Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PENYULUHAN MENGENAI MASALAH

KEPUTIHAN PADA WUS DI RW 17 KRIYAN BARAT

KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Disusun oleh :

Amaliah Arifah (NIM. 4501.0319.A.001)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KRIYAN BARAT RW 17

KECAMATAN LEMAH WUNGKUK

KOTA CIREBON

TAHUN 2021

Telah Diperiksa dan Disahkan Oleh:

Pembimbing Akademik Program Studi Dlll Kebidanan STIKes Cirebon dan

Pembimbing Lapangan

Mengesahkan,

Cirebon, Juni 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Iis,SST.M.Kes Siti Zulaichah,AMD.Keb

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Ika Choirin Nisa, SST.,M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puij syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga dengan izinnya kami dapat

menyelesaikan laporan Kebidanan Komunitas.

Laporan ini kami susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar ahli madya kebidanan di sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKes) Cirebon.

Kami mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak pada saat

penyusunan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa mengucapkan terimakasih

kepada yang terhormat bapak/ibu:

1. Dr. Awis Hamid Dhani, M.Pd., selaku ketua sekolah tinggi ilmu kesehatan

(STIKes) Cirebon.

2. Ika Choirin Nisa, S.ST.,M.Kes., selaku ketua program studi Dlll Kebidanan

STIKes Cirebon sekaligus pembimbing akademik..

3. Iis,SST.M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah memberikan

petunjuk, saran serta dukungan moral selama penyusunan laporan kebidanan

komunitas ini.

4. Siti Zulaichah,AMD.Keb selaku pembimbing lapangan yang telah

membimbing kami selama kegiatan komunitas kebidanan

5. Seluruh pihak yang telah membeikan dukungan moral dan materil kepada

kami sehingga laporan kebidanan komunitas ini dapat kami selesaikan.

iii
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan

yang diberikan. Kami menyadari laporan kebidanan komunitas ini masih bayak

kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yag bersifat membangun sangat

kami harapkan. Akhirnya kami berharap semoga laporan kebidanan komunitas ini

bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Cirebon, Juni 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................iv

DAFTAR TABEL............................................................................................v

DAFTAR BAGAN...........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Analisis Situasi................................................................................3

C. Rumusan Masalah...........................................................................5

D. Tujuan.............................................................................................5

E. Manfaat...........................................................................................5

F. Lokasi Praktik Kebidanan Komunitas............................................7

G. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan...................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................8

A. Keputihan Pada WUS.....................................................................8

B. Metode Kegiatan.............................................................................12

C. Sasaran Kegiatan.............................................................................14

v
BAB III HASIL KEGIATAN...........................................................................15

A. Rancangan Evaluasi........................................................................15

B. Jadwal Pelaksanaan Evaluasi..........................................................15

C. Hasil Evaluasi Kegiatan..................................................................15

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................16

A. Kerangka Pemecahan Masalah.......................................................16

B. Pemecahan Masalah........................................................................19

BAB V PENUTUP...........................................................................................20

A. Simpulan.........................................................................................20

B. Saran...............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

LAMPIRAN.....................................................................................................23

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rician pelaksanaan kegiatan.............................................................15

Tabel 4.1 Perumusan Masalah..........................................................................17

vii
DAFTAR BAGAN

Tabel 4.1 Pembahasan Pohon Masalah............................................................18

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang (2)

Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi

persoalan bagi kaum wanita. Keputihan adalah keluarnya sekret atau

cairan dari vagina. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi

warna dan bau. Umumnya wanita yang menderita keputihan mengeluarkan

lendir tersebut terlalu banyak dan menimbulkan bau tidak enak. Ini

disebabkan karena terjadinya peradangan dan infeksi pada liang vagina.

Jika keputihan sudah berlarut-larut dan menjadi berat, maka kemungkinan

wanita yang bersangkutan akan menjadi mandul (Wijanti, 2009:59).

Menurut Kasdu (2008) keputihan ada yang patologis dan ada yang

fisiologis. Keputihan yang fisiologis berwarna jernih, tidak berbau, tidak

gatal dan tidak pedih. Sedangkan keputihan yang patologis jumlahnya

banyak, warnanya kuning atau kehijauan, warna putih seperti susu basi,

disertai rasa gatal, pedih terkadang disertai bau amis atau busuk.

