial
a. Riwayat mengasuh anak
Bayi akan diasuh oleh ibu dengan dibantu pembantu.
b. Hubungan dengan sekitarnya
Bayi tenang saat dirawat oleh bidan dan bayi tenang saat didekat ibunya.
5. Pola kebiasaan
a. Nutrisi
Bayi minum kuat (pintar), langsung menetek pada ibunya (ASI) dan minum PASI enfamil = 30 cc (karena ASI ibu belum keluar).
b. Pola aktifitas
Gerakan bayi aktif, tidak ada kelainan pada anggota gerak tubuh.
c. Pola sensori
Pada sensori baik, reflek moro + bila dirangsang, reflek rooting +, reflek babinzky +, reflek grasping +, reflek staping +, reflek sucking +.
d. Pola mekanisme pembelaan stress
Bayi berkomunikasi dengan menangsi dalam menyesuaikan diri dengan lingkaran baru di luar rahim.
e. Pola istirahat
Bayi lebih banyak tidur, bayi bangun dan menangis karena merasa haus, popok basah atau kedinginan.
f. Pola eliminasi
Bayi sudah bisa BAB mekonium dan BAK warna kuning jernih.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
mum : baik
: composmentis
a vital : suhu : 36,5o C
Nadi : 140 x/menit
Respirasi : 30 x/menit
2. Pemeriksaan Anthropometri
Berat badan lahir : 2750 gr
Panjang badan lahir : 48 cm
Lingkar kepala : 30 cm
· Circumferentia subaccipito bregmatika : 30 cm
· Circumferentia fronto occipitalis : 32 cm
· Circumferentia mentho occipitallis : 35 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar lengan dada : 10 cm
Lingkar perut : 29 cm
3. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala/wajah
· Rambut/kepala
Warna hitam, perabaan halus, pertumbuhan merata, kebersihan cukup, pontanella mayor 2 jari belum menutup, fontanella minor 2 jari
belum menutup, caput succedaeum tidak ada, cephal haematom tidak ada.
· Muka
Bentuk oval, tidak ada kelainan.
· Mata
Simetris, konjungtiva mata tidak anemis, sclera mata tidak icterus, secret tidak ada.
· Hidung
Simetris, lubang hidung +/+, tidak ada cairan yang keluar, pernafasan cuping hidung.
· Telinga
Simetris, tulang rawan daun telinga matur.
· Mulut
Bibir tidak pucat, tidak ada labia palato schizis, gigi belum tumbuh, palatum ada, bersih.
· Leher
Pembesaran kelenjar limpe tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tonus otot cukup.
b. Ketiak
Tidak ada pembesaran kelenjar limphe.
c. Ekstrimitas atas
Kedua tangan simetris, jari-jari lengkap.
d. Dada
Simetris, rotraksi intercostae tidak ada.
e. Perut
nspeksi : dinding perut tidak tegang, tidak membuncit, hernia umbilikalis tidak ada, tali pusat diolesi dengan triple D,
alpasi : tidak ditemukan adanya pembesaran hepar, tidak ditemukan adanya pembesaran lien, turgor kulit baik.
erkusi : Tidak kembung.
Auskultasi : peristaltik 15x/menit.
f. Pelipatan paha
Tidak ada pembesaran kelenjar limphe, tidak ada tanda hernia inguinalis.
g. Genetalia
Labia mayora sudah menutupi labia minora.
h. Kaki
Simetris, jari-jari lengkap, tidak ada kelainan: talipes equmovarus tidak ada, talipes equmovagus tidak ada.
i. Punggung
Simetris, tidak ada spina bifida, rambut lanugo ada, vernik caseosa ada.
j. Anus
Tidak ada atresia ani, bersih.
k. Integumen
Warna kulit merah, turgor dan tonus baik, sekitar anus tidak lecet, tidak kemerahan.
l. Neurologi
Reflek fisiologis
· Rooting reflek : ada
· Socking reflek : ada
· Stapping reflek : ada
· Tonik neck reflek : ada
· Morro reflek : ada
· Grasping reflek : ada
· Babinzky reflek : ada
4. pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan menangis.
b. Bahasa
Bayi berkomunikasi dengan menangis.
c. Motorik halus
Tangan terkepal saat terjaga.
d. Motorik besar
Menggerakkan kepala kesatu sisi saat ditidurkan tengkurap.
Kesimpulan dan perkembangan
- Tahap perkembangan dan pertumbuhan berlangsung normal sesuai usia bayi baru lahir, gizi cukup baik, kebersihan cukup, tidak ada
kelainan.
II. Identifikasi Masalah/Diagnosa
Tgl. Diagnosa Data Dasar
Kebutuhan:
- Kehangatan. D.O Tua kehamilan 39-40 minggu. Bayi lahir tanggal 6-6-2006 jam
- Kasih sayang dari ibu dan petugas/bidan. 01.00 wib, spontan belakang kepala. AS 7-8, berat badan 2750
gram, panjang badan 48 cm.
- Lingkar kepala
Circumferentia suboccipito bregmatika = 30 cm.
Circumferentia fronto occipitalis = 32 cm.
Circumferentia mento occipitalis = 35 cm.
- Lingkar dada
- Lingkar lengan atas
- Fontanel mayor 2 jari belum menutup fontanel minor 1 jari
belum menutup.
- Labia mayora sudah menutupi labia minora.
- Tanda-tanda vital
* Suhu = 36,5o C.
* Nadi = 140 x/menit.
* Respirasi = 40 x/menit.
Rencana Pulang
Setelah melakukan proses asuhan kebidanan pada Bayi Ny. “SI” dengan bayi baru lahir di ruang E 1Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya, penulis akan membahas antara teori dengan kenyataan. Dalam pembahasan dimulai dari pengkajian analisis diagnosa/masalah,
diagnosa/masalah potensial, tindakan segera, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian dan data yang penulis peroleh bahwa bayi Ny. “SI” lahir tanggal 6-6-2006 jam 01.00, dan bayi baru dipindahkan ke
ruang E2 bersama dengan ibunya. Berdasarkan data-data yang ada, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek atau kenyataan,
sehingga didapatkan suatu diagnosa bayi baru lahir dengan masa transisi. Dalam teori dijelaskan bahwa bayi dalam masa transisi masih
sangat perlu mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Bayi masih membutuhkan perlindungan dari lingkungan sekelilingnya yang
hangat untuk mencegah agar bayi tidak hipotermi. Dan sangat dianjurkan ibu unutk segera memeluk bayinya, dengan demikian bayi akan
memperoleh kehangatan yang alami dari tubuh ibu. Dengan demikian proses asuhan kebidanan dengan melakukan rawat gabung dapat
dijalankan sesuai dengan teori. Dan dalam memberikan asuhan petugas selalu menerapkan komunikasi terapeutik sehingga klien sangat
kooperatif oleh semua tindakan dan anjuran petugas.
4.2 Analisia Diagnosa/Masalah
Pada analisa data ditemukan diagnosa Bayi Baru Lahir dengan 2 jam masa transisi.
4.3 Identifikasi Diagnosas/Masalah Potensial
Berdasarkan data-data yang ada telah ditemukan masalah potensial yaitu potensial terjadinya hipotermi.
4.5 Intervensi
Rencana asuhan pada Bayi Baru Lahir 2 jam masa transisi disesuaikan dengan teori, karena fasilitas dan protap yang ada menunjang
untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
4.6 Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu
menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, mengganjal punggung bayi menggunakan gulungan kain sehingga posisi bayi setengah miring
dan kepala bayi ekstensi, melakukan kontak dini ibu dengan bayi dengan mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
sesegera mungkin, melakukan observasi eliminasi alut dan uri dalam 24 jam, melakukan observasi TTV, melakukan perawatan tali pusat,
mengajarkan cara menyusui yang benar dan memberikan motivasi pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, memandikan bayi
dengan air hangat menggunakan sabun bayi dan shampo khusus bayi, mengganti pekaian bayi.
4.7 Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tindakan kebidanan.
Adapun evaluasi dari asuhan yang telah diberikan adalah sebagai berikut: Bayi Baru Lhair umur 6 jam masa transisi. Tujuan dapat
tercapai dengan baik, sehingga bayi tidak hipotermi dan selama melakukan asuhan klien dan keluarga sangat kooperatif terhadap petugas.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. SI selama 3 hari maka dapat disimpulkan:
1. Pengkajian
Dalam kasus ini pengkajian dilaksanakan tanggal 6-6-2006 jam 03.00 wib dengan bayi baru lahir fisiologis umur 2 jam masa
transisi. Pengkajian dilaksanakan dengan cara pengambilan data dari laporan persalinan yang telah ada dan metode wawancara pada Ny.
SI. Pada saat dilakukan wawancara pada Ny. SI, ibu lebih kooperatif dengan petugas.
2. Identifikasi diagnosa/masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan diagnosa dapat ditentukan yaitu bayi baru lahir fisiologis umur 2 jam masa transisi.
3. Antisipasi masalah potensial
Dari identifikasi diagnosa yang ditemukan, maka masalah potensial dari terjadi hipotermi.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Kebutuhan segera yang harus dilakukan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi.
5. Perencanaan/intervensi
Perencanaan asuhan kebidanan dibuat sesuai dengan diagnosa, masalah potensial dan kebutuhan segera.
6. Pelaksanaan/implementasi
Implementasi asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun.
7. Evaluasi
Setelah melaksanakan semua intervensi, evaluasi yang didapat adalah bayi dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan dapat melewati masa
transisi dengan baik sesuai dengan tujuan jangka panjang dan pendek.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ada beberapa hal yang menjadi faktor penunjang dan faktor penghambat.
1) Faktor penunjang
Keluarga klien kooperatif sehingga memberikan kepercayaan kepada penulis dalam mengungkap masalah.
2) Faktor penghambat
Adanya keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Petugas
1. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, hendaknya betul-betul memperhatikan faktor pencegahan infeksi karena bayi
baru lahir masih sangat sensitif terhadap lingkungan disekitarnya.
2. Betul-betul memahami dan harus memperhatikan setiap perubahan pada bayi baru lahir.
3. Bertindak cepat dan cekatan dalam melakukan tindakan kegawat daruratan apabila terjadi pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
ABOUT SICHESSE
Di blog ini juga Saya membagikan beberapa hasil karya tulis Saya seperti yang bisa sobat baca secara gratis. Harapan Saya yaitu semoga blog ini
dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi sobat semua.
undefined
undefined
undefined
undefined
NEXT
ASKEB BBL/NEONATUS
PREVIOUS
CONTOH ASKEB FISIOLOGIS
1 KOMENTAR:
arza salsabila
18 December 2014 at 22:41
Reply
Conversion Emoticon
Translate
LABELS
ARSIP
MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bagi bayi khususnya neonatus merupakan indikator dalam menilai st...
Kep...