Disusun oleh :
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
KOTA CIREBON
TAHUN 2021
Pembimbing Lapangan
Mengesahkan,
ii
KATA PENGANTAR
Puij syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga dengan izinnya kami dapat
Laporan ini kami susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar ahli madya kebidanan di sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKes) Cirebon.
Kami mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak pada saat
penyusunan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa mengucapkan terimakasih
1. Dr. Awis Hamid Dhani, M.Pd., selaku ketua sekolah tinggi ilmu kesehatan
(STIKes) Cirebon.
2. Ika Choirin Nisa, S.ST.,M.Kes., selaku ketua program studi Dlll Kebidanan
komunitas ini.
5. Seluruh pihak yang telah membeikan dukungan moral dan materil kepada
iii
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan
yang diberikan. Kami menyadari laporan kebidanan komunitas ini masih bayak
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yag bersifat membangun sangat
kami harapkan. Akhirnya kami berharap semoga laporan kebidanan komunitas ini
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR BAGAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Analisis Situasi................................................................................3
C. Rumusan Masalah...........................................................................5
D. Tujuan.............................................................................................5
E. Manfaat...........................................................................................5
B. Metode Kegiatan.............................................................................12
C. Sasaran Kegiatan.............................................................................14
v
BAB III HASIL KEGIATAN...........................................................................15
A. Rancangan Evaluasi........................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................16
B. Pemecahan Masalah........................................................................19
BAB V PENUTUP...........................................................................................20
A. Simpulan.........................................................................................20
B. Saran...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22
LAMPIRAN.....................................................................................................23
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
lendir tersebut terlalu banyak dan menimbulkan bau tidak enak. Ini
Menurut Kasdu (2008) keputihan ada yang patologis dan ada yang
banyak, warnanya kuning atau kehijauan, warna putih seperti susu basi,
disertai rasa gatal, pedih terkadang disertai bau amis atau busuk.
Keputihan menjadi salah satu tanda dan gejala adanya kelainan pada organ
rahim, keganasan atau tumor dan kanker, serta adanya benda asing.
sebanyak dua kali atau sering 45% (BKKBN, 2010). Wanita yang tidak
1
bisa membedakan keputihan normal (fisiologis) dan keputihan yang tidak
normal (patologis) tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak.
akan membuat wanita tersebut merasa tidak nyaman dan merasa cemas
infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau juga parasit, yang bisa menyebabkan
kuman, aktivitas yang terlalu lelah, hormonal, dan pada vulva higiene
pada waktu kondisi tubuh sangat capek dan biasa lagi ketika tubuh sudah
B. Analisis Situasi
2
1. Analisis situasi geografi dan demografi Puskesmas Pegambiran
a. Analisis Geografi
1) Kecamatan : Lemahwungkuk
2) Kota : Cirebon
b. Analisis Demografi
2) Jumlah melahirkan : 42
3) Jumlah nifas : 13
3
b. Analisis Demografi
1) Jumlah Penduduk
a) Laki-Laki : 1451
b) Perempuan : 1337
3) Angka Kelahiran : 42
4) Angka Kematian : 10
5) Tingkat Pendidikan
a) Tidak sekolah : 54
b) SD : 629
c) SMP : 565
d) SMA : 572
e) Perguruan Tinggi : 61
6) Pekerjaan
b) Wiraswasta : 62 :-
c) Buruh : 531
d) Swasta : 265
e) Pedagang : 119
f) PNS :8
g) BUMN :2
a) Posyandu :2
4
b) Poswindu :0
c) Posbindu :1
d) Masijd :1
e) Mushola :1
f) Sarana Pendidikan :2
C. Rumusan Masalah
keputihan?
Keputihan?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
keputihan.
mencegah keputihan.
2. Tujuan Khusus
mencegah keputihan.
E. Manfaat
1. Dinas Kesehatan
5
Tercapainya program kesehatan masyarakat diwilayah kerja dinas
2. Puskesmas
Sebagai salah satu bahan masukan bagi pihak puskesmas untuk dapat
3. Masyarakat
a. Sebagai masukan bagi wanita usia subur agar dapat menjaga kesehatan
reproduksinya.
6
F. Lokasi Praktik Kebidanan Komunitas
Pada hari Sabtu , 26 Juni 2021 pukul 10.00 WIB di desa Kriyan Barat RW
7
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
A. Keputihan
1. Pengertian Keputihan (1)
Flour Albus (keputihan) adalah suatu gejala penyakit yang ditandai
oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah.
