Anda di halaman 1dari 24

PEMBINAAN

DUKUN BAYI
Latar Belakang
Tingginya AKI dan bayi menunjukkan masih rendahnya
jkualitas pelayanan kesehatan. Sebnyak 80% persalinan
di masyarakat masih ditolong oleh tenaga non kesehatan,
seperti dukun. Dukun dimasyarakat masih memegang
peranan penting, serta dukun dianggap sebagai tokoh
masyarakat. Masyarakat masih mempercayakan
persalinan oleh dukun karena murah dan dukun
memeberikan pendampingan pada ibu setelah
melahirkan, seperto merawat dan memandikan bayi.
Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun,
pemerintah membuat suatu terobosan dengan melakukan
kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan
tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun.
Pengertian Dukun Bayi
Dukun bayi adalah seorang wanita yang
memiliki pengaruh besar di masyarakat yang
berpotensi untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan bayi.
Pengertian Pembinaan Dukun
Bayi
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang
diberikan kepada dukun bayi oleh tenaga
kesehatan yang menitikberatkan pada
pengetahuan dukun yang bersangkutan,
terutama dalah hal kebersihan sanitasi, yaitu
mengenai kebersihan aalat –alat persalinan dan
perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang
perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap risiko
tinggi pada ibu dan bayi, KB,gizi serta pencatatan
kelahiran dan kematian
Tujuan Pembinaan Dukun Bayi
 Meningkatkan status dukun dalam pengambilan
keputusan, agar mereka memiliki pengetahuan
dan ide baru yg dapat disampaikan dan diterima
oleh anggota masyarakat.
 Pokok pelatihan dukun :Memperbaiki kegiatan2 yg
sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun :
1. Saran ttg kehamilan
2. Melakukan persalinan bersih dan aman
3. Mengatasi masalah yang mungkin muncul pada
persalinan, sehingga AKI dan AKB dpt dikurangi /
dicegah sedini mungkin.
Langkah-Langkah Pembinaan
Dukun Bayi
 Meminta bantuan pamong desa untuk
memotivasi dukun bayi agar bersedia
mengikuti pelatihan2 dukun yang
diselenggarakan.
 Mengajak dukun bayi yang sudah dilatih
untuk ikut serta memberikan promkes dan
membantu melakukan deteksi dini ibu risiko
tinggi di posyandu / kegiatan2 di masyarakat.
Upaya Pembinaan Dukun Bayi

 Melakukan pendekatan dgn para tokoh masyarakat


setempat
 Melakukan pendekatan dengan para dukun bayi
 Memberikan pengertian kpd para dukun bayi ttg
pentingnya persalinan yang bersih dan aman
 Memberi pengetahuan kpd dukun bayi ttg komplikasi2
kehamilan & bahaya proses persalinan
 Membina kemitraan dgn dukun bayi dgn memegang
asas saling menguntungkan
 Menganjurkan & mengajak dukun bayi merujuk kasus2
berisiko tinggi kehamilan kpd tenaga kesehatan
Klasifikasi materi pembinaan
dukun bayi

Pengenalan tanda
Penanganan dini
bahaya
Promosi Bidan tetanus
kehamilan,
Siaga neonatorum,
persalinan, nifas
BBLR dan rujukan
dan rujukan
Promosi Bidan Siaga