Keputihan menjadi salah satu tanda dan gejala adanya kelainan pada organ

reproduksi wanita, kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher

rahim, keganasan atau tumor dan kanker, serta adanya benda asing.

Namun tidak semua infeksi reproduksi memberi gejala keputihan.

Wanita di Indonesia yang mengalami keputihan minimal satu kali

dalam seumur hidup sedangkan wanita yang bisa mengalami keputihan

sebanyak dua kali atau sering 45% (BKKBN, 2010). Wanita yang tidak

1
bisa membedakan keputihan normal (fisiologis) dan keputihan yang tidak

normal (patologis) tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak.

Wanita yang beranggapan keputihan fisiologis adalah keputihan patologis

akan membuat wanita tersebut merasa tidak nyaman dan merasa cemas

dirinya menderita suatu penyakit kelamin, dan jika wanita yang

beranggapan keputihan patologis adalah keputihan fisiologis akan

membuat wanita tersebut mengabaikan keputihan yang dideritanya

sehingga penyakit yang diderita bisa semakin parah yaitu terjadinya

infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau juga parasit, yang bisa menyebabkan

terjadinya kasus Infeksi Menular Seksual (Wijayanti, 2009, p.51).

Faktor penyebab keputihan dipicu karena adanya virus, bakteri,

kuman, aktivitas yang terlalu lelah, hormonal, dan pada vulva higiene

(Bahari, 2012).Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul hanya

pada waktu kondisi tubuh sangat capek dan biasa lagi ketika tubuh sudah

normal kembali (Susanto, 2013). Kelebihan hormon Progesteron dapat

menimbulkan keputihan, Keputihan yang keluar dari vagina disebabkan

oleh hormon Progesteron yang merubah flora dan Ph vagina, sehingga

jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan

(Winkjosastro, 2005). Perilaku tidak hygienis seperti air cebok tidak

bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan pembalut yang

kurang baik merupakan salah satu faktor penyebab keputihan (Ayuningsih,

Teviningrum dan Krisnawati, 2010).

B. Analisis Situasi

2
1. Analisis situasi geografi dan demografi Puskesmas Pegambiran

a. Analisis Geografi

1) Kecamatan : Lemahwungkuk

2) Kota : Cirebon

3) Provinsi : Jawa Barat

b. Analisis Demografi

1) Jumlah Ibu hamil : 21

2) Jumlah melahirkan : 42

3) Jumlah nifas : 13

4) Jumlah remaja : 1336

5) Jumlah dewasa : 446

6) Jumlah lansia : 202

7) Jumlah PUS : 367

8) Jumlah KB Aktif : 230

2. Analisis Situasi Geografi dan Demografi Desa Kriyan Barat RW 17


a. Analisis Geografi
1) Desa : Kriyan Barat
2) Kecamatan : Lemahwungkuk
3) Kota : Cirebon
4) Provinsi : Jawa Barat
5) Luas Wilayah : 0.105 km2
6) Jumlah RT :6
7) Keadaan Tanah : Dataran rendah
8) Keadaan Lahan : Perkotaan
9) Klasifikasi Desa : Swasembada
10) Status Kependudukan : Perkotaan

3
b. Analisis Demografi
1) Jumlah Penduduk

a) Laki-Laki : 1451

b) Perempuan : 1337

2) Jumlah Kepala Keluarga : 810

3) Angka Kelahiran : 42

4) Angka Kematian : 10

5) Tingkat Pendidikan

a) Tidak sekolah : 54

b) SD : 629

c) SMP : 565

d) SMA : 572

e) Perguruan Tinggi : 61

6) Pekerjaan

a) Tidak bekerja : 782

b) Wiraswasta : 62 :-

c) Buruh : 531

d) Swasta : 265

e) Pedagang : 119

f) PNS :8

g) BUMN :2

7) Sarana dan Prasarana

a) Posyandu :2

4
b) Poswindu :0

c) Posbindu :1

d) Masijd :1

e) Mushola :1

f) Sarana Pendidikan :2

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang masalah

keputihan?

2. Bagaimanakah pengalaman Wanita Usia Subur dalam mencegah

Keputihan?

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Wus tentang masalah

keputihan.

b. Untuk mengetahui pengalaman Wanita Usia Subur dalam

mencegah keputihan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk meningkatkan pengetahuan Wus tentang masalah keputihan.

b. Untuk meningkatkan pengalaman Wanita Usia Subur dalam

mencegah keputihan.

E. Manfaat

1. Dinas Kesehatan

5
Tercapainya program kesehatan masyarakat diwilayah kerja dinas

kesehatan kabupaten Cirebon.

2. Puskesmas

Sebagai salah satu bahan masukan bagi pihak puskesmas untuk dapat

ditindak lanjuti dengan membuat kebijakan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat terhadap masalah kesehatan reproduksi.

3. Masyarakat

a. Sebagai masukan bagi wanita usia subur agar dapat menjaga kesehatan

reproduksinya.

6
F. Lokasi Praktik Kebidanan Komunitas

Di Desa Kriyan Barat RW 17 Kecamatan Lemah Wungkuk Kota Cirebon

G. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan

Pada hari Sabtu , 26 Juni 2021 pukul 10.00 WIB di desa Kriyan Barat RW

17 kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon

7
BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

A. Keputihan
1. Pengertian Keputihan (1)
Flour Albus (keputihan) adalah suatu gejala penyakit yang ditandai
oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah.
Keputihan (Fluor Albus) merupakan salah satu alasan pada wanita
yang paling sering antuk memeriksakan diri ke dokter, khususnya
dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan (Maharani, 2012).
Keputihan (Fluor Albus) dibagi menjadi dua jenis, yaitu keputihan
fisiologis dan patologis (Boyke, 2013).
Banyak wanita Indonesia yang tidak tahu tentang keputihan (Fluor
Albus), sehingga mereka menganggap sebagai hal yang umum dan
kurang penting. Padahal keputihan (Fluor Albus) yang tidak segera
ditangani akan mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar
kandungan, keputihan juga merupakan gejala awal dari kanker leher
rahim yang dapat berakhir dengan kematian (Sugi, 2009).
Pada studi kasus fisiologi reproduksi, banyak wanita yang
mengeluhkan keputihan (Fluor Albus) dan dirasakan tidak nyaman,
gatal dan berbau, bahkan terkadang perih. Setelah banyak penelitian
yang berkembang berkaitan dengan organ reproduksi wanita, ternyata
berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari (Maharani, 2012). Meskipun
keputihan (Fluor Albus) termasuk penyakit yang sederhana,
kenyataannya keputihan (Fluor Albus) tidak mudah disembuhkan.
Sesuai data WHO Keputihan (Fluor Albus) menyerang sekitar 50%
populasi wanita didunia dan beresiko tinggi terhadap wanita yang
berusia reproduksi atau wanita usia subur. (Mansyur, 2012). Lebih dari
75% wanita di Indonesia mengalami keputihan (Fluor Albus), pling

8
tidak satu kali dalam hidupnya. Hal ini berkaitan dengan cuaca, yang
mempermudah berkembangnya infeksi jamur dan bakteri patogen.

2. Penyebab FlourAlbus (keputihan)


Flour Albus (keputihan) disebabkan oleh faktor endogen dari
dalam tubuh dan faktor eksogen dari luar tubuh, keduanya saling
mempengaruhi. Faktor endogen yaitu kelainan pada lubang kemaluan.
Faktor eksogen dibedakan menjadi dua, yaitu infeksi dan non Infeksi.
Faktor infeksi yaitu bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan faktor non
infeksi adalah masuknya benda asing ke dalam vagina, baik sengaja
atau tidak (pemakaian kontrasepsi IUD), cebok tidak bersih, daerah
sekitar kemaluan lembab, kondisi tubuh, kelainan endokrin (pada
penderita Diabetes mellitus) atau hormon, menopouse, stres, kelelahan
kronis, peradangan alat kelamin, adanya penyakit dalam organ
reproduksi seperti kanker leher rahim (Maharani, 2012). Selain itu,
menggunakan WC umum yang tercemar bakteri Clamydia, hubungan
seks dengan pria yang membawa bakteri Neisseria gonorrhoea
(Katharini, 2014). Selain faktor yang tersebut di atas, faktor lainnya
yang mempengaruhi keputihan (Fluor Albus) adalah usia, perilaku
(Ramayanti, 2014).
Flour Albus (keputihan) dapat mengakibatkan kemandulan
(infertile) dan hamil di luar kandungan, dikarenakan terjadi
penyumbatan pada saluran tuba. Keputihan juga merupakan gejala
awal dari kanker leher rahim yang merupakan pembunuh nomor satu
bagi wanita dengan angka insiden kanker serviks, diperkirakan
mencapai 100 per 100.000 penduduk pertahun, yang dapat berakhir
dengan kematian (Katharini, 2014). Apabila banyak wanita yang
infertile, maka angka kelahiran bayi, yang merupakan calon penerus
generasi bangsa, akan berkurang. Menurunnya angka kelahiran ini,
menyebabkan berkurangnya calon penerus generasi bangsa yang akan
memberikan dampak terhadap pembangunan bangsa itu sendiri. Pada

9
akhirnya, akan memberikan dampak menurunkan mutu kehidupan
(LP3M, 2014).
Keputihan dipicu karena adanya virus, bakteri, kuman, aktivitas
yang terlalu lelah, hormonal dan pada vulva hygiene (Bahari,2012).
Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul hanya pada waktu
kondisi tubuh sangat letih dan biasa lagi ketika tubuh sudah normal
kembali (Susanto, 2013). Prilaku tidak hygiene seperti air cebok tidak
bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan pembalut
yang kurang baik merupakan salah satu faktor penyebab keputihan
(Ayuningsih, 2010). Banyak wanita Indonesia yang tidak tahu tentang
keputihan (Fluor Albus), sehingga mereka menganggap sebagai hal
yang umum dan kurang penting. Padahal keputihan (Fluor Albus)
patologis yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan kemandulan
15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun,
dan 64% pada usia 40-44 tahun. Keputihan juga merupakan gejala
awal dari kanker leher rahim yaitu setiap tahunya ada sekitar 15 ribu
kasus baru kanker serviks di Indonesia yang dapat berakhir dengan
kematian (Data riset kesehatan dasar 2013).
Vagina yang tidak sedap juga dapat menjadi penyebab
ketidakseimbangan ekosistem bakteri di vagina. Kurangnya kesadaran
dalam menjaga kebersihan diri seperti tidak tepat dalam mencuci
tangan, kurang benar dalam membersihkan daerah genitalia setelah
buang air kecil atau besar, mengenakan celana yang ketat yang tidak
menyerap keringat, bertukar celana dengan orang lain, menggunakan
toilet umum yang kotor, kurang menjaga kebersihan vagina, bergantian
handuk dengan orang lain, dan Jarang mengganti pembalut dapat
menjadi pencetus timbulnya infeksi keputihan tersebut (sevil et al,
2013).

3. Tanda dan Gejala Keputihan(3)

10
Tanda keputihan normal atau keputihan fisiologis adalah cairan
sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer, tidak mengeluarkan
bau yang menyengat, gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu, pada bayi
perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari
vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan
oleh plasenta atau urin, gadis muda kadang-kadang juga mengalami
keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan
hilang dengan sendirinya, biasanya keputihan yang normal tidak
disertai dengan rasa gatal. Tanda keputihan tidak normal atau patologis
adalah keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina, cairan ini dapat encer
atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa, cairan ini
mengeluarkan bau yang menyengat, pada penderita tertentu, terdapat
rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada
vagina, terkadang sakit saat buang air kecil.

4. Upaya Pencegahan Flour Albus (Keputihan)(1)


Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah keputihan (Fluor
Albus) adalah dengan membersihkan organ intim dengan pembersih
yang tidak mengganggu kestabilan pH di sekitar vagina, sekaligus
meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan
bakteri yang tidak bersahabat. Menghindari pemakaian bedak pada
organ kewanitaan karena bedak memiliki partikel halus yang mudah
terselip, akhirnya mengundang jamur dan bakteri.Selain hal tersebut di
atas, yaitu selalu mengeringkan bagian vagina sebelum berpakaian,
menggunakan celana dalam yang kering, apabila basah atau lembab,
segera mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai,
menggunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti
katun. Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak
dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah rok atau celana

11
dengan bahan bukan jeans, agar sirkulasi udara di sekitar organ intim
bergerak leluasa, sering mengganti pembalut ketika menstruasi (Decha,
2013).
(3)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Seperti
layaknya organ tubuh yang lain, organ reproduksi seksual juga harus
diberi perawatan dengan baik. Berikut yang bisa dilakukan yaitu
usahakan vagina senantiasa kering dan tidak lembab, karena keadaan
basah memudahkan berjangkitnya infeksi dari luar, selalu mencuci
tangan sebelum menyentuh vagina, mandi dengan teratur dengan
membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut,
praktekkan cara menyeka yang benar yaitu dari arah depan ke
belakang, hindari penggunaan handuk milik orang lain untuk
mengeringkan vagina kita, selalu gunakan celana dalam yang bersih
dan terbuat dari bahan katun, jangan menggunakan alat pembersih
kimiawi tertentu karena akan merusak keasaman vagina yang
berfungsi menumbuhkan bakteri atau kuman yang masuk. Demikian
juga tidak diperbolehkan menggunakan deodorant atau spray, cairan
pembasuh (douches), sabun yang keras, serta tisu yang berwarna dan
berparfum, perawatan sistem reproduksi dengan mencukur sebagian
dari rambut kemaluan secara teratur, jangan menggunakan alat-alat
bantuan untuk masturbasi, karena hal ini bisa menyebabkan robeknya
selaput dara dan infeksi pada vagina.
B. Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam program ini adalah memberikan
pendidikan kesehatan melalui sosialisasi tentang keputihan. Adapun
pelaksanaan dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan

12
Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan program ini

meliputi:

a. Survei tempat pelaksanaan kegiatan

b. Pembuatan dan distribusi undangan kegiatan

2. Tahap pelaksanaan

a. Mitra kerja

Pihak PMB, pihak Puskesmas dan masyarakat RW 17

b. Kepanitiaan

Panitia penyelenggara kegiatan adalah mahasiswi kebidanan STIKes


Cirebon
c. Alat yang diperlukan

kamera handphone, microfon

d. Publikasi hasil pengabdian

Publikasi hasil ini masih terbatas didunia kampus. Publikasi ini

bertujuan untuk memperkenalkan pada khalayak umum tentang

adanya upaya penanganan masalah kesehatan mengenai keputihan.

3. Evaluasi dan pelaporan

a. Evaluasi akan dilakukan secara continue di Puskesmas pangenan

kecamatan pangenan mengenai seajuh mana progress

perkembangan kemajuan program kegiatan melalui pelaporan

secara langsung kepada tim pelaksana untuk perbaikan penyuluhan

selanjutnya

b. Evauasi pasca kegiatan

13
Evaluasi pasca kegiatan ini akan dilakukan oleh panitia untuk

mengetahui sejauh mana hasil kegiatan yang dicapai secara

menyeluruh (tujuan, proses penyuluhan, iuran yang diharapkan,

dan sebagainya). Evaluasi inilah yang akan dijadikan pijakan untuk

menyusun laporan kegiatan.

c. Laporan kegiatan

Laporan kegiatan disusun sebagai laporan pertanggung jawaban

atas apa yang telah dilakukan. Laporan disusun berdasarkan proses

kegiatan yang telah dilaksanakan serta hasil evaluasi yang telah

dilakukan.

C. Sasaran Kegiatan
Wanita Usia Subur yang mempunyai masalah mengenai keputihan.

14
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Rancangan Evaluasi

Tabel 3.1 Rincian pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan
1 Sosialisasi program
2 Penyuluhan: Ceramah dan diskusi mengenai masalah Keputihan

pada Wanita Usia Subur

B. Jadwal Pelaksanaan Evaluasi

Kegiatan evaluasi pada hari Sabtu , 26 Juni 2021 pukul 12.00 WIB di desa

Kriyan Barat RW 17 kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon

C. Hasil Evaluasi Kegiatan


Kegiatan penyuluhan/sosialisasi berjalan dengan lancar dengan suasana
kondusif. Hasil kegiatan evaluasi yang dilakukan secara umum
mengidentifikasi bahwa pengetahuan awal mereka mengenai masalah
kesehatan Flour Albus (keputihan) masih kurang.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus

dipecahkan, dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara

kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai

tujuan dengan hasil yang maksimal.

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir

masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitia yang

boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian

akan menentukan kualitas penelitian. Bahkan juga menentukan apakah

sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian

secara umum bisa kita temukan lewat studi literature atau lewat

pengamatan lapangan (observasi, survei, dan sebagainya).

16
Berdasarkan penelitian survei mawas diri di Desa Kriyan Barat

RW 17 di Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon permasalahan

yang ditemukan adalah keputihan yang dialami pada wanita usia subur.

Penyusun mencoba untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada

secara jelas dan terperinci dengan menggunakan metode 5W (What,

where, when, who, why) + 1H (How), yaitu sebagai berikut:

1. Apa maslahnya (what).

2. Dimana terajdinya (where).

3. Kapan terjadinya (when).

4. Siapa yang bertanggung jawab (who).

5. Mengapa terjadi (why).

6. Berapa bersarnya / bagaimana terjadinya (how).

Dengan diurutkan seperti yang diatas dapat diketahui secara jelas

masalah yang dihadapi, sehingga dalam menanggulanginya akan

menjadi lebih mudah dan jelas sasarannya. Perumusan masalah dari

prioritas masalah di Desa Kriyan Barat RW 17 kec. Lemahwungkuk

kota Cirebon adalah sebagai berikut:

Table 4.1 perumusan masalah

MASALAH RENCANA SASARAN WAKTU TEMPAT


NO

1. Flour Albus WUS (Wanita 10.00 WIB BAPERKAM


Penyuluhan
(Keputihan) Usia Subur) RW 17 Desa

17
mengenai Flour Kriyan Barat

Albus (Keputihan)

2. Pembahasan Pohon Masalah

Berdasarkan urutan prioritas masalah diatas, maka diketahui

prioritas masalah dari beberapa indikator yaitu ada kasus ibu hamil yang

mengalami kista dalam kehamilan dan wanita usia subur yang mengalami

menorrhagia dan keputihan di Desa Kriyan Barat RW 17 Kec.

Lemahwungkuk Kota Cirebon tahun 2021.

Kasus pada Wanita Usia


Subur yang mengalami Masalah
masalah keputihan

Penyebab Masalah

Kurangnya pengetahuan Rendahnya tingkat Ekonomi


tentang kesehatan reproduksi dan pendidikan
dan masalah kesehatan
reproduksi.

Alternatif Pemecahan Masalah

Memberikan penyuluhan atau Kerjasama pihak kader


sosialisasi tentang kesehatan
reproduksi dan masalah
18
kesehatan reproduksi yaitu,
keputihan. Kerjasama pihak puskesmas
Gambar 4.2 Pembahasan Pohon Masalah

B. Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis penyebab masalah dapat disusun alternatif

pemecahan masalah dan masih ada wanita usia subur yang mengalami

masalah keputihan di Desa Kriyan Barat RW 17 di kecamatan

Lemawungkuk Kota Cirebon pada Juni 2021 yaitu kasus Keputihan 1

orang. Alternatif di Desa Kriyan Barat RW 17 di kecamatan

Lemawungkuk Kota Cirebon pemecah masalah adalah sebagai berikut:

a. Memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang keputihan.

b. Kerjasama pihak kader

c. Kerjasama pihak Puskesmas

19
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Flour Albus (keputihan) adalah suatu gejala penyakit yang ditandai


oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah.
Keputihan (Fluor Albus) merupakan salah satu alasan pada wanita
yang paling sering antuk memeriksakan diri ke dokter, khususnya
dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan (Maharani, 2012).
Keputihan (Fluor Albus) dibagi menjadi dua jenis, yaitu keputihan
fisiologis dan patologis (Boyke, 2013).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka peneliti

mempunyai beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1) Bagi tenaga kesehatan

20
Bagi tenaga kesehatan perlunya lebih banyak memberikan

informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya pada Wanita

Usia Subur mengenai keputihan.

2) Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya Wanita Usia Subur diharapkan lebih

aktif mencari informasi mengenai keputihan dan gejala awalnya

pada tenaga kesehatan khuusnya bidan, media masa, media

elektronik, dan lain sebagainya sehingga lebih mengerti mengenai

keputihan dan pentingnya mengenali tanda dan gejala awalnya

khususnya pada Wanita Usia Subur yang mengalami keputihan.

3) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai tambahan referensi

khususnya dalam bidang kesehatan dalam rangka mencegah

bertambahnya kasus pada Wanita Usia Subur yang mengalami

keputihan.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Zahna- Marlina, (2017). “ Karakteristik Wanita Usia Subur dengan

Kejadian Flour Albus di Puskesmas Beru Maumere” . Jurnal Ilmiah

Media Bidan Vol 2 No. 01 Tahun 2017. Dikutip dari: https://uit.e-

journal.id/MedBid/article/download/69/27/

2. Yonferizal MR Koto-Suwanti, (2016). “ Keputihan pada Wanita Usia

Subur Menggunakan Eskstrak Daun Sirsak”. Jurnal Kebidanan dan

Kesehatan Tradisional Vol 2 No. 01 Tahun 2016. Dikutip dari:

http://jurnalbidankestrad.com/index.php/jkk/article/download/71/6

22
3. Riza-Yeni, (2019). “ Hubungan Personal Hygiene dan Penggunaan

Kontrasepsi dengan Kejadian Keputihan pada Wanita Usia Subur “.

MPPKI Vol 02 No. 02 Tahun 2019. Dikutip dari:

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/downloa

d/559/453

LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PENYULUHAN MENGENAI MENGENAI MASALAH

KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR DI KRIYAN BARAT

RW 17 KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KABUPATEN

CIREBON

Materi ` : Keputihan pada Wanita Usia Subur

Waktu Pertemuan : 30 menit

23
Sasaran Peserta : WUS (Wanita Usia Subur)

Tanggal : 26 Juni 2021

Waktu : 10.00 - Selesai

Tempat Pelaksanaan : BAPERKAM RW 17 Kriyan Barat, Kecamatan

Lemahwungkuk Kota Cirebon

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar masyarakat mengetahui tentang masalah keputihan

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi Keputihan pada Wanita Usia Subur

b. Mengetahui tentang faktor risiko Keputihan pada Wanita Usia Subur

c. Mengetahui tentang penyebab Keputihan pada Wanita Usia Subur

d. Mengetahui tentang gejala Keputihan pada Wanita Usia Subur

e. Mengetahui tentang bahaya Keputihan pada Wanita Usia Subur

24
f. Mengetahui tentang pencegahan Keputihan pada Wanita Usia Subur

B. Pokok Pembahasan

Tentang Keputihan pada Wanita Usia Subur

C. Metode

1. Penyampaian Materi

2. Tanya jawab

3. Diskusi

D. Media

1. Leaflet

2. Mikropon

3. Kamera handphone

E. Dana

Rp. 120.000,-

No Waktu kegiatan Respon yang di

harapkan dari peserta


1. Pembukaan ( 5 menit )
Memberi salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan dan

memperhatikan
Menggali pengetahuan warga Tentang Menjawab pertanyaan

Keputihan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan

memperhatikan
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak

kegiatan

25
2. Kegiatan inti ( 20 menit )
Menjelaskan tentang Menderdengarkan dan

- Definisi Keputihan pada Wanita Usia memperhatikan materi

Subur

- Faktor resiko Keputihan

- Penyebab Keputihan

- Gejala Keputihan

- Bahaya Keputihan pada Wanita Usia

Subur

- Pencegahan Keputihan pada Wanita Usia

Subur
Memberikan kesempatan untuk bertanya Aktif dan bertanya
Menjawab pertanyaan yang di sampaikan Mendengarkan dan

peserta memperhatikan
3. Penutupan ( 5 menit )
Menyimpulkan materi yang di sampaikan oleh Mendengarkan dan

penyuluh memperhatikan
Mengevaluasi peserta atas penjelasan yang di Menjawab pertanyaan

sampaikan oleh penyuluh yang di berikan


Salam Penutup Menjawab salam

F. Evaluasi

1. Mengajukan pertanyaan lisan kepada Wanita Usia Subur yang hadir di

BAPERKAM RW 17 Kriyan Barat:

a. Jelaskan pengertian Keputihan pada Wanita Usia Subur?

26
b. Jelaskan faktor resiko Keputihan pada Wanita Usia Subur?

c. Jelaskan penyebab Keputihan pada Wanita Usia Subur?

d. Bagaimana gejala Keputihan pada Wanita Usia Subur?

e. Bagaimana bahaya Keputihan pada Wanita Usia Subur?

f. Bagaimana upaya pencegahan Keputihan pada Wanita Usia Subur?

2. Obsevasi

a. Respon/ tingkah laku masyarakat saat diberi pertanyaan : apakah diam

atau menjawab (benar atau kurang tepat).

b. Masyarakat antusias atau tidak.

c. Masyarakat menunjukan pertanyaan atau tidak.

LAMPIRAN II ( Penyuluhan Keputihan pada Wanita Usia Subur)

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai