Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KB DAN KESEHATAN

REPRODUKSI

MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI YANG SERING TERJADI


PADA SIKLUS REPRODUKSI PEREMPUAN

Oleh :
Yoga Tri Wijayanti,SKM,MKM

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Modul : masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan KB dan Kesehatan Reproduksi

Kode Mata Kuliah : BD.53A4017

Penulis/Ketua Tim Penuli

Nama Lengkap : Yoga Tri Wijayanti,SKM,MKM


NIP : 198005142002122003

Tempat Tanggal Lahir :

Pangkat/Golongan :

Jabatan Fungsional :

Jurusan/prodi : Prodi DIII Kebidanan Metro

Anggota Tim Penulis I

Nama Lengkap : Martini,SKM.,MKM

NIP : 191503102005012002

Anggota Tim Penulis II

Nama Lengkap : Dr Drs Yusro Hadi M.Kes


Mengetahui
Ketua Program Studi Penulis

Islamiyati, AK., M.KM Yoga Tri Wijayanti,SKM,MKM


NIP. 1972040319930222001 NIP. 198005142002122003

NIP : 1957032441980081001

Bandar Lampung, 2020xx

Menyetujui
KATA Direktur Poltekkes Tanjungkarang PENGANTAR

Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes


NIP. 196401281985021001

i
Modul Praktikum ini disusun untuk membantu dan memfasilitasi peserta didik dalam
mempelajari Asuhan Kebidanan KB dan Kesehatan Reproduksi . Salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran di kelas adalah modul praktikum oleh karena
itu keberadaan dan pemberdayaan buku ini menjadi baguan yang penting.

Modul ini masih belum sempurna, oleh karena itu penyusun berharap agar para
pemakai modul ini dapat memberikan sumbangan saran untuk perbaikan modul ini.Semoga
modul ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, semoga modul teori ini dapat bermanfaaat.

Kota Metro, 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

Tujuan ...................................................................................................................................1
Dasar Teori............................................................................................................................1
Alat dan Bahan......................................................................................................................4
Prosedur Kerja.......................................................................................................................5
Penutup..................................................................................................................................6
Daftar Pustaka .......................................................................................................................9

iii
PRAKTIKUM 3

MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI YANG SERING TERJADI


PADA SIKLUS REPRODUKSI PEREMPUAN

I. TUJUAN

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu mensosialisasikan tentang


masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi
perempuan
Petunjuk belajar : simulasi dan demonstrasi

II. DASAR TEORI

A. Siklus Reproduksi Wanita

 Konsepsi

1) Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan

2) Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.

3) Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR,
kurang gizi (malnutrisi).

4) Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

 Bayi dan anak

a) ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak

b) Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang

c) Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit

d) Pencegahan dan penanggulangan kekerasan

e) Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
f) Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat
perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain
disemua usia dan kekerasan.

g) Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan,


pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal,
menyusui serta pemberian suplemen, dll.

Asuhan yang diberikan:

1) ASI Eksklusif

2) Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang

3) Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit

4) Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)

5) Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

 Remaja

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada
gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi,
menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap
sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap
dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai
memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan sistem reproduksi

1) Gizi seimbang

2) Informasi tentang kesehatan reproduksi

3) Pencagahan kekerasan, termasuk seksual

4) Pencegahan terhadap ketergantungan napza

5) Perkawinan pada usia yang wajar


6) Pendidikan, peningkatan keterampilan

7) Peningkatan penghargaan diri

8) Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

9) Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan


obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya,
perilaku seks tidak aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.

10) Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan


hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasepsi
yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling dll.

Asuhan apa yang diberikan:

1) Gizi seimbang

2) Informasi tentang kesehatan reproduksi

3) Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)

4) Pencegahan terhadap ketergantungan napza

5) Perkawinan pada usia yang wajar

6) Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap


godaan dan ancaman.

 Usia subur

Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa
subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif
dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi
kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode
ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat
merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius
tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini,
adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat
berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang
mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.

a) Kehamilan dan persalinan yang aman

b) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi

c) Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
(KB)

d) Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS

e) Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

f) Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional

g) Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

h) Pencegahan dan manajemen infertilitas.

i) Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan
berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual,
komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.

j) Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,


pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan,
post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.

Asuhan yang diberikan:

1) Kehamilan dan persalinan yang aman

2) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi

3) Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
( KB )

4) Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS

5) Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

6) Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi


7) Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

8) Pencegahan dan manajemen infertilitas.

 Usia Lanjut

Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa
yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya.
Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan
yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan
tetap aktif secara intelektual.

 Perhatian pada problem meno/andro-pause

 Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis.

 Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim

 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan,
prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat,
ISR/IMS/HIV/AIDS.

 Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi


sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

Asuhan apa yang diberikan:

1) Perhatian pada problem menopause

2) Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas


dan osteoporosis.

Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan


berbagai keluhan sebagai berikut :

1) Penyakit jantung koroner

2) Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung
koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik
( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan
kejadian penyakit jantung koroner.

3) Osteoporosis Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat


penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.

4) Gangguan Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata
berkurang.

5) Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).

6) Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak.
Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur,
gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe
Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama
dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.

7) Deteksi dini kanker rahim.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Wanita

a. Kemiskinan

Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis


kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat
akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan,
kecacatan dan kematian.

b. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat

Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal,
misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di
mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap
perempuan, antara lain:

a. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam


pemberian makan sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan
kedudukan.
b. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan ekonomi
atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.

c. Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepantingan


dirinya, misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan sebagai penolong
persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika diperlukan,
disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga.

d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah


menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat
terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapat
meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil
keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi.

c. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

a) Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai

b) Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan

c) Keterbatasan biaya

d) Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan

d. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai

a) Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien

b) Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai

c) Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak


perempuan dan perempuan semakin buruk

e. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena

a) Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih


rendah.
b) Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi

c) Diskriminasi sosial

d) Sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan

e) Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kahidupan seksual pada reproduksi

f. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut

g. Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan sosial,


ekonomi dan perbedaan lainnya antara perempuan dan masih rendahnya kemandirian
perempuan.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Format anamnesa untuk ibu hamil


2. Pulpen

IV. PROSEDUR KERJA

PELAKSANAAN

- Persiapan alat
- Menyapa pasien dan menjelaskan tujuan anamnesa
- Melakukan anamnesa
- Mencatat hasil anamnesa
Daftar tilik konseling KB

NO KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU
1 Apakah petugas menuliskan nomor kode klinik KB dan
nomor seri kartu ?
2 Apakah petugas menuliskan Identitas peserta ?
3 Apakah petugas melakukan anamnesa: Haid terakhir,
jumlah GPA, riwayat penyakit sebelumnya, ( sakit kuning,
perdarahan pervaginaan tanpa sebab pasti, keputihan
yang lama, tumor payudara, rahim dan indung telur ?
4 Apakah petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
dan berat badan ?
5 Apakah sudah diberikan informasi yang baik kepada
pasien dengan memperhatikan :
a. Apakah bahasa yang digunakan sudah dimengerti
pasien ?
b. Apakah informasi yang diberikan tidak berlebihan,
agar pasien tidak bingung ?
c. Apakah ada waktu untuk pasien berdiskusi,
bertanya dan mengajukan pendapat sebelum
pasien menentukan pilihan ?

6 Apakah petugas sudah memberi penjelaskan semua


alat kontrasepsi yang tersedia di Puskesmas antara lain
:
a. Apakah sudah dijelaskan jenis kontrasepsi apa saja?
b. Apakah dijelaskan efek sampingnya ?
c. Apakah dijelaskan cara penggunaannya ?
d. Apakah dijelaskan angka kegagalannya ?
e. Apakah dijelaskan kontra indikasinya ?
f. Apakah sudah diberitahu tempat memperoleh alat
kontrasepsi ?
g. Apakah perlu diberikan rujukan ?
h. Apakah dijelaskan mengenai biayanya?
7 Apakah sudah meyakinkan bahwa pasien sedang tidak
hamil ?
i. Apakah pasien tidak senggama sejak haid terakhir ?
ii. Apakah pasien sedang memakai metode efektif ?
iii. Apakah pasien sekarang di dalam 7 hari pertama
haid terakhir ?
iv. Apakah pasien sedang dalam 4 minggu pasca
persalinan ?
v. Apakah pasien sedang dalam 7 hari pasca
keguguran ?

8 Jika pasien sedang menyusui dan tidak haid :


a. Apakah pasien pindahan datang dengan tidak
membawa kartu ? Jika YA: apakah dilakukan test
urine untuk memastikan bahwa pasien tidak hamil ?
Apakah pasien datang membawa kartu ?
Jika YA ; apakah sudah dilakukan pengecekan
tanggal kembali dan kontrasepsi yang sudah
diberikan Jika pasien telat untuk kontrol?
Dan apakah sudah dipastikan bahwa pasien tidak
hamil dengan melakukan test urine ?
b. Apakah dilakukan pemeriksaan dalam apakah ada
tanda – tanda radang keganasan ginekologi,
terutama untuk pemasangan IUD ?
c. Khusus untuk calon MOP dan MOW apakah pasien
harus dirujuk ke Rumah sakit / klinik yang ada
fasilitas ?
d. Apakah jika pasien sudah memilih alat kontrasepsi
yang akan digunakan, maka peserta
menandatangani persetujuan tindakan medik di
status pasien dan pilihan alat kontrasepsi secara
sukarela ?
e. Apakah petugas menandatangani status peserta
KB ?
f. Apakah bidan sudah menulis tanggal dilayani,
tanggal di pesan kembali, dan tanggal dicabut (untuk
implant dan IUD) di kartu peserta KB ?
g. Apakah bidan mengisi kartu status kunjungan ulang
tentang tekanan darah, berat badan, efek samping,
komplikasi dan kegagalan kontrasepsi ?
Jumlah

Compliance Rate (CR) %

Rumus CR : Jumlah Ya dibagi Jumlah Ya + Tidak x 100% = %

V. PENUTUP
A. Evaluasi
Siklus Reproduksi Wania di mulai dari masa konsepsi, bayi dan anak, remaja, usia
subur dan usa lanjut. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan wanita terdiri dari
8 faktor.

B. Evaluasi
1)BebarapadefinisiKesehatanReproduksimenyatakanbahwakesehatanreproduksi

adalahkeadaansehatfisik,mentaldankesejahteraansosialyangutuhdalamsegala

halyangberkaitandengansistemreproduksi.Selainsepertidiuraikandiatas

disebutkanjugadisertaidenganKetaqwaanterhadapTuhanYMEdenganhubungan

yangserasi,selarasdanseimbang.Definisitersebutdiatasmenurut…?

A.WHO

B.ICPD
C.BKKBN

D.IBG.Manuaba

E.DepkesRI

2)Sesuaidenganklausulyangmenyatakanbahwa,“setiaporangmempunyaihakyang

samadalammemperolehderajatkesehatanyangoptimal“halinitercantumdalam….

A.UUKesehatanNo.23/1992,babII,pasal1

B.UUKesehatanNo.23/1992,babIII,pasal2

C.UUKesehatanNo.23/1992,babII,pasal3

D.UUKesehatanNo.23/1992,babIII,pasal4

E.UUKesehatanNo.23/1992,babII,pasal5

3)PelayananKesehatanReproduksi,dalamsetiapkegiatanyaselaluditujukanpada

sasaranutamadaripelayanankesehatanreproduski,yaitu…

A.Kelompokremaja

B.Kelompokusialanjut

C.Bidan

D.Perawat

E.Kaderkesehatan

F.KomponenKesejahteraanKeluarga

4)Upayapeningkatankesejahteraanibudankesejahteraankeluargadenganmengatur

kapanmenginginkanmempunyaianak,mengaturjarakanak,danmengaturjumlah

anak,termasukdalamkomponen…..

A.KomponenKesejahteraanibudankesejahteraananak

B.KomponenKeluargaBerencana

C.KomponenReproduksiRemaja

D.KomponenpengaturanKesuburan

E.KomponenKesejahteraanKeluarga

5)Hakuntukbebasdaripenganiayaandanperlakuanburukyangmenyangkutkesehatan

reproduksi.Haktersebutdicanangkanoleh…

A.ICPD
B.WHO

C.Depkes

D.BKKBN

E.IPPF

6)Setiaporangberhakmendapakanpelayanankesehatanreproduksiyangterstandar.

Yangdimaksuddenganpernyataantersebutadalah…

A.Mendapatkanpelayanankesehatanreproduksisecaragratis

B.Mendapatkanpelayanankesehatanreproduksiyangberkualitas

C.Mendapatkanpelayanankesehatanreproduksiyangkomprehensif

D.Mendapatkanpelayananpersalinanyangaman

E.Mendapatkaninformasikesehatanreproduksiyangbaik

7)Kepercayaan“Banyakanakbanyakrejeki“adalahpraktektradisionalyangmempunyai

pengaruhburukterhadapKesehatanreproduksi.Haltersebuttermasukfaktor….

A.Faktorekonomiyangmempengaruhikesehatanreproduksi

B.Faktorbudayadanlingkunganyangmempengaruhikesehatanreproduksi

C.Faktorpsikologiyangmempengaruhikesehatanreproduksi

D.Faktorbiologisyangmempengaruhikesehatanreproduksi

E.Faktorspiritualyangmempengaruhikesehatanreproduski

8)KesehatanReproduksipadaremajasangatmembutuhkanperhatian,karenaremaja

mengalamiperubahansecarafisikmaupunpsikologisnya.Bilaremajasudah

mendapatkanhaidpertamanya(menarche),makaremajatersebutberesikoterjadi….

A.Anemia

B.Penyakitseksualmenular

C.HIV/AIDS

D.Penurunandayatahantubuh

E.Kebingungan
9)Setiapremaja,lelakimaupunperempuan,berhakmemperolehinformasiyangtepat
danbenartentangreproduksi,sehinggadapatberperilakusehatdalammenjalani
kehidupanseksualyangbertanggungjawab.PernyataantersebutmerupakanHak–hak
kesehatanreproduksimenurut...

A.WHO

B.ICPD

C.Depkes

D.PiagamPKBI

E.BKKBN

10)Pelaksanaanhakataskebebasandarisegalabentukdiskriminasitercermindari:

A.Perempuanmampumemutuskanberapajumlahanaknya

B.Informasiyangadequatbagisuamiistritentangkespro

C.Perempuaninfertildapatmengikutibayitabung

D.Kontrasepsibagiperempuankarenaiayanghamil,bersalindannifas

E.Laki-lakimendapatpelayananreproduksi

VI. DAFTAR PUSTAKA


Anggraini, yetti.2010. asuhan kebidanan masa nifas.yogyakarta:pustaka rihama
Diah. 2015. Faktor risiko yang berpengaruh Terhadap Kejadian Postpartum
Blues.Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jomban: Jombang.
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai