PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam usaha meminimalkan AKI dan AKB, persalian yang dilakukan oleh
dukun harus dialihkan kepada bidan. Dengan kata lain hal-hal yang berbau adat
istiadat tetap dilakukan oleh dukun namun diawasi oleh bidan (kemitraan bidan
dengan dukun tersebut).
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah
persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua
masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan lebih
senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat
setempat. Dan cara atau strategi untuk membangun cohesive network di antara
para pemuka setempat, masyarakat, dukun dan bidan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan maternal dan perinatal secara bersama-sama. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Teknik yang digunakan adalah wawancara
mendalam. Informan yang dipilih adalah dukun bayi, bidan, ibu yang melahirkan
dengan pertolongan dukun bayi dan ibu yang melahirkan dengan pertolongan
bidan.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengembangkan pengetahuan tentang “ASKEB V (Kebidanan
Komunitas)” khususnya pada pembahasan tentang Pembinaan Dukun Bayi,
Pemberitahuan Ibu Hamil untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Promosi
Tenaga Kesehatan)
2. Untuk menambah wawasan kita sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
3. Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah ASKEB V (Kebidanan
Komunitas)
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. pembentukan kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini
disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan
pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader didesa
yang telah ditetapkan. Sebelumnya telahdilaksanakan kegiatan persiapan tingkat
desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk
terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan
berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini
adalah:
calon kader yang kan dilatih
waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
adanya perlengkapan yang memadai
pendanaan yang cukup
adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis
bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala
puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu
melaksanakan. Adapun pelatihannya adalah tanaga kesehatan, petugas KB
(PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang
digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran,
penugasan, dan praktik lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
1. pengantar tentang posyandu
2. persiapan posyandu
3. kesehatan ibu dan anak
4. keluarga berencana
5. imunisasi
6. gizi
7. penangulangan diare
8. pencatatan dan pelaporan
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat
bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal
sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan
reproduksi dan kesehatan anak. Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk
aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan,
sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah sedini
mungkin.
peraturan dari masing-masing daerah atau dukun berasal ,karena tidak mudah
b. Fase II : Pelatihan
Diberikan sertifikat
Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam pelayanan
kesehatan ibu
patut dihormati, memiliki peran penting bagi ibu-ibu di desa. Oleh karena itu, di
butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan dukun. Beberapa upaya
menguntungkan.
Ø Dokter
Ø Bidan
Ø Perawat kesehatan
Ø Petugas imunisasi
Ø Petugas gizi
dukun.
pembinaan dukun:
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan
pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam
pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sasuai apabila
dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat
di libatkan dalam perawatan bayi baru lahir. Apabila cara tersebut dapat di
lakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan memberitaukan ibu
hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu dan bayi
selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.
hamil, sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil yang beresiko
tinggi, tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan rujukan merupakan materi
yang harus di berikan, agar dukun bayi dapat melakukan deteksi dini kegawatan
atau tanda bahaya pada ibu hamil, bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan
Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi adalah ibu dengan umur
terlalu muda (kurang 16 tahun) atau terlalu tua (lebih 35 tahun), tinggi badan
kurang dari 145 cm, jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
atau terlalu lama (lebih dari 10 tahun), ibu hamil dengan anemia, dan ibu
kehamilan sebelum waktunya; ibu demam tinggi; bengkak pada kaki, tangan
dan wajah; sakit kepala atau kejang; keluar air ketuban sebelum waktunya;
frekuensi gerakan bayi kurang atau bayi tidak bergerak; serta ibu muntah terus
Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak
ibu merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau tangan
bayi keluar dari jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang,
air ketuban keruh dan berbau, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir, dan ibu
keluarnya cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari; bengkak
pada muka, kaki atau tangan; sakit kepala atau kejang-kejang; payudara
A. KESIMPULAN
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia, adalah
persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua
masyarakat Indonesia baik yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan sekalipun
lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat
istiadat setempat. Masalah kesehatan bagi penduduk di kota maupun di pedesaan
Indonesia masih saja merupakan masalah yang pelik.
Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan
kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi
kesehatan.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan
mengerti mengenai isi dari makalah, yaitu tentang Pembinaan Dukun Bayi,
Pemberitahuan Ibu Hamil untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Promosi Tenaga
Kesehatan).
DAFTAR PUSTAKA