 Melakukan pendekatan dgn dukun bayi yang ada


di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan
persalinan.
 Bidan dpt memberikan imbalan jasa yang sesuai
apabila dukun bayi menyerahkan ibu hamil untuk
bersalin ke bidan
 Dukun bayi dpt dilibatkan dalam perawatan BBL
 Hasilnya, ibu & bayi selamat, derajat kesehatan
ibu & bayi di wilayah tsb semakin meningkat
Pengenalan tanda bahaya kehamilan,
persalinan, nifas dan rujukan
Pengenalan Golongan Resiko
Tinggi
 Ibu terlalu muda (<20 tahun)
 Terlalu tua (>35 tahun)
 Tinggi badan <145 cm
 Jarak antara kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
 Terlalu lama (>10 tahun)
 Ibu hamil dengan anemia
 Ibu riwayat persalinan (dg perdarahan, riwayat
SC)
Pengenalan tanda-tanda bahaya
pada kehamilan
 Perdarahan pd kehamilan sebelum waktunya
 Ibu demam tinggi
 Oedema pada kaki / tangan / wajah
 Sakit kepala / kejang
 Keluar air ketuban sebelum waktunya
 Frekuensi gerakan bayi berkurang atau tidak
bergerak
 Ibu muntah terus-menerus dan tidak mau
makan
Pengenalan tanda-tanda bahaya
pada persalinan
 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu merasakan
kontraksi
 Perdarahan melalui jalan lahir
 Tali pusat / tangan bayi keluar dari jalan lahir
 Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang
 Air ketuban keruh & berbau
 Plasenta tidak keluar setelah bayi lahir
 Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yg hebat
Pengenalan Tanda Bahaya
Pada Masa Nifas
 Perdarahan melalui jalan lahir
 Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir
 Demam > 2hari
 Bengkak pada muka, kaki, tangan,
 Sakit kepala dan kejang-kejang
 Payudara bengkak disertai rasa sakit
 Ibu mengalami gangguan jiwa
Penanganan dini tetanus
neonatorum, BBLR dan rujukan
Tetanus Neonatorum
 Salah satu penyakit yg paling berisiko terhadap
kematian BBL yg disebabkan oleh basil clostridium
tetani
 TN menyerang bayi usia di bawah 1 bulan, penyakit ini
sangat menular & menyebabkan risiko kematian.
 TN di masyarakat terjadi krn penggunaan alat
pemotongan tali pusat yg tidak steril
 Gejala : kejang otot rahang, pembengkakan rasa sakit
& kaku di otot leher, bahu, atau punggung. Kejang-
kejang secara cepat mermbat ke otot perut, lengan
atas dan paha
BBLR
 BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan.Tanda-tanda
BBLR : Kulit tipis dan mengkilap, Lanugo
banyak masih banyak di temukan, pergerakan
lemah, refleks lemah dan sianosis.
 Dukun bayi segera merujuk bayi apabila
menemukan tanda2 BBLR.
Penyuluhan Gizi dan KB
 Bidan sbg salah satu tenaga kesehatan harus
memberikan informasi kpd dukun bayi ttg
pentingnya makanan bergizi untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayi serta menghindari
pantang makan, materi KB perlu juga diberikan
kepada dukun bayi
 Dengan keikutsertaan dukun dalam
menyukseskan program KB, kesejahteraan ibu &
bayi akan meningkat sehingga Ibu mempunyai
waktu lebih banyak untuk menyusui dan merawat
bayi.
Pencatatan kelahiran dan
kematian ibu dan bayi
 Ditujukan untuk mempermudah dalam
pendataan jumlah kelahiran & kematian di
suatu wilayah atau desa.
 Bermanfaat dalam pelaksanaan proses audit
apabila ada kematian ibu maupun bayi.
Hambatan & Solusi dalam
Pembinaan Dukun Bayi
Sikap dukun yg kurang kooperatif
Penyebabnya adalah : adanya perasaan malu
apabila dilatih oleh bidan, dukun merasa tersaingi
oleh bidan dan dukun terlalu idealis dengan cara
pertolongan persalinan yg dilakukannya.

Solusi : bukan utk merubah metode / kebiasaan,


bukan utk bersaing, tp utk memberikan pemahaman
baru dlm pely. kebidanan.
Kultur yang kuat
Faktor penghambat utk melakukan pembinaan dukun.
1. Dukun bayi adalah org yg dikenal masyarakat
setempat
2. Kepercayaan kepada dukun bayi turun temurun
3. Dukun bayi memiliki peranan penting bagi
perempuan pedesaan
4. Biaya persalinan dukun jauh lebih murah
5. Pelayanan dukun sampai selesai masa nifas
6. Masy. masih terbiasa dgn cara2 tradisional

Solusi : Lakukan pendekatan dgn tokoh masyarakat dan


tokoh agama yg sangat berpengaruh pd pola pikir
masyarakat dgn memberikan penjelasan pentingnya
pembinaan dukun bayi sehingga dpt memperbaiki
kebudayaan yg melekat pd diri masyarakat yg dapat
merugikan kesehatan ibu dan bayi
Sosial Ekonomi
Masyarakat dgn sosial ekonomi rendah / miskin dan dgn
pendidikan yg rendah cenderung mencari pertolongan
persalinan pd dukun. Anggapan mereka biaya bidan
sangatlah mahal, masyarakat beranggapan dukun adalah
seorang pahlawan karena biaya persalinan lebih murah,
dukun memberikan pemijatan pd ibu, memandikan bayi
sampai tali pusat lepas, terlibat dlm upacara adat dll.

Solusi : Sosialisasikan / musyawarahkan dgn


masyarakan ttg biaya persalinan di tenaga kesehatan
(bidan). Bidan harus dpt bekerjasama dgn masyarakat
dlm meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dg pertolongan
persalinan di tenaga kesehatan. Bidan dpt bekerjasama
dgn masyarakat utk melakukan tabulin, donor darah
berjalan, dan ambulans desa.
Tingkat Pendidikan
Kebanyakan di masyarakat, dukun adalah org
tua yg harus dihormati dan mempunyai latar
belakang pendidikan yg rendah.

Solusi : Bidan harus mempunyai keterampilan


komunikasi interpersonal dan memahami tradisi
setempat utk melakukan pendekatan dan
pembinaan ke dukun2. Lakukan pendekatan
sesuai dgn tingkat pendidikan dukun sehingga
mereka dpt memahami dan menerima
pengetahuan baru khususnya mengenai
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai