Anda di halaman 1dari 21

PENGKAJIAN EMOSIONAL IBU

Disusun oleh : Kelompok 2

1. Atikah Solehah
2. Krismayanti Nurfitriani
3. Nurlaela
4. Siti Nuryani

YAYASAN YASINDA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
Jl. Wirapati Sindang Kabupaten Indramayu

2019/2020

i
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa nikmat sehat sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen yang telah memberi masukan
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Kami harap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang berdifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Pengkajian emosional............................................................................................4
Pengkajian emosional pada ibu hamil....................................................................4
Faktor yang menyebabkan emosi pada ibu hamil.................................................8
Tips atau cara menangani emosi pada ibu hamil...................................................8
Pengkajian Emsional pada Ibu Nifas........................................................................13
Fase Taking In........................................................................................................15
Fase Letting Go......................................................................................................16
Daftar pustaka................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasakan berbeda baik
secara psikis maupun secara fisik. Perubahan yang terlihat jelas adalah perubahan fisik yang
ditandai dengan kenaikan berat badan, perut yang membuncit, dan payudara yang
membesar. Perubahan fisik itu mau tidak mau akan memberikan pengaruh juga terhadap
kondisi psikologis ibu. Adanya perubahan tersebut akan menimbulkan suatu kesadaran
dalam diri ibu tersebut bahwa ada yang tidak sama, dan dapat memberikan efek positif dan
efek negatif kepada ibu yang bersangkutan (Gredler, 2002).

Pada beberapa wanita, kehamilan pertama juga menimbulkan hal-hal yang berbeda
yang tidak dirasakan oleh wanita lainnya secara umum. Pada beberapa wanita kehamilan
pertama dapat menjadi suatu beban dan ras terbuang karena tidak dapat melakukan aktivitas
keseharian seperti biasa sebelum adanya kehamian.

Dalam beberapa kasus terjadi wanita yang merasa dirinya terbuang dan disisihkan
dari pergaulan dan hal tersebut akan menimbulakan tekanan psikologis yang dapat
menimbulkan stress pada wanita (Aprianawati dan Sulistyorini, 2010).

Berdassarkan survei LSI, diketahui bahwa dari 100 orang ibu yang mengalami
kehamilan untuk pertama kali, terdapat sekitar 52 orang yang mengalami kecemasan dan
gangguan psikologis yang disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan kondisi yang sedang
dialami (Hasil survei LSI tahun 2007). Ketidaktahuan akan kondisi yang sedang mereka
alami tersebut akan menyebabkan penanganan yang salah dalam menyikapi masa kehamilan
untuk pertama kalinya.

Berdasarkan data1 dari Klinik Bersalin Nurul Trisulo di Bekonang tahun 2011 pada
bulan Desember-Februari 2011 sejumlah 16 ibu hamil, enam diantaranya ibu hamil
1
Irwan, Irawan, 2001, Daftar Pasien Klinik Bersalin Nurul Trisulo, Bekonang Sukoharjo.
kehamilan pertama dengan usia kehamilan sama yaitu Sembilan bulan atau masa dimana
akan menghadapi persalinan akan mengalami cemas bahkan setress, karena kondisi
emosional ibu hamil yang labil saat menghadapi persalinan berupa raasa tegang di otot dan
kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung, gelisah serta gangguan tidur dan
keluhan pada perutt. Labilitas emosi tersebut dapat juga ditunjukkan dengan menangis tanpa
sebab bahkan beberapa waktu kemudian bisa tertawa. Menurut Bidan yang menanganinya
bahwa ibu yang menangis pada masa kehamilan merupakan bentuk stress ibu hamil
kehamilan pertama.

Banyak wanita yang melaporkan bahwa hamil adalah suatu pengalaman


kreatif yang memuaskan suatu narsistik yang mendasar. Perilaku negative
terhadap kehamilan seringkali disertai dengan rasa takut akan kelahiran anak atau
peranan menjadi ibu. Selama kehamilan, khususnya jika kehamilan yang pertama,
ibu merekapitulasi stadium awal perkembangannya sendiri. Rasa takut yang tidak
disadari dan khayalan yang berhubungan dengan kehamilan pertama seringkali
merupakan pusat konsep penggabungan dengan ibnya sendiri. Jika ibunya sendiri
merupakan model peran yang buruk , rasa kompetensi maternal wanita tersebut
mungkin terganggu dan tidak adanya kepercayaan sebelum dan sesudah kelahiran
bayi terjadi (Kartono, 1998).

2
Ibu hamil dituntut menjaga hati, perasaannya agar tidak terpancing emosi.
Karena emosi disini akan mengganggu pertumbuhan janin didalam perutnya. Jadi
suami atau orang terdekat disekitar ibu hamil harus menjaga kestabilan emosi
dengan baik. Emosi itu merupakan bentuk luapan perasaan bisa positif atau
negatif yang ditunjukkan kepada seseorang atau sesuatu. Reaksi emosi itu bisa
berupa positif berupa rasa senang, bahagia atau negatif berupa marah, sedih
bahkan menangis. Kadang ibu hamil cenderung memunculkan gangguan
emosional yang berupa perubahan fisik maupun psikis yang terjadi selama
kehamilan (Wulandari, 2004).

Seperti yang dijelaskan Aprianawati Sulistyorini (2010) bahwa kecemasan


dapat menimbulkan individu mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak
mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari
keyakinan hidup. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan
lebih lanjut sehingga membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat
meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan. Oleh sebab itu, ibu hamil
perlu mengendalikan diri agar dapat menjaga kestabilan emosinya.

Ketidakstabilan emosi ibu hamil mempengaruhi tingat kecemasan ibu hamil.


Kecemasan ibu hamil dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kuncoro (dalam Puspitasar, dkk, 2010) bahfa
faktor-faktor instrinsik yang mempengaruhi kecemasan antara lain keadaan
pribadi individu, tingkat Pendidikan, pengalaman yang tidak menyenangkan, dan
faktor ekstrinsik yaitu dukungan sosial yang dapat diperoleh dari lingkungan
keluarga atau lingkungan tempat tinggalindividu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian emosional

Emosional atau emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada


seseorang atau sesuatu. Secara umum emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau
kejadian. Emosi dapat ditunjukan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah
kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.

Pengkajian emosional pada ibu hamil


Sejak pertama kali mengetahui dirinya mengandung, umum nya ibu hamil
muda di penuhi berbagai jenis emosi. Mulai dari masa senang hingga masa
hawatir. Sejumlah perubahan yang terjadi pada tubuh di masa kehamilan
sebagai faktor penyebab ibu hamil muda emosional.
Berikut penjelasan mengapa emosi ibu hamil muda tidak stabil dan cara
mengatasi nya.
Perubahan emosi pada ibu hamil muda yang tidak stabil umumnya muncul
pada usia kehamilan 6-10 minggu pertama. Kemudian kondisi ini akan membaik
menjelang trimester kedua, dan muncul lagi pada saat menjelang persalinan.

 Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester l


a. Trimester pertama sering di anggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan ibu adalah terhadap kenyataan bahwa ia
sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini bagi dirinya,
merupakan tugas psikologis yang paling penting. Sebagian besar wanita
merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan
kesedihan. Hingga kini, masih diragukan bahwa seorang wanita lajang

4
dan bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau
lebih berusaha keras agar tidak hamil.
Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa dsenang atau sedih biasanya
dipengaruhi oleh rasa lelah, mual, sering kencing. Untuk itu wanita sebelum
nya memiliki cara pandang terhadap dirinya jika ada beberapa masalah yang
muncul pada awal kehamilan, maka masa ini adalah masa yang mencemaskan.
Trimester pertama adalah saat yang special karena seorang ibu akan menyadari
kehamilannya. Seorang ibu akan mencari tanda tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil, segala perubahan yang terjafi pada tubuh nya
akan selalu diperhatikan dengan seksama juga akan mengalami ketakutan
selama masa kehamilan.
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya
gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan ibu hamil mudah
sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih
merasakan”sakit” daripada hamil. Perubahan emosi pada ibu hamil lebih
disebabkan adanya aktivitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagian
faktor fisik.
Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk
tubuh.
b. Kebutuhan psikologis ibu hamil I,II,III
Emosi seorang wanita selama masa hamil akan berbeda dengan masa
sebelum hamil.Ibu hamil cenderung sensitive ketika masa
kehamilannya meniningkat.
Beberapa ibu hmil dapat mengalami stress.Hal ini terjadi lantaran
adanya penyesuaian terhadp kehamilan,kecemasan terhadap
janinnya,stress yang ditimbulkan dari keluarga,tekanan sosial
budaya,pekerjaan bahkan stress yang ditimbulkan oleh tenaga
kesehatan.
 Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester ke II
Trimester ke dua sering di kenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang di

5
alami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita
menelusuri ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester
kedua terbagi atas dua fase yaitu :
1. Pra quickening (sebelum adanya Gerakan janin yang dirasakan ibu)
2. Pasca quickening (setelah adanya Gerakan janin yang dirasakan ibu)
Quickening menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang
menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis
utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu
bagi dirinya sendiri. Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra
quickening trimester kedua berlangsung, wanita tersebut akan mengalami
sekaligus mengefaluasi kembali, semua aspek hubungan yang ia jalani
dengan ibu nya sendiri. Wanita tersebut mencermati semua perasaan ini dan
menghidupkan kembali beberapa hal yang mendasar bagi dirinya.
Timbulnya quickening, muncul sejumlah perubahan karena kehamilan telah
menjadi jelas dlam pikirannya. Kontak sosialnya berubah, ia lebih banyak
bersosialisasi dengan wanita hamil serta berfokus pada kehamilan. Duka cita
tersebut timbul karena ia harus merelakan hubungan, kedekatan dan
peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam peran sebelum nya
yang akan berpengaruh dengan hadirnya bayi.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua. Kurang
lebih 80% wanita mengalami kemanjuan yang nyata dalam hubungan
seksual mereka, disbanding pada trimester pertama dan sebelum hamil.
Trimester kedua relative terbebas dari segala ketidak nyamanan fisik dan
ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar. Pada masa ini wanita
hamil juga telah mengalami perubahan, dari seseorang yang biasanya
menuntut kasih sayang dari ibu nya menjadi seseorang yang mencari kasih
saying dari pasangannya. Seluruh faktor ini mempengaruhi peningkatan
libido dan kepuasan seksual. Konsep abstrak kehamilan menjadi identifikasi
nyata, perut membesar, Gerakan janin mulai terasa merupakan peristiwa
penting dalam kehidupan didalam Rahim. Wanita sudah dapat menyesuaikan
dirinya, ia mulai memikirkan janin merupakn bagian dari dirinya yang secara

6
keseluruhan bergantung pada nya, sekarang ia menyatakan “saya akan
mempunyai bayi”.
Pada usia kehamilan ini, emosi pada ibu hamil jauh lebih baik dan tidak banyak
keluhan yang ibu hamil rasakan seperti pada trimester sebelumnya.
Oleh karena itu, periode ini disebutkan periode keemasan. Ibu hamil mulai bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan hormone kehamilannya. Selain itu, tidak
banyak muncul keluhan-keluhan fisik. Inilah yang membuat ibu hamil bisa
menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebelumnya.
 Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester ke lll
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan.Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai
mahluk yang terpisah sehingga iya tidak sadar memanti kehadiran sang bayi.hal
ini membuatnya berjaga-jaga sementara iya memperhatikan dan menunggu
tanda dan gejala persalinan muncul.
Persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang
tua,sementara perhatian wanita berfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan.Wanita tersebut menjadi lebih protektif terhadap bayi,mulai
menghindari keramaian atau yang dianggap berbahaya bagi dirinya
sendiri.Memilih nama untuk bayinya merupakan persiapan menanti kelahiran
bayi.Pakaian bayi mulai dibuat atau dibeli,kamar disusun atau dirapihkan
sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.
Wanita akan mengalami atau kembali merasakan ketidak nyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan.Iya akan merasa cangung,jelek dan
memerlukan dukungan yang sangat besar dari pasangannya.Pada pertenegahan
trimester ketiga,peningkatan asrat seksual yang terjadi pada trimester
sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi
halangan.
Rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat,yang
menjadi perhatian yaitu rasa sakit,luka saat melahirkan,kesehatan
bayinya,gangguan tidur,harus dijelaskan tentang proses persalinan dan kelahiran

7
agar timbul kepercayaan diri pada ibu bahwa iya dapat melalui proses persalinan
dengan baik.

Memasuki trimester akhir ini, kondisi pada ibu hamil akan semakin besar dan
mengakibatkan ibu hamil susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang
cemas. Emosi kembali sukar untuk dikembalikan, bahkan ibu hamil menjadi
jauh lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, ibu hamil
menjadi siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati
yang telah dinantikannya.

Berikut adalah faktor yang menyebabkan emosi pada ibu hamil beserta cara
menanganinya.

Faktor yang menyebabkan emosi pada ibu hamil


Faktor penyebab perubahan emosi yang dialami oleh ibu hamil muda bisa
bermacam-macam, salah satunya karena peningkatan kadar hormon progesteron
dan hormon esterogen. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi kimiawi pada
bagian otak yang mengatur mood atau suasana hati pada ibu hamil. Selain itu,
kondisi emosi yang tidak stabil pada ibu hamil muda juga dapat disebabkan oleh
perubahan metabolisme, stress, kelelahan, ataupun kondisi lain yang dialami
oleh tubuh saat hamil.

Tips atau cara menangani emosi pada ibu hamil


 Membicarakan perasaan
Mengalami gejolak emosi yang cepat berubah, merupakan hal normal bagi
ibu hamil. Ibu hamil perlu membicarakan perasaannya pada orang lain.
Selain dengan pasangan, komunikasikan perasaan dengan anggota
keluarga atau teman yang dipercaya untuk memperoleh dukungan
emosionalnya.
 Perbanyak istirahat dan tidur

8
Jika ibu hamil mudah merasakan lelah pada sang hari, upayakan untuk
beristirahat sejenak. Cukupi tidur setidaknya 8 jam setiap malam, kondisi
fisik yang lelah akibat kurang tidur seringkali memicu perasangka yang
buruk.
 Mengerjakan hobi atau hal yang menyenangkan
Hamil memang merupakan kabar yang menyenangkan,namun juga
mendebarkan.Sesekali ibu hamil muda dapat mengalihkan perhatian
dengan mengerjakan hal-hal yang disukainya.Misalnya duduk ditaman
sambal baca buku tentang kehamilan.
 Melakukan aktifitas fisik atau olahraga ringan
Ibu hamil muda harus beraktifitas dengan hati-hati,meski bukan berarti
terus bermalas-malasan.Melakukan olahraga ringan tau aktifitas fisik
justru baik untuk tubuh,sekaligus memperbaiki mood ibu hamil seperti
berenang,berjalan kaki disekitar rumah,atau senam yoga sesuai
kemanpuan.
 Meluangkan waktu bersama pasangan
Luangkan waktu Bersama pasangan agar mendekatkan perasaan sekaligus
mengurangi ketegangan yang dialami.Jika perlu,pergilah berlibur Bersama
atau babymoon.Bentuklah hubungan yang kuat antara pasangan,karna ini
sangat dibutuhkan setelah bayi lahir.Cepatnya perubahan emosi pada ibu
hamil muda memang dianggap normal,namun perlu diwaspadai jika sudah
mengarah depresi.Kondisi ini dapat ditandai dengan rasa gelisah,
gangguan tidur, perubahan pola makan, sulit berkonsentrasi atau mudah
lupa. Jika hal tersebut terjadi, konsultasikan pada dokter kandungan atau
psikolog untuk mendapatkan penenangan yang terbaik.
a. Berikut ini akan dibahas mengenai cara mengurangi dampak psikologis ibu
hamil pada trimester I,II,III
1. Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita
yang sedang hamil,terutama dari orang terdekat apa lagi bagi ibu yang
baru pertama kali hamil.Ibu akan merasa tenang dan nyaman dengan

9
adanya dukungan dan perhaatian dari orang-orang terdekat.Contohnya
keluarga dan suami.
Dukungan keluarga senantiasa diperlukan agar kehamilan dapat berjalan
lancer dukungan tersebut dapat berupa:
a. Memberikan dukungan kepada ibu untuk menerima
kehamilannya
b. Memberikan dukungan kepada ibu untuk menerima dan
mempersiapkan peran sebagai ibu.
c. Memberikan dukungan kepada ibu untuk menghilangan rasa
takut dan cemas terhadap persalinan.
d. Memberikan dukungan kepada ibu untuk menciptakan
hubungan yang kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya
melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik.
e. Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran
anggota keluarga baru.
2. Dukungan dari tenaga kesehatan
Bidan memiliki peran penting dalam mendukung wanita selama kehamilan
dan melahirkan.Area penting dukungan kebidanan yang diidentifikasi oleh
wanita adalah:

a. Komunikasih yang baik


b. Keterampilan mendengar yang baik
c. Menciptakan hubungan yang saling percaya
d. Menjelaskan tentang fisiologi kehamilan
e. Meyakinkan ibu bahwa bidan siap membantu
f. Meyakinkan bahwa ibu akan menjalani kehamilan dengan baik
g. Mengurangi stress yang menghasilkan kepercayaaan diri lebih
besar,penurunan kecemasan,penurunan ketakutan dan perasaan
positif terhadap kelahiran
h. Dapat meningkatkan kepuasan terhadap asuhan dan
komunikatif

10
i. Menurunkan nyeti pada saat persalinan.
3. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah
sang anak.Semakin banyak bukti yang menunjukan bahwa wanita yang
diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama kehamilan,akan
menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik,lebih sedikit mengalami
komplikasi persalinan,dan lebih mudah melalukan penyesuaian selama
masa nifas.Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita selama
hamil,pertama menerima tanda-tanda bahawa ia dicintai dan
dihargai,kedua merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang
anak dan mengasihmilasi bayi tersebut kedalam keluarga
Peran keluarga,khususnya suami sangat diperlukan bagi seorang wanita
hamil.Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan
akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri.Dukungan
yang diperoleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman
dalam kehaamilannya.Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat.
Dukungan yang dapat diberikan oleh suami,misalnya mengantar ibu
memberiksa kehamilannya,memenuhi keinginan ibu yang
nyidam.Walaupun suami hanya melalukan hal-hal kecil,akan tetapi sangat
diperlukan dalam meningkatkan keadaan fisikologis ibu hamil kearah yang
lebih baik.
4. Persiapan persalinan,kelahiran dan menjadi orang tua
a. Persiapan persalinan dan kelahiran.
Secara fisik dan fisikologis seorang ibu hamil pada akhir
kehamilan memerlukan adaptasi yang sangat besar.Karna
dikawatirkan pada proses persalinannya terdapat
komplikasi.Begitu pula pada saat proses kelahiran bayi,seorang
wanita yang faktor utama dan pertama kali melahirkan ada
kekhawatiran ketidak mampuan mengurus dan membesarkan
bayinya.Disinilah peran seorang bidan sangatlah diperlukan
dimana bidan dapat memberikan pembinaan pada ibu,suami dan

11
keluarga untuk mempersiapakan proses persalinan dan kelahiran
bayi.

 Pengkajian emosional pada pasaca melahirkan / Nifas


Nifas adalah darah yang keluar dari Rahim seorang ibu yang disebabkan
setelah melahirkan. Darah nifas keluar selama 40 hari setelah melahirkan,
seorang perempuan dilarang untuk sholat, puasa, dan berhubungan intim
dengan suami nya. Pasca melahirkan, ibu mengalami beberapa perubahan
emosi.

Perubahan emosi pasca melahirkan diantaranya :


 Perubahan gaya hidup
Ketika anda memutuskan untuk memiliki anak, ketika itu pula anda telah
menandatangani kontrak kerja seumur hidup. Segera setelah anda
merasakan adanya detak kehidupan dalam tubuh, sejak itu pula perubahan
demi perubahan akan terus berlangsung dalam kehidupan anda.

Berikut adalah cara mengatasi perubahan gaya hidup pada saat pasca
melahirkan:
 Menyadari tanggung jawab anda sebagai orang tua
 Menjalin persahabatan dengan orang yang telah memiliki anak
 Jangan terlalu membebani diri dengan tugas tugas yang tidak
terlalu penting
 Jangan terlalu resah memikirkan penampilan
 Mintalah pertolongan orang lain bila anda merasa membutuhkan
bantuan
 Usahakan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup.

 Baby Bluess
Sebanyak 70-80% wanita mengalami baby blues pasca melahirkan.
Perasaan ini muncul karena adanya perpaduan antara gelisah, kelelahan,

12
perubahan hormone dalam tubuh. Perasaan ini normal, meskipun pada
beberapa wanita muncul lebih dalam dan kuat.
Berikut beberapa gejala-gejala baby blues :
 Kurang nafsu makan
 Depresi
 Merasa tidak berdaya
 Menolak bayi
 Merasa kejam
 Merasa ingin bunuh diri
 Tidaak mau menyusui
 Merasa cemburu
Kehadiran bayi yang serta membuat seluruh perhatian terpusat pada si
bayi, baik pasangan maupun keluarga besar.Kadang kala menimbulkan
kecemburuan karena merasa tidak diperhatikan lagi seperti
sebelumnya.Salah satu jalan keluar untuk mengatasi hal ini adalah
membicarakannya secara terbuka.
 Rasa puas
Setelah menjalani minggu pertama yang melelahkan,penuh tuntunan dan
menekan perasaan,biasanya akan muncul rasa puas alam diri orang tua.
Rasa ini tumbuh dengan sendirinya seiring dengan hadirnya rasa saying
dan rasa senang melihat perkembangan yang terjadi pada
bayi.pertumbukan dan parkembangan luar biasa yang terjadi pada bayi
akan menimbulkan rasa bahagia yang mempupus semua beban dalam diri
anda.

Pengkajian Emsional pada Ibu Nifas


Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selaa masa kehamilan, menjelang
proses kehamilan maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut,
kecemasan seorang wanita bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh
ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan

13
terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Prubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi . tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi
pada masa nifas yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi menjadi orang tua


2. Respon dan dukungan dari keluarga
3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
4. Harapan, keinginan dan aspirasi saaat hamil dan melahirkan.

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain
sebagai berkut:

1. Fase Taking In
2. Fase Taking Hold
3. Fase Letting Go

14
Fase Taking In
Fase taking in merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada
dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya.
Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jaitan,
kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah
istirahat yang cukup, kominikasi yang baik dan asupan nutrisi.

Gangguan-gangguan psikologis yang dapat dialami oleh bu pada fase Taking


In yaitu sebagai berikut:
1. Kekecewaan pada bayinya
2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

1. Fase Taking Hold


Fase taking hold berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Ibu meras khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/Pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara
perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jaitan,
senam nifas, Pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-
lain.

15
Fase Letting Go

Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan


peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
akan peran barunya, lebihmandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan
bayinya.

Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan


akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:


1. Fisik : Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih.
2. Psikologi : Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
3. Sosial : Perhatian, rasa kasih sayng, menghibur ibu saat sedih dan
menemani saat ibu merasa kesepian.
4. Psikososial. : Tingkat pencapaian tugas perkembangan keluarga,
mekanisme koping yang digunakan, usia kehamilan, dan faktor
pendukung lain.

16
Daftar pustaka

https://eprints.ums.ac.id
https://lusa.afkar.id/adaptasi-psikologis-ibu-masa-nifas
DARTIWEN DAN NURHAYATI YATI. 2019. ASUHAN
KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai