Anda di halaman 1dari 14

TRAUMA

FLEKSUS BRACHIALIS

Oleh: Kelompok 3
PENGERTIAN

Fleksus brakialis adalah sebuah jaringan saraf tulang


belakang yang berasal dari belakang leher, meluas melalui
aksila (ketiak), dan menimbulkan saraf untuk ekstremitas atas.
Pleksus brakialis dibentuk oleh penyatuan bagian dari kelima
melalui saraf servikal kedelapan dan saraf dada pertama, yang
semuanya berasal dari sumsum tulang belakang.
Trauma fleksus brachialis umumnya terjadi pada bayi
besar. Kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat pada
daerah leher saat melahirkan bayi sehingga terjadi
kerusakan pada fleksus brachialis. Biasanya ditemukan
pada persalinan letak sungsang bila dilakukan kontraksi
yang kuat saat melahirkan kepala bayi.
EPIDEMIOLOGI

 Insiden paralisis fleksus brachialis ialah 0,5 – 2,0 per 1.000

kelahiran hidup. Kebanyakan kasus merupakan paralisis

Erb. Paralisis pada seluruh fleksus brachialis terjadi pada

10 % kasus. Lesi traumatik yang berhubungan dengan

paralisis fleksus brachialis antara lain fraktur klavikula (10

%), fraktur humerus (10 %), subluksasi cervikal spine (5

%), trauma cervikal cord (5-10 %), dan paralisis nervus

fasialis (10-20 %).


Paralisis Erb (C5-C6) paling sering terjadi dan
berhubungan dengan terbatasnya gerakan bahu. Anggota
gerak yang terkena akan berada dalam posisi adduksi,
pronasi dan rotasi internal. Refleks moro, biseps dan
radialis pada sisi yang terkena akan menghilang. Refleks
menggenggam biasanya masih ada. Pada 5 % disertai
paresis nervus frenikus ipsilateral.
PATOFISIOLOGI
A. ERB DUCHENE PARALYSIS

Merupakan kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh


cabang-cabang C5 dan C6 dari pleksus barkialis. Gejala pada
kerusakan fleksus ini, antara lain hilangnya reflek moro dan biseps,
lengan posisi adduksi, putaran ke dalam, lengan bawah pronasi,
telapak tangan menghadap belakang. Penanganan pada kerusakan
fleksus ini, anatara lain meletakkan lengan atas dalam posisi abduksi
90º dalam putaran keluar, siku dalam fleksi 90º dengan supinasi
lengan bawah dan ekstensi pergelangan, serta telapak tangan
mengahadap depan. Kerusakan ini akan sembuh dalam waktu 3-6
bulan.
B. PARALYSIS KLUMPKE

Merupakan kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang


disarafi oleh cabang C8-Th 1 dari fleksus brakialis.
Kerusakan ini menyebabkan kelemahan lengan dan otot-
otot fleksor pergelangan, sehingga gejala yang tampak
adalah telapak tangan tidak dapat mengepal. Penanganan
pada kerusakan fleksus ini adalah dengan melakukan
fisioterapi. Kerusakan fleksus ini akan sembuh dalam
waktu 3-6 bulan.
ETIOLOGI

1. Faktor bayi sendiri : makrosomia, presentasi ganda, letak


sunsang, distosia bahu, malpresentasi, bayi kurang bulan

2. Faktor ibu : ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang


sempit), umur ibu yang sudah tua, adanya penyulit saat
persalinan

3. Faktor penolong persalinan : tarikan yang berlebihan pada


kepala dan leher saat menolong kelahiran bahu pada
presentasi kepala, tarikan yang berlebihan pada bahu pada
presentasi bokong.
TANDA DAN GEJALA
a) Gangguan motorik dari lengan atas.

b) Lengan atas pada kedudukan ekstensi dan abduksi.

c) Jika anak diangkat, lengan akan tampak lemas dan menggantung.

d) Reflex morro negative.

e) Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari.

f) Refleks meraih dengan tangan tidak ada.

g) Gejala sisa dapat berupa deformitas tulang yang progresi, atrofi otot, kontraktur
sendi, kemungkinan terganggunya pertumbuhan anggota gerak, dan kelemahan
bahu.
ASUHAN YANG DIBERIKAN BIDAN
1. Menjelaskan kepada ibunya dan keluarganya tentang keadaan bayinya saat ini agar

mengurangi kecemasan ibu.

2. Menjelaskan kepada ibu tentang penyebab, penanganan dan komplikasi yang mungkin

ditimbulkan dari bayi dengan fraktur brachialis

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan awal atau pengobatan trauma

fleksus brachialis

4. Melakukan penanganan awal untuk mencegah terjadinya komplikasi

5. Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi dengan trauma fleksus brachialis

6. Menganjuran orang tua untuk sebisa mungkin menghindari menyentuh ekstremitas yang

terkena selama minggu pertama karena adanya rasa nyeri


PENANGANAN

Upaya ini dilakukan antara lain dengan cara:

1. Pada trauma yang ringan yang hanya berupa edema atau perdarahan ringan
pada pangkal saraf, fiksasi hanya dilakukan beberapa hari atau 1 – 2
minggu untuk memberi kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti
program mobilisasi atau latihan.

2. Immobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 90


derajat, siku fleksi 90 derajat disertai supine lengan bawah dan
pergelangan tangan dalam keadaan ekstensi

3. Beri penguat atau bidai selama 1 – 2 minggu pertama kehidupannya dengan


cara meletakkan tangan bayi yang lumpuh disebelah kepalanya.

4. Rujuk ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani.


Penanganan lesi fleksus brachialis efektif bila cepat
terdeteksi atau dimulai pada usia antara 3 sampai 6 bulan.
Ada dua terapi utama untuk lesi pleksus brachialis yaitu :

1) Latihan fisik melalui fisioterapi (occupational therapy)

2) Penanganan bedah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai