Anda di halaman 1dari 12

ALAT KONTRASEPSI SUNTIK

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB”

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Devi Febriani (R.16.03.004)


2. Dhea Ananda Putri (R.16.03.007)
3. Friyanti Wulandari D.H (R.16.03.013)
4. Iryanti Ayu Amelia P (R.16.03.018)
5. Munjiah (R.16.03.022)
6. Siti Farikha (R.16.03.026)
7. Siti Hanifah (R.16.03.027)

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Alat Kontrasepsi Suntik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Alat Kontrasepsi Suntik ini. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Indramayu, 18 April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. SUNTIKAN KOMBINASI...........................................................................2
B. SUNTIKAN PROGESTIN...........................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suntik pada awalnya adalah hasil penelitian setelah perang, ketika tahun
1953, Dr. Junkman menemukan bahwa suntikan aksi-lama terbentuk bila
progesterone dan alkohol digabungkan. Pada tahun 1957, penelitian mulai
dilakukan pada Norigest suntik, saat ini dikenal sebagai Noristerat, yang
diilensasi untuk pemakaian jangka pendek di inggris, yaitu setelah pemberian
vaksin rubella. Pada 1963, uji coba mulai dilakukan pada Depoprovera suntik
yang dilisensi di inggris untuk pemakaian jangka panjang pada tahun 1984
ketika metode lain tidak cocok. Sejak tahun 1990, metode ini telah dilisensi
sebagai metode pilihan pertama.
Dari dua kontrasepsi suntik yang ada, Depoprovera adalah yang paling
banyak digunakan. Namun, banyak wanita masih tidak menyadari
keberadaannya atau mendapat informasi yang tidak akurat, yang menghambat
Depoprovera diterima sebagai sebuah metode.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang alat kontrasepsi suntik
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang keuntungan dan kerugian dari alat
kontrasepsi suntik
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang cara kerja dari alat kontrasepsi suntik
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang cara penggunaan alat kontrasepsi
suntik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
(cyclofem), dan 50 mg norentrindon enantat dan 5 mg estradiol valerat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.

CARA KERJA
 menekan ovulasi
 membuat lender servik menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
 perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
 menghambat transportasi gamet oleh tuba

EFEKTIFITAS
 sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan

KEUNTUNGAN KONTRASEPSI
 Resiko terhadap kesehatan kecil
 tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 tidak diperlukan pemeriksaan dalam
 jangka panjang
 efek samping sangat kecil
 klien tidak perlu menyimpan obat suntik

KEUNTUNGAN NON KONTRASEPSI


 Mengulangi jumlah perdarahan
 Mengurangi nyeri saat haid
 mencegah anemia
 khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
 mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
 mencegah kehamilan ektopik
 melindungi klien dari jenis –jenis tertentu penyakit radang panggul

2
 pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse
KERUGIAN
 Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak /
spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari
 mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
 ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. klien harus kembali
setiap 30 hari untuk mendapat suntikan
 efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat – obatan
epilepsy atau obat tuberkolosis
 dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
 penambahan berat badan
 tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular sekjsual,
hepatitis B, Virus, atau infeksi virus HPV
 Kemungkinan terlambatnya oemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian

YANG BOLEH MENGGUNAKAN SUNTIKAN KOMBINASI


 usia reproduksi
 telah memiliki anak ataupun telah belum memiliki anak
 ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
 menyusui asi pasca persalinan > 6 bulan
 pasca persalinan atau tidak menyusui
 anemia
 nyeri haid hebat
 riwayat kehamilan ektopik
 sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN SUNTIK YANG


KOMBINASI
 hamil atau diduga hamil
 menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
 perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3
 penyakit hati akut (virus hepatitis)
 usia > 35 tahun yang merokok
 riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>
180/110 mmHg)
 riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
 kelainan pembukuh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
 keganasan payudara

CARA PENGGUNAAN
Suntikkan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikkan intramuscular
(IM) dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikkan ulang dapat
diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

B. SUNTIKAN PROGESTIN
KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN
PROFIL
 sangat efektif
 aman
 dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
 kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
 cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

JENIS
Tersedia dua jenis kontrasepsi hanya mengandung progestin, yaitu :
 depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA,
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (didaerah bokong )
 depo noretisteron enantat(Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

4
CARA KERJA
 mencegah ovulasi
 mengantalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
 menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi
 menghambat transfortasi gamet oleh tuba

EVEKTIVITAS
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

KEUNTUNGAN
 sangat efektif
 pencegahan kehamilan jangka panjang
 tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan ganguan pembekuan gangguan darah
 tidak memiliki gangguan terhadap ASI
 sedikit efek samping
 klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
 membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan etopik
 menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
 mencegah beberapa penyebab penyakit penyakit radang panggul
 menurunkan kritis anemia bulan sabit (sickle cell).

KETERBATASAN
 sering ditemukan gangguan haid, seperti
- siklus haid yang memendek atau memanjang
- perdarahan yang banyak atau sedikit
- perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

5
- tidak haid sama sekali
 klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntik)
 tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
 permasalah berat badan merupakan efek samping tersering
 tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
 terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakain
 terlambatnya kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada
organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan
dari deponya (tempat suntiknya)
 terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
 pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas)
 pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido,gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.

YANG DAPAT MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK


PROGESTIN
1. usia reproduksi
2. multipara dan yang telah memiliki anak
3. menghendaki dan membutuhkan kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektifitas tinggi
4. menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. setelah abortus atau keguguran
7. telah banyak anak. tetapi belum menghendaki tubektomi
8. perokok
9. tekanan darah < 180/110 mmHg. dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit
10. menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
11. tidak dapat memakai kontrasepsi yang menggandung esterogen
12. sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

6
13. anemia defisiensi besi
14. mendekati menopose atau tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi
YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK
PROGESTIN
1. hamil atau dicurigai hamil ( resiko cacat pada janin 7 per 100.000
kehamilan)
2. perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore
4. menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5. diabetes mellitus disertai komplikasi
6. ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal
yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak
hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.
bila ibu di suntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid,
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja
yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

CARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIKAN


 kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular dalam di daerah pantat. apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. suntikan diberikan setiap 90 hari. pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap
8 minggu. mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
 bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi
oleh etil/isopropyl alcohol 60-90%. biarkan kulit kering sebelum disuntik.
setelah kulit kering baru disuntik.

7
 kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan . bila terdapat endapan putih
pada dasar ampul upayakan menghilangkan dengan menghangatkannya

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai kb
suntik hanya sekitar 0,3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama
pemakaian.

B. Saran
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Everett, Suzanne. 2005. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual


Reproduktif. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai