Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

NAMA : Amaliah Arifah


TINGKAT/SEMESTER : II/III
PRODI : DIII Kebidanan
TANGGAL : 7 September 2020

1. Sejarah Asuhan Kehamilan

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi


rendahnya angka Kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa
angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk
memberikan pelayanan kesehatan.

Metode tradisional asuhan kehamilan sudah dihasilkan dan telah sukses sejak tahun 1940
sampai sekarang, sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua sejak adanya peradaban manusia.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) snagat tinggi dengan tenaga penolong persalinan adalah dukun.
Sejak saat itu pelayanan kebidanan terus berkembang. Pelatihan dan pendidikan bidan
pun terus berkembang sejak tahun 1952 hingga saat ini.

Memperhatikan Angka Kematian Ibu dan Bayi, dapat dikemukakan hal - hal berikut :

1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
sangat dibutuhkan.

2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulut hamil dan


hamil dengan resiko tinggi atau terlambat diketahui.

3. Masih banyak dijumpai ibu dengan 4 T, yaitu Terlalu muda, Terlalu banyak
anak, Terlalu dekat jarak kehamilan, Terlalu tua.

4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan


sumber daya manusia melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
( NKKBS).

5 . Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.

6. Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan


kesehatan secara tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan
modern.
Safe Motherhood sendiri mempunyai 4 pilar dimana intervensi strateginya telah
dilakukan Assessment oleh Departemen Kesehatan RI dalam bentuk rekomendasi
rencana kegiatan Lima Tahun dengan bentuk strategi operasional untuk menurunkan AKI
dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 225 per 10.000 kelahiran
hidup pada tahun 2000, yaitu sebagai berikut:

1. Keluarga berencana

2. Asuhan antenatal

3. Persalinan bersih dan aman

4. Pelayanan Obstetric esensial

2. Hak - Hak Wanita Hamil

Pengertian Hak

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas. Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk
berbuat, menyatakan pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain, dan menerima
sesuatu dari orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang.

Hak- hak wanita hamil

Hak-hak wanita ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002)yaitu :

1. Mendapatkan keterangan mengenai  kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan


langsung kepada klien (dan keluarganya).

2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya,  harapannya terhadap sistem pelayanan, 


dalam lingkungan  yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan
didasari rasa saling percaya.

3. Mengetahui sebelumnya  jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya

4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap


pelaksanaan prosedur.

5. Menerima layanan senyaman mungkin.

6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.

Hak-hak yang lain :

1. Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadanya
dan pelaksanaan prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya, terutama yang
berkaitan dengan efek-efek yng mungkin terjadi secara langsung maupun tidak langsung
2. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut
persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan stress serta informasi
sedini mungkin tentang kehamilan.

3. Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi premedikasi sebelum
operasi.

4. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik,
mental, maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.

5. Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang yang memberikan
obat atau melakukan prosedur selama melahirkan.

6. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur
bagi bayi dan dirinya sesuai indikasi medis.

7. Wanita hamil berhak untuk didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam
keadaan stress persalinan.

8. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang orang yang menolong
persalinannya serta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat keterangan
kelahiran.

9. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan
bayinya yang dapat menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian hari.

10. Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih posisi
melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun bayinya.

3. TENAGA PROFESIONAL/PENOLONG YANG TERAMPIL

Tindakan bidan saat kunjungan antenatal :

1. Mendengarkan dan berbicara kepada ibu serta keluarganya untuk membina hubungan
saling percaya

2. Setiap wanita hamil dan keluarga untuk membuat rencana persalinan

3. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk persiapan menghadapi komplikasi

4. melakukan penapisan untuk kondisi yang mengharuskan melahirkan di RS

5. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa (pre-


eklamsia, anemia, PMS)

6. Mendeteksi adanya kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 mg dan adanya


kelainan letak setelah usia kehamilan 36 mg
7. Memberikan konseling pada ibu sesuai usia kehamilannya, mengenai nutrisi, istirahat,
tanda-tanda bahaya, KB, pemberian ASI, ketidaknyamanan yang normal selama
kehamilan dsb 8. Memberikan suntikan imunisasi TT bila diperlukan

8. Memberikan suplemen mikronutrisi, termasuk zat besi an folat secara rutin, serta
vitamin A bila perlu

4. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEHAMILAN

Pada setiap tingkat masyarakat dan negara terdapat tindakan yang dapat diambil oleh
bidan untuk membantu memastikan bahwa ibu-ibu tidak akan meninggal dalam
kehamilan dan kelahiran.

Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan pada beberapa tingkatan :

1. Rumah dan masyarakat

2. Pusat kesehatan atau rumah bersalin

3. Rumah sakit

1. Rumah, masyarakat

a. Bagilah apa yang anda ketahui :

bidan dapat mengajar ibu-ibu, anggota masyarakat lainnya, bidan-bidan lain dan
petugas kesehatan lainnya tentang tanda-tanda bahaya. Ia juga dapat membagi
informasi tentang dimana mencari petugas dan fasilitas kesehatan yang
dapatmembantu jika tanda-tanda bahaya terjadi. Ia dapat menekankan alasan dan
keuntungan didampingi oleh penolong kesehatan yang terampil pada saat persalinan
selain mempromosikan dan menunjukkan perilaku yang sehat. Bidan juga harus
mengajarkan sesuatu berdasarkan kebutuhan orang yang ia layani.

b. Jaringan promosi kesehatan :

bidan harus melakukan kontak yang positif dengan pemuka-pemuka masyarakat,


selain ibu-ibu yang lebih tua dan gadis-gadis muda di dalam masyarakatnya. Ia dapat
mengajari keluarga dan masyarakat bagaimana mengenali ibu yang memerlukan
asuhan kegawatdaruratan dan bagaimana mengatur asuhan tersebut (dana darurat,
pola menabung, transportasi, komunikasi, donor darah).

c. Membangun kepercayaan :
bidan harus berperilaku yang memberikan rasa hormat kepada ibu dan keluarga yang
ia layani. Membangun kepercayaan adalah suatu keterampilan penyelamatan jiwa.
Jika seorang bidan memiliki keterampilan teknis untuk menangani eklampsia atau
perdarahan pasca persalinan, tetapi ia tidak dipercaya, maka tidak ada seseorangpun
yang akan meminta bantuannya. Walaupun seorang bidan mempunyai keterampilan
teknis untuk menyelamatkan jiwa seorang ibu, tetapi tidak memiliki kepercayaan dari
ibu tersebut, ia tidak akan diberikan kesempatan untuk mempergunakan
keterampilannya dan menyelamatkan jiwa si ibu tadi.

2. Pusat Kesehatan atau rumah bersalin

a. Asuhan yang berkualitas :

memberikan asuhan yang berkualitas pada kelahiran akan membantu mencegah


komplikasi, mendeteksi masalah lebih dini dan kemampuan untuk mengatur ,
menstabilisasi dan merujuk masalah yang memerlukan penanganan di rumah sakit.

b. Penatalaksanaan kegawatdaruratan awal :

memberikan penatalaksanaan awal perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis,


aborsi yang tidak aman dan partus macet sangat penting untuk menyelamatkan jiwa
ibu.

c. Memberikan contoh yang baik :

bidan harus memberikan contoh yang baik kepada bidan lain, petugas kebersihan dan
staf yang lain. Bidan harus memberikan contoh pelaksanaan dan pencegahan infeksi
yang baik dan keterampilan-keterampilan interpersonal yang berkualitas.

3. Rumah Sakit

a. Penatalaksanaan Komplikasi :

memberikan pelayanan seperti bantuan vacum ekstraksi, magnesium sulfat, antibiotik


intra vena, plasenta manual, tranfusi darah dan operasi sesar yang sangat penting.

b. Memberikan contoh yang baik :

bidan harus mengajarkan dan memberikan contoh, asuhan maternitas yang


berkualitas, termasuk keterampilan berkomunikasi secara interpersonal kepada
semua kolega

5. Issue Terkini Dalam Asuhan Kehamilan


Selain hasil penelitian, bidan juga harus mengikuti berbagai issu terkini yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi wanita. Beberapa issu yang berhubungan dengan kehamilan
adalah sebagai berikut :
1. Woman Center Care ( WCC )
Woman Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita. Dalam pelaksanaan
asuhan ini wanita dipandang sebagai manusia secara utuh ( holistik) yang
mempunyai hak pilih untuk memelihara kesehatan repsoduksinya. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di indonesia antara lain sebagai
berikut :
1. Status wanita dalam masyarakat masih rendah
2. Kesehatan reproduksi, dimana sseorang wanita mengalami hamil, melahirkan serta
ifas yang beresiko menyebabkan kematian.
3. mampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang
rendah.
4. modal ( ekonomi ) dalam upaya pemeliharaan kesehatan. Sosial budaya, ekonomi,
pelayanan kesehatan tidak terjangkau, pengetahuan yang rendah.

Upaya yang dilaukan woman center care adalah adanya kontinuitas ( kesinambungan )
dalam pemberian asuhan yang meliputi asuhan yang berkelanjutan ( berfokus pada ibu )
dan pemberian asuhan yang berkelanjutan
( konsep pelayanan kebidana yang terorganisasi ).

2. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri ( self care )


Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama
hamil meningkat, klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas
kesehatan secara pasif.
Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi berperan
secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome
kehamilan yang baik.
Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klini
antenatal care memberikan kursus atau kelas pra-persalinan bagi calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan baik
bagi klien ataupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya dapat menekan
biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima ibu hamil dapat memilih tenaga
profesional yang berkualitas dan dapat dipercaya sesuai dengn tingkat pengetahuan
dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
3. Pre-eklampsi dengan edema
Pre-eklampsi dalam kehamilan dijumpai apabila tekanan darah ibu hamil 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan
eklampsi adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsi, yang
juga disertai koma.
Isu mengenai pre-eklampsi dan edema pada ibu hamil sudah cukup luas
berkembang sehingga bidan harus senantiasa meningkatkan keilmuannya agar dapat
memberikan informasi yang tepat ketika memberikan asuhan pada ibu hamil.
Dengan variasi tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka akan
bervariasi pula tanggapan yang akan diberikan dengan adanya isu-isu yang berbeda.
Bidan sebagai seorang yang terdekat dengan masyarakat dan dipandang berkompeten
dalam hal ini harus dapat menyikapi dengan bijaksana setiap reaksi yang muncul dari
masyarakat.
Jika menemukan hal yang negatif maka secepatnya melakukan suatu tindakan,
seperti melakukan penyuluhan mengenai pre-eklampsi dan edema selama kehamilan.

3. ANC pada kehamilan lebih dini


Data statistik pada kunjungan antenatalcare trimester I menunjukan peningkatan
yang signifikan. Hal ini sangat baik memungkinkan profesional kesehatan
mendeteksi dii dan segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal
kehamilan. Kesempatan untuk memberika pendidikan kesehatan tentang perubahan
perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih lanjut.

4. Ultrasonografi dalam Kehamilan


Ultrasonografi adalah salah satu metode yang paling berharga untuk mengevaluasi
kehamilan. Walaupun dokter, rumah sakit dan perusahaan asuransi ada yang tidak
sependapat mengenai kapan ultrasonografi harus dilakukan atau apakah setiap
wanita hamil harus mendapatkan pemeriksaan ultrasonografi dalam kehamilan,
pemeriksaan ini tetapmasih merupakan alat yang berharga. Ultrasonografi terbukti
bermanfaat dalam memperbaiki hasil kehamilan. Pemeriksaan tersebut terbukti
non-invasif dan aman. tidak ada risiko yang diketahui.
Manfaat USG kaitannya dengan kehamilan diantaranya:
a. Membantu mengidentifikasi awal dari kehamilan
b. Menunjukkan ukuran dan kecepatan pertumbuhan embrio atau janin.
c. Mengenali adanya dua janin atau lebih.
d. Mengukur kepala, perut, atau femur janin untuk menentukan usia
kehamilan.
e. Mengenali janin dengan sindrom down.
f. Mengenali kelainan janin, seperti hidrosefalus dan mikrosefali, dan
kelainan organ internal, seperti ginjal atau kandung kemih.
g. Mengukur jumlah cairan ketuban, yang merupakan tanda dari
kesejahteraan janin.
h. Mengidentifikasi lokasi, ukuran dan kematangan plasenta.
i. Mengidentifikasi abnormalitas plasenta, seperti kehamilan anggur,dll.
j. Mengidentifikasi abnormalitas rahim seperti tumor.
k. Mendeteksi IUD atau plasenta yang tertinggal didalam rahim setelah
persalinan.
l. Membedakan antara keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan
normal.
m. Dalam hubungan dengan amniosintesis, untuk memilih tempat yang
tepat guna untuk menempatkan jarum untuk mengangkat cairan ketuban
dari sekitar bayi.
n. Mendeteksi gerakan janin.
5. Mandi Berendam
Ada beberapa wanita yang beranggapan bahwa wanita hamil hanya boleh mandi
dibawah air pancuran. Tidak ada alasan medis untuk memilih satu dari yang lain
sewaktu hamil. Pada trimester III wanita hamil mungkin perlu lebih berhati-hati
bila mandi berendam dari biasanya. Karena keseimbangan sewaktu hamil berubah.
Ibu hamil bisa saja terjatuh dan terluka sewaktu masuk atau keluar dari bak mandi.
Jika kseimbangan mennjadi masalah maka sebaiknya mandi dibawah air pancuran.

6. Evidence Based Midwifery (Practice)

EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat
profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis.
RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan
telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan
praktek. Pada awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan
dalam membuka kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan
akademik. Sebuah kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling
ketat dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan
untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk
penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun
2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong
maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan
untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003).

EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan
profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif,
analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort
studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan
implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai