Di susun oleh
2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
yang berjudul “Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir”.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada:
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena
itu,saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan kesempurnaan makalah
ini. Semoga kehadiran makalah ini diharapkan mampu menjadi tambahan wawasan informasi
penting bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.6 Resusitasi
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh
siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi
yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan
yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk
sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus ke luar
uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi. Secara keseluruhan, adaptasi
diluar uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama
keseluruhan. Maka pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama
kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium,
penggunaan obat-obatan.
Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, tidak hanya
melewati fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar uterus seaman mungkin, tetapi
juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar uterus. Oleh karena itu bidan harus mengetahui
bagaimana proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut sehingga
dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi baru lahir yang sehat.
1. 2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Awal adanya nafas, dua faktor yang berperan pada rangsangan napfas pertama
bayi adalah sebagai berikut :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanana terhadap orongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis.
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui
paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang
kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan
pernafasan.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir
mengakibatkab cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan
tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-
paru mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula,
jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum lampung -100
museum lampung.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah adalah
sebagai berikut :
1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunana volume dan tekanan atrium kenan itu sendiri. Kedua kejadian
ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit menglir ke paru-
paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi
ke paru-paru mengakibatkan peningkatanan volume darah dan tekanan
pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan
penurunana tekanan pada atrium kiri, foreman ovale secara fungsional
akan menutup.
Pada anak perempuan,peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti
dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu cairan
mukoid atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru
lahir cukup bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum.
Resiko : Trauma,fraktur,pneumotoraks,gawat
nafas,kematian,repture hati atau limpa, perdarahan
dalam,sfinkter ani robek, hipotermia,hipetermia,luka
bakar,kerusakan otak,hipotermia.
e. Langkah resusitasi
2. Rawat gabung
a) Definisi
Rawat gabung (Rooming in) adalah penempatan buaian bayi baru
lahir dalam satu kamar dengan ibunya.biasanya disamping tempat
tidur ibunya hal ini lanjutan dari early ambulatio dimaksud kan
untuk memungkina ibu memelihara anaknya dan menguntungkan
karena kash sayang ibu dan anak akan terjalin membuat ibu lebih
pandai memeilihara anaknya jika sudah keluar dari tempat
bersalin,cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan
tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah
ruangan/kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh
dalam sehariannya.
b) Tujuan
1. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan
saja, dimana saja ia membutuhkan.
2. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi
secara benar yang dilakukan oleh petugas
3. Agar ibu mempunyai pengalaman dalam merawat baynya
sendiri selagi ibu masih dirumah sakit.
4. Dapat melibatkan suami sevara aktif untuk membantu ibu
dalam menyusui bayinya secara baik dan benar.
5. Ibu dapat kehangatan emosional/ batin karena selalu kontak
dengan bayinya.
c) Sasaran dan syarat rooming in
1. Lahir spontan baik presentasi kepala maupun bokong,
2. Bila lahir dengan tindakan,maka rawat gabung dilakukan
setelah bayi cukup sehat,
3. Refleks menisap baik,tidak ada tanda-tanda infeksi,
4. Bayi lahir sectio cesaria dengan pembiusan umum,
5. Rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak
mengantuk, misal 4-6 jam setelah operasi,
6. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (A/S ≥7),
7. Umur kehamilan ≥37 minggu
8. Berat badan lahir ≥2500 gram,
9. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum,
10. Bayi dan ibu sehat.
11. Rawat gabung tidak diperbolehkan pada :
12. Bayi sangat prematur,
13. Berat badan lahir kurang 2000 gram,
14. Bayi sepsis
15. Gangguan nafas
16. Cacat bawaan
17. Ibu dengan infeksi berat.
d) Manfaat rawat gabung
a. Asfeksi fisik : mengurangi kemungkinan infeksi
silang dari pasien lain atau petugas, dengan
menyusui dini kolostrum dapat memberikan
kekebalan,ibu setiap saat dapat melihat bayinya
maka dapat dengan mudah mengetahui perubaha-
perubahan yang terjadi pada bayinya.
b. Asfek fisiologis : bayi akan dapat ASI lebih sering
sehingga bayi akan lebih banyak mendapatkan
nutrisi secara fisiologis.seringnya bayi menetek
maka akan timbul refleks oksitosin/let down
refleks yang lebih baik hal ini akan membantu
proses fisiologis involusi rahim dan membantu
memeras/memancarkan ASI keluar serta refleks
prolaktin memacu proses produksi ASI keluar
serta refleks prolaktin memacu proses produksi
ASI, dengan menyusui teratur merupakan alat
kontrasepsi alamiah.
c. Aspek psikologis : terjalin proses lekat (early
infant mother bonding) akibat sentuhan badaniah
antara ibu dan bayinya, refleks let down bersifat
psikosomatis, dan bayi akan mendapatkan rasa
aman dan terlindung merupakan dasar bagi
terbentuknya rasa percaya pada diri anak.
d. Asfek ekonomi : adanya penghematan anggaran
pengeluaran untuk pembelian susu formula,botol
susu,dot,serta peralatan lainnya, beban perawat
menjadi lebih efisien waktu,lama perawatan ibu
menjadi lebih pendek,involusi rahim lebih cepat.
e. Asfek edukatif : ibu mempunyai pendidikan dan
pengalaman yang berguna sehingga mampu
menyusui serta merawat bayinya.
f. Asfek medis : menurunkan terjadinya infeksi
nosokomial,menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas.
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Peranan sosial budaya : kemajuan teknologi,perk
industri,urbanisasi dan pengaruh kebudayaan barat
sehingga menimbulkan pergeseran sosial budaya
masyarakat.
2. Faktor ekonomi, ekonomi tinggi menyebabkan mudah
membeli susu formula
3. Peranan tatalaksana rumah sakit atau rumah bersalin : bayi
dipuasakan beberapa hari, memberikan makanan pre-lak-
teal sehingga bayi malas menyusu, ibu dan bayi dirawat
terpisah.
4. Rumah sakit atau rumah bersalin yang memberikan susu
formula
5. Faktor dalam diri ibu sendiri : keadaan gizi ibu,
pengalaman/sikap ibu terhadap penyusun,keadaan emosi
ibu,keadaan payudara ibu.
f) Peran masyarakat dan pemerintah
a. Impres no 14 1975 menteri ekonomi dan
kesejahteraan rakyat selaku koordinator pelaksana
menetapkan bahwa salah satu program perbaikan
gizi yakni peningkatan penggunaan ASI.
b. Permenkes 240/1985 melarang para produsen
susu buatan / formula mencantumkan kalimat
susu formula sama dengan ASIatau lebih baik dari
ASI.
c. Permenkes 76/1975 untuk mencatumkan label
tidak cocok untuk bayi pada susu kental manis.
d. Pencanangan peningkatan penggunaan ASI oleh
bapak presiden secara nasional pada hari ibu ke
62 (desember 1990).
e. Melarang promosi susu buatan / formula sebagai
pengganti ASI.
f. Menganjurkan menyusui secara ekslusif.
g. Melaksanakan rawat gabung dirumah sakit
bersalin
h. Upaya penerapan 10 langkah untuk keberhasilan
menyusui bayi di semua rumah sakit, rumah sakit
bersalin, rumah bersalin dan puskesmas.
2.8 Pemberian ASI awal
Pastikan pemberikan ASI dimulai dalam 1 jam setelah bayi lahir,lakukan
insiasi menyusu dini (IMD), anjurkan ibu memeluk dan menyusukan bayi
setelah tali pusat dipotong, lanjutkan pemberian ASI setelah plasenta lahir
dan tindakan lain yang diperlukan, telah selesai dilaksanakan, minta
anggota keluarganya membantu ibu menyusukan bayinya.
Cara menyusui : peluk tubuh bayi dan hadapkan mukanya ke payudara ibu
sehingga hidungnya berada di depan putting susu,dekatkan mulut bayi ke
payudara bila tampak tanda-tanda siap menyusu, cara menempelkan mulut
pada payudara : sentuhkan dagu bayi pada payudara, tempelkan mulutnya
(yang terbuka lebar) pada putting susu sehingga melingkupi semua areola
mamae (bibir bawahnya melingkupi putting susu)
Perhatikan gerakan menghisap dan jaga agar hidung bayi tidak tertutup
oleh payudara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya kemudian
menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri, mendpaatkan
nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula, mengatur suhu tubuh, melawan setiap penyakit atau
infeksi, dimana fungsi ini sebelum dilakukan oleh plasenta.
Asfiksia merupakan penyebab utama lahir mati dan kematian neonatus. Selain itu asfiksia menyebabkan
mortalitas yang tinggi dan sering menimbulkan gejala sisa berupa kelainan neurology. Inside asfiksia
perinatal di negara maju berkisar antara 1,0-1,5 % tergantung dari masa gestasi dan berat lahir. Insidensi
asfiksia pada bayi matur berkisar 0,5 %,sedangkan bayi prematur adalah 0,6 %. Diindonesia, prevalensi
asfiksia sekitar 3 % kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900 bayi dilahirkan dengan
keadaan asfiksia dengan dan berat. Batasan asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang
progresif,akumulasi CO2 dan asidosis.
DAFTAR PUSTAKA