Keputihan (Fluor Albus) merupakan salah satu alasan pada wanita
yang paling sering antuk memeriksakan diri ke dokter, khususnya
dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan (Maharani, 2012).
Keputihan (Fluor Albus) dibagi menjadi dua jenis, yaitu keputihan
fisiologis dan patologis (Boyke, 2013).
Banyak wanita Indonesia yang tidak tahu tentang keputihan (Fluor
Albus), sehingga mereka menganggap sebagai hal yang umum dan
kurang penting. Padahal keputihan (Fluor Albus) yang tidak segera
ditangani akan mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar
kandungan, keputihan juga merupakan gejala awal dari kanker leher
rahim yang dapat berakhir dengan kematian (Sugi, 2009).
Pada studi kasus fisiologi reproduksi, banyak wanita yang
mengeluhkan keputihan (Fluor Albus) dan dirasakan tidak nyaman,
gatal dan berbau, bahkan terkadang perih. Setelah banyak penelitian
yang berkembang berkaitan dengan organ reproduksi wanita, ternyata
berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari (Maharani, 2012). Meskipun
keputihan (Fluor Albus) termasuk penyakit yang sederhana,
kenyataannya keputihan (Fluor Albus) tidak mudah disembuhkan.
Sesuai data WHO Keputihan (Fluor Albus) menyerang sekitar 50%
populasi wanita didunia dan beresiko tinggi terhadap wanita yang
berusia reproduksi atau wanita usia subur. (Mansyur, 2012). Lebih dari
75% wanita di Indonesia mengalami keputihan (Fluor Albus), pling
8
tidak satu kali dalam hidupnya. Hal ini berkaitan dengan cuaca, yang
mempermudah berkembangnya infeksi jamur dan bakteri patogen.
9
akhirnya, akan memberikan dampak menurunkan mutu kehidupan
(LP3M, 2014).
Keputihan dipicu karena adanya virus, bakteri, kuman, aktivitas
yang terlalu lelah, hormonal dan pada vulva hygiene (Bahari,2012).
Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul hanya pada waktu
kondisi tubuh sangat letih dan biasa lagi ketika tubuh sudah normal
kembali (Susanto, 2013). Prilaku tidak hygiene seperti air cebok tidak
bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan pembalut
yang kurang baik merupakan salah satu faktor penyebab keputihan
(Ayuningsih, 2010). Banyak wanita Indonesia yang tidak tahu tentang
keputihan (Fluor Albus), sehingga mereka menganggap sebagai hal
yang umum dan kurang penting. Padahal keputihan (Fluor Albus)
patologis yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan kemandulan
15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun,
dan 64% pada usia 40-44 tahun. Keputihan juga merupakan gejala
awal dari kanker leher rahim yaitu setiap tahunya ada sekitar 15 ribu
kasus baru kanker serviks di Indonesia yang dapat berakhir dengan
kematian (Data riset kesehatan dasar 2013).
Vagina yang tidak sedap juga dapat menjadi penyebab
ketidakseimbangan ekosistem bakteri di vagina. Kurangnya kesadaran
dalam menjaga kebersihan diri seperti tidak tepat dalam mencuci
tangan, kurang benar dalam membersihkan daerah genitalia setelah
buang air kecil atau besar, mengenakan celana yang ketat yang tidak
menyerap keringat, bertukar celana dengan orang lain, menggunakan
toilet umum yang kotor, kurang menjaga kebersihan vagina, bergantian
handuk dengan orang lain, dan Jarang mengganti pembalut dapat
menjadi pencetus timbulnya infeksi keputihan tersebut (sevil et al,
2013).
10
Tanda keputihan normal atau keputihan fisiologis adalah cairan
sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer, tidak mengeluarkan
bau yang menyengat, gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu, pada bayi
perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari
vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan
oleh plasenta atau urin, gadis muda kadang-kadang juga mengalami
keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan
hilang dengan sendirinya, biasanya keputihan yang normal tidak
disertai dengan rasa gatal. Tanda keputihan tidak normal atau patologis
adalah keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina, cairan ini dapat encer
atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa, cairan ini
mengeluarkan bau yang menyengat, pada penderita tertentu, terdapat
rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada
vagina, terkadang sakit saat buang air kecil.
11
dengan bahan bukan jeans, agar sirkulasi udara di sekitar organ intim
bergerak leluasa, sering mengganti pembalut ketika menstruasi (Decha,
2013).
(3)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Seperti
layaknya organ tubuh yang lain, organ reproduksi seksual juga harus
diberi perawatan dengan baik. Berikut yang bisa dilakukan yaitu
usahakan vagina senantiasa kering dan tidak lembab, karena keadaan
basah memudahkan berjangkitnya infeksi dari luar, selalu mencuci
tangan sebelum menyentuh vagina, mandi dengan teratur dengan
membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut,
praktekkan cara menyeka yang benar yaitu dari arah depan ke
belakang, hindari penggunaan handuk milik orang lain untuk
mengeringkan vagina kita, selalu gunakan celana dalam yang bersih
dan terbuat dari bahan katun, jangan menggunakan alat pembersih
kimiawi tertentu karena akan merusak keasaman vagina yang
berfungsi menumbuhkan bakteri atau kuman yang masuk. Demikian
juga tidak diperbolehkan menggunakan deodorant atau spray, cairan
pembasuh (douches), sabun yang keras, serta tisu yang berwarna dan
berparfum, perawatan sistem reproduksi dengan mencukur sebagian
dari rambut kemaluan secara teratur, jangan menggunakan alat-alat
bantuan untuk masturbasi, karena hal ini bisa menyebabkan robeknya
selaput dara dan infeksi pada vagina.
B. Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam program ini adalah memberikan
pendidikan kesehatan melalui sosialisasi tentang keputihan. Adapun
pelaksanaan dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
12
Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan program ini
meliputi:
2. Tahap pelaksanaan
a. Mitra kerja
b. Kepanitiaan
selanjutnya
13
Evaluasi pasca kegiatan ini akan dilakukan oleh panitia untuk
c. Laporan kegiatan
dilakukan.
C. Sasaran Kegiatan
Wanita Usia Subur yang mempunyai masalah mengenai keputihan.
14
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Rancangan Evaluasi
No Kegiatan
1 Sosialisasi program
2 Penyuluhan: Ceramah dan diskusi mengenai masalah Keputihan
Kegiatan evaluasi pada hari Sabtu , 26 Juni 2021 pukul 12.00 WIB di desa
15
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Masalah
secara umum bisa kita temukan lewat studi literature atau lewat
16
Berdasarkan penelitian survei mawas diri di Desa Kriyan Barat
yang ditemukan adalah keputihan yang dialami pada wanita usia subur.
17
mengenai Flour Kriyan Barat
Albus (Keputihan)
prioritas masalah dari beberapa indikator yaitu ada kasus ibu hamil yang
mengalami kista dalam kehamilan dan wanita usia subur yang mengalami
Penyebab Masalah
B. Pemecahan Masalah
pemecahan masalah dan masih ada wanita usia subur yang mengalami
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
Bagi tenaga kesehatan perlunya lebih banyak memberikan
2) Bagi Masyarakat
keputihan.
21
DAFTAR PUSTAKA
journal.id/MedBid/article/download/69/27/
http://jurnalbidankestrad.com/index.php/jkk/article/download/71/6
22
3. Riza-Yeni, (2019). “ Hubungan Personal Hygiene dan Penggunaan
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/downloa
d/559/453
LAMPIRAN I
CIREBON
23
Sasaran Peserta : WUS (Wanita Usia Subur)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
24
f. Mengetahui tentang pencegahan Keputihan pada Wanita Usia Subur
B. Pokok Pembahasan
C. Metode
1. Penyampaian Materi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
D. Media
1. Leaflet
2. Mikropon
3. Kamera handphone
E. Dana
Rp. 120.000,-
memperhatikan
Menggali pengetahuan warga Tentang Menjawab pertanyaan
Keputihan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
memperhatikan
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak
kegiatan
25
2. Kegiatan inti ( 20 menit )
Menjelaskan tentang Menderdengarkan dan
Subur
- Penyebab Keputihan
- Gejala Keputihan
Subur
Subur
Memberikan kesempatan untuk bertanya Aktif dan bertanya
Menjawab pertanyaan yang di sampaikan Mendengarkan dan
peserta memperhatikan
3. Penutupan ( 5 menit )
Menyimpulkan materi yang di sampaikan oleh Mendengarkan dan
penyuluh memperhatikan
Mengevaluasi peserta atas penjelasan yang di Menjawab pertanyaan
F. Evaluasi
26
b. Jelaskan faktor resiko Keputihan pada Wanita Usia Subur?
2. Obsevasi
27
28